Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN TALKSHOW

Produk & Branding

SUB JUDUL : Tantangan dalam mengembangkan produk Brodo

Tantangan itu akan terus ada, namun tergantung stages dari bisnisnya. Tantangan yang paling
berat adalah bagaimana kita bisa yakin bahwa produk yang kita buat itu akan bisa laku. Dan
yang dilakukan pada saat itu adalah percaya pada instinct kita. Karena entrepreneur harus
mempunyai instinct yang kuat. Kita juga melakukan A/B testing dan market testing. Bias-bias
juga harus dihilangkan dan harus dengarkan insight. Itu akan mengeliminasi resiko-resiko pada
saat produk kita diluncurkan dan tidak laku. Produk Brodo pun tidak semuanya laku. Tapi ya
itulah ya realita bisnis. Yang penting punya preparation, dan pada saat sudah dipersembahkan
ke customer, kita harus cepat belajar dan harus cepat mendengar feedback. Maka terjadilah
sebuah cycle, build, merger, learn, feedback untuk produk development.

SUB JUDUL : Tantangan dalam mengembangkan produk yang berbeda

Prinsip kita selalu thinking outside the box. Gimana supaya bisa berbeda dan menarik
perhatian. Jadi konsep amati, tiru, dan modifikasi itu boleh, tapi jangan benar-benar dijadikan
patokan. Kita harus berani beda, tapi kalau terlalu beda mungkin ga ada yang mau lihat. Tapi
kalo berani beda dan berhasil, kita bisa menjadi number one. Jadi gunakan mindset harus terus
bisa bereksplorasi.

SUB JUDUL : Merancang pondasi produk yang sesuai dengan konsumen

Patokan product development kita itu berawal saat kita yang waktu itu masih menjadi
mahasiswa ingin mempunyai sepatu keren yang harganya terjangkau. Fokus marketnya adalah
mahasiswa, dimana hampir semua mahasiswa itu pada generasinya ingin mempunyai sepatu
boots atau sepatu kulit untuk dipakai kuliah. Fokus di dua hal tersebut dan beruntungnya pada
saat launching, kita mendapat respon yang sangat baik. Internet sangat membantu kita pada
saat launching tersebut. Kita masuk ke forum-forum dan akun-akun yang memang membahas
lifestyle. Selain itu, saya juga selalu percaya pada quotes dari salah satu pendiri brand sepatu
ternama dunia, people see us as a marketing company, but our prouder is number one
marketing strategy. Jadi memang produk itu selalu jadi pondasi kesuksesan program marketing
sebuah bisnis.

SUB JUDUL : Kesulitan menyeimbangkan produk utama dengan produk penyerta


seperti packaging atau layanan customer service

Sebagai bisnis baru, resources masih sangat terbatas. Kita harus bisa membangun
kepercayaan dengan calon customer menggunakan filosofi customer services yang baik. Yang
pertama fokus ke kecepatan melakukan reply pada saat siapapun bertanya. Kedua harus bisa
selalu memposisikan diri sebagai teman. Dengan fokus ke dua hal tersebut, sudah bisa menjadi
pembeda dengan bisnis yang lain. Packaging sepatu terlalu membosankan. Waktu awal-awal
buat packagingnya seperti koran. Jadi supaya orang baca cerita tentang Brodonya. Sampai
sekarang kita terus mengulik, jadi masih terus berubah-ubah.

SUB JUDUL : Definisi branding

Branding itu banyak sekali variasinya. Menurut saya, bisnis atau produk itu harusnya seperti
manusia. Bukan hanya penampilan saja, tapi juga sifatnya. Bagaimana mereka say hello,
bagaimana mereka berinteraksi dari pagi sampai malam. Jadi seluruh aspek element dari
sebuah perusahaan, bukan hanya produk saja.Branding bukan hanya sekedar logo atau produk
saja, tapi end to end experience. Dan perusahaan-perusahaan yang kuat pasti punya branding
yang kuat juga, karena antara branding dan marketing memang saling bahu-membahu.

SUB JUDUL : Menyentuh sisi kehidupan konsumen melalui brand Brodo

Tidak terlalu sulit untuk bisa memulai. Tapi yang menjadi challenge pada saat tahun ke 10 ini
adalah customer berevolusi, tren berevolusi. Bagaimana caranya merespon sama keadaan.
Kalau di awal, karena kita sudah bisa mengidentifikasi customer dan kita pun tahu apa yang kita
suka, kita bisa mendefinisikan customer sedetail itu, sehingga saat kita berbicara, berinteraksi,
maupun menciptakan campaign terasa natural. Saat ini, customer sudah melebar. Yang tadinya
spesifik ke usia generasi saya, sekarang kita mencoba memperluas market kita ke generasi
yang masih sekolah sampai generasi yang bisa dibilang sudah cukup lama bekerja.

SUB JUDUL : Kesulitan yang dihadapi saat membangun brand bisnis

Pada saat menciptakan campaign, kita menciptakan branding benar-benar terasa natural. Saya
merasakan passion yang begitu bergelora, tidak seperti waktu saya menghitung rumus
bagaimana membangun jembatan yang baik. Jadi mungkin di sisi itu saya beruntung, karena
pada saat menciptakan branding terasa sangat natural.

SUB JUDUL : Sedalam apa kita harus memahami konsumen?

Secukupnya. Karena kalau kita terlalu mengikuti apa maunya konsumen, tidak mungkin kita
bisa mengikuti apa maunya mereka semua. Jadi kita harus punya perspektif. Apa sih yang ingin
kita sampaikan dari produk dan bisnis kita? Nah seberapa cukup? Itu hanya bisa dicapai
melalui pengalaman.

SUB JUDUL : Cara lain untuk membangun branding produk agar dapat diterima
Menurut saya, kita harus mencoba tiga sampai lima angle. Apakah itu dari produk, messages,
konten, foto, video, dan lain-lain. Tapi ada moment dimana pada saat rodanya tidak berputar,
kita harus berani untuk mengambil direction yang berbeda. Pada saat merubah direction, yang
tahu hanya segelintir orang, jadi kita bisa bebas bereksperimen.

SUB JUDUL : Brodo berubah direction

Brodo sering merubah direction. Di awal ada sedikit rasa krisis identitas. Pada saat itu pasar
wanita sangat besar, bahkan lima kali lebih besar dibanding pasar pria. Dan pada saat itu pula
wanita sedang butuh sepatu boots yang desainnya keren dan harga affordable seperti brodo,
tapi tidak banyak yang seperti itu. Waktu itu brodo berkesempatan mengubah branding produk
menjadi lebih universal. Kita coba selama dua bulan, tapi ternyata pasarnya besar, pesaingnya
juga besar. Jadi kita ubah lagi directionnya. Fokus di pria saja. Sesuai nama kita, Brodo, Bro.

SUB JUDUL : Brand favorit yang menginspirasi

Nike lah yang menginspirasi lahirnya brodo. Kita bermimpi suatu hari setidaknya Brodo bisa
berkompetisi dengan nike, walaupun masih entah kapan. Nike yang benar-benar sangat
menginspirasi kita untuk berbicara tidak hanya sekedar berjualan, berbicara tidak hanya
sekedar profit, tapi berbicara tentang values.

SUB JUDUL : Membuat brand bisa tetap sustain dalam kondisi tidak menyenangkan

Tidak ada formula khusus untuk tetap bisa sustain dalam kondisi tidak menyenangkan seperti
pandemi ini. Kita harus bisa beradaptasi dan benar-benar bertahan. Itu kuncinya. Fokus dengan
longterm messages. Keadaan lagi sulit, kita sebagai penduduk bumi harus apa? Secara result
bisnis memang tidak ada, secara engagement marketing juga netral saja, tapi kita percaya
bahwa kita bawa hal yang benar. Itu mungkin yang membuat kita bertahan sampai sejauh ini.
Selain bicara aspek teknik berbisnis, kita juga bicara branding. Pasti ada opportunity.
Opportunity itu nomor satu, tapi salah satu petaka buat kita adalah pada saat lockdown.
Penjualan nomor satu kita itu sepatu kulit untuk bekerja, tapi karena tidak ada yang bekerja,
akhirnya penjualan sepatu kulit kita hilang. Setelah reopening ekonomi, ternyata tren fashion
jadi lebih kasual. Kebetulan kita juga sudah persiapan launching sneakers, dan tepat ekali
momennya untuk kita launching sneakers di masa seperti ini. Jadi yang bisa dipelajari adalah
bagaimana kita terus bisa agile, bisa memanage psikologi agar tetap terus optimis di depan tim.

Anda mungkin juga menyukai