Anda di halaman 1dari 12

MELANGKAH

Masa lalu telah menuntunku


Agar tetap berdiri dan terus maju
Melangkah dengan semua kuasa-Mu
Mengarungi semua ceritaku

Kenangan yang dulu


Mengajarkanku untuk mengahadapi
Masa depanku
Kini kenangan telah berlalu
Bersama dengan langkahku yang telah maju
Dengan semua ridha-Mu
Bantal Kecilku

Oh bantal
Begitu setia kau selalu menemaniku
Menjadi teman tidurku
Disaat rasa letih melandaku
Kau sellau ada di dekatku
Kau tak pernah marah ataupun lesu
Meskipun air mata ini
Akan sellau tumbah dan membasahimu

Dari kecil sampai sekarang ini


Kau selalu ada di dekatku
Menghantarkan mimpi mimpiku
Kau sangat berjasa mendampingi kesendirianku
Menjadi teman pelipur laraku
Dimasa penantian ini
Terimakasih
Bantal kecilku
SEPERCIK HARAPAN

Gelapnya malam
Mengenggam lurus
Dalam detik
Ingin rasanya ku selimuti
Bayang bayang sepi

Aku kini kehilanganmu


Sedetik pun tak ada bayanganmu
Ingin rasanya ku sapu bayangmu
Aku diam tak bergeming
Dan menanti dalam hening

Entahlah
Aku tak mampu untuk melangkah
Mengalah pada waktu
Karena sosok mu
Yang kini menjadi bayangan semu
JANGAN MENYERAH

Aku akan terus melangkah


Untuk menggapai semua harapan
Tak peduli akan cercaan dan hinaan
Ku akan terus bergerak tanpa pada sedikit keraguan

Kerikil kerikil yang membuatku


Jatuh
Tergores luka
Ku tetap bangkit dan terus melangkah
Tanpa rasa Lelah dalam diri

Hidup memang sulit


Tapi aku tetap dalam tujuan
Untuk menggapai semua harapan
Dan terus bangkit dengan langkah
Yang pasti dan penuh rasa syukur
HAMPA ITU RASAKU

Dinginnya sore itu menyapu sekujur tubuh


Panas membakar amarah dalam diriku

Aku tak seperti manusia


Yang baru hadir dalam dunia ini
Tak dapat rasa cinta Bahagia saat itu
Hanya sedikit senyum yang menawarkan

Di kesuyian malam dalam diam


Hanya mampu berpikir sangat dalam
Hanya butiran butiran air mata sebagai saksi
Begitu kecewanya dalam diri

Dimanakah hatiku
Kembalikan rasaku
Hampa …

Dapatkah rasa ini bertahan selamanya


atau hanya akan menjadi sebutir pasir
yang akan terhempas oleh angin
hingga akan menjadi Fosil

akankah kekecewaan ini akan menerkam rasa


hingga mengempaskan rasa cintaku padamu
MAWAR
Merah merekah warnamu
Duri-duri di tangkai kecilmu
Selalu setia menjagamu

Mawar
Tumbuh merekah di tengah taman kecil sekolah
Mahkota merah nena jelti hiasi keindahanmu
Batang melambai menyaksikan kisahmu

Mawar
Kau cantic megah serta tumbuh besar dan mekar
Hadirkan warna cerah terpancar yang mencolok rasa
Tetaplah hidup berseri di tengah taman kecil
Sekolah tercintaku
MURIDKU

Tubuh tubuh kecil dengan langkah kecil


Menggapai asa sebuah mimpi
Tak ada Lelah ataupun letih
Duduk di kursi kayu yang usang
Mencari ilmu , memutar waktu
Hari terus berganti
Seakan tidak akan berhenti
Tubuh tubuh kecil
Selalu saja menanti
Membawaku menelusuri jalanan ini
Jalan yang rasanya tak ada ujungnya
Untuk ilmu yang punyai
Menjadi bekal mencapai asa suatu msaat nanti
SANG PENJUAL

Bersama rintik rintik air hujan


Ku nyalakan kuda besi bergegas dengan pasti
Hiruk pikuk jalanan
Menjadi pemandangan indah sore itu

Jaket abu abu menjadi tameng ragaku


Penghalau dingin demi sesuap nasi
Terdiam menghela nafas saat berhenti
Seorang pembeli tak jauh telah menanti

Mulut bergumam terucap untaain doa


Kehadirat sang pemebri rezeki
Menengadah tangan pada illahi
Atas rezekimu hari ini
AYAH

Untuk Ayah
Kau tanamkan cinta untukku
Yang selalu bersemi dalam relung hatiku
Dan tak pernah akan hiolang dalam ingatanku
Kaulah yang selalu menemaniku
Ketika gelap menyapaku
Ketika mentari menyapaku
Selalu ada untukku

Ketulusanmu akan selalu ada dalam relung hatiku


Yang akan terus ku dekap
Tak kan ku lepas sampai akhir hayatku
Bertapa rindunya aku
Cinta, cinta kami akan selalu untukmu
Akan terus ku kirimkan doa untukmu
Bukti cinta kami untukmu
HUJAN

Petir menyambar memekik telinga


Suara dan gempasan angin menyentuh tubuh
Lalu mendung yang menggelayut melepaskan
Penggannya dari langit yang hening

Jatuh menjadi serbuk rindu


Memakan waktu
Ku pajamkan mata
Hingga aku tak tau lagi
Begitu deras
Air hujan membasahi tanah kering
Menumbuhkan sejuta
Makhluk ciptaanya
PESTA SIAGA

Tiada hari tanpa letih


untuk terus berlatih
menjadi pramuka sejati
panas hujan terus ku terjang
pulang siang tetap ku tapaki
letih bukan sebuah alasan
tetap berjuang untuk semua impian
tekatku sudah bulat
aku tak mudah menyerah
aku tak mudah putus asa
dengan tetap …
Menjunjung tinggi dasadharma
Dan janjiku pada trisyatya
Salam pramuka
Uang

Kau hanya selember kertas usang


Yang sangat berarti untukku saat ini
Warnamu biru keungu unguan
Dengan goresan tinta berwarna biru
Bertuliskan angka lima dengan empat nol di belakangmu

Demi kau ku rela menjual barang miliku


Untuk menyambung hidupku saat ini
Oh uang kenapa aku selalu membutuhkanmu
Saat ini ataupun suatu saat nanti

Anda mungkin juga menyukai