Anda di halaman 1dari 48

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNIKAHAN DINI

DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN


KOTO TANGAH KOTA PADANG

KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

Dianjurkani Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Sebagai Salah Satu
Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan

Oleh :

THALITHA VANIA SHAILONY


NPM : 2010070130011

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS VOKASI


UNIVERSITAS BAITURRAMAH
PADANG
2023

PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Karya Tulis Ilmiah : Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Dini di

Kantor Urusan Agama Kecamatan Koto Tangah Kota

Padang

Nama : Thalitha Vania Shailony

NPM : 2010070130011

Karya Tulis Ilmiah (KTI ) ini telah diperiksa,disetujui untuk dipetahankan di

hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan Universitas

Baiturrahmah.

Mengetahui

Ketua Program Studi Pembimbing

(Hendri Devita, SKM, M. Biomed) (Ira Suryanis, S.ST, M.Keb)


PERNYATAAN PENGESAHAN

Judul Karya Tulis Ilmiah : Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Dini di

Kantor Urusan Agama Kecamatan Koto Tangah Kota

Padang

Nama : Thalitha Vania Shailony

NPM : 2010070130011

Karya Tulis Ilmiah (KTI ) ini telah diperiksa,disetujui untuk dipetahankan di

hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan Universitas

Baiturrahmah.

Mengetahui

Ketua Program Studi Pembimbing

(Hendri Devita, SKM, M. Biomed) (Ira Suryanis, S.ST, M.Keb)


TIM PENGUJI KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS

VOKASI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

Padang, Juni 2023

Moderator

(Ira Suryanis, S.ST, M.Keb)

Penguji I

(Afrah Dibah Faisal, S.ST,M.Keb )

Penguji II

(Novi Maya Sari, S.SiT, M.Keb )


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, dan shalawat beserta salam untuk Nabi Besar Muhammad
SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul
“Faktor - faktor yang mempengaruhi pernikahan dini di Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Koto Tangah Kota Padang”
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi D III Kebidanan Fakultas
Vokasi Universitas Baiturrahmah.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, penulis banyak


mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:

1.Oktavia Puspita Sari, Dipl. Rad, S. Si, M.Kes selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Baiturrahmah
2.Ibu Oktavia Puspita Sari, Dipl. Rad, S. Si, M. Kes selaku Wakil Dekan I
Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah
3.Bapak Ns. Irwadi, M. Kep selaku Wakil Dekan III Fakultas Vokasi Universitas
Baiturrahmah
4.Ibu Hendri Devita, S. KM,M. Biomed selaku Ketua Program Studi D III
Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah.
5.Ibu Ira Suryanis S.ST,M.Keb selaku Pembimbing I yang dalam kesibukannya
telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan dorongan kepada penulis
dengan penuh kesabaran sejak awal sampai akhir sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini.
6.Teristimewa buat Mama dan Papa tercinta yang telah banyak memberikan
dukungan dan semangat serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis
dalam mencapai cita-cita.

i
7. Kepada orang yang tersayang dan teman - teman yang telah memberikan
dorongan dan semangat dalam pembuatan proposal penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih
banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan penulis oleh karena itu
penulis mengharapkan masukan, kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata kepada-nya jugalah kita berserah diri, semoga Karya Tulis Ilmiah
(KTI) ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya di bidang kebidanan.

Padang , Juni 2023

Penulis

(Thalitha Vania Shailony)

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian...........................................................................7
1.5. Ruang Lingkup Penelitian...............................................................8
BAB II TINJAUAN PUS TAKA..................................................................9
2.1 Pernikahan.........................................................................................9
2.1.1. Definisi Pernikahan................................................................9
2.1.2 Tujuan Pernikahan..................................................................9
2.1.3 Defenisi Pernikahan Dini........................................................10
2.1.4 Faktor Faktor Pendorong Pernikahan Dini.............................12
2.1.5.Dampak Pernikahan Dini........................................................17
2.1.6.Upaya Pencegahan Pernikahan Dini.......................................23
2.2.Kerangka Konsep..............................................................................24
2.3.Definisi Operasional .........................................................................25
2.4.Hipotesis............................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................29
3.1. Desain Penelitian..............................................................................29
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................29
3.3. Populasi Sampel...............................................................................30
3.4. Kriteria Sampel................................................................................31
3.5..Jenis Dan Cara Pengumpulan Data..................................................31
3.6 Pengolahan Data .............................................................................31
3.7 Analisa Data......................................................................................32
3.8 Penyajian Data...................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................35
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel
2.3 Tabel Defenisi Operasional........................................................................26

iv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman


2.1 Kerangka Konsep .......................................................................................24

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan KTI


Lampiran 2 Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Dari Prodi
Lampiran 4 Surat Selesai Penelitian
Lampiran 5 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6 Inform Consent
Lampiran 7 Kisi – Kisi Kuesioner Penelitian
Lampiran 8 Kuesioner Penelitian
Lampiran 9 Master Tabel
Lampiran 10 Dokumentasi
Lampiran 11 Lembar Konsultasi

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkawinan atau pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan

wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)

yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Pernikahan

merupakan sesuatu yang sakral yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu

seperti melanjutkan keturunan, meningkatkan derajat dan status sosial,

mendekatkan kembali hubungan kekerabatan yang renggang, atau bahkan untuk

menjaga agar harta tidak jatuh ke pihak lain.(Menurut Undang-Undang No. 1

Tahun 1974,)

Pernikahan atau perkawinan tentunya memiliki berbagai masalah yang bisa

muncul selama kita hidup berumah tangga, seperti masalah psikologis, masalah

ekonomi keluarga karena tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar keluarga mulai

sandang, pangan dan papan. Karena itulah, selalu disampaikan bahwa sebelum

menikah itu kita harus siap dalam segala hal, termasuk siap dari segi ekonomi,

suami sebagai kepala keluarga harus punya pekerjaan agar bisa memberi nafkah

keluarga. Masalah perbedaan umur, latar belakang pendidikan, budaya, kebiasaan,

hobby dan kesenangan juga bisa menjadi sumber permasalahan dalam kehidupan

keluarga serta ketidaksiapan mental suami dan istri dalam berumah tangga karena

belum cukup umur atau menikah di usia dini (H. Riadul Afkar, 2020).

Pernikahan dini (early marriage) merupakan suatu pernikahan yang dilakukan

oleh seseorang yang memiliki umur yang relatif muda.umur yang dimaksud

1
2

tersebut adalah yaitu usia di bawah 20 tahun. Kehamilan pada masa remaja

mempunyai resiko medis yang cukup tinggi,karena pada masa remaja ini alat

reproduksi belum cukup matang untuk melakukan fungsinya.rahim (uterus ) baru

siap melakukan fungsinya setelah 20 tahun,karena pada usia ini fungsi hormonal

melewati masa kerjanya yang maksimal dan Rahim pada seorang wanita mulai

mengalami kematangan sejak 14 tahun yang ditandai dengan dimulainya

menstruasi (Elok Munawaroh, 2022).

Pernikahan usia dini, didefenisikan oleh (United Nations Children’s Fund

(UNICEF), 2018) sebagai perkawinan formal atau secara tidak formal sebelum

usia 20 tahun. Secara global lebih dari 650 juta wanita yang hidup hari ini

menikah sebelum 20 tahun. Diperkirakan bahwa 12 juta anak perempuan di

bawah 20 tahun menikah setiap tahun. Secara keseluruhan, proporsi wanita

yang menikah sebagai anak menurun 15 persendalam dekade terakhir, satu dari

empat menjadi sekitar satu dari lima pada saat ini, dan lebih dari 150 juta anak

perempuan tambahan akan menikah sebelum ulang tahun ke-18 mereka pada

tahun 2030.

Berdasarkan data United nations developement economic and social

affairs (UNDESA), disebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara

dengan kejadian pernikahan dini yang tergolong tinggi yaitu sebesar 34%.

Indonesia menempati ururtan ke 37 dari 158 negara di dunia tentang

pernikahan usia dini, sedangkan pada urutan Association Of South East

Asian Nations (ASEAN),Indonesia menempati urutan ke dua setelah negara

Kamboja.
3

Indonesia berada pada peringkat kedelapan pada kasus pernikahan dini di

dunia, dimana satu dari sembilan perempuan menikah sebelum menginjak usia

delapan belas tahun (Kruglinski, 2019) Penurunan persentase pernikahan

perempuan di bawah usia 20 tahun selama kurun waktu 10 tahun terakhir dan

pada laki-laki di bawah usia 20 tahun dalam kurun 4 tahun terakhir cenderung

statis. Jumlah pernikahan untuk perempuan berusia di bawah 20 tahun pada tahun

2018 adalah sebesar 11.21 persen dan laki-laki 1.06 persen. Berdasarkan hasil

Susenas 2018, pernikahan dini pada perempuan hampir terjadi di seluruh provinsi

di Indonesia, dari 34 provinsi terdapat 23 provinsi termasuk propinsi Sumatera

Barat khususnya Kota Padang dengan prevalensi perkawinan usia anak yang lebih

tinggi dibandingkan angka nasional (BPS, 2020).

Tingginya pernikahan dini dikota padang tentunya bukanlah suatu hal yang

membanggakan baik itu secara social maupun kesehatan. Berbagai upaya telah

dilakukan oleh pemerintah dalam mencegah pernikahan dini. Salah satu upaya

pemerintah adalah diterbitkannya Undang Undang No. 16 Tahun 2019 tentang

Perubahan Atas UU 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dalam hal ini usia batas

minimal perkawinan. Batas umur untuk melakukan perkawinan sekarang ini

adalah 20 tahun, baik untuk laki-laki dan perempuan. Upaya pencegahan juga

terus dilakukan baik dari sektor kesehatan, sektor pendidikan maupun sektor

perlindungan perempuan dan anak dalam rangka mengurangi angka pernikahan

diri. Namun upaya tersebut dirasa kurang optimal dan terlihat dari masih

tingginya kasus di Indonesia (Kemenkumham, 2019).

Kantor wilayah (Kanwil) kementerian agama (Kemenag) Sumbar mencatat,

tahun 2021 pernikahan dini melibatkan 225 laki-laki dan 929 perempuan.
4

Sedangkan tahun 2020, hanya 153 untuk laki-laki dan 786 perempuan. Untuk

daerah yang paling banyak melangsungkan pernikahan dini (Data BPS 2021)

yaitu Kota Padang dengan total 6.836 pernikahan. Selanjutnya Kabupaten Agam

(4.750 pernikahan), Padang Pariaman (4.279 pernikahan), Pesisir Selatan (4.217

pernikahan) dan Kabupaten Solok (3.723 pernikahan)

Berdasarkan data yang diambil dari kantor urusan agama (KUA) Kecamatan

Koto Tangah Kota Padang, pernikahan dini di tahun 2021 mencapai (230

pernikahan dini), dan ini menjadi tingkat pernikahan dini tertinggi di tingkat

kecamatan yang disusul Kecamatan Kuranji dengan tingkat pernikahan dini (207

penikahan dini) dan kecamatan Lubuk Begalung dengan total pernikahan dini

mencapai (184 pernikahan dini). Berdasarkan data diatas dapat kita lihat bahwa

tingkat pernikahan dini tertinggi terdapat pada kecamatan Koto Tangah

(Hendri,2022)

Tahun 2022 kecamatan Koto Tangah Kota Padang masih menjadi angka

pernikahan dini tertinggi di Kota Padang dengan jumlah (215 pernikahan dini),

dan sedikit menurun dibandingkan dengan tahun 2021. Meskipun menurun

dibanding tahun sebelumnya, angka pernikahan dini di Kecamatan Koto Tangah

masih tinggi dibandingkan kecamatan lainya yang ada di Kota Padang (Hendri

2022).

Menurut penelitian mubasyaroh,2016 yang berjudul analisis faktor penyebab

pernikahan dini dan dampaknya bagi pelakunya mengatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi pernikahan dini terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang asalnya dari dalam diri
5

seseorang atau individu itu sendiri. Faktor ini biasanya berupa sikap juga sifat

yang melekat pada diri seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang

asalnya dari luar diri seseorang atau indvidu. Faktor ini meliputi lingkungan di

sekitar termasuk orang-orang terdekat. Faktor internal terdiri dari beberapa faktor

yaitu kebiasaan dan adat istiadat dan Married by Accident (menikah karena

kecelakaan) kehamilan di luar nikah (Mubasyaroh, 2016).

Kebiasaan dan Adat Setempat menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi pernikahan dini. Adat istiadat yang diyakini masyarakat tertentu

semakin menambah persentase pernikahan dini. Misalnya keyakinan bahwa tidak

boleh menolak pinangan seseorang pada putrinya walaupun masih dibawah umur

usia 18 (delapan belas) tahun. Selain kebiasaan dan adat istiadat, Married by

Accident (menikah karena kecelakaan) kehamilan di luar nikah, karena anak-anak

melakukan hubungan yang melanggar norma, memaksa mereka untuk melakukan

pernikahan dini, guna memperjelas status anak yang dikandung (Mubasyaroh,

2016).

Faktor eksternal yang mendorong pernikahan dini adalah faktor ekonomi,

kesulitan ekonomi menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pernikahan dini,

keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi akan cenderung menikahkan

anaknya pada usia muda. Pernikahan ini merupakan solusi bagi kesulitan ekonomi

keluarga, dengan menikah diharapkan akan mengurangi beban ekonomi keluarga,

sehingga akan sedikit dapat mengatasi kesulitan ekonomi. Faktor pendidikan

dapat dipertimbangkan sebagai penunjang pernikahan dini , Pendidikan remaja

memiliki hubungan sebab akibat terhadap kejadian pernikahan dini. Remaja yang

berpendidikan rendah mempengaruhi kejadian pernikahan usia dini, semakin


6

rendah pendidikan remaja maka semakin beresiko untuk melakukan pernikahan

usia dini karena kurangnya kegiatan atau aktifitas remaja sehari-hari sehingga

remaja memilih melakukan pernikahan usia dini.

Faktor orang tua merupakan faktor Pernikahan yang dapat disebabkan karena

pengaruh bahkan paksaan orang tua. Ada beberapa alasan orang tua menikahkan

anaknya secara dini, karena khawatir anaknya terjerumus dengan pergaulan bebas

dan berakibat negatif, orang tua ingin melanggengkan hubungan dengan relasi

atau anak relasinya, menjodohkan anaknya dengan anak saudara dengan

alasannya agar harta yang dimiliki tidak jatuh ke orang lain (Mubasyaro, 2016)

Badan Pusat Statistik Sumatera Barat mencatat 24,49 persen anak perempuan

di provinsi itu memiliki angka perkawinan pada usia di bawah 20 tahun

berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2021. Terdapat hubungan yang

kompleks antara perkawinan usia anak dengan pendidikan. "Anak yang menikah

di bawah umur cenderung memiliki pendidikan yang rendah, BPS menemukan

tingkat pendidikan perempuan yang kawin pada usia di bawah 20 tahun tersebut

didominasi oleh tidak tamat dan tamat SD sebesar 75,79 persen.

Ia melihat untuk menyikapi fenomena perkawinan usia anak tidak bisa

diselesaikan oleh satu sektor saja."Ada banyak faktor yang terlibat untuk

menurunkan angka perkawinan anak mulai dari pendidikan, kesehatan,

ketenagakerjaan dan lainnya

Berdasarkan Survey awal yang dilakukan dalam 3 bulan terakhir (Oktober-

Desember tahun 2022) terdapat 327 pernikahan. 90 pernikahan di Bulan Oktober,

107 di Bulan November, dan 130 di Bulan Desember. 21 pernikahan diantanya


7

adalah pernikahan dini. Data ini mengatakan terdapat 67% pernikahan dini yang

terjadi di Koto Tangah Kota Padang pada bulan Oktober-Desember Tahun 2022.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Faktor - Faktor Yang

Mempengaruhi Pernikahan Dini Di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasakan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada

penelitian adalah : Apa saja faktor - faktor yang mempengaruhi pernikahan dini di

kecamatan koto tangah kota padang ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahuai faktor - faktor yang mempengaruhi pernikahan dini di

Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahui distribusi frekuensi tingkat ekonomi responden

di Kantor Urusan Agama Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

2. Diketahui distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden di Kantor

Urusan Agama Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

3. Diketahui distribusi frekuensi kebiasaan dan adat setempat responden

di Kantor Urusan Agama Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.


8

4. Diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan di Kantor Urusan

Agama Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

5. Diketahui distribusi frekuensi tingkat pernikahan dini di Kantor

Urusan Agama Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

6. Diketahui hubungan tingkat ekonomi dengan pernikahan dini di

Kantor Urusan Agama Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

7. Diketahui hubungan tingkat pendidikan dengan pernikahan dini di

Kantor Urusan Agama Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

8. Diketahui hubungan kebiasaan dan adat setempat dengan pernikahan

dini di Kantor Urusan Agama Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

9. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan dengan pernikahan dini di

Kantor Urusan Agama Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

1.4 Manfaat

a. Bagi instusi pendidikan

Hasil penelitian ini bisa menjadi tambahan ilmu untuk pengetahuan

tentang faktor- faktor yang mempengaruhi pernikahan dini sehingga

penelitian ini bisa menjadi motivasi untuk melakukan penelitian

tentang faktor - faktor yang mempengaruhi pernikahan dini

b. Bagi peneliti

Untuk menambah pengalan peneliti yang mana digunakan sebagai

sarana yang digunakan untuk menambah wawasan atau pengtahuan

dalam mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang di dapat


9

dimbangku perkuliahan serta dapat menambah pengalaman dalam

biadang penelitian khususnya mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pernikahan dini

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi pernikahan dini di kecamatan koto tangah pada bulan februari –

april 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang berusia 20 tahun

kebawah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Koto tangah dengan jumlah 3

bulan yang lalu adalah 21 pasangan yang melakukan pernikahan dini. Teknik

pengambilan sampel nya yang digunakan adalah accident sampling dengan

menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat

(analisis deskriptif ) dan bivariat (analisis berhubungan/berkolerasi).


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pernikahan

2.1.1 Definisi Pernikahan

Pernikahan atau perkawinan adalah lambang dan di sepakatinya suatu

perjanjian antara seorang laki-laki dan perempuan atas dasar hak dan kewajiban

kedua belah pihak (Kumalasari dan Andhyantoro, 2013:118).Sedangkan

pernikahan menurut Undang-Undang perkawinan No 1 tahun 1974 adalah ikatan

lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri

dengan tujuan untuk membentuk keluarga yang sejahtera. Dalam pernikahan

adanya ikatan lahir dan batin, yang berarti bahwa dalam perkawinan itu adanya

ikatan tersebut kedua-duanya. Ikatan lahir adalah merupakan ikatan yang

menampak, ikatan formal yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada.

Sedangkan ikatan batin adalah ikatan yang tidak nampak secara langsung,

merupakan ikatan psikologis

2.1.2 Tujuan Pernikahan

1. Membentuk keluarga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang

Maha Esa.

2. Untuk mengesahkan hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan

secara hukum.

9
10

3. Untuk mengatur hak dan kewajiban masing-masing termasuk di

dalamnya pelarangan atau penghambatan terjadinya poligami secara

hukum.

4. Pengakuan hak hukum anak-anak yang dihasilkan dari pernikahan

tersebut.

2.1.3 Defenisi Pernikahan Dini

Pernikahan dini (early marriage) merupakan suatu pernikahan yang

dilakukan oleh seseorang yang memiliki umur yang relatif muda.umur yang

dimaksud tersebut adalah usia pubertas yaitu usia antara dibawah 20

tahun.kehamilan pada masa remaja mempunyai resiko medis yang cukup

tinggi,karena pada masa remaja ini alat reproduksi belum cukup matang untuk

melakukan fungsinya.rahim (uterus) baru siap melakukan fungsinya setelah 20

tahun,karena pada usia ini fungsi hormonal melewati masa kerjanya yang

maksimal dan Rahim pada seorang wanita mulai mengalami kematangan sejak 14

tahun yang ditandai dengan dimulainya menstruasi (Elok Munawaroh, 2022).

Ketentuan pasal 7 ayat 1 UU No. 1 tahun 1974, pernikahan dini adalah

pernikahan yang dilakukan oleh pasangan suami isteri dimana keduanya masih di

bawah umur 20 tahun yaitu 19 tahun untuk laki - laki dan 16 tahun bagi

perempuan. Dari batas usia tersebut dapat ditafsirkan bahwa UU No 1 tahun 1974

tidak menghendaki pernikahan yang dilakukan oleh mereka yang berusia di

bawah ketentuan tersebut atau melangsungkan pernikahan di bawah umur.

Pernikahan usia dini, didefenisikan oleh (United Nations Children’s

Fund (UNICEF), 2018) sebagai perkawinan formal atau secara tidak formal
11

sebelum usia 18 tahun. Secara global lebih dari 650 juta wanita yang hidup

hari ini menikah sebulum 18 tahun. Diperkirakan bahwa 12 juta anak

perempuan di bawah 18 tahun menikah setiap tahun. Secara keseluruhan,

proporsi wanita yang menikah sebagai anak menurun 15 persen dalam dekade

terakhir, satu dari empat menjadi sekitar satu dari lima pada saat ini, dan lebih

dari 150 juta anak perempuan tambahan akan menikah sebelum ulang tahun ke-18

mereka pada tahun 2030.

Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN,

2012) usia pernikahan yang ideal yang dilakukan oleh seorang laki-laki dengan

usia minimal 25 tahun dan usia minimal wanita 20 tahun. Namun pada

kenyataanya masih begitu banyak masyarakat yang melakukan pernikahan pada

usia dibawah 20 tahun. Faktanya berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas,2010) menunjukan masih tingginya kejadian pernikahan usia anak di

Indonesia yaitu perempuan dengan usia 10-14 tahun menikah sebanyak 0,2%

lebih dari 22.0000 wanita muda berusia 10-14 tahun di Indonesia yang sudah

menikah.Jumlah perempuan muda yang menikah lebih besar jika dibandingkan

dengan laki-laki yaitu 11,7% perempuan muda berusia 15-19 tahun dan 6% laki-

laki berusia 15-19 tahun

Berdasarkan undang undang dan teori diatas dapat simpulkan bahwa

pernikahan dini merupakan perkawinan dibawah umur, dalam hal ini persiapan

seorang anak atau remaja belum sepenuhnya maksimal, baik dalam persiapan

mental, psikis, bahkan materinya. Ketika pernikahan dilakukan di usia dini,

remaja belum cukup memiliki pengetahuan tentang pernikahan, keluarga, dan

belum mengetahui bagaimana manajemen konflik yang baik. Sehingga hal


12

tersebut akan menimbulkan pertengkaran dalam keluargan dan membuat

pernikahannya kurang harmonis.

2.1.4 Faktor faktor Pendorong Pernikahan Dini

Menurut (Mubasyaroh, 2016) Ada bermacam-macam faktor yang

mempengaruhi pernikahan dini yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal

a. Kebiasaan dan Adat Setempat

Adat istiadat yang diyakini masyarakat tertentu semakin menambah

persentase pernikahan dini. Misalnya keyakinan bahwa tidak boleh

menolak pinangan seseorang pada putrinya walaupun masih dibawah umur

usia 20 (dua puluh) tahun, karena hal tersebut akan dianggap menghina

pihak yang melamar sehingga hal tersebut menyebabkan orang tua

menikahkan putrinya. Selain itu pada beberapa keluarga tertentu, dapa

dilihat ada yang memiliki.

Budaya yang masih sering terjadi di masyarakat yaitu perjodohan,

dengan menjodohkan anak perempuan dengan laki-laki pilihan orang tua

adalah salah satu cara mencegah putusnya tali kekerabatan antar keluarga.

Masyarakat mempercayai bahwa kedewasaan seseorang itu dinilai dengan

status pernikahan. Kepercayaan terhadap kebudayaan tentang pernikahan

usia muda masih melekat dalam diri masyarakat dikarenakan kebiasaan

saling berbicara dengan tetangga, acara arisan dan pengajian terkadang

membahas tentang hal yang berkaitan dengan menikah muda (Permana

dkk, 2018)
13

Perjodohan dan pernikahan usia anak sudah biasa terjadi di

kalangan masyarakat, selain itu di dalam masyarakat manipulasi umur

dianggap sah-sah saja. Masyarakat mengungkapkan bahwa pencatatan

nikah di KUA itu hanya untuk mendapatkan surat nikah. Sejumlah

masyarakat masih belum memiliki surat nikah sampai karena dianggap

tidak dibutuhkan. (Rofika & Hariastuti, 2020).

b. Married By Accident (menikah karena kecelakaan)

Terjadinya kehamilan di luar nikah, karena anak-anak melakukan

hubungan yang melanggar norma, memaksa mereka untuk melakukan

pernikahan dini, guna memperjelas status anak yang dikandung.

Pernikahan ini memaksa mereka menikah dan bertanggung jawab untuk

berperan sebagai suami istri serta menjadi ayah dan ibu, sehingga hal ini

berdampak pada penuaan dini, karena mereka belum siap lahir batin.

Disamping itu, dengan kehamilan anak diluar nikah membuat ketakutan

orang tua, sehingga hal tersebut mendorong orang tua menikahkan anak

pada usia muda. Jadi hamil di luar nikah menjadi salah satu faktor anak

menikah di usia muda, karena orang tua khawatir terhadap persepsi

masyarakat dilingkunganya dan hal tersebut membuat orang tua

menikahkan anaknya di usia dini, untuk menutupi aib keluarga.

(Mubasyaroh,2016)

2. Faktor Eksternal

a. Faktor Ekonomi
14

Kesulitan ekonomi menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya

pernikahan dini, keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi akan

cenderung menikahkan anaknya pada usia muda. Pernikahan ini

merupakan solusi bagi kesulitan ekonomi keluarga, dengan menikah

diharapkan akan mengurangi beban ekonomi keluarga, sehingga akan

sedikit dapat mengatasi kesulitan ekonomi. Disamping itu masalah

ekonomi yang rendah dan kemiskinan menyebabkan orang tua tidak

mampu mencukupi kebutuhan anaknya dan tidak mampu membiayai

sekolah, sehingga mereka memutuskan untuk menikahkan anaknya dengan

harapan lepas tanggung jawab untuk membiayai kehidupan anaknya

ataupun dengan harapan anaknya bisa memperoleh penghidupan yang

lebih baik. Jadi permasalahan ekonomi dan kemiskinan keluarga menjadi

penyebab anak menikah di usia dini, untuk mengurangi beban

perekonomian keluarga keluarga.(Mubasyaroh,2016)

Setiap daerah untuk upah minimum mempunyai standar yang

berbeda – beda ,sehingga pemerintah menetapkan Undang–undang

mengenai pengaturan Upah Minimum Regional yang biasa disebut

UMR.Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Barat, Nomor : 562-

863-2022 tanggal 25 November 2022 tentang Upah Minimum Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2023 Sesuai dengan Keputusan Gubernur yang

telah terbit, UMP Provinsi Sumbar untuk tahun 2023 sebesar Rp2.742.476.

b. Faktor pendidikan

Menurut undang – undang No.20 Tahun 2003 mengatakan bahwa

Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar yaitu SD-SMP,


15

pendidikan menengah yaitu SMA/SMK/MA, dan pendidikan tinggi yaitu

diploma,sarjana,vokasi,dan sebagainya. Tingkat pendidikan adalah suatu

kondisi jenjang pendidikan yang dimiliki oleh seseorang melalui

pendidikan formal yang dipakai oleh pemerintah serta disahkan oleh

departemen pendidikan.

Pendidikan remaja memiliki hubungan sebab akibat terhadap

kejadian pernikahan dini. Remaja yang berpendidikan rendah

mempengaruhi kejadian pernikahan usia dini, semakin rendah pendidikan

remaja maka semakin beresiko untuk melakukan pernikahan usia dini

karena kurangnya kegiatan atau aktifitas remaja sehari-hari sehingga

remaja memilih melakukan pernikahan usia dini. Begitu juga sebaliknya

semakin tinggi pendidikan remaja maka semakin lama untuk melakukan

pernikahan, sehingga remaja terhindar dari pernikahan usia dini. Jadi

tingkat pendidikan yang rendah atau tidak melanjutkan sekolah lagi bagi

seorang remaja dapat mendorong seseorang untuk cepat- cepat menikah.

(Mubasyaroh,2016)

c. Faktor Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2018) mengungkapkan bahwa Pengetahuan

adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari

pengalaman belajar dari pendidikan formal dan nonformal. Karena

semakin tinggi pengetahuan remaja maka remaja tersebut akan semakin

mengetahui dampak dan resiko apa saja yang dapat ditimbulkan dari

pernikahan dini. ( Nurhayati,2018)


16

d. Faktor Orangtua

Pernikahan dini juga dapat disebabkan karena pengaruh bahkan

paksaan orang tua. Ada beberapa alasan orang tua menikahkan anaknya

secara dini, karena khawatir anaknya terjerumus dengan pergaulan bebas

dan berakibat negatif, orang tua ingin melanggengkan hubungan dengan

relasi atau anak relasinya, menjodohkan anaknya dengan anak saudara

dengan alasannya agar harta yang dimiliki tidak jatuh ke orang lain, tetapi

tetap dipegang oleh keluarga. Faktor pendidikan orang tua juga sangat

berpengaruh dalam pernikahan dini, semakin rendah pendidikan orang tua

maka semakin besar orang tua akan menikahkan anaknya di usia dini.

Dalam penelitian Landuk dkk, menjelaskan bahwa rendahnya pendidikan

orang tua, menyebabkan adanya kecenderungan menikahkan anaknya

yang masih dibawah umur. Hal tersebut berkaitan dengan rendahnya

tingkat pemahaman dan pengetahuan orang tua terkait konsep remaja

gadis.Jadi orang tua memiliki peran dalam pernikahan dini cukup besar,

kurangnya pemahaman orang tua terkait pendidikan penting untuk

kemajuan anaknya, hal tersebut membuat kebanyakan orang tua akan

menikahkan anaknya di usia dini.(Mubasyaroh,2016)


17

2.1.5 Dampak Pernikahan Dini

Setiap tindakan manusia pasti memiliki dampak positif maupun dampak

negatif. Seperti halnya pernikahan dini juga memiliki dampak positif maupun

negatif secara langsung bagi para pelakunya yaitu :

1. Dampak Ekonomi

Anak remaja yang usianya dibawah 20 (dua puluh) tahun sering

kali belum mapan atau tidak memiliki pekerjaan yang layak dikarenakan

tingkat pendidikan mereka yang rendah. Hal tersebut menyebabkan anak

yang sudah menikah masih menjadi tanggung jawab keluarga khususnya

orang tua dari pihak laki-laki (suami). Akibatnya orang tua memiliki beban

ganda, selain menghidupi keluarga, mereka juga harus menghidupi

anggota keluarga baru. Kondisi ini akan berlangsung secara turun temurun

dari satu generasi ke generasi selanjutnya sehingga kemiskinan struktural

akan terbentuk. Jadi pernikahan yang dilangsungkan diusia dini memiliki

dampak dari segi ekonomi yaitu bahwa suami belum mampu menghidupi

istrinya dikarenakan kemungkinan suami belum mendapatkan pekerjaan,

dan faktor pendidikan yang kurang sehingga menghambat ia mendapatkan

pekerjaan, sehingga mereka masih membutuhkan banyak dukungan

keuangan dan bantuan dari orang tua dan mereka belum bisa sepenuhnya

hidup mandiri.
18

1) Kemiskinan Meningkat

Ekonomi adalah salah satu aspek yang banyak menjadi penyebab

perceraian. Pernikahan atau rumah tangga pasti membutuhkan ekonomi

untuk membiayai kebutuhan rumah tangga. Anak-anak yang belum

mempunyai pekerjaan harus memenuhi kebutuhan, maka sering kali

kemiskinan menjadi dampak dari pernikahan dini.

2) Pengangguran Meningkat

Faktor yang mempengaruhi pengangguran yaitu:

a) Status pernikahan

b) Rendahnya pendidikan, pendidikan rendah berpengaruh terhadap

perusahaan untuk menerimanya sebagai karyawan

c) Belum siap bekerja karena usia masih muda

2. Dampak Kesehatan

Menikah muda memiliki risiko tidak siap melahirkan dan merawat

anak, dan apabila mereka melakukan aborsi, maka berpotensi melakukan

aborsi yang tidak aman dan dapat membahayakan keselamatan bayi dan

ibunya sampai kepada kematian. Kepala Badan Kedudukan dan Keluarga

Berencana Nasioanl (BKKBN) Surya Chandra Surapaty menjelaskan dari

sisi Kesehatan, dia Mengatakan, leher rahim remaja perempuan masih

sensitif sehingga jika dipaksakan hamil, berisiko menimbulkan kanker

leher rahim di kemudian hari dan risiko kematian saat melahirkan juga

besar jadi pernikahan yang dilakukan di usia dini dapat menimbulkan

bahaya bagi wanita. Pada saat hamil dan melahirkan organ reproduksi
19

belum siap. Sehingga saat melahirkan kemungkinan menyebabkan

kematian terhadap ibu maupun anak cukup besar.

Beberapa risiko terhadap kesehatan perempuan dan risiko apabila mengalami

kehamilan diantaranya :

a) Berat Bayi Lahir Rendah

Peningkatan risiko berat badan lahir rendah merupakan aspek

medis yang paling penting pada kasus kehamilan pada remaja. Makin

muda usia remaja yang hamil maka semakin besar kemungkinan akan

melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Selain berat badan lahir

rendah banyak faktor diyakini menjadi penyebab peningkatan kematian

dan kesakitan bayi dan para ibu remaja,seperti jarak kelahiran anak, status

sosial ekonomi, ras, tingkat pendidikan,ketersedian sarana prasarana

kesehatan (Sharoon J.Reeder, 2011).

b) Persalinan yang lama

disebabkan karena adanya komplikasi ibu maupun janin.Penyebab

dari persalinan lama dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan

panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan saat melahirkan (Rohan dan

Siyoto,2013:315). Hal ini dikarenakan reproduksi perempuan belum siap

menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan berbagai kompikasi

c) Kanker Servik

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah kanker yang banyak

menyerang wanita di seluruh dunia. Salah satu faktor yang berhubungan


20

dengan kanker mulut rahim adalah aktivitas seksual yang terlalu muda

(<20 tahun). Sel kolumnar serviks lebih peka terhadap metaplasma selama

usia dewasa dengan demikian, wanita yang berhubungan seksual sebelum

usia 18 tahun akan berisiko terkena kanker serviks lima kali lipat (Rasjidi

Imam, 2010:190-191). Menurut hasil penelitian Ridhaningsih dan Siti Nur

Djannah menunjukan sebesar 25% responden melakukan aktivitas seksual

pada usia dini atau sebelum usia 20 tahun. Hubungan seksual seseorang

idealnya dilakukan setelah seseorang wanita benar-benar matang.

Kematangan yang dimaksud bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi

atau belum. Kematangan juga bergantung pada sel-sel mukosa baru

matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas (Ridhaningsih dan Djannah

Siti Nur,2011)

3. Dampak Psikologi

Pelaku pernikahan di bawah umur secara psikis mereka belum siap,

karena pada usia tersebut mereka pada dasarnya masih ingin bebas seperti

teman-teman yang lain, pergi sekolah dan bekerja tanpa tanggung jawab

terhadap suami ataupun anak. Mereka masih labil sehingga kadang merasa

resah dan marah-marah tanpa alasan. Pernikahan usia muda rentan

terhadap perselisihan atau percekcokan karena masing-masing ingin

eksistensinya diakui pasangannya. Disamping itu masing-masing ingin

diperhatikan dan dimanja, ketika harapan itu tidak terpenuhi maka mudah

sekali terjadi kesalahpahaman. Pernikahan usia dini membutuhkan

tanggung jawab dan kesabaran, sebab permasalahan kecil dalam keluarga


21

bisa menimbulkan kesalahpahaman yang berlanjut dengan percekcokan

dan berakhir meninggalkan pasangannya dan bisa terjadi perceraian.Jadi

pernikahan usia dini dapat berdampak pada psikis suami dan istri, dimana

remaja yang masih memiliki pemikiran labil dan belum bisa

mengendalikan emosi, bisa menyebabkan konflik dalam rumah tangga,

sehingga hal tersebut bisa menimbulkan perceraian.(Mubasyaroh,2016)

Menurut penelitian mubasyaroh, (2016) yang berjudul analisis

faktor penyebab pernikahan dini dan dampaknya bagi pelakunya

mengatakan Terlepas dari pro-kontra pernikahan dini disadari ataupun

tidak pernikahan dini bisa memberi dampak yang negatif, di antaranya:

a. Pendidikan anak terputus pernikahan dini menyebabkan anak putus sekolah

hal ini berdampak pada rendahnya tingkat pengetahuan dan akses informasi

pada anak.

b. Kemiskinan : dua orang anak yang menikah dini cenderung belum memiliki

penghasilan yang cukup atau bahkan belum bekerja. Hal inilah yang

menyebabkan pernikahan dini rentan dengan kemiskinan.

c. Kekerasan dalam rumah tangga : dominasi pasangan akibat kondisi psikis

yang masih labil menyebabkan emosi sehingga bias berdampak pada

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

d. Kesehatan psikologi anak : ibu yang mengandung di usia dini akan

mengalami trauma berkepanjangan, kurang sosialisasi dan juga mengalami

krisis percaya diri


22

e. Anak yang dilahirkan : Saat anak yang masih bertumbuh mengalami proses

kehamilan, terjadi persaingan nutrisi dengan janin yang dikandungnya,

sehingga berat badan ibu hamil seringkali sulit naik, dapat disertai dengan

anemia karena defisiensi nutrisi, serta berisiko melahirkan bayi dengan berat

lahir rendah. Didapatkan bahwa sekitar 14% bayi yang lahir dari ibu berusia

remaja di bawah 17 tahun adalah prematur. Anak berisiko mengalami

perlakuan salah dan atau penelantaran. Berbagai penelitian menunjukkan

bahwa anak yang dilahirkan dari pernikahan usia dini berisiko mengalami

keterlambatan perkembangan, kesulitan belajar, gangguan perilaku, dan

cenderung menjadi orangtua pula di usia dini

f. Kesehatan Reproduksi : kehamilan pada usia kurang dari 17 tahun

meningkatkan risiko komplikasi medis, baik pada ibu maupun pada anak.

Kehamilan di usia yang sangat muda ini ternyata berkorelasi dengan angka

kematian dan kesakitan ibu. Disebutkan bahwa anak perempuan berusia 10-

14 tahun berisiko lima kali lipat meninggal saat hamil maupun bersalin

dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun, sementara risiko ini meningkat

dua kali lipat pada kelompok usia 15-19 tahun. Hal ini disebabkan organ

reproduksi anak belum berkembang dengan baik dan panggul juga belum

siap untuk melahirkan.


23

2.1.6 Upaya pencegahan pernikahan dini

Upaya Pencegahan Terjadinya Pernikahan Usia Dini Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) memiliki Program generasi

Berencana (GenRe) yang dilaksanakan dengan pendekatan dari dua sisi yaitu

pendekatan kepada remaja itu sendiri dan pendekatan kepada keluarga yang

memiliki remaja. Pendekatan kepada remaja dilakukan melalui pengembangan

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK - R), sedangkan pendekatan kepada

keluarga melalui pengembangan kelompok Bina Keluarga remaja (BKR).

Melalui kelompok bina keluarga remaja setiap keluarga yang memiliki

remaja dapat saling bertukar informasi dan Bersama tentang hal-hal yang

berkaitan dengan remaja, meliputi kebijakan program generasi berencana salah

satunya pendewasaan usia perkawinan Melihat maraknya kasus pernikahan dini di

Indonesia disertai dengan dampak yang akan didapatkan akibat pernikahan dini,

maka penting bagi kita untuk menyadarkan masyarakat bahwa pernikahan dini

perlu untuk diantisipasi atau diatasi.Untuk itu, berikut adalah cara-cara yang bisa

diterapkan untuk membantu mengurangi adanya Resiko Pernikahan Dini terdapat

banyak program penanganan pernikahan dini yang telah diterapkan diberbagai

negara, namun berikut beberapa program pencegahan pernikahan yang

disampaikan antara lain:

a. Memberdayakan anak dengan informasi, keterampilan, dan jaringan

pendukung lainnya.

b. Mendidik dan menggerakkan orang tua dan anggota komunitas.

c. Meningkatkan akses dan kualitas pendidik formal bagi anak.


24

Selain itu, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan

penyuluhan pada anak tentang kesehatan reproduksi dan dampak pernikahan dini.

Pencegahan lain yang dapat dilakukan yaitu orang tua perlu menyadari bahwa

pernikahan dini bagi anak akan beresiko membahayakan secara sosial, kejiwaan

maupun kesehatan, sehingga orang tua pe rlu menghindari pernikahan dini bagi

remaja dan remaja perlu diberi informasi tentang hak-hak reproduksinya dan

risiko pernikahan dini bagi remaja yang belum menikah, kehamilan remaja dapat

dicegah dengan cara menghindarkan terjadinya senggama. Itu artinya remaja

harus mengisi waktunya dengan kegiatan-kegiatan yang akan memberi bekal

hidupnya di masa depan (Sibagarian, 2015).

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk

menjelaskan hubungan atau kaitan antara variabel yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2018)
25

Faktor Internal
1. Kebiasaan adat
setempat

2. Married by accident

3. Media masa

4. Pemahaman agama
Pernikahan
Faktor Eksternal Dini

1. Ekonomi

2. Pendidikan

3. Pengetahuan

4. Keluarga cerai
(broken home)

5. Pergaulan bebas
Keterangan
: Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti untuk kotak ini
: Peneliti tidak melakukan penelitian untuk kotak ini
Sumber
(Nuria Hikmah ,2019), (Indanah dkk,2020), (Mubasyaroh, 2016)

2.3 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Skala


Hasil Ukur
Operasional
1. Pernikahan Pernikahan dini Kuesioner Wawancara a. Menikah Ordinal
dini (early married) diusia umur <
adalah pernikahan 20 tahun
yang dilakukan
oleh pasangan atau b.Menikah
salah satu diusia > 20
pasangan masih tahun
dikategorikan
anak-anak atau
26

remaja yang
berusia dibawah
usia 20 tahun
2. Kebiasaan Adat istiadat yang Kuesioner Wawancara a.Mendukung Ordinal
adat diyakini Pernikahan
setempat masyarakat yang
dini
mendorong
terjadinya
pernikahan dini b.Tidak
misalnya anak
mendukung
yang menikah
lebih dari 20 tahun pernikahan
di anggap perawan
tua dan
menjodohkan
anaknya dengan
pilihan orang tua
nya
3. Ekonomi Kesulitan ekonomi Kue Wawacanra a.Tinggi (jika Ordinal
menjadi salah satu UMR ≥
faktor pendorong sion (Rp2.742.476)
penikahan dini
er b. Sedang (jika
misalnya orang tua
menikahkan anak UMR
nya dengan laki - Rp2.742.476)
laki mapan
c. Rendah
sehingga akan
(jika UMR <
mengurangi beban
Rp2.742.476)
keluarga dan
mengatasi
kesulitan ekonomi
Pendidikan Rendahnya Kuesioner Wawancara a.Pendidikan Ordimal
pendidikan Rendah(SD/S
mendorong MP/Sederajat)
terjadinya
pernikahan b.Pendidikan
dini,karena Sedang(SMA/
semakin rendah Sederajat)
pendidikan
semakin beresiko c.Pendidikan
terjadinya Tinggi (D3-
pernikahan dini S3)
27

karena kurangnya
kegiatan atau
aktifitas remaja
sehingga remaja
memilih
melakukan
pernikahan dini
Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Wawancara a.1 kurang jika Ordinal
responden <50 %
menjawab dengan jawaban salah
benar kuesioner
yang diajukan b.2 baik,jika >
tentang pernikahan 50 % jawaban
usia dini benar

2.4. Hipotesis

Ha : Adanya hubungan kebiasaan dan adat setempat dengan pernikahan dini di

Kecamatan Koto Tangah Kota Padang

H0 : Tidak Adanya hubungan kebiasaan dan adat setempat dengan pernikahan

dini di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang

Ha : Adanya hubungan tingkat ekonomi dengan pernikahan dini di Kecamatan

Koto Tangah Kota Padang

H0 : Tidak adanya hubungan tingkat ekonomi dengan pernikahan dini di

Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

Ha : Adanya hubungan tingkat pendidikan dengan pernikahan dini di

Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

H0 : Tidak adanya hubungan tingkat pendidikan dengan pernikahan dini di

Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

Ha : Adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan pernikahan dini di

Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.


28

H0 : Tidak adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan pernikahan dini di

Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode Analitik Observasional yang

bertujuan menganalisa, menjelaskan suatu hubungan, menguji berdasarkan teori

yang ada. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

studi cross sectional.

Penelitian observasional analitik merupakan penelitian yang meneliti

mengkaji hubungan antara dua variabel ataupun lebih dan peneliti cukup hanya

mengamati tanpa melakukan intervensi pada subjek penelitian. Pendekatan cross

sectional merupakan jenis penelitian yang hanya melakukan pengukuran data

pengamatan subjek penelitian sebanyak satu kali pada satu saat. Satu saat yang

dimaksudkan di sini bukanlah semua subjek penelitian diteliti secara bersamaan di

saat yang sama, akan tetapi tiap subjek hanya diobservasi sebanyak satu kali dan

pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat tersebut (Harlan and Johan,

2018).

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Koto Tangah Tahun 2023. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari –April 2023.

29
30

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap elemen

yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu

kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti. Adapun populasi dalam

penelitian ini adalah perempuan yang menikah diusia 20 tahun kebawah di

kecamatan Koto Tangah Jumlah populasinya adalah 61 orang menikah dini.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono, (2017) sampel ialah bagian dari populasi yang

menjadi sumber data dalam penelitian. Pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan rumus penentuan besar sampel dengan rumus Slovin, ditentukan

besar sampel dengan rumus :

N
n= 2
1+ N (e)

Keterangan :

n = Besar sampel

N =Besar populasi

e = Tingkat kesalahan (0,15)

N
n= 2
1+ N (e)

61
= 2
1+ 61(0,15)

61
=
1+ 61(0,0225)

61
=
1+ 1,37
31

61
=
2,37

= 25,7 dibulatkan menjadi 26.

Jadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 26 orang.

3.4 Kriteria Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling

karena peneliti mewawancara kepada setiap pasangan yang datang ke Kantor

Urusan Agama (KUA). Sampling Insidental / Accidental Sampling adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja pasangan yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

(Sugiyono, 2016)

3.4.1. Kriteria Inklusi

Adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target

yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inkulusi pada penelitian ini adalah :

a. Calon Pengantin

b. Orang Menikah Dengan Usia Dibawah 20 Tahun Di Kantor Urusan


Agama (KUA) Di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang

c. Calon Pengantin yang telah diberi penjelasan tentang informasi


penelitian dan bersedia menjadi responden penelitian.

3.4.2. Kriteria Eksklusi

Adalah ciri-ciri populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel, yaitu

Calon Pengantin yang menikah usia diatas 20 tahun dan calon pengantin yang

tidak diberi penjelasan tentang penelitian.


32

Adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target

yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inkulusi pada penelitian ini adalah :

a.Calon Pengantin Yang Tidak Menikah Jadi Menikah

b.Orang Menikah Dengan Usia Dibawah 20 Tahun Di Kantor Urusan

Agama (KUA) Di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

3.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Data primer

Data Primer adalah data yang lansung diambil pada responden,

seperti data yang diperoleh dari pertanyaan yang ada dalam kuisioner.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapat dari Kantor Urusan

Agama (KUA) kecamatan koto tangah.

3.6 Pengolaan Data

Pengolahan data melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

3.6.1 Seleksi Data (Editing)

Proses pemeriksaan data dilapangan sehingga dapat menghasilkan

data yang akurat untuk pengelolaan data selanjutnya kegiatan yang

dilakukan adalah pemeriksaan apakah semua pertanyaan peneliti sudah

dijawab dan jawabanya yang tertulis dapat dibaca secara konsisten.

3.6.2 Pemberian Kode (Coding)


33

Setelah dilakukan editing selanjutnya penulis memberi kode pada

tiap-tiap data sehingga dapat mudah dilakukan analisa data.

3.6.3 Data Skoring (Scoring)

Proses pemberian nilai pada jawaban responden di lembar kuesioner

untuk dianalisis atau dimasukan kedalam mesin pengolah data.

3.6.4 Pengelompokkan Data (Tabulating)

Pada tahap ini, jawaban-jawaban responden yang sama

dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan

kemudian dituliskan dalam bentuk tabel.

3.7 Analisa Data

Adapun analisis data yang digunakan antara lain :

a. Analisis Univariat

Analisa univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi

untuk masing-masing variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah Faktor -

faktor yang mempengaruhi pernikahan dini di Kantor Urusan Agama (kua)

Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Data univariat disajikan dalam

bentuk distribusi frekuensi, yaitu:

F
x= 100 %
N

Keterangan:

x = Hasil persentase

F = Frekuensi/hasil pencapaian

N = Total seluruh frekuensi


34

b. Analisis Bivariat

Analasis bivariat yang di lakukan adalah mencari Faktor - faktor

yang mempengaruhi pernikahan dini di Kantor Urusan Agama (kua)

Kecamatan Koto Tangah Kota Padang dengan menggunakan uji chi-

square, dengan rumus :

( 0−E ) 2
X2 = ∑
E

Keterangan :

0 = Frekuensi yang diamati

E = Frekuensi yang diaharapkan

X2 = Statistik Chi-Square

Analisa data uji Chi Square dengan taraf signifikasi α = 0,15 dan

interval kepercayaan 85%. Analisis data dilakukan menggunakan bantuan

komputer dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

1) Nilai p ≤ α menunjukkan ada hubungan makanan cepat saji terhadap

kejadian anemia.

2) Nilai p > α menunjukkan tidak ada hubungan makanan cepat saji

terhadap kejadian anemia.

3.8 Penyajian Data

Hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan dinarasikan.


35

DAFTAR PUSTAKA

Artikel tentang kita by Khairul Azhar UMR Padang 2023 Terbaru


https://www.tentangkita.co/keuangan/11586/umr-padang-2023-terbaru-dan-
kota-lainnya-di-sumbar-naik-segini-yaa

Bimo, Walgito. 2002. Bimbingan & Konseling Perkawinan. Yogyakarta : Andi


offset.

BKKBN. (2012). Pernikahan Dini pada Beberapa Provinsi di Indonesia: Akar


Masalah dan Peran Kelembagaan di Daerah. Jakarta: Direktorat Analisis
Dampak Kependudukan BKKBN.

Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem

Fadlyana Eddy dan Larasaty Shinta, 2009, Pernikahan Usia Dini dan
Permasalahannya, Sari Pediatri Volume.11, No 2 Agustus 2009
(http://www.saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-2-11.pdf) diakses Tanggal 15
Februari 2

Hardani.2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta:


CV.Pustaka Ilmu.

Harlan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Gunadarma

Harlan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Gunadarma.

Indah, I., & Nadziroh, N. (2020). Hubungan Antara Pendampingan Belajar Orang
Tua Dengan Hasil Belajar Tematik Muatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas V Sd Se- Gugus 7 Ponjong Gunungkidul. TRIHAYU: Jurnal
Pendidikan Ke-SD-An, 6(1), 755– 759.
https://doi.org/10.30738/trihayu.v6i1.7876. Diakses pada: 4 September
2020.

Masturoh, I., dan N. Anggita. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan.


Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

Mubasyaroh. (2016). Analisis Faktor Penyebab Pernikahan Dini dan Dampaknya


bagi Pelakunya. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 7,
No. 2, 386

Notoadmojo, Soekidjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta.
36

Pasal 27 Undang – undang dasar 1945 pendidikan nasional.

Permana, I, N. Warjima dan L. Ibna., 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Pernikahan Usia Dini Pada Remaja Wanita. Jurnal Stikkessukainsan, 03(2).

Reeder, Sharon j. 2011. Keperawatan Maternitas Vol 2. Jakarta: EGC

Rinhaningsih dan Djannah Siti Nur, 2011, Hubungan Aktivitas Seksual Pada Usia
Dini, Promiskuitas dan Bilas Vagina dengan Kejadian Kanker Leher Rahim
Pada Pasien Onkology di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Kemas, Volume
5, No 2, Juli 2011, diakses 12 Desember 2015

Rofika AM, Hariastuti I. Social-Cultural Factors Affecting Child Marriage in


Sumenep. J PROMKES. 2020;8(1):12.

Rohan Hasdiah hasan,Siyoto sandu, 2013.kesehatan reproduksi.Yogjakarta :Nuha


medika

Sibagarian. 2015. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Trans Info Menika

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung :


IKAPI

Sugiyono.2016.metode penelitian kuantitatif ,kualitatif R&D,Bandung:IKAPI

Undang –Undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

UNICEF (2018). Undernutrition contributes to nearly half of all deaths in children


under 5 and is widespread in Asia and Africa.
https://data.unicef.org/topic/nutrition/malnutrition/ - Diakses Januari 2018.

Anda mungkin juga menyukai