Anda di halaman 1dari 4

Praktikum Oseanografi Kimia

Nama : David Christovan Setyaputra

NPM : 230210210068

Kelas :B

Judul Praktikum : Pembuatan Artificial Sea Water

Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui cara pembuatan air laut buatan untuk kepentingan
penelitian atau yang lainnya.

Materi Artificial Sea Water

Artificial Sea Water (ASW) adalah suatu larutan yang berasal dari enam garam major, enam garam
minor, dan tujuh trace salt yang dicampurkan dengan aquadest, Mengapa kita harus mempelajari
ASW? Karena ada beberapa suatu kasus penelitian yang tidak memungkin untuk mengambil
sampel air laut asli, ASW merupakan jawabannya karena tujuan penggunaan ASW itu sendiri
adalah sebagai pengganti air laut untuk proses penelitian di bidang marine biology dan pengganti
air laut dalam bidang marine culture. ASW memiliki beberapa indikator karakteristiknya seperti,
Kadar DO > 5 mg/L, pH 7 s/d 8.5, Salinitas 33 s/d 34 ppt, Kadar fosfat 0.015 mg/L, Kadar nitrat
0.008 mg/L, dan Tidak memiliki amonia bebas, sulfida, Fenol, pestisida, dan poliklor bifenil.
Berikut merupakan komponen yang menyususn ASW itu sendiri, Pertama, Major Salt terdiri dari
NaCl, MgCl2, MgSO4, CaCl2, KCl, NahCO3. Kedua, Minor Salt, SrCl2, MnSO4, NaH2PO4,
LiCl, Na2MoO4, Na2S2O3. Ketiga, Trace Salt, KBr, Al2(SO4)3, RbCl, ZnSO4, CoSO4, Kl,
CUSO4.

Alat dan Bahan yang digunakan

Alat

 Beaker glass = wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk dan mencampur yang
digunakan dalam laboratorium.
 Batang pengaduk = untuk mencampur bahan kimia dan cairan untuk keperluan
laboratorium.
 Cawan petri = Tempat menimbang bahan atau sampel.
 Gelas ukur = untuk mengukur volume larutan atau zat cair dengan tepat.
 Magnetic stirrer = untuk mengaduk dan memanaskan larutan satu dengan larutan lain yang
bertujuan untuk membuat suatu larutan homogen dengan bantuan pengaduk batang
magnet (stir bar).
 Neraca digital = sebagai pengukuran untuk mengukur suatu berat atau beban maupun
massa pada suatu zat.
 Refraktometer = untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut.

Bahan

 Garam laut = Sampel


 Aquadest = Pelarut sampel

Prosedur Praktikum

Garam artificial sea water

Ditimbang sebanyak 34 gr garam laut menggunakan neraca digital

Dilarutkan garam ke dalam 1 liter aquades

Penghomogenan dilakukan dengan 2 metode, pertama menggunakan batang


pengaduk, kedua menggunakan magnetic stirrer

Diukur nilai salinitasnya mengunakan refraktometer, didapat 3 buah data yaitu 27,
28, dan 28. Pengambilan data dilakukan tiap 1 menit sekali pasca kalibrasi.

Diukur nilai DOnya menggunakan DO meter, didapat 3 buah data yaitu 18.2,
18.2, dan 18.5. Pengambilan data dilakukan tiap 1 menit sekali pasca kalibrasi.
Diukur nilai pHnya menggunakan pH meter, didapat 3 buah data yaitu 8.02, 8,
dan 8.01. Pengambilan data dilakukan tiap 1 menit sekali pasca kalibrasi.

Artificial sea water selesai dengan nilai


salinitas 27.667, nilai DO 18.3, nilai pH
8.014

Hasil Praktikum

Berikut merupakan table data hasil praktikum pembuatan ASW yang telah dilakukan
menggunakan batang pengaduk dan magnetic stirrer

Indikator Percobaan Magnetic Stirrer Batang Pengaduk


Salinitas 1 25 27
2 25 28
3 25 28
Rata-rata 25 27.667
pH 1 8.08 8.02
2 8.04 8
3 8.01 8.01
Rata-rata 8.073 8.014
DO 1 18.4 18.2
2 18.2 18.2
3 18.1 18.5
Rata-rata 18.23 18.3

Dari data tersebut, rata rata dari tiap indikator dapat diketahui dengan menjumlahkan hasil dari
tiap percobaan kemudian dibagi banyaknya percobaan. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat
diketahui rata-rata dari salinitas ASW yang diaduk menggunakan magnetie stirrer adalah 25,
sedangkan yang diaduk menggunakan batang pengaduk adalah 27.667. Perbedaan antara kedua
data tersebut cukup jauh, hal ini kemungkinan dapat terjadi karena pengaruh dari lamanya
pengadukan. Larutan garam yang diaduk menggunakan batang pengaduk hasilnya lebih terlarut
dibandingkan dengan menggunakan magnetie stirrer. Kadar salinitas di laut umumnya berkisar 33
sampai dengan 34 ppt. Maka, besarnya salinitas ASW yung telah dibunt dengan salinitas air laut
memiliki perbedaan yang eukup jauh.

. Hal tersebut dapat terjadi, kemungkinan karena pada air laut salinitasnya masih dipengaruhi oleh
parameter-parameter lain.

Besaran rata-rata pH larutan yang diaduk menggunakan magnetie stirrer yaitu 8.073 sedangkan
yang menggunakan batang pengaduk sebesar 8.01. Besar pH air laut pada umumnya berkisar
antara 7 sampai dengan 8.5. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kedua larutan tersebut
cenderung bersifat basa, sama halya seperti air laut. Selain itu, perbedaan dari kedua nilai

pH tersebut dengan pH air laut tidak begitu jauh. Hal ini dapat disebabkan karena konsentrasi CO,
dalam air serta temperature tempat air berada nilainya memiliki perbedaan yangsedikit

Besaran rata-rata Kadar oksigen terlarut . larutan yang diaduk menggunakan magnetic stirrer
adalah 18.23 sedangkan yang diaduk menggunakan batang pengaduk adalah 18.3. Kadar

DO di laut besarnya lebih dari 5 mg/L. Maka, kadar oksigen dari larutan ASW yang telah dibuat
sudah sesuai dengan kadar oksigen terlarut pada air laut.

Referensi :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Prinsip Refraktometer. (n.d.). Retrieved from


http://eprints.undip.ac.id/53384/6/BAB_II.pdf

Alfita, R., Fiqhi Ibadillah, A., & Laksono, D. (2021). Seminar Nasional & Call for Paper Fakultas Sains
dan Teknologi (SENASAINS 1 st. Procedia of Engineering and Life Science, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai