Anda di halaman 1dari 3

Ekonomi mikro adalah ilmu khusus yang memperlajari perilaku antar konsumen –

perusahaan dan penentuan harga pasar serta kuantitas faktor input barang dan jasa yang
diperjualbelikan. Ekonomi mikro memiliki tujuan utama bagi sebuah usaha untuk
menganalisis pasar dan caranya membentuk harga relatif pada barang dan jasa.

Aspek analisis dalam ekonomi mikro antara lain biaya dan manfaat, permintaan dan
penawaran, elastisitas, model pasar, indusri, teori produksi dan teori harga. Ruang lingkup
yang dibahas dalam ekonomi mikro yaitu produsen dan konsumen, dimana produsen dan
konsumen ini merupakan individu pada rumah tangga, masyarakat atau perusahaan. Mikro
ekonomi mengkaji interaksi antar penjual dan pembeli dalam pasar faktor produksi. Berikut
merupakan contoh artikel mengenai permasalahan Ekonomi Mikro:

Harga Beras di Indramayu Kembali Naik

Pada bulan Januari yang lalu beberapa pasar tradisional yang berada di Kabupaten
Indramayu mengalami kenaikan harga beras sebanyak dua kali. Besarnya kenaikan harga
beras mencapai Rp 250 per Kg untuk sekali naik hingga mencapai Rp 500 per Kg hanya
dalam waktu tiga pekan terakhir. Tidak hanya itu saja beras jenis premium saat ini mencai Rp
12.000 per Kg yang awalnya sekitar Rp 11.500 per Kg. Untuk beras jenis medium kualitas
satu mengalami kenaikan sebesar Rp 500 dari harga Rp 10.500 menjadi Rp 11.000 per Kg
sedangkan beras jenis medium kualitas kedua naik dari harga Rp 10.000 menjadi Rp 10.500
per Kg. Harga ini hanya dikhususkan untuk pembelian eceran.

Sementara itu, harga beras dengan ukuran karungan yang berisi 25 Kg harganya lebih
murah Rp 500 per Kg di bandingkan dengan pembelian secara eceran. Penyebab kenaikan
harga beras itu, dikarenakan menipisnya pasokan beras di tingkat petani. Pasalnya saat itu ,
para petani baru saja memulai musim tanam rendeng dan diprediksi harga beras akan turun di
bulan Maret atau April yang merupakan musim panen bagi petani.

Menurut pedagang beras dari Pasar Baru Indramayu, kenaikan harga beras juga terjadi
karena musim panen gadu 2018 yang sudah lama berakhir dan mengakibatkan pasokan beras
menipis. Harga beras tersebut akan kembali turun saat musim panen tiba.
Harga Beras di Indramayu Kembali Naik

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten


Indramayu kembali naik. Kenaikan itu diperkirakan akan terus terjadi karena musim tanam
baru saja dimulai.

''Dari awal Januari sampai sekarang, harga beras sudah naik dua kali,'' ujar seorang pemilik kios
beras di Kelurahan Margadadi, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, H Jana,
kepada Republika.co.id, Senin (21/1).

Jana menyebutkan, besarnya kenaikan harga beras mencapai Rp 250 per kg untuk sekali naik.
Dengan demikian, selama tiga pekan terakhir, kenaikan harga beras mencapai Rp 500 per kg.

Untuk harga beras premium, Jana menyebutkan, saat ini mencapai Rp 12 ribu per kg. Harga
itu naik dari akhir Desember 2018 yang mencapai Rp 11.500 per kg.

Untuk beras medium kualitas satu, naik dari Rp 10.500 per kg menjadi Rp 11 ribu per kg.
Sedangkan beras medium kualitas dua, naik dari Rp 10 ribu per kg menjadi Rp 10.500 per kg.
‘’Harga itu untuk pembelian eceran,’’ tutur Jana.

Sementara untuk pembelian beras dengan ukuran karungan (isi 25 kilogram), harganya lebih
murah Rp 500 per kilogram dibandingkan pembelian eceran.

Jana menjelaskan, kenaikan harga beras itu terjadi karena semakin menipisnya pasokan beras
di tingkat petani. Pasalnya, saat ini para petani baru saja memulai musim tanam rendeng
2018/2019. Berdasarkan pengalaman, harga beras baru akan turun saat petani sudah
memasuki musim panen.

‘’Diperkirakan panen baru akan terjadi pada Maret atau April,’’ kata Jana.
Hal senada diungkapkan pedagang beras di Pasar Baru Indramayu, Warto. Menurutnya,
kenaikan harga beras terjadi karena musim panen gadu 2018 sudah lama berakhir. Akibatnya,
pasokan simpanan gabah milik petani saat ini sudah berkurang.

‘’Biasanya harga beras akan turun kalau sudah musim panen,’’ kata Warto.

Sementara itu, kenaikan harga beras di pasaran tersebut dikeluhkan masyarakat, salah satunya
seorang pedagang nasi di Kecamatan Indramayu, Nining. Pasalnya, kenaikan harga beras itu
membuat pengeluarannya jadi bertambah besar.

‘’Memang sih naiknya cuma sedikit, tapi saya kan belinya banyak karena untuk jualan. Jadi
terasa kenaikannya,’’ kata Nining.

Nining mengaku hingga kini belum ikut menaikkan harga jual nasinya. Pasalnya, kenaikan
harga beras saat ini diimbangi dengan turunnya harga bahan pangan lainnya, seperti telur
ayam dan sayuran.

Anda mungkin juga menyukai