Anda di halaman 1dari 2

Menurut Safrudin (2007) pendidikan seks (sex education) adalah suatu informasi mengenai persoalan

seksualitas manusia yang jelas dan benar. Informasi itu meliputi proses terjadinya pembuahan,
kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan,
kejiwaan dan kemasyarakatan.

Sex education merupakan sekumpulan informasi dan pembelajaran mengenai seksualitas manusia yang
jelas dan benar. Informasi dan pembelajaran yang dimaksud meliputi tingkah laku seksual, hubungan
seksual, dan aspek-aspek kesehatan organ reproduksi atau organ seksualitas. Informasi lainnnya juga
berupa akibat dari seksualitas seperti terjadinya kehamilan, yang diawali dengan hubungan seksual yang
menyebabkan terjadinya proses pembuahan, kehamilan sampai kelahiran (Safrudin, 2007).

Di Indonesia sangat sedikit orang tua yang menyampaikan informasi tentang seksualitas dan hal-hal
yang berkaitan erat dengan pertumbuhan dan perkembangan remaja (Meilani dkk, 2014).

Pada kenyataannya, dikalangan masyarakat Indonesia khususnya para orang tua, masalah seks
merupakan hal yang dianggap tabu, sehingga mereka berfikir bahwa hal ini tidak pantas untuk diajarkan
kepada anak-anak mereka apalagi yang masih usia dini (Meilani dkk, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Surtiretna ( Kurniati T:2005).menyatakan, pendidikan seks harus
dimulai sedini mungkin mulai masa kanak-kanak dan terusberlangsung hingga usia remaja.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Surtiretna ( Kurniati T:2005) menjelaskan bahwa sex education
merupakan hal yang penting untuk dilakukan dan diterapkan. Hal ini harus mulai dilakukan sedini
mungkin, dari masa kanak-kanak hingga usia remaja. Pada dasarnya, materi seksualitas dapat diberikan
dan dikemas sesuai dengan usia anak, namun tanggapan masyarakat mengenai belum saatnya anak-
anak mengetahui topik seputar seksualitas menjadi penghambat sex education itu sendiri

hasil riset Bennett & Dickinson (2006) maupun riset Fisher (2009) yang menyebutkan bahwa
pemberian informasi tentang seks dari orang tua tentu lebih baik daripada informasi dari sumber lain

Sesuai dengan hasil riset Bennett & Dickinson (2006) maupun riset Fisher (2009) yang mengatakan
bahwa sex education lazimnya diberikan oleh orang tua, karena peranan orang tua atau keluarga
merupakan hal yang sangat utama dan mendasar dibandingkan dengan seks education dari orang lain
atau sumber lain
Syamsudin (1985:14),mendefinisikan pendidikan seks sebagai usaha untuk membimbing

seseorang agar dapat mengerti benar-benar tentang arti kehidupan seksnya, sehingga dapat

mempergunakannya dengan baik selama hidupnya

mendefinisikan pendidikan seks sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk memahami
mengenai apa itu seks, termasuk didalamnya pengertian seks, manfaat dan tujuan dari seks itu sendiri.
Dimana hal ini dapat digunakan sebagai dasar dalam bertindak pada hal-hal yang berkaitan dengan
seksualitas agar dapat dipergunakan dengan baik dalam menjalani kehidupannya.

Hurlock (2003:129) menyatakan bahwa anak– anak sudah memiliki minat terhadap seks, yang

ditunjukkan salah satunya dengan cara mulaimenemukan ciri perlaku yang diasosiasikan dengan

jenis kelamin tertentu dengan ciri yang berlawanandengan jenis kelamin tertentu dan ciri yang

berlawanan dengan jenis kelamin yang berlawanan.Pengenalan pendidikan seks sejak dini dirasa

sangat penting mengingat pada usia 1 tahun anaksudah menyadari keberadaan dirinya dilingkungan

sekitar. Apakah ia itu laki – laki atau perempuan.

Menyatakan bahwa sesungguhnya, anak-anak sudah memiliki minat terhadap seks sejak usia dini. Hal
itu ditandai dengan cara anak memahami dirinya sendiri. Contohnya, sejak berusia 1 tahun anak
sudah dapat menyadari keberadaan dirinya baik sebagai laki-laki maupun perempuan.

Anda mungkin juga menyukai