Kelompok 6 - M Thariq Kemal - v1721049 - Tugas 3
Kelompok 6 - M Thariq Kemal - v1721049 - Tugas 3
Kelompok 6
Anggota:
1. Berlian Nusa Windyasta (V1721015)
2. Imam Shufianto (V1721036)
3. Imel Ananda Samb (V1721037)
4. Muhammad Thariq Kemal (V1721049)
5. Renita Eritina (V1721059)
6. Septi Wanda Kartika (V1721066)
Pada kuartal keempat tahun 2022, indeks harga mencapai angka 114,7 atau
naik sebesar 2,6 persen secara QoQ. Pasalnya, pada Q3 2022, indeks hanya mampu
meraih angka 111,8. Sedangkan secara YoY, indeks mampu terkerek naik hingga 7,3
persen dibandingkan dengan posisinya pada Q4 2021 di angka 106,8.
Tren serupa juga tercatat pada segmen rumah tapak yang mengalami kenaikan
indeks secara QoQ dan YoY. Indeks ini meningkat 3,2 persen, dari posisi 116,3 pada
Q3 2022 ke posisi 120,1 pada Q4 2022. Dibandingkan Q4 2021, indeks ini bertumbuh
hingga 8,0 persen.
Perkembangan properti di Solo juga tidak jauh berbeda dengan situasi di Jawa
Tengah. Secara umum, terjadi pelemahan harga, khususnya pada segmen rumah
tapak.
Indeks harga properti di Solo hanya mampu menorehkan angka 99,8 pada Q4
2022. Capaian ini menyebabkan indeks melemah -3,5 persen secara QoQ dan -3,1
persen secara YoY. Padahal selama empat kuartal ke belakang, indeks ini mampu
bertahan di kisaran 102,3 hingga 103,8.
Dari segmen rumah tapak, terlihat juga tren penurunan harga. Pada kuartal
keempat tahun 2022, indeks ini berada di posisi 100,0 atau melemah -3,2 persen
dibanding kuartal sebelumnya yang menempati angka 103,3. Indeks harga rumah
tapak pun menyusut -2,3 dibanding Q4 2021 yang sempat meraih angka 102,3.
Di sisi lain, tampak tren yang sedikit berbeda pada segmen apartemen. Indeks
harga pada segmen ini meningkat 4,2 persen secara QoQ setelah meraih posisi 129,3
pada Q4 2022. Pada Q3 2022, indeks harga hanya mencetak angka 124,1. Sementara
secara YoY, indeks ini tetap terkoreksi sebesar -1,0 persen dari posisi 130,7 pada Q4
2021.Pelemahan indeks harga mungkin didorong oleh kembalinya pekerja ke kota-
kota metropolitan usai meredanya pandemi Covid-19.
● Kesimpulan
Dari kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa indeks harga properti di
Kota Semarang tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar 2,6 persen secara QoQ dari
pada tahun 2021, sedangkan di Kota Solo mengalami penurunan sebesar -3,5 persen
secara QoQ dan -3,1 persen secara YoY. Selain itu dari data kita juga bisa
menafsirkan bahwa di Kota Semarang pada tahun 2022 yang mengalami kenaikan
ialah di segmen properti dan rumah, sedangkan untuk apartemen mengalami
penurunan. Hal ini berbanding terbalik di Kota Solo, yang dimana di segmen properti
dan rumah mengalami penurunan sedangkan di segmen apartemen mengalami
kenaikan.
Beralih ke sisi suplai, tercatat perkembangan yang cukup menarik, meski tidak
mampu melampaui pertumbuhan harga properti di Semarang. Indeks suplai
menempati posisi 269,0 pada kuartal keempat tahun 2022. Alhasil, indeks ini tercatat
meningkat sebesar 0,5 persen dibanding Q3 2022 dan mengalami pertumbuhan
tahunan sebesar 14,2 persen dibanding Q4 2021.
Untuk segmen rumah tapak, indeks suplainya bertumbuh sebesar 0,6 persen
secara kuartalan, dari posisi 272,2 pada Q3 2022 ke posisi 278,8 pada Q4 2022.
Dalam periode tahunan, indeks ini tercatat meningkat sebesar 14,6 persen dari posisi
243,2 pada Q4 2021.
Dilihat dari indeks suplai pada properti, rumah, dan apartemen di Kota Solo
dari kuartal keempat tahun 2021 hingga kuartal keempat 2022 mulai melambat
walaupun tampak menunjukkan pertumbuhan secara perlahan. Indeks suplai secara
keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 0,9 persen dari posisi 158,2 pada Q3
2022 ke posisi 159,6 pada Q4 2022. sedangkan selama setahun terakhir, terjadi
pertumbuhan suplai sebesar 16,4 persen dari posisi 137,1 pada Q4 2021.
Peningkatan suplai juga terjadi pada segmen rumah tapak. Indeks suplai
mengalami kenaikan yang sangat kecil ke posisi 158,9 pada Q4 2022 atau menguat
sebesar 0,8 persen jika dibandingkan dengan kuartal pada sebelumnya yang mana
berada pada posisi 157,6. Indeks ini juga meningkat secara tahunan sebesar 17,2
persen jika dibandingkan dengan Q4 2021 yang sempat menempati angka 135,6.
Dari segmen apartemen, dapat dilihat peningkatan yang lebih signifikan secara
kuartalan yaitu sebesar 3,9 persen. hal ini disebabkan karena indeks suplai pada Q4
2022 mampu mencapai angka 214,9, melampaui capaian indeks pada Q3 2022 di
angka 206,8. Namun, indeks suplai apartemen mengalami penyusutan secara tahunan
sebesar -15,2 persen dibanding dengan Q4 2021 yang menduduki posisi 253,4.
Fenomena ini menggambarkan antusiasme dan harapan yang masih cukup besar dari
pihak pengembang, khususnya para developer apartemen di pusat kota Solo.
● Kesimpulan
Sedangkan untuk indeks suplai properti, rumah, dan apartemen di Kota Solo
mengalami kenaikan yang mana pada sisi suplai properti dan rumah yang tidak jauh
berbeda. Untuk sisi supali properti meningkat sebesar 0,9 persen dari posisi 158,2
pada kuartal ketiga 2022 ke posisi 159,6 pada kuartal keempat 2022. Segmen rumah
tapak sendiri juga mengalami kenaikan yang tidak terlalu besar yang saat ini berada di
posisi 158,9 pada kuartal keempat 2022 dari yang sebelumnya hanya berada di posisi
157,6. Tidak jauh berbeda dengan segmen apartemen. Apartemen di kota Solo ini
merupakan salah satu segmen yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan
jika dibandingkan dengan segmen rumah tapak dan property. hal ini disebabkan
karena indeks suplai pada Q4 2022 mampu mencapai angka 214,9, melampaui
capaian indeks pada Q3 2022 di angka 206,8.
Indeks demand rumah tapak ikut terkoreksi sebesar -22,9 persen secara
kuartalan lantaran hanya mampu meraih angka 59,4 pada Q4 2022. Sedangkan secara
tahunan, indeks ini mencetak penurunan sebesar -19,6 persen.Sementara itu, indeks
permintaan apartemen mencatat penurunan kuartalan yang jauh lebih besar, yakni
mencapai -44,9 persen, setelah meraih posisi 72,1. Namun, indeks ini justru
bertumbuh sebesar 25,6 persen secara tahunan. Hal ini disebabkan oleh rendahnya
permintaan pada Q4 2021 yang hanya mampu menorehkan angka 57,4.
Surutnya demand mungkin lebih banyak dipengaruhi oleh siklus properti
tahunan, yakni ketika konsumen lebih sedikit menghabiskan uang di akhir tahun.
Dengan begitu, potensi properti di Semarang pada awal tahun 2023 mungkin akan
kembali meningkat.
● Kota Solo
Indeks demand properti di Solo melemah ke posisi 54,2 pada Q4 2022, atau
terkoreksi sebesar -17,7 dibanding kuartal sebelumnya di angka 65,9. Secara tahunan,
indeks ini juga menyusut -22,2 persen dibanding kuartal yang sama di tahun 2021.
Penurunan demand yang dialami segmen rumah tapak ternyata jauh lebih baik
ketimbang segmen apartemen di Solo. Indeks permintaan apartemen menurun tajam
hingga -51,6 persen ke posisi 55,4 pada Q4 2022. Tren tersebut disebabkan oleh
tingginya capaian indeks pada kuartal sebelumnya, yakni di angka 114,8. Adapun
selama setahun terakhir, indeks ini hanya melemah -11,8 persen dari posisi 63,0.
● Kesimpulan
2. Sistem Ramah Investasi Melalui MPP: Proses perizinan yang cepat dan
kemudahan dalam berinvestasi merupakan fokus pemerintah kota.
Dalam waktu dekat, akan diresmikan Mall Pelayanan Publik (MPP)
yang menciptakan iklim kondusif bagi investor, terutama dalam
kegiatan bisnis termasuk investasi properti tanpa hambatan birokrasi.
3. Layanan Akses Berskala Internasional: Fasilitas layanan publik dengan
standar internasional disediakan untuk mendukung kegiatan investasi.
Contohnya adalah Bandara Internasional Ahmad Yani dan Pelabuhan
Internasional yang memudahkan akses barang dan distribusi baik
dalam maupun luar negeri.
● Kota Solo
Solo, selain dikenal dengan batiknya, kini telah menjadi sebuah kota yang
memikat dengan kekayaan budaya dan kuliner yang tak tertandingi. Kota ini
juga merupakan sebuah area yang lengkap dan proporsional dalam berbagai
aspek kehidupan, seperti industri, infrastruktur, perdagangan, wisata,
pendidikan, dan masih banyak lagi.
Tak heran, daya tarik ini membuat kota Solo semakin ramai dikunjungi oleh
masyarakat dari luar kota. Dampaknya sangat terasa dalam meningkatkan
prospek kota Solo sebagai salah satu destinasi investasi yang menjanjikan di
Indonesia, terutama dalam bidang investasi properti.