Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP CIMALAKA
Jl. Raya Tanjungkerta No 72  0261-202623 Cimalaka Sumedang 45353
E-mail : puskesmascimalaka@yahoo.co.id

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP CIMALAKA


NOMOR : 18 / PKM-CMLK / XII /2021
LAMPIRAN : 2 berkas

TENTANG

PEMBENTUKAN TIM KESELAMATAN PASIEN DAN SASARAN SASARAN KESELAMATAN


PASIEN

PUSKESMAS RAWAT INAP CIMALAKA


KABUPATEN SUMEDANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG

Menimbang : a. Bahwa peningkatan mutu dan keselamatan pasien


puskesmas merupakan kewajiban bagi seluruh pemberi
pelayanan kesehatan di puskesmas;
b. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien perlu ditetapkan ukuran-ukuran
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien yang
menjadi sasaran peningkatan layanan klinis;
c. Bahwa sehubungan dengan butir a dan b tersebut diatas
ditetapkan sasaran-sasaran keselamatan pasien;
d. Bahwa agar pelaksanaan pertanggungjawaban upaya
keselamatan pasien dapat berjalan dengan optimal, maka
dipandang perlu untuk membentuk tim keselamatan
pasien;
e. Bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas
perlu ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala
Puskesmas;
f. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a, b, c, d dan e perlu ditetapkan Tim
Keselamatan Pasien dan sasaran sasaran keselamatan
pasien di UPTD Puskesmas Rawat Inap Cimalaka.
Catatan :
 UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1
“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.”
 Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang di terbitkan BSrE.
 Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan terdaftar di http://e-office.sumedangkab.go.id, kode: YTAYMZHI
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43 tahun 2019, tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
46 tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEMBENTUKAN TIM KESELAMATAN PASIEN DAN SASARAN


SASARAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS RAWAT INAP
CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG

KESATU : Membentuk Tim Kerja Peningkatan Mutu Klinis dan


Keselamatan Pasien di Puskesmas Rawat Inap Cimalaka
KEDUA : Tim Kerja Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien
di Puskesmas Rawat Inap Cimalaka sebagaimana dimaksud
Diktum KESATU, mempunyai tugas sebagaimana
tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini.
KETIGA : Tim Kerja Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien
di Puskesmas Rawat Inap Cimalaka bertanggung jawab
kepada Kepala Puskesmas Rawat Inap Cimalaka.
KEEMPAT : Penetapan sasaran sasaran keselamatan pasien di
Puskesmas Rawat Inap Cimalaka.
KELIMA : Keputusan Kepala Puskesmas Rawat Inap Cimalaka ini
mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Sumedang


Tanggal : 28 Desember 2021
KEPALA UPTD PUSKESMAS
RAWAT INAP CIMALAKA

HENDRIAWAN
Catatan :
 UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1
“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.”
 Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang di terbitkan BSrE.
 Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan terdaftar di http://e-office.sumedangkab.go.id, kode: YTAYMZHI
LAMPIRAN I: SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP
CIMALAKA KABUPATEN
SUMEDANG NOMOR: 18 / PKM-
CMLK / XII / 2021
PEMBENTUKAN TIM
KESELAMATAN PASIEN DAN
SASARAN SASARAN
KESELAMATAN PASIEN
PUSKESMAS RAWAT INAP
CIMALAKA KABUPATEN
SUMEDANG

SUSUNAN DAN URAIAN TUGAS TIM KESELAMATAN PASIEN


PUSKESMAS RAWAT INAP CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG

A. SUSUNAN KEPENGURUSAN TIM KESELAMATAN PASIEN

I. Ketua : dr. Ika Nadia Prajawati

II. Sekretaris : Evi Pujawati, Amd.Keb

III. Anggota : dr. Ira Maria Harti


Siti Amalia, Amd.Keb
Nina Yuningsih, ST.Keb
Nurmayasari Marjuki, AMKG
Hj. Rumiyati, AMKeb
Hedi Kosam Erawan, Amd.AK
Tini Suwartini, Amd.Keb
Iis Kartini, Amd.Keb
Meymey Meilani, AMG

B. URAIAN TUGAS:

I. Ketua
a. Tanggung jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab seluruhnya
terhadap pelaksanaan program Peningkatan Mutu Klinis dan
Keselamatan Pasien di UPTD Puskesmas Rawat Inap Cimalaka.
b. Tugas pokok :
Catatan :
 UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1
“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.”
 Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang di terbitkan BSrE.
 Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan terdaftar di http://e-office.sumedangkab.go.id, kode: YTAYMZHI
Mengoordinasikan semua pelaksanaan kegiatan program
Keselamatan Pasien di UPTD Puskesmas Rawat Inap Cimalaka.
c. Uraian tugas:
1. Menyusun, merencanakan dan mengevaluasi program kerja
keselamtan pasien
2. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan
keselamatan pasien
3. Memimpin, mengoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan
keselamatan pasien
4. Memberikan pengarahan dan pelaksanaan tentang 7 langkah
keselamatan pasien puskesmas
5. Bekerjasama dengan tim keselamatan pasien dalam melakukan
investigasi masalah insiden keselamatan pasien
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan
cara peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan puskesmas dan
pelayanan kesehatan lainnya dalam keselamatan pasien
8. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja
terkait
9. Berkoordinasi dengan unit terkait keselamatan pasien
10.Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota
keselamatan pasien untuk membahas dan menginformasikan
hal – hal penting yang berkaitan dengan keselamatan pasien

II. Sekretaris
a. Tanggung jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua
tim keselamatan pasien
b. Tugas pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program
keselamatan pasien
c. Uraian tugas:
1. Mengatur rapat dan jadwal rapat keselamatan pasien
2. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan
3. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat.
4. Memonitor kepatuhan petugas dalam menjalankan pelaporan
insiden keselamatan pasien yang telah dipantau oleh unit
masing-masing.
5. Bersama tim keselamatan pasien memberikan informasi
tentang keselamatan pasien kepada petugas di Puskesmas
6. Bersama ketua tim keselamatan pasien melakukan investigasi
Catatan :
 UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1
“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.”
 Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang di terbitkan BSrE.
 Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan terdaftar di http://e-office.sumedangkab.go.id, kode: YTAYMZHI
apabila terjadi insiden keselamatan pasien
7. Bersama ketua tim keselamatan pasien memberi konsultasi
tentang penanganan insiden keselamatan pasien pada kasus
yang terjadi di puskesmas.
8. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan
kepatuhan keselamatan pasien
9. Melakukan edukasi kepada pasien, keluarga pasien dan
pengunjung puskesmas tentang keselamatan pasien
10. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung
dan keluarga tentang keselamatan pasien
11. Membuat laporan insiden keselamatan pasien triwulan dan
tahunan, serta melaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien

III. Anggota
a. Tanggung jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua
Tim Keselamatan Pasien Puskesmas dalam pelaksanaan program
kerja keselamatan pasien di setiap unitnya masing- masing.
b. Tugas pokok :
Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program keselamatan
pasien di Unit masing- masing.
c. Uraian tugas:
1. Melaksanakan semua kegiatan di program keselamatan pasien di
Unit masing-masing.
2. Memonitoring pelaksanaan keselamatan pasien di Unit masing-
masing.
3. Membuat laporan evaluasi kegiatan program keselamatan pasien
khususnya insiden keselamatan pasien di Unitnya setiap minggu.
4. Memberikan penyuluhan pendidikan kepada staff tentang program
keselamatan pasien.

KEPALA UPTD PUSKESMAS


RAWAT INAP CIMALAKA

dr.
HENDRIAWAN

Catatan :
 UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1
“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.”
 Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang di terbitkan BSrE.
 Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan terdaftar di http://e-office.sumedangkab.go.id, kode: YTAYMZHI
LAMPIRAN II: SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP
CIMALAKA KABUPATEN
SUMEDANG NOMOR: 18 / PKM-
CMK / XII / 2021 PEMBENTUKAN
TIM KESELAMATAN PASIEN DAN
SASARAN SASARAN
KESELAMATAN PASIEN
PUSKESMAS RAWAT INAP
CIMALAKA KABUPATEN
SUMEDANG

SASARAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN


PUSKESMAS RAWAT INAP CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong


perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang
bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari
konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.
Untuk meningkatakan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap
sasaran – sasaran keselamatan pasien.

Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET
1. Ketepatan Identifikasi Pasien 100%
2. Ketepatan Pemberian Obat Kepada Pasien 100%
3. Ketepatan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan ≥80%
4. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas ≥90%
5. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh 100%

1. Ketepatan Identifikasi Pasien

Identifikasi pasien yang tepat dan mendetail meliputi: nama, umur, alamat,
nomor rekam medis pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien
yang teridentifikasi tepat dibagi jumlah seluruh pasien yang dilayani.

Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat : Jumlah seluruh pasien


yang dilayani X 100%

Catatan :
 UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1
“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.”
 Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang di terbitkan BSrE.
 Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan terdaftar di http://e-office.sumedangkab.go.id, kode: YTAYMZHI
2. Ketepatan Pemberian Obat Kepada Pasien

Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi


kesalahan identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung pemberian obat
yang tepat sesuai identifikasi pasien dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat
pelayanan obat.

Jumlah pasien yang tepat teridentifikasi dalam pemberian obat :


Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat X 100%

3. Ketepatan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan

Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus


selalu melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi
pasien yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu
dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung pelaksanaan tindakan
medis dan keperawatan yang tepat sesuai prosedur dibagi dengan seluruh
tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan sesuai


prosedur : Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang
dilaksanakan X 100%

4. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas


Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas UPTD Puskesmas
Rawat Inap Cimalaka wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci
tangan 6 langkah dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Enam langkah
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan aseptik
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara


menghitung jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 6
langkah pada 5 keadaan tersebut di atas dibagi dengan jumlah semua petugas
pelayanan klinis.

Jumlah petugas yang melakukan CTPS 6 langkah pada 5 keadaan :


Catatan :
 UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1
“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.”
 Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang di terbitkan BSrE.
 Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan terdaftar di http://e-office.sumedangkab.go.id, kode: YTAYMZHI
Jumlah semua petugas pelayanan klinis X 100%
5. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh

Setiap pasien yang dirawat di UPTD Puskesmas Rawat Inap Cimalaka


dilakukan pengkajian terhadap kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan
risiko jatuh. Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan
dengan cara menhitung jumlah pasien yang jatuh dibagi dengan jumlah semua
pasien yang dirawat.

Jumlah pasien yang jatuh : Jumlah semua pasien yang dirawat X 100%

6. Peningkatan Komunikasi Yang Efektif


Setiap Pasien harus dikembangkan pendekatannya untuk meningkatkan
efektifitas komunikasi antara para pemberi layanan.

Jumlah pasien yang menjawab benar ≥80% : Jumlah semua Pasien yang
dirawat X 100%

Catatan :
 UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1
“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.”
 Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang di terbitkan BSrE.
 Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan terdaftar di http://e-office.sumedangkab.go.id, kode: YTAYMZHI
SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua Rumah


Sakit dan Puskesmas yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Pusksmas. Penyusunan
sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient
Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
PERSI (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission International (JCI). Maksud dari
Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan
pasien.Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan
dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas
permasalahan ini.Diakui bahwa desain sistem yang baik secara intrinsik adalah untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin
sasaran secara umum difokuskan pada solusi-solusi yang menyeluruh. Lima sasaran
keselamatan pasien adalah tercapainya hal-hal sebagai berikut :

Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien


Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki atau meningkatkan
ketelitian identifikasi pasien.

Maksud dan Tujuan Sasaran I


Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi di hampir
semua aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan. Maksud sasaran ini adalah untuk
melakukan dua kali pengecekan yaitu: pertama, untuk identifikasi pasien sebagai
individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk
kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut. Kebijakan dan/atau
prosedur yang secara kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi,
khususnya pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat, darah,
atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis;
atau pemberian pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan/atau prosedur
memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama
pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, alamat. Suatu proses kolaboratif digunakan
untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur agar dapat memastikan semua
kemungkinan situasi untuk dapat diidentifikasi.
Elemen Penilaian Sasaran I:
1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh hanya
menggunakan nomor kartu berobat atau lokasi pasien;
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat;
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis;
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur;

Catatan :
 UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1
“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.”
 Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang di terbitkan BSrE.
 Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan terdaftar di http://e-office.sumedangkab.go.id, kode: YTAYMZHI
5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi.

Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif


Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
antar para pemberi layanan.

Maksud dan Tujuan Sasaran II


Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami
oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang
mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan
atau melalui telepon. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah
pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium
klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan. Puskesmas secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan telepon
termasuk: mencatat (atau memasukkan ke komputer) perintah yang lengkap atau hasil
pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian penerima perintah membacakan
kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi bahwa apa
yang sudah dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan dan/atau prosedur
pengidentifikasian juga menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan
kembali (read back) bila tidak memungkinkan seperti saat situasi gawat darurat di IGD.
Elemen Penilaian Sasaran II:
1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali
secara lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan
komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.

Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert)
Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-
obat yang perlu diwaspadai (high-alert).

Maksud dan Tujuan Sasaran III


Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien, manajemen
harus berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-obatan yang
perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan
Catatan :
 UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1
“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.”
 Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang di terbitkan BSrE.
 Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan terdaftar di http://e-office.sumedangkab.go.id, kode: YTAYMZHI
dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip
dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike
Soun Alike/LASA).
Elemen Penilaian Sasaran III:
1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi,
menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan elektrolit konsentrat.
2. Implementasi kebijakan dan prosedur.
3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang
kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus diberi label
yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).

Sasaran V : Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan


Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan.

Maksud dan Tujuan Sasaran V


Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam
tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien
maupun para profesional pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam semua
bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah
(blood stream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi
mekanis). Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci
tangan (hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibaca kepustakaan
WHO, dan berbagai organisasi nasional dan internasional. Puskesmas mempunyai
proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang
menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene yang diterima secara umum dan
untuk implementasi petunjuk itu di Puskesmas.
Elemen Penilaian Sasaran IV:
1. Pusksmas mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang
diterbitkan dan sudah diterima secara umum (WHO Patient Safety).
2. Puskesmas menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH


Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari
cedera karena jatuh.

Catatan :
 UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1
“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.”
 Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang di terbitkan BSrE.
 Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan terdaftar di http://e-office.sumedangkab.go.id, kode: YTAYMZHI
Maksud dan Tujuan Sasaran VI
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien.
Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang disediakan, dan
fasilitasnya, Puskesmas perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan
untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat
jatuh, obat dan telah terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta
alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Program tersebut harus diterapkan
Puskesmas.
Elemen Penilaian Sasaran VI:
1. Puskesmas menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko jatuh
dan melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan
kondisi atau pengobatan, dan lain-lain.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang
pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh.
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera
akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan.
4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh.

KEPALA UPTD PUSKESMAS


RAWAT INAP CIMALAKA

HENDRIAWAN

Catatan :
 UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1
“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.”
 Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang di terbitkan BSrE.
 Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan terdaftar di http://e-office.sumedangkab.go.id, kode: YTAYMZHI

Anda mungkin juga menyukai