Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PERTEMUAN 7 || RESUME || MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : EFELITO HAYAT MUSFIZA


NO BP : 22101152610091
KELAS : SI – 11
DOSPEM : VIVI PUSPITA SARI, S.IP, M.Pd
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. PENGERTIAN KEWARGANEGARAAN
Kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan yang menunjukan hubungan atau
ikatan negara dengan warga negara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, warga negara adalah penduduk dalam
sebuah negara berdasarkan keturunan, tempat kelahiran. Mereka punya hak dan kewajiban penuh sebagai warga di
negara itu.
2. AZAS-AZAS KEWARGANEGARAAN

 Dari sisi kelahiran : Ius Soli (pedoman kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah kelahiran) dan Ius
Sanguinis (pedoman kewarganegaraan berdasarkan darah dan keturunan).
 Dari sisi perkawinan : adanya asas kesatuan hukum (adanya pemahaman/komitmen menjalankan kebersamaan
atas dasar hukum/adanya kewarganegaraan yang sama) dan asas persamaan derajat (suami istri tetap memiliki
status perkawinan masing-masing, menghindari adanya penyelundupan hukum)
3. UNSUR-UNSUR YANG MENENTUKAN KEWARGANEGARAAN

 Unsur Darah Keturunan (Ius Sanguinis) : kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkan nya dan
menentukan kewarganegaraan seseorang
 Unsur Daerah Tempat Tinggal ( Ius Soli) : daerah tempat seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan.
 Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi) ; dalam pewarganegaraan aktif seseorang dapat memilih kehendak
warganegaranya (hak opsi), pewarganegaraan pasif yaitu seseorang dapat menolak hak pewarganegaraannya
dengan menggunankan hak repudiasi. Unsur pewarganegaraan mengikuti syarat/prosedur dalam sebuah
negara.
4. PROBLEM STATUS KEWARGANEGARAAN

 Apatride : orang yang tidak memiliki status kewarganegaraan, sisi negatifnya akan mempersulit seseorang
untuk menjadi penduduk suatu negara.
 Bipatride : orang yang memiliki status kewarganegaraan rangkap/dwikewarganegaraan.
 Multipratide : status kewarganegaraan seseorang yang memiliki dua/lebih kewarganegaraan.
5. KARAKTERISTIK WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS

 Rasa Hormat & tanggung jawab


 Kritis
 Membuka diskusi/dialog
 Terbuka
 Rasional
 Adil
 Jujur
 Memiliki kemandirian
 Menghargai martabat manusia dan kehormatan pribadi
 Berpartisipasi dalam urusan kemasyarakatan
 Menciptakan taat hukum yang sehat
 Mendorong proses pembuatanhukum yang aspiratif
 Mendukung pembuatan hukum yang responsive
 Menciptakan penegakan aparat hukum yang jujur & bertanggung jawab
6. CARA DAN BUKTI MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
Sesuai dengan yang tertuai dalam UU No. 62/1958 bahwa ada 4 cara untuk memperoleh bukti
kewarganegaraan yaitu :

 Surat bukti warganegara (akta kelahiran)


 Surat bukti kewarganegaraan yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena pengangkatan
 Surat bukti pengangkatan untuk yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena dikabulkannya
permohonan
 Surat bukti kewarganegaraan karena pewarganegaraan
7. PROBLEM DARI STATUS KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
Di antara penduduk sebuah negara ada yang merupakan bukan warga negara atau biasa kita kenal dengan
sebutan warga negara asing. Hal inilah yang menjadi problem dalam status kewarganegaraan yang biasa disebut
dengan apatride, bipatride, dan multi-patride.
Istilah apatride berarti orang yang tidak memiliki status kewarganegaraan. Bipatride berarti istilah yang
digunakan untuk orang yang memiliki status kewarganegaraan secara rangkap (dwikewarganeraan). Multi-patride
adalah seseorang yang memiliki lebih dari dua kewarganegaraan.
Bagi mereka yang tidak memiliki status kewarganegaraan, akan mempersulit dirinya dalam konteks sebagai
penduduk di suatu negara karena mereka dianggap warga asing di mana akan ada peraturan sendiri untuk orang asing
yang segala aktivitasnya akan dibatasi sesuai undang undang yang berlaku.
Dalam menghadapi masalah bipatride, negara harus tegas terhadap orang orang yang memiliki
dwikewarganegaraan agar supaya mereka memilih salah satu status kewarganegaraannya. Biasanya seseorang dengan
status ini sering terjadi pada warga yang tinggal di daerah perbatasan antara dua negara. Maka diperlukan peraturan
mengenai perbatasan wilayah teritotial agar warga tersebut mendapat kejelasan tentang status kewarganegaraanya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
EFELITO HAYAT MUSFIZA – 22101152610091 – SI11

Anda mungkin juga menyukai