Thalitha Kompre Salinan
Thalitha Kompre Salinan
Dianjurkani Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Sebagai Salah Satu
Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan
Oleh :
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Karya Tulis Ilmiah : Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Dini di
Padang
NPM : 2010070130011
hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan Universitas
Baiturrahmah.
Mengetahui
Judul Karya Tulis Ilmiah : Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Dini di
Padang
NPM : 2010070130011
hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan Universitas
Baiturrahmah.
Mengetahui
Moderator
Penguji I
Penguji II
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, dan shalawat beserta salam untuk Nabi Besar Muhammad
SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul
“Faktor - faktor yang mempengaruhi pernikahan dini di Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Koto Tangah Kota Padang”
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi D III Kebidanan Fakultas
Vokasi Universitas Baiturrahmah.
1.Oktavia Puspita Sari, Dipl. Rad, S. Si, M.Kes selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Baiturrahmah
2.Ibu Oktavia Puspita Sari, Dipl. Rad, S. Si, M. Kes selaku Wakil Dekan I
Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah
3.Bapak Ns. Irwadi, M. Kep selaku Wakil Dekan III Fakultas Vokasi Universitas
Baiturrahmah
4.Ibu Hendri Devita, S. KM,M. Biomed selaku Ketua Program Studi D III
Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah.
5.Ibu Ira Suryanis S.ST,M.Keb selaku Pembimbing I yang dalam kesibukannya
telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan dorongan kepada penulis
dengan penuh kesabaran sejak awal sampai akhir sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini.
6.Teristimewa buat Mama dan Papa tercinta yang telah banyak memberikan
dukungan dan semangat serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis
dalam mencapai cita-cita.
i
7. Kepada orang yang tersayang dan teman - teman yang telah memberikan
dorongan dan semangat dalam pembuatan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih
banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan penulis oleh karena itu
penulis mengharapkan masukan, kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata kepada-nya jugalah kita berserah diri, semoga Karya Tulis Ilmiah
(KTI) ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya di bidang kebidanan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian...........................................................................7
1.5. Ruang Lingkup Penelitian...............................................................8
BAB II TINJAUAN PUS TAKA..................................................................9
2.1 Pernikahan.........................................................................................9
2.1.1. Definisi Pernikahan................................................................9
2.1.2 Tujuan Pernikahan..................................................................9
2.1.3 Defenisi Pernikahan Dini........................................................10
2.1.4 Faktor Faktor Pendorong Pernikahan Dini.............................12
2.1.5.Dampak Pernikahan Dini........................................................17
2.1.6.Upaya Pencegahan Pernikahan Dini.......................................23
2.2.Kerangka Konsep..............................................................................24
2.3.Definisi Operasional .........................................................................25
2.4.Hipotesis............................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................29
3.1. Desain Penelitian..............................................................................29
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................29
3.3. Populasi Sampel...............................................................................30
3.4. Kriteria Sampel................................................................................31
3.5..Jenis Dan Cara Pengumpulan Data..................................................31
3.6 Pengolahan Data .............................................................................31
3.7 Analisa Data......................................................................................32
3.8 Penyajian Data...................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................35
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
2.3 Tabel Defenisi Operasional........................................................................26
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkawinan atau pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Pernikahan
merupakan sesuatu yang sakral yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
Tahun 1974,)
muncul selama kita hidup berumah tangga, seperti masalah psikologis, masalah
ekonomi keluarga karena tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar keluarga mulai
sandang, pangan dan papan. Karena itulah, selalu disampaikan bahwa sebelum
menikah itu kita harus siap dalam segala hal, termasuk siap dari segi ekonomi,
suami sebagai kepala keluarga harus punya pekerjaan agar bisa memberi nafkah
hobby dan kesenangan juga bisa menjadi sumber permasalahan dalam kehidupan
keluarga serta ketidaksiapan mental suami dan istri dalam berumah tangga karena
belum cukup umur atau menikah di usia dini (H. Riadul Afkar, 2020).
oleh seseorang yang memiliki umur yang relatif muda.umur yang dimaksud
1
2
tersebut adalah yaitu usia di bawah 20 tahun. Kehamilan pada masa remaja
mempunyai resiko medis yang cukup tinggi,karena pada masa remaja ini alat
siap melakukan fungsinya setelah 20 tahun,karena pada usia ini fungsi hormonal
melewati masa kerjanya yang maksimal dan Rahim pada seorang wanita mulai
(UNICEF), 2018) sebagai perkawinan formal atau secara tidak formal sebelum
usia 20 tahun. Secara global lebih dari 650 juta wanita yang hidup hari ini
yang menikah sebagai anak menurun 15 persendalam dekade terakhir, satu dari
empat menjadi sekitar satu dari lima pada saat ini, dan lebih dari 150 juta anak
perempuan tambahan akan menikah sebelum ulang tahun ke-18 mereka pada
tahun 2030.
dengan kejadian pernikahan dini yang tergolong tinggi yaitu sebesar 34%.
Kamboja.
3
dunia, dimana satu dari sembilan perempuan menikah sebelum menginjak usia
perempuan di bawah usia 20 tahun selama kurun waktu 10 tahun terakhir dan
pada laki-laki di bawah usia 20 tahun dalam kurun 4 tahun terakhir cenderung
statis. Jumlah pernikahan untuk perempuan berusia di bawah 20 tahun pada tahun
2018 adalah sebesar 11.21 persen dan laki-laki 1.06 persen. Berdasarkan hasil
Susenas 2018, pernikahan dini pada perempuan hampir terjadi di seluruh provinsi
Barat khususnya Kota Padang dengan prevalensi perkawinan usia anak yang lebih
Tingginya pernikahan dini dikota padang tentunya bukanlah suatu hal yang
membanggakan baik itu secara social maupun kesehatan. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah dalam mencegah pernikahan dini. Salah satu upaya
Perubahan Atas UU 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dalam hal ini usia batas
adalah 20 tahun, baik untuk laki-laki dan perempuan. Upaya pencegahan juga
terus dilakukan baik dari sektor kesehatan, sektor pendidikan maupun sektor
diri. Namun upaya tersebut dirasa kurang optimal dan terlihat dari masih
tahun 2021 pernikahan dini melibatkan 225 laki-laki dan 929 perempuan.
4
Sedangkan tahun 2020, hanya 153 untuk laki-laki dan 786 perempuan. Untuk
daerah yang paling banyak melangsungkan pernikahan dini (Data BPS 2021)
yaitu Kota Padang dengan total 6.836 pernikahan. Selanjutnya Kabupaten Agam
Berdasarkan data yang diambil dari kantor urusan agama (KUA) Kecamatan
Koto Tangah Kota Padang, pernikahan dini di tahun 2021 mencapai (230
pernikahan dini), dan ini menjadi tingkat pernikahan dini tertinggi di tingkat
kecamatan yang disusul Kecamatan Kuranji dengan tingkat pernikahan dini (207
penikahan dini) dan kecamatan Lubuk Begalung dengan total pernikahan dini
mencapai (184 pernikahan dini). Berdasarkan data diatas dapat kita lihat bahwa
(Hendri,2022)
Tahun 2022 kecamatan Koto Tangah Kota Padang masih menjadi angka
pernikahan dini tertinggi di Kota Padang dengan jumlah (215 pernikahan dini),
masih tinggi dibandingkan kecamatan lainya yang ada di Kota Padang (Hendri
2022).
pernikahan dini dan dampaknya bagi pelakunya mengatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi pernikahan dini terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang asalnya dari dalam diri
5
seseorang atau individu itu sendiri. Faktor ini biasanya berupa sikap juga sifat
yang melekat pada diri seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
asalnya dari luar diri seseorang atau indvidu. Faktor ini meliputi lingkungan di
sekitar termasuk orang-orang terdekat. Faktor internal terdiri dari beberapa faktor
yaitu kebiasaan dan adat istiadat dan Married by Accident (menikah karena
boleh menolak pinangan seseorang pada putrinya walaupun masih dibawah umur
usia 18 (delapan belas) tahun. Selain kebiasaan dan adat istiadat, Married by
2016).
kesulitan ekonomi menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pernikahan dini,
anaknya pada usia muda. Pernikahan ini merupakan solusi bagi kesulitan ekonomi
memiliki hubungan sebab akibat terhadap kejadian pernikahan dini. Remaja yang
usia dini karena kurangnya kegiatan atau aktifitas remaja sehari-hari sehingga
Faktor orang tua merupakan faktor Pernikahan yang dapat disebabkan karena
pengaruh bahkan paksaan orang tua. Ada beberapa alasan orang tua menikahkan
anaknya secara dini, karena khawatir anaknya terjerumus dengan pergaulan bebas
dan berakibat negatif, orang tua ingin melanggengkan hubungan dengan relasi
alasannya agar harta yang dimiliki tidak jatuh ke orang lain (Mubasyaro, 2016)
Badan Pusat Statistik Sumatera Barat mencatat 24,49 persen anak perempuan
berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2021. Terdapat hubungan yang
kompleks antara perkawinan usia anak dengan pendidikan. "Anak yang menikah
tingkat pendidikan perempuan yang kawin pada usia di bawah 20 tahun tersebut
diselesaikan oleh satu sektor saja."Ada banyak faktor yang terlibat untuk
adalah pernikahan dini. Data ini mengatakan terdapat 67% pernikahan dini yang
terjadi di Koto Tangah Kota Padang pada bulan Oktober-Desember Tahun 2022.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis
penelitian adalah : Apa saja faktor - faktor yang mempengaruhi pernikahan dini di
1.4 Manfaat
b. Bagi peneliti
april 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang berusia 20 tahun
bulan yang lalu adalah 21 pasangan yang melakukan pernikahan dini. Teknik
2.1 Pernikahan
perjanjian antara seorang laki-laki dan perempuan atas dasar hak dan kewajiban
lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri
adanya ikatan lahir dan batin, yang berarti bahwa dalam perkawinan itu adanya
Sedangkan ikatan batin adalah ikatan yang tidak nampak secara langsung,
Maha Esa.
secara hukum.
9
10
hukum.
tersebut.
dilakukan oleh seseorang yang memiliki umur yang relatif muda.umur yang
tinggi,karena pada masa remaja ini alat reproduksi belum cukup matang untuk
tahun,karena pada usia ini fungsi hormonal melewati masa kerjanya yang
maksimal dan Rahim pada seorang wanita mulai mengalami kematangan sejak 14
pernikahan yang dilakukan oleh pasangan suami isteri dimana keduanya masih di
bawah umur 20 tahun yaitu 19 tahun untuk laki - laki dan 16 tahun bagi
perempuan. Dari batas usia tersebut dapat ditafsirkan bahwa UU No 1 tahun 1974
Fund (UNICEF), 2018) sebagai perkawinan formal atau secara tidak formal
11
sebelum usia 18 tahun. Secara global lebih dari 650 juta wanita yang hidup
proporsi wanita yang menikah sebagai anak menurun 15 persen dalam dekade
terakhir, satu dari empat menjadi sekitar satu dari lima pada saat ini, dan lebih
dari 150 juta anak perempuan tambahan akan menikah sebelum ulang tahun ke-18
2012) usia pernikahan yang ideal yang dilakukan oleh seorang laki-laki dengan
usia minimal 25 tahun dan usia minimal wanita 20 tahun. Namun pada
usia dibawah 20 tahun. Faktanya berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar
Indonesia yaitu perempuan dengan usia 10-14 tahun menikah sebanyak 0,2%
lebih dari 22.0000 wanita muda berusia 10-14 tahun di Indonesia yang sudah
dengan laki-laki yaitu 11,7% perempuan muda berusia 15-19 tahun dan 6% laki-
pernikahan dini merupakan perkawinan dibawah umur, dalam hal ini persiapan
seorang anak atau remaja belum sepenuhnya maksimal, baik dalam persiapan
1. Faktor Internal
usia 20 (dua puluh) tahun, karena hal tersebut akan dianggap menghina
adalah salah satu cara mencegah putusnya tali kekerabatan antar keluarga.
dkk, 2018)
13
berperan sebagai suami istri serta menjadi ayah dan ibu, sehingga hal ini
berdampak pada penuaan dini, karena mereka belum siap lahir batin.
orang tua, sehingga hal tersebut mendorong orang tua menikahkan anak
pada usia muda. Jadi hamil di luar nikah menjadi salah satu faktor anak
(Mubasyaroh,2016)
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Ekonomi
14
telah terbit, UMP Provinsi Sumbar untuk tahun 2023 sebesar Rp2.742.476.
b. Faktor pendidikan
departemen pendidikan.
tingkat pendidikan yang rendah atau tidak melanjutkan sekolah lagi bagi
(Mubasyaroh,2016)
c. Faktor Pengetahuan
mengetahui dampak dan resiko apa saja yang dapat ditimbulkan dari
d. Faktor Orangtua
paksaan orang tua. Ada beberapa alasan orang tua menikahkan anaknya
dengan alasannya agar harta yang dimiliki tidak jatuh ke orang lain, tetapi
tetap dipegang oleh keluarga. Faktor pendidikan orang tua juga sangat
maka semakin besar orang tua akan menikahkan anaknya di usia dini.
gadis.Jadi orang tua memiliki peran dalam pernikahan dini cukup besar,
negatif. Seperti halnya pernikahan dini juga memiliki dampak positif maupun
1. Dampak Ekonomi
kali belum mapan atau tidak memiliki pekerjaan yang layak dikarenakan
orang tua dari pihak laki-laki (suami). Akibatnya orang tua memiliki beban
anggota keluarga baru. Kondisi ini akan berlangsung secara turun temurun
dampak dari segi ekonomi yaitu bahwa suami belum mampu menghidupi
keuangan dan bantuan dari orang tua dan mereka belum bisa sepenuhnya
hidup mandiri.
18
1) Kemiskinan Meningkat
2) Pengangguran Meningkat
a) Status pernikahan
2. Dampak Kesehatan
aborsi yang tidak aman dan dapat membahayakan keselamatan bayi dan
leher rahim di kemudian hari dan risiko kematian saat melahirkan juga
bahaya bagi wanita. Pada saat hamil dan melahirkan organ reproduksi
19
kehamilan diantaranya :
medis yang paling penting pada kasus kehamilan pada remaja. Makin
muda usia remaja yang hamil maka semakin besar kemungkinan akan
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Selain berat badan lahir
dan kesakitan bayi dan para ibu remaja,seperti jarak kelahiran anak, status
panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan saat melahirkan (Rohan dan
c) Kanker Servik
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah kanker yang banyak
dengan kanker mulut rahim adalah aktivitas seksual yang terlalu muda
(<20 tahun). Sel kolumnar serviks lebih peka terhadap metaplasma selama
usia 18 tahun akan berisiko terkena kanker serviks lima kali lipat (Rasjidi
pada usia dini atau sebelum usia 20 tahun. Hubungan seksual seseorang
Siti Nur,2011)
3. Dampak Psikologi
karena pada usia tersebut mereka pada dasarnya masih ingin bebas seperti
teman-teman yang lain, pergi sekolah dan bekerja tanpa tanggung jawab
terhadap suami ataupun anak. Mereka masih labil sehingga kadang merasa
diperhatikan dan dimanja, ketika harapan itu tidak terpenuhi maka mudah
pernikahan usia dini dapat berdampak pada psikis suami dan istri, dimana
hal ini berdampak pada rendahnya tingkat pengetahuan dan akses informasi
pada anak.
b. Kemiskinan : dua orang anak yang menikah dini cenderung belum memiliki
penghasilan yang cukup atau bahkan belum bekerja. Hal inilah yang
e. Anak yang dilahirkan : Saat anak yang masih bertumbuh mengalami proses
sehingga berat badan ibu hamil seringkali sulit naik, dapat disertai dengan
anemia karena defisiensi nutrisi, serta berisiko melahirkan bayi dengan berat
lahir rendah. Didapatkan bahwa sekitar 14% bayi yang lahir dari ibu berusia
bahwa anak yang dilahirkan dari pernikahan usia dini berisiko mengalami
meningkatkan risiko komplikasi medis, baik pada ibu maupun pada anak.
Kehamilan di usia yang sangat muda ini ternyata berkorelasi dengan angka
kematian dan kesakitan ibu. Disebutkan bahwa anak perempuan berusia 10-
14 tahun berisiko lima kali lipat meninggal saat hamil maupun bersalin
dua kali lipat pada kelompok usia 15-19 tahun. Hal ini disebabkan organ
reproduksi anak belum berkembang dengan baik dan panggul juga belum
Berencana (GenRe) yang dilaksanakan dengan pendekatan dari dua sisi yaitu
pendekatan kepada remaja itu sendiri dan pendekatan kepada keluarga yang
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK - R), sedangkan pendekatan kepada
remaja dapat saling bertukar informasi dan Bersama tentang hal-hal yang
Indonesia disertai dengan dampak yang akan didapatkan akibat pernikahan dini,
maka penting bagi kita untuk menyadarkan masyarakat bahwa pernikahan dini
perlu untuk diantisipasi atau diatasi.Untuk itu, berikut adalah cara-cara yang bisa
pendukung lainnya.
penyuluhan pada anak tentang kesehatan reproduksi dan dampak pernikahan dini.
Pencegahan lain yang dapat dilakukan yaitu orang tua perlu menyadari bahwa
pernikahan dini bagi anak akan beresiko membahayakan secara sosial, kejiwaan
maupun kesehatan, sehingga orang tua pe rlu menghindari pernikahan dini bagi
remaja dan remaja perlu diberi informasi tentang hak-hak reproduksinya dan
risiko pernikahan dini bagi remaja yang belum menikah, kehamilan remaja dapat
(Notoatmodjo, 2018)
25
Faktor Internal
1. Kebiasaan adat
setempat
2. Married by accident
3. Media masa
4. Pemahaman agama
Pernikahan
Faktor Eksternal Dini
1. Ekonomi
2. Pendidikan
3. Pengetahuan
4. Keluarga cerai
(broken home)
5. Pergaulan bebas
Keterangan
: Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti untuk kotak ini
: Peneliti tidak melakukan penelitian untuk kotak ini
Sumber
(Nuria Hikmah ,2019), (Indanah dkk,2020), (Mubasyaroh, 2016)
remaja yang
berusia dibawah
usia 20 tahun
2. Kebiasaan Adat istiadat yang Kuesioner Wawancara a.Mendukung Ordinal
adat diyakini Pernikahan
setempat masyarakat yang
dini
mendorong
terjadinya
pernikahan dini b.Tidak
misalnya anak
mendukung
yang menikah
lebih dari 20 tahun pernikahan
di anggap perawan
tua dan
menjodohkan
anaknya dengan
pilihan orang tua
nya
3. Ekonomi Kesulitan ekonomi Kue Wawacanra a.Tinggi (jika Ordinal
menjadi salah satu UMR ≥
faktor pendorong sion (Rp2.742.476)
penikahan dini
er b. Sedang (jika
misalnya orang tua
menikahkan anak UMR
nya dengan laki - Rp2.742.476)
laki mapan
c. Rendah
sehingga akan
(jika UMR <
mengurangi beban
Rp2.742.476)
keluarga dan
mengatasi
kesulitan ekonomi
Pendidikan Rendahnya Kuesioner Wawancara a.Pendidikan Ordimal
pendidikan Rendah(SD/S
mendorong MP/Sederajat)
terjadinya
pernikahan b.Pendidikan
dini,karena Sedang(SMA/
semakin rendah Sederajat)
pendidikan
semakin beresiko c.Pendidikan
terjadinya Tinggi (D3-
pernikahan dini S3)
27
karena kurangnya
kegiatan atau
aktifitas remaja
sehingga remaja
memilih
melakukan
pernikahan dini
Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Wawancara a.1 kurang jika Ordinal
responden <50 %
menjawab dengan jawaban salah
benar kuesioner
yang diajukan b.2 baik,jika >
tentang pernikahan 50 % jawaban
usia dini benar
2.4. Hipotesis
yang ada. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
mengkaji hubungan antara dua variabel ataupun lebih dan peneliti cukup hanya
pengamatan subjek penelitian sebanyak satu kali pada satu saat. Satu saat yang
saat yang sama, akan tetapi tiap subjek hanya diobservasi sebanyak satu kali dan
pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat tersebut (Harlan and Johan,
2018).
Koto Tangah Tahun 2023. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari –April 2023.
29
30
3.3.1 Populasi
yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu
kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti. Adapun populasi dalam
3.3.2 Sampel
menjadi sumber data dalam penelitian. Pengambilan sampel pada penelitian ini
N
n= 2
1+ N (e)
Keterangan :
n = Besar sampel
N =Besar populasi
N
n= 2
1+ N (e)
61
= 2
1+ 61(0,15)
61
=
1+ 61(0,0225)
61
=
1+ 1,37
31
61
=
2,37
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja pasangan yang secara
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
(Sugiyono, 2016)
yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inkulusi pada penelitian ini adalah :
a. Calon Pengantin
Adalah ciri-ciri populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel, yaitu
Calon Pengantin yang menikah usia diatas 20 tahun dan calon pengantin yang
yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inkulusi pada penelitian ini adalah :
seperti data yang diperoleh dari pertanyaan yang ada dalam kuisioner.
a. Analisis Univariat
untuk masing-masing variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah Faktor -
F
x= 100 %
N
Keterangan:
x = Hasil persentase
F = Frekuensi/hasil pencapaian
b. Analisis Bivariat
( 0−E ) 2
X2 = ∑
E
Keterangan :
X2 = Statistik Chi-Square
Analisa data uji Chi Square dengan taraf signifikasi α = 0,15 dan
kejadian anemia.
DAFTAR PUSTAKA
Fadlyana Eddy dan Larasaty Shinta, 2009, Pernikahan Usia Dini dan
Permasalahannya, Sari Pediatri Volume.11, No 2 Agustus 2009
(http://www.saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-2-11.pdf) diakses Tanggal 15
Februari 2
Indah, I., & Nadziroh, N. (2020). Hubungan Antara Pendampingan Belajar Orang
Tua Dengan Hasil Belajar Tematik Muatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas V Sd Se- Gugus 7 Ponjong Gunungkidul. TRIHAYU: Jurnal
Pendidikan Ke-SD-An, 6(1), 755– 759.
https://doi.org/10.30738/trihayu.v6i1.7876. Diakses pada: 4 September
2020.
Rinhaningsih dan Djannah Siti Nur, 2011, Hubungan Aktivitas Seksual Pada Usia
Dini, Promiskuitas dan Bilas Vagina dengan Kejadian Kanker Leher Rahim
Pada Pasien Onkology di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Kemas, Volume
5, No 2, Juli 2011, diakses 12 Desember 2015