Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI

“PERUBAHAN HARGA KOMODITAS PANGAN BESERTA FAKTOR YANG


MEMENGARUHINYA”

DISUSUN OLEH :

Gilbert Bonar Tambatua | 18.I1.0022

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

2019
Harga Daging Sapi Meroket Hingga Rp180
Ribu per Kg

Jakarta, CNN Indonesia -- Harga daging sapi meroket jelang perayaan lebaran 2019. Di


sejumlah wilayah harganya bahkan menyentuh Rp180 ribu per Kilogram (Kg).
Pantauan di Pasar Mangkikit atau Pasar Subuh di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur,
Kalimantan Tengah, harga daging sapi dibanderol Rp180 ribu per Kg. Padahal, normalnya harga
daging di pasar ini berkisar Rp110 ribu-Rp130 ribu per Kg.
Mengutip Antara, Selasa (4/6), pedagang setempat menyebut Pasar Subuh merupakan pasar
besar dan dikenal lebih murah ketimbang pasar-pasar lainnya. Artinya, jika harga kebutuhan
pokok di Pasar Subuh naik, maka kemungkinan harga di pasar lainnya lebih tinggi.

Pedagang Pasar Subuh juga mengaku kenaikan harga daging sapi sudah terjadi di tingkat
pemasok. Hal ini diakibatkan pasokan dari peternakan lokal jumlahnya masih terbatas.
Sementara itu, di Pasar Pasir Gintung Bandarlampung, harga daging sapi tembus Rp130 ribu per
Kg. Rata-rata harga daging sapi di hari-hari biasanya Rp115 ribu-Rp120 ribu per Kg.
Eka, pedagang daging di pasar setempat menyebut kenaikan harga daging sapi dipicu oleh
tingginya permintaan konsumen jelang perayaan lebaran. Namun begitu, ia bilang pasokan
daging sapi dari rumah pemotongan hewan masih mencukupi kebutuhan masyarakat.
Di pasar tradisional di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, harga daging sapi tembus Rp150
ribu per Kg. Harga tersebut lebih tinggi Rp30 ribu dari hari-hari biasanya.
Namun, tak cuma daging sapi. Di Rejang Lebong, harga daging kerbau juga terpantau naik dari
Rp110 ribu-Rp120 ribu per Kg menjadi Rp140 ribu per Kg.

Penjelasan :

Berdasar berita diatas peubahan harga komoditas pangan terjadi pada daging sapi. Harga bahan
ini menjadi tak biasa ketika menjelang hari raya idul fitri. Sebagai contoh di beberapa daerah
seperti Pasar Mangkikit atau Pasar Subuh di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur,
Kalimantan Tengah, harga daging sapi dibanderol Rp180 ribu per Kg. Normalnya harga daging
di pasar ini berkisar Rp110 ribu-Rp130 ribu per Kg jika tidak pada hari raya menjelang lebaran.
Contoh lain didaerah pasar tradisional di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, harga daging
sapi tembus Rp150 ribu per Kg. Harga tersebut lebih tinggi Rp30 ribu dari hari-hari biasanya.
Secara umum harga bahan naik tentu tidak hanya daging sapi saja, tergantung situasi dan kondisi
yang terjadi. Stiuasi dan kondisi itu terjadi misalnya pada suatu waktu ketika hari libur,
kelangkaan bahan, adanya bencana alam, dan lain – lain.
Penyebab kenaikan utama dari harga daging sampai yang melonjak tersebut disebabkan karena
banyaknya permintaan oleh konsumen dan sedikitnya supply daging. Hal ini menyebabkan
terjadinya kelangkaan pada daging sapi yang menyebabkan harganya menjulang naik.
Pemerintah mencoba untuk menstabilkan harga dengan cara sidak ke tempat2 pemotongan
hewan, pasar tradisional dll. Pihak terkait mulai menekankan kepada para produsen dan
distributor untuk segera memasok bahan pangan tersebut sehingga seluruh kebutuhan konsumen
terpenuhi dan diharapkan harga menjadi stabil. Selain itu tindakan yang paling aman dilakukan
pemerintah bisa dengan cara menetapkan RUU.
Beberapa Faktor yang memengaruhi tingkat permintaan yang menyebabkan kenaikan harga
adalah sebagai berikut :

 Harga barang substitusi (pengganti)


Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa yang
diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang
substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap
menggunakan barang yang semula.

 Harga barang komplementer (pelengkap)

Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda motor,
barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka kecenderungan orang untuk
membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya.

 Jumlah Pendapatan

Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan
akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang
dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk
membeli barang juga akan turun.

 Selera konsumen

Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika
selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut
akan meningkat pula.

 Intensitas kebutuhan konsumen

Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. Kebutuhan
terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan permintaan masyarakat
terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa
sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi
meningkat.
Sesuai dengan hukum permintaan :

"Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan
berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang
diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat."

Anda mungkin juga menyukai