"Jadi beritanya tidak benar," kata Arief kepada detikcom, Senin (18/12/2023).
Harga tertinggi cabai rawit merah Rp 148.030 per kilogram (kg) di Kalimantan Utara.
Sementara harga terendah ada di Papua Barat Rp 58.090 per kg. Untuk rata-rata
harga di DKI Jakarta Rp 93.520 per kg, Jawa Barat Rp 85.240 per kg, Jawa Tengah
Rp 77.010 per kg dan Jawa Timur Rp 77.110 per kg.
Arief mengakui memang terjadi kenaikan harga cabai rawit saat ini. Hal tersebut
terjadi karena produksi komoditas itu mengalami penurunan, sehingga pasokan
kurang.
"Terhadap pemberitaan tersebut, sebetulnya juga telah diklarifikasi juga oleh Kadis
bahwa tidak ada harga Rp 450.000 per kg harga cabai rawit merah di sana,"
jelasnya.
Harga cabai rawit merah secara rata-rata nasional dalam laman SP2KP Kemendag
tercatat turun 4,87% menjadi Rp 93.200 per kg. Angka itu turun dari harga
sebelumnya pada 15 Desember 2023, Rp 97.100 per kg.
Kemudian jenis cabai lainnya juga terpantau tinggi namun mengalami penurunan
hari ini. Harga cabai merah keriting Rp 68.600 per kg, turun 5,77% menjadi Rp
72.800 per kg, cabai merah besar Rp 68.400, turun 4,87% menjadi Rp 71.900 per
kg.
Temuan Pedagang
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mengatakan harga itu memang sempat
terjadi, tetapi hanya sekali. Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri mengatakan saat
ini harga cabai rawit merah di Kabupaten Baubau tak lagi Rp 450.000 per kg.
Menurutnya catatannya harga cabai rawit merah di daerah itu Rp 250 ribu per kg.
"Benar sempat Rp 450.000 per kg, tetapi itu hanya sekali, habis itu turun lagi.
Sekarang itu sekitar Rp 250.000 per kg," ujar Mansuri kepada detikcom.
Mansuri menjelaskan kasus harga cabai rawit yang tinggi itu karena saat pedagang
ingin menutupi kerugiannya. Karena saat membeli pasokan pertama, barang yang
datang malah rusak.
Kemudian karena sudah terlanjur dibayar dan tidak bisa dijual, pedagang pun
merugi. Lalu ketika membeli barang kedua kalinya, harga cabainya jadi dinaikkan
agar kerugian sebelumnya tertutupi.
"Jadi pedagang itu kan beli kan langsung bayar, baru datang barangnya. Kemudian
ketika datang itu barangnya rusak, jadi nggak bisa dijual. Ketika membeli yang
kedua, pedagang jadi menjual dengan harga yang diakumulasikan dengan
pembelian pertama, jadi harganya naik," ujarnya.