Anda di halaman 1dari 2

Harga Tepung Terigu di Semarang Bertahan

Tinggi, Saat Ini Rp 13.000 Perkilogram

Pedagang sembako di pasar tradisional Kota Semarang menyatakan, harga tepung terigu
masih terus tinggi hingga kini menyentuh Rp 13.000/kg. Padahal, sebelumnya harga tepung
terigu berada pada kisaran Rp 8.500/kg.
Di tengah turunnya harga sejumlah komoditas pangan seperti minyak goreng, telur, bawang
merah, dan cabai, harga tepung terigu tercatat masih bertahan tinggi.
Pedagang sembako di pasar tradisional Kota Semarang menyatakan, harga tepung terigu
masih terus tinggi hingga kini menyentuh Rp 13.000/kg. Padahal, sebelumnya harga tepung
terigu berada pada kisaran Rp 8.500/kg.
"Harga yang masih tinggi sekarang tepung terigu, Rp 10 ribu hingga Rp 13 ribu per
kilogram," kata Warto, satu pedagang di Relokasi Pasar Johar Semarang, Minggu (7/8).
Menurut dia, harga tepung terigu hingga saat ini masih belum terkendali. Kenaikan terjadi
secara bertahap sejak Ramadan 2022 lalu.
"Tepung tapioka juga sama, naik. Sekarang harganya Rp 12 ribu/kg. Tapi kenaikan harga
tepung tapioka tidak setinggi terigu," jelasnya.
Pedagang sembako di pasar Karangayu Semarang juga sempat mengeluhkan kenaikan harga
tepung.
Menurut pedagang, kenaikan harga terjadi cukup signifikan, dan membuat mereka
kebingungan.
Sebab, selain berpengaruh pada penurunan penjualan tepung, juga berpengaruh pada
penurunan penjualan produk-produk turunannya.
"Kalau harga-harga naik, otomatis penjualan turun. Harga tepung ini naik terus, pelanggan
banyak yang protes, ngeluh harga-harga naik," ucap Mardiyah, pedagang di Pasar Karangayu
Semarang, baru-baru ini.
Ia menyebut, kenaikan harga tepung tersebut terjadi tak hanya pada tepung terigu, tetapi juga
tapioka. Kenaikan hara keduanya terjadi beriringan.
"Harga tepung naik terus, tepung terigu dan tapioka sama. Merangkak pokoknya," ucapnya.
Mardiyah menyatakan, kenaikan harga tepung itu berpengaruh pada harga produk-produk
turunannya seperti mie, mie instan, kerupuk, dan berbagai camilan berbahan tepung.
Kenaikan harga pada produk-produk tersebut juga cenderung tinggi.
"Kerupuk itu yang belum digoreng naiknya Rp 2.000, awalnya Rp 16.000 menjadi Rp 18.000
per kilogram. Mie instan yang awalnya Rp 2.500 menjadi Rp 2.750-Rp 3.000 bergantung
merek, jenis rebus atau goreng," terangnya.
Senada, pedagang lain di Pasar Karangayu, Slamet menuturkan, kenaikan harga tepung telah
terjadi beberapa bulan sebelum Ramadan.
Menurutnya, terjadi kenaikan mencapai Rp 3.000 untuk setiap kilogram tepung.
Ia dan pedagang lain menyadari kenaikan harga tepung itu terjadi sebagai dampak perang
Rusia-Ukraina.
"Besar kenaikannya, yang dulunya Rp 9.000 menjadi Rp 12.000 per kilogram. Harga mie
instan juga naik, per biji sekitar Rp 500 kenaikannya. Kalau mie yang besar-besar naiknya
tinggi lagi, sampai Rp 3.000," paparnya.

Anda mungkin juga menyukai