Anda di halaman 1dari 4

TUGAS CERPEN

BAHASA INDONESIA

O
L
E
H
NAMA : ELSA MURTIVA LEBA
KELAS : IXA

SMPN 1 AMFOANG SELATAN


2023
SMPN 1 Amfoang Selatan adalah salah satu sekolah yang cukup terkenal di
kampungku. Hal ini di karenakan setiap tahunnya, SMPN 1 Amfoang Selatan menerima
ratusan siswa-siswi lulusan SD dan tidak pernah sepi peminat dan aku adalah salah satunya.
Selama menjalani sekolah di SMPN 1 Amfoang Selatan, aku memiliki 2 sahabat
bernama Sefri dan Nova. Mereka berteman baik denganku sejak kelas VII hingga sekarang
mendekati kelulusan SMP. Menjelang ujian akhir kelas VII, aku merasa sangat malas
melakukan segala sesuatu sehingga berdampak juga pada aktifitas belajarku. Aku hanya
belajar belajar saat kondisi mood sedang baik saja selebihnya tidur atau bermain.
Setelah melewati masa-masa ujian kenaikan kelas aku yakin bahwa nilaiku akan
mengalami penurunan. Sudah pasti aku akan dimasukan ke kelas VIIIC yang terkenal karena
isinya adalah murid-murid nakal dan pemalas. Benar saja, saat pembagian kelas tiba namaku
ada dalam daftar siswa-siswi penghuni kelas VIIIC. Saat itu aku kaget tapi juga merasa biasa
saja karena sudah memprediksi bahwa hal ini akan terjadi.
“Sefri, Nova. Selamat, ya. Kalian masuk kelas VIIIA.” Ucapku memberikan selamat
kepada kedua sahabatku.
“Makasih, ya. Semoga lain kali kamu bisa lebih rajin belajar dan tidak malas. Malu
banget, bisa sampai masuk kelas VIIIC.” Jawab Nova. Aku cukup kaget mendengarnya
karena itu terdengar kasar bagiku.
“Iya, selama kelas VIII ini aku akan lebih rajin belajar supaya nanti di kelas IX kita
bertiga bisa sekelas lagi.” Jawabku dengan cukup sedih.
Semenjak hari pembagian kelas itu hubungan kami bertiga mulai renggang rupanya
Sefri dan Nova mulai membagi jarak denganku.
Di sekolah kami memang anak-anak kelas huruf B dan C tidak begitu banyak disukai.
Kebanyakan dari mereka nakal dan susah diatur. Suka membuat onar serta dicap
sebagai siswa-siswi pemalas.
Aku cukup menyesal karena saat itu memilih malas-malasan daripada belajar untuk
ujian kenaikan kelas.
Setiap istirahat aku bertemu dengan Sefri dan Nova di kantin saat ku tegur sapa
mereka hanya tersenyum datar lalu pergi meninggalkanku.
Kelas VIII ini adalah masa-masa yang cukup membuatku stres karena tidak punya
teman.
Tiba saatnya menjelang ujian kenaikan kelas aku berjanji untuk tidak mengulangi hal
yang sama seperti tahun lalu. Aku belajar bersungguh-sungguh supaya bisa masuk ke kelas
IXA.
Kesadaran ini membuatku bangkit dan termotifasi agar tidak dicap sebagai anak
pemalas lagi.
Selain itu, alasan lainnya adalah, supaya hubungan persahabatanku dengan Nova dan
Sefri bisa membaik lagi seperti dulu.
“Gak apa-apa kemarin gagal tapi kali ini aku harus bangkit, nilaiku harus naik lagi.
Ayo semangat”. Ucapku dalam hati menyemangati diri sendiri.
Pulang sekolah dan malam hari aku belajar mempersiapkan ujian.
Hingga tiba hari ujian aku bersyukur karena bisa mengerjakan seluruh soal dengan
mudah. Semua pelajarn dalam semester ini bisa aku kuasai sehingga menjawab soal ujian
bukan hal yang sulit.
Setelah itu tibalah hari pembagian kelas aku sangat gugup karena takut kejadian tahun
lalu bertulang kembali. Aku berhasil masuk ke kelas IXA bersama Nova dan Sefri.
“Selamat, ya. Kamu berhasil mengalahkan rasa malasmu dan bisa masuk ke kelas
IXA” kata Sefri memberikanku selamat.
Entah kenapa hari itu, aku sangat bahagia karena Sefri dan Nova kembali menyapaku
bahkan memberikan selamat.
Semenjak saat itu hubungan persahabatan kami bertiga menjadi lebih baik.
Setiap permasalahan dibicarakan baik-baik. Saat itu aku tahu bahwa baik Nova
maupun Sefri ternyata juga pernah mengalami masalah yang sama denganku yaitu malas
belajar.
Namun satu hal yang membuatku sadar adalah mereka tidak mau menyerah hanya
karena malas.
Mereka berdua memperjuangkan nilainya dan tidak ingin membiarkan rasa malasnya
semakin menguasai dirinya.
Padahal keduanya adalah anggota OSIS juga yang artinya memiliki kesibukan
tambahan di luar jam sekolah.
Tetapi nyatanya mereka masih bisa membagi waktu untuk belajar berorganisasi,
bermain dan setelah kejadian ini aku mulai belajar untuk tidak membiarkan rasa malas
menguasai diriku. Aku berusaha memacu semangatku untuk tidak dapat gampang menyerah.
Istirahat boleh, tetapi jangan sampai terlena hingga membuat tugas dan tanggung
jawabku terabaikan.
Waktu berlalu dan hari ini adalah hari wisuda SMPN 1 Amfoang Selatan. Kami
bertiga dinyatakan lulus dengan nilai yang cukup membanggakan.
Kami masih berteman dan belajar bersama untuk memperjuangkan SMA impian
selanjutnya.
Inggredients How to make it
3-5 Banana, Flour, and Rice Flour 3:2 1. First mix all the inggredients ents
A Pinch of salt 2 table spoon (Flour, rice, salt, sugar, egg, and cool
Of sugar i egg cold water oll water in the bowl.)
2. Cut the bananas into pieces
3. Then put them into the dough
4. Fry them with hut oil until golden
brown.

Anda mungkin juga menyukai