Anda di halaman 1dari 14

MODUL AJAR

1. IDENTITAS MODUL
Satuan Pendidikan : SMK Minhajut Thulab
Nama Guru : Aulia Siska Yuliana, S.Si., M.Pd
Mata Pelajaran : IPAS
Topik : Pengetahuan Ilmiah
Kode Modul Ajar : IPAS 1.1
Fase : E
Kelas/Semester : X/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 JP
Pertemuan : 1 s/d 2

2. KOMPETENSI AWAL
- Peserta didik sudah mengenal pengetahuan ilmiah
- Peserta didik sudah mengenal langkah-langkah metode ilmiah

3. PROFIL PELAJAR PANCASILA


- Kritis

4. SARANA DAN PRASARANA


- Buku LKS
- PC/Komputer
- Internet

5. TARGET PESERTA DIDIK


- Perangkat ajar ini digunakan pendidik untuk mengajar di Kelas X (Sepuluh)
Konsentrasi Keahlian TKJ : 29, TPM : 15, dan TBSM : 20 Peserta didik

6. MODEL PEMBELAJARAN
- Discovery Learning

7. TUJUAN PEMBELAJARAN DAN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN


- IPAS 1.1. Peserta didik mampu menerapkan pengetahuan ilmiah dan membuat
prediksi sederhana disertai dengan pembuktiannya secara kritis.
- Alur 1

8. PEMAHAMAN BERMAKNA
- Peserta didik mengenali pengetahuan ilmiah dan penerapkannya dalam kehidupan
9. PERTANYAAN PEMANTIK
- Apa yang kalian ketahui tentang pengetahuan ilmiah?
- Pernahkah kalian melakukan percobaan ilmiah?

10. KEGIATAN PEMBELAJARAN


Pertemuan Ke-1
PENDAHULUAN 10 MENIT
1 Peserta didik membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2 Peserta didik menyiapkan diri dengan berdoa yang dipimpin oleh salah
seorang peserta didik
3 Pendidik menyapa peserta didik dan mengecek kehadiran peserta didik
4 Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran, manfaat, dan teknik penilaian
yang digunakan
5 Pendidik memberi motivasi dengan membimbing peserta didik dengan
melalui tanya jawab
INTI 70 MENIT
1 Peserta didik mengamati video tentang pengetahuan ilmiah dan
penerapkannya dalam kehidupan
2 Peserta didik mengidentifikasi tayangan video tentang pengetahuan ilmiah
berupa percobaan ilmiah
3 Peserta didik mengumpulkan informasi tentang tahap-tahap melakukan
percobaan ilmiah
4 Peserta didik mengolah data yang telah diperoleh tentang percobaan ilmiah
melalui diskusi kelompok
PENUTUP 10 MENIT
1 Refleksi belajar: Pendidik meminta peserta didik untuk menjawab
pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan
2 Pendidik membimbing peserta didik dalam merangkum materi yang telah
dipelajari dengan mengacu pada indikator pencapaian kompetensi.
3 Pengayaan: mempelajari materi lanjutan yang akan disampaikan di
pertemuan berikutnya.
4 Pertemuan ditutup dengan berdo’a yang dipimpin oleh salah seorang peserta
didik, dilanjutkan dengan mengucapkan salam

Pertemuan 2
PENDAHULUAN 10 MENIT
1 Peserta didik membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2 Peserta didik menyiapkan diri dengan berdoa yang dipimpin oleh salah
seorang peserta didik
3 Pendidik menyapa peserta didik dan mengecek kehadiran peserta didik
4 Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran, manfaat, dan teknik penilaian
yang digunakan
5 Pendidik memberi motivasi dengan membimbing peserta didik dengan
melalui tanya jawab
INTI 70 MENIT
5 Peserta didik mempresentasikan tentang hasil percobaan ilmiah melalui
diskusi kelompok
6 Peserta didik menerima masukan dari kelompok lain
7 Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelompok tentang percobaan
ilmiah
PENUTUP 10 MENIT
1 Refleksi belajar: Pendidik meminta peserta didik untuk menjawab
pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan
2 Pendidik membimbing peserta didik dalam merangkum materi yang telah
dipelajari dengan mengacu pada indikator pencapaian kompetensi.
3 Pengayaan: mempelajari materi lanjutan yang akan disampaikan di
pertemuan berikutnya.
4 Pertemuan ditutup dengan berdo’a yang dipimpin oleh salah seorang peserta
didik, dilanjutkan dengan mengucapkan salam

11. ASESMEN
- Diagnostik
1. Apa yang kalian ketahui tentang pengetahuan ilmiah?
2. Pernahkah kalian melakukan percobaan ilmiah?

- Formatif
1. Apa tujuan dari melakukan percobaan ilmiah?
2. Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan percobaan ilmiah?
3. Mengamati keaktifan siswa pada saat diskusi kelompok

- Sumatif

12. KISI-KISI SOAL, RUBRIK, DAN PEDOMAN ASESMEN


A. KISI KISI SOAL
KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
SMK MINHAJUT THULAB

Mata Pelajaran : IPAS Kelas : X


Kurikulum : Kurikulum Merdeka Jumlah Soal : 5
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Penyusun : Aulia Siska Yuliana, S.Si., M.Pd.

RANAH BENTUK NOMOR


NO. TP MATERI INDIKATOR SOAL
CP KOGNITI TES SOAL
F
Peserta didik
1 IPAS 1.1. Peserta didik #Pengetahuan Peserta didik mampu
diharapkan dapat mampu memahami memahami pengertian C2 PG 1
ilmiah
memahami pengetahuan ilmiah dan pengetahuan ilmiah
pengetahuan ilmiah dan menerapkannya; atau #metode
menerapkannya; atau membuat prediksi ilmiah Peserta didik mampu
membuat prediksi sederhana disertai dengan membedakan pengetahuan C2 PG 2
#percobaan ilmiah dan pengetahuan umum
sederhana disertai pembuktiannya dengan
ilmiah
dengan pembuktiannya. kritis. Peserta didik mampu
menentukan langkah-langkah C2 PG 3
metode ilmiah
Disajikan uraian percobaan
ilmiah, peserta didik mampu C3 PG 4
menerapkan pengetahuan ilmiah
Disajikan data percobaan
ilmiah, peserta didik mampu C3 PG 5
menerapkan pengetahuan ilmiah
Disajikan uraian percobaan C4 Uraian 1
ilmiah dan data hasil percobaan,
peserta didik mampu membuat
prediksi sederhana disertai
dengan pembuktiannya dengan
kritis
Disajikan uraian percobaan
ilmiah dan data hasil percobaan,
peserta didik mampu membuat
C4 Uraian 2
prediksi sederhana disertai
dengan pembuktiannya dengan
kritis
B. TEKNIK PENILAIAN
INSTRUMEN
TEKNIK TP
PENILAIAN
Tes tertulis Pilihan ganda IPAS 1.1. Peserta didik mampu menerapkan
Uraian pengetahuan ilmiah dan membuat prediksi
sederhana disertai dengan pembuktiannya secara
kritis.

C. SOAL
SOAL ULANGAN HARIAN

a. Soal Pilihan Ganda

1. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan ilmiah?


a. Pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman pribadi
b. Pengetahuan yang bersifat objektif dan berdasarkan fakta
c. Pengetahuan yang bersifat spekulatif dan tak teruji
d. Pengetahuan yang hanya berlaku di dalam bidang sains
e. Pengetahuan yang bersifat subjektif

2. Apa yang membedakan pengetahuan ilmiah dengan pengetahuan umum?


a. Pengetahuan ilmiah hanya dimiliki oleh para ilmuwan
b. Pengetahuan ilmiah berdasarkan dogma dan kepercayaan
c. Pengetahuan ilmiah diuji dan diuji ulang melalui metode ilmiah
d. Pengetahuan ilmiah tidak relevan dalam kehidupan sehari-hari
e. Pengetahuan ilmiah hanya dalam ruang lingkup sains

3. Langkah pertama dalam metode ilmiah adalah...


a. Membuat hipotesis
b. Mengumpulkan data
c. Menganalisis data
d. Merumuskan pertanyaan atau masalah penelitian
e. Mempresentasikan hasil

4. Pada percobaan sederhana, seorang siswa menaruh dua potongan apel di dalam lemari
es. Satu potongan apel dibiarkan terbungkus dengan kertas aluminium, sedangkan
yang lainnya tidak dibungkus. Setelah beberapa hari, siswa tersebut menemukan
bahwa potongan apel yang dibungkus dengan kertas aluminium tetap segar,
sedangkan yang tidak dibungkus sudah membusuk. Apa yang dapat disimpulkan dari
percobaan ini?
a. Kertas aluminium melambatkan pembusukan apel
b. Apel membusuk lebih cepat jika dibiarkan di dalam lemari es
c. Kertas aluminium membuat apel tetap segar lebih lama
d. Lemari es mempercepat proses pembusukan apel
e. Lemari es memperlambat proses pembusukan apel

5. Seorang peneliti ingin menguji apakah jenis pupuk berpengaruh terhadap


pertumbuhan tanaman. Dia membagi tanaman menjadi tiga kelompok dan
memberikan pupuk berbeda pada masing-masing kelompok: A, B, dan C. Setelah
beberapa minggu, dia mengukur tinggi tanaman dalam setiap kelompok. Berikut
adalah hasilnya:
Kelompok A (pupuk A): 30 cm
Kelompok B (pupuk B): 35 cm
Kelompok C (tanpa pupuk): 20 cm
Apa yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini?
a) Pupuk B memberikan hasil pertumbuhan tanaman yang terbaik.
b) Pupuk A memberikan hasil pertumbuhan tanaman yang terbaik.
c) Tanaman tumbuh lebih baik tanpa pupuk.
d) Pupuk tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman

b. Soal Uraian

1. Seorang siswa ingin menguji apakah penambahan gula dalam air akan mempengaruhi
waktu yang dibutuhkan untuk larut sepenuhnya. Ia melakukan dua percobaan dengan
menggunakan jumlah air yang sama, tetapi percobaan pertama tanpa penambahan
gula dan percobaan kedua dengan penambahan gula. Setelah mencatat waktu yang
dibutuhkan dalam kedua percobaan, berikut adalah hasilnya:
Percobaan tanpa penambahan gula: 2 menit
Percobaan dengan penambahan gula: 5 menit
Berdasarkan hasil percobaan ini, apa prediksi yang dapat dibuat oleh siswa tersebut
dan bagaimana ia membuktikannya secara kritis?
• Prediksi: …
• Bukti kritis: …

2. Seorang siswa ingin menguji apakah ukuran butiran pasir akan mempengaruhi laju
aliran air melalui sejenis saringan. Ia menggunakan dua saringan dengan ukuran
butiran pasir yang berbeda dan mengalirkan air melalui keduanya. Setelah mencatat
waktu yang dibutuhkan untuk air mengalir melalui saringan, berikut adalah hasilnya:
Saringan dengan butiran pasir besar: 30 detik
Saringan dengan butiran pasir kecil: 45 detik
Berdasarkan hasil percobaan ini, apa prediksi yang dapat dibuat oleh siswa tersebut
dan bagaimana ia membuktikannya secara kritis?
• Prediksi: …
• Bukti kritis: …

D. PEDOMAN PENSKORAN
1. Kunci Jawaban Pilihan Ganda
Nomor Soal Kunci Jawaban
1 B
2 C
3 D
4 C
5 A
(Skor untuk tiap nomor = 2)

2. Kunci Jawaban Uraian


Pedoman
No Kunci Jawaban
Skor
1.  Prediksi: Penambahan gula dalam air akan mempercepat 10
waktu larutnya.
 Bukti kritis: Waktu yang dibutuhkan dalam percobaan 10
dengan penambahan gula (5 menit) lebih lama daripada
percobaan tanpa penambahan gula (2 menit).
Skor Maksimal 20
2.  Prediksi: Ukuran butiran pasir yang lebih besar akan 10
mempercepat laju aliran air melalui saringan.
 Bukti kritis: Waktu yang dibutuhkan untuk air mengalir 10
melalui saringan dengan butiran pasir besar (30 detik)
lebih singkat daripada saringan dengan butiran pasir kecil
(45 detik).
Skor Maksimal 20

Jumlah Skor
NILAI = ×100
Skor Maksimum
Identitas Mata Pelajaran
Mata Pelajaran; IPAS
Kelas: X ( Sepuluh )
Semester: Ganjil
Materi: Pengetahuan Ilmiah
Alokasi Waktu: 90 Menit
 

B. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E, Peserta didik diharapkan dapat memahami pengetahuan ilmiah dan menerapkannya
 
 

Pembelajaran
k mampu memahami pengetahuan ilmiah dan menerapkannya; atau membuat prediksi sederhana disertai dengan pembuktia
Bahan Bacaan
1. Integrasi Sikap dan Proses Ilmiah
Sains berasal dari kata Scientia (bahasa Yunani) artinya ilmu pengetahuan. Dalam sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan, pengertian scientia ini dianggap terlalu luas cakupannya,
karena mencakup semua ilmu pengetahuan yang ada. Sejalan dengan problema yang dihadapi
manusia dan sesuai dengan karakteristik ilmu pengetahuan yang berkembang sampai saat ini,
maka sains diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam atau IPA. Sejarah membuktikan bahwa
awal mula ilmu pengetahuan alam berasal dari jasirah Mesir dan Yunani, namun waktu itu IPA
hanya didasarkan pada pikiran dan dugaan yang sifatnya spekulatif, maka yang muncul adalah
bentuk kemunduran IPA. Hal ini ditandai dengan berkembangnya takhayul dan kepercayaan
yang tidak didasari bukti empiris dan kemampuan berpikir taat asas.
Dalam hal ini keterkaitan antara eksperimen dengan penalaran yang taat asas saat itu
belum mendapatkan perhatian yang memadai. IPA (sains) mencakup beberapa pengertian
mendasar yang berkaitan dengan olah karya budi manusia dalam mengungkap alam semesta.
Pendapat Sund (1975) menyatakan bahwa : sains mencakup tiga aspek yang terpadu yakni (a)
scientific attitudes (sikap ilmiah), (b). scientific methods (metode ilmiah) dan (c). scientific
product (produk ilmiah). Obyek IPA melibatkan konsepsi ilmiah tentang kenyataan alamiah.
Metode disebut juga pendekatan pemecahan masalah lewat IPA mencakup aspek berpikir
induksi lewat pengalaman empiris, berpikir rasional yang menghasilkan produk berpikir apriori
dan gabungan antara emprisme dan rasionalisme yang disebut kritisisme. Sistematika sains
(IPA) ditekankan pada masalah yang pada umumnya dapat dikerjakan oleh manusia. Dalam hal
ini ilmu pengetahuan alam harus dapat diurutkan dan dipetakan (mapping) ke dalam hal yang
lebih detail (rinci). Di samping itu ilmu pengetahuan alam haruslah bertolak dari kenyataan
alamiah.
Dengan demikian, peran pengamatan, pengukuran, klasifikasi menjadi pembuka tabir bagi
benda yang jauh dari tempat kita berada. Pengamatan adalah upaya untuk memperoleh bukti
empiris, dalam rangka mengumpulkan informasi yang sifatnya faktual. Lewat pengamatan
didapatlah fakta, selanjutnya dengan menggolong-golongkan fakta sejenis, membanding-
bandingkan dan menghubungkan berbagai fakta; kegiatan ini dalam rangka menguji dugaan atau
ramalan yang telah diajukan. Apabila ternyata ramalan yang diajukan didukung oleh fakta yang
dikumpulkan, artinya ramalan yan diajukan tersebut cocok dengan realitas atau kenyataan.
Hal inilah yang menjadi fokus dalam memperoleh kebenaan ilmiah. 11 Salah satu
peralatan untuk melihat objek yang jauh adalah teropong. Dengan teropong manusia dapat
melihat benda yang jauh secara objektif. Gambar 1.4. di samping adalah gambaran tentang
bentuk teropong bintang sebagai sarana untuk melakukan pengamatan gejala alam dalam
memperoleh fakta empiris. Sikap ilmiah dan proses ilmiah menyatu dalam terapannya, artinya
antara metode ilmiah dan sikap ilmiah tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sikap ilmiah
mencakup kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, objektif, hasrat ingin tahu, rendah hati, jujur,
kemauan untuk mempertimbangkan fakta baru, pendekatan positif terhadap kegagalan, terbuka,
teliti dan sebagainya.
Dalam upaya menjelaskan fakta alamiah yang seringkali merupakan bentuk rahasia alam
tindakan para ilmuwan selalu dilandasi pada sikap seperti dijelaskan di depan. Selanjutnya
proses ilmiah atau seringali disebut metode ilmiah merupakan cara khusus dalam memecahkan
masalah. cara khusus ini meliputi langkah identifikasi masalah, membatasi masalah,
merumuskan masalah secara spesifik, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data,
menyimpulkan, ekstrapolasi dan membuat sintesis dan evaluasi dan sebagainya.
Hasil temuan lewat proses ilmiah dan menggunakan sikap ilmiah secara akurat ini pada
akhirnya diperoleh produk ilmiah. Produk ilmiah dalam IPA dapat berupa fakta, data, konsep,
teori, hukum dan prinsip.

2. Metode Ilmiah
IPA tidak dapat berkembang sepesat seperti sekarang ini, apabila tidak didasarkan pada
penelitian ilmiah. Dugaan-dugaan pada umumnya bersifat spekulasi, apabila dugaan tersebut
didasarkan pada teori yang sudah mapan maka segera dapat dibuktikan lewat penelitian ilmiah.
Kegiatan melakukan penelitian, merupakan aktivitas yang didasarkan pada langkah berpikir
yang sistematis.
Untuk melakukan penelitian ilmiah ada enam langkah penting yang perlu mendapatkan
perhatian, yakni :
a. problem atau masalah
b. Identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah
c. merumuskan hipotesis
d. mengumpulkan bukti empiris lewat data
e. mengulang kembali eksperimen untuk memperoleh bukti yang lebih kuat.
f. Kesimpulan.
Ke enam langkah ini merupakan rangkaian dalam penelitian ilmiah. Kesadaran akan
adanya masalah merupakan langkah awal yang perlu dipupuk agar kita dapat mengembangkan
penelitian ilmiah. Masalah ini harus dapat dirumuskan secara jelas dan operasional sehingga
dapat dilakukan pengumpulan bukti berupa data. Agar masalah dapat dikaji secara mendalam
dan jelas, maka perlu dilakukan identifikasi dan pembatasan masalah. Lewat kegiatan
identifikasi dan pembatasan masalah ini permasalahan yang akan diteliti dapat diungkap dengan
pernyataan yang merupakan rumusan masalah. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah ditentukan
oleh persoalan yang dirumuskan secara baik. Menyatakan masalah artinya memulai dengan
mengoperasionalisasikan pertanyaan dengan apa, bagaimana dan mengapa.
Merumuskan hipotesis, merupakan langkah penting dalam membuat jawaban atau dugaan
sementara. Dari sekian banyak hipotesis yang dapat diajukan tugas yang paling penting adalah
memilih satu hipotesis yang terbaik yang dapat dilakukan eksperimen. Lewat hipotesis inilah
eksperimen dirintis dan dilaksanakan. Mendesain dan melaksanakan eksperimen adalah upaya
untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Dalam upaya mengumpulkan bukti tersebut peneliti, perlu memperhatikan instrumen, alat
pengumpul data. Dalam hubungan ini pengaturan alat dan bahan eksperimen, diskusi dengan
teman dan guru, mencaatat data yang terkumpul merupakan kegiatan yang dianjurkan agar
eksperimen dapat berlangsung dengan lancar. Apabila pengamatan yang dilakukan tidak benar,
maka pembuktian hipotesis menjadi keliru dan apa akhirnya eksperimen juga akan keliru. Perlu
diungkapkan disini pada umumnya dalam IPA data yang terkumpul merupakan data kuantitatif
atau dinyatakan dengan angka.
Oleh sebab itu diperlukan pengulangan-pengulangan eksperimen dengan memperhatikan
kondisi tempat dimana dilakukan eksperimen. Dengan pengulangan ini akan diperoleh data yang
terbaik sehingga kesimpulan dapat dirumuskan. Membuat kesimpulan artnya menguji dan
meringkas data untuk dihasilkan suatu teori, hukum, terapan maupun menghasuilkan masalah
baru yang perlu ditindak lanjuti. Dengan menerapkan sikap ilmiah dalam setiap langkah berpikir
akan bermakna dalam memahami fakta.
3. Contoh Penerapan Integrasi Sikap dan Proses Ilmiah
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai integrasi sikap ilmiah dan proses ilmiah
perhatikan kegiatan merancang eksperimen pada soal berikut ini : Contoh kasus 2 : integrasi
sikap dan proses ilmiah Sebelum dapat disimpulkan bahwa tumbuhan dapat memberikan
oksigen ke udara. Dari eksperimen yang dilakukan terhadap tumbuhan yang di tutup dengan
penyungkup plastik rapat yang longgar dan didekatnya dinyalakan lilin maka langkah
eksperimen yang perlu dilakukan adalah ... Jawaban : Perlakuan yang dapat dipilih mencakup
banyak alternatif, Anda dapat memikirkannya secara mendalam. Salah satu langkah yang dapat
dipilih dan dilakukan dengan teliti, hati-hati dan cermat serta penuh keyakinan adalah (1)
mengeluarkan lilin dari dalam penyungkup plastik dan posisi tanaman tetap dalam plastik, (2)
mengeluarkan tanaman dan lilin menyala dari dalam penyungkup plastik dan (3) mengeluarkan
tanaman dari dalam plastik. Ke tiga alternatif tersebut pilihan yang paling memberikan jawaban
yang tepat adalah mengeluarkan tanaman dari dalam penyungkup plastik. Hal ini berarti bahwa
melalui kontak langsung dengan udara luar tanaman tetap dapat hidup lebih lama.

GLOSARIUM
 Metode : prosedur, teknik, atau langkah untuk melakukan sesuatu, terutama untuk
mencapai tujuan tertentu.
 Hipotesis : jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih
harus dibuktikan kebenarannya.
 eksperimen: adalah suatu set tindakan dan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek
atau menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala.

DAFTAR PUSTAKA
Supawoto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
https://spada.uns.ac.id/mod/assign/view.php?id=151405#:~:text=%C2%B7%20Metode
%20adalah%20%E2%80%9Cprosedur%2C%20teknik,terutama%20untuk%20mencapai
%20tujuan%20tertentu.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Percobaan
https://pusat-sekolah.blogspot.com/2013/09/materi-ipa-metode-ilmiah-dan-sains.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai