Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATANG TARANG
Jalan Angkasapuri nomor 41, Dusun Melaban Desa Hilir Kecamatan Balai (78563)
Halo Puskesmas : 085349531202 Email : Puskesmasbatara@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATANG TARANG


NOMOR:SK/PKM-BATANG TARANG/.../2018

TENTANG

PENINGKATAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS, SASARAN KINERJA UKM,


PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
PUSKESMAS BATANG TARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA PUSKESMAS BATANG TARANG

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas Batang Tarang dilaksanakan


kebutuhan pasien;
b. bahwa sasaran kinerja UKM wajib dilakukan analisis kinerja
berdasarkan hasil cakupan yang akan dicapai;
c. bahwa sasaran kinerja UKM ditentukan sesuai dengan kemampuan
Puskesmas Batang Tarang;
d. bahwa pelayanan klinis Puskesmas Batang Tarang. perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
e. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan pasien,
maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis;
f. bahwa keselamatan pasien dianalisis dan ditindaklanjuti sesuai dengan
kemampuan Puskesmas Batang Tarang;
g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, huruf b, huruf c, huruf ddan huruf e,perlu menetapkan Keputusan
Kepala Puskesmastentang Peningkatan Mutu dan Kinerja Puskesmas,
Sasaran Kinerja UKM, Peningkatan Mutu dan Keselamatan
PasienPuskesmasBatang Tarang;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
2. Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang
3. Pelayanan Publik;
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
4. Kesehatan;
Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2
2015 tentangAkreditasi Puskesmas, klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1993 tentang
Penyakit yang timbul karena Hubungan Kerja;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
382/MENKES/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BATANG TARANGTENTANG


PENINGKATAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS, SASARAN KINERJA
UKM, PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIENPUSKESMAS
BATANG TARANG.

KESATU : Kebijakanpeningkatan mutu dan kinerja puskesmas, sasaran kinerja ukm,


peningkatan mutu dan keselamatan pasien Puskesmas Batang Tarang
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari keputusan ini.
KEDUA : Pada saat surat keputusan ini mulai berlaku, Keputusan Kepala Puskesmas
Batang Tarang Nomor SK/…/2016 Tentang Peningkatan Mutu Dan Kinerja
Puskesmas, Sasaran Kinerja Ukm, Peningkatan Mutu Dan Keselamatan
Pasien Puskesmas Batang Tarang, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkandengan
ketentuanapabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batang Tarang


Pada tanggal 1 Maret 2018

Kepala Puskesmas Batang Tarang

HELENA
3

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA


PUSKESMAS BATANG
TARANG
NOMOR : SK/PKM-BATANG
TARANG/ ... /2018
TENTANG : PENINGKATAN MUTU DAN
KINERJA PUSKESMAS,
SASARAN KINERJA UKM,
PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
PUSKESMAS BATANG
TARANG

PENINGKATAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS, SASARAN KINERJA UKM,


PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
PUSKESMAS BATANG TARANG

A. Peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas:

1. Penanggung jawab manajemen mutu atau Wakil Manajemen Mutu Puskesmas


Batang Tarang adalah ...

2. Wakil manajemen mutu bertanggung jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan


mutu di Puskesmas:
a. Memastikan bahwa proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu
ditetapkan, diimplementasikan, dan dipelihara.
b. Melaporkan kepada Kepala Puskesmas mengenai kinerja dari sistem
manajemen mutu, kinerja pelayanan dan setiap kebutuhan untuk dikoreksi
c. Memastikan meningkatnya kepedulian seluruh karyawan terhadap kebutuhan
dan harapan sasaran/pasien

3. Pedoman peningkatan mutu dan kinerja


Peningkatan mutu dan kinerja di Puskesmas Batang Tarang sesuai dengan Visi,
Misi, Tujuan, dan Tata Nilai Puskesmas;
Peningkatan mutu dan kinerja di Puskesmas Batang Tarangberpedoman kepada
Dokumen Mutu yaitu Pedoman Mutu, Pedoman, dan Standard Operating Procedure;
Peningkatan mutu dan kinerja di Puskesmas Batang Tarangmencakup komitmen
untuk memenuhi persyaratan dan perbaikan terus menerus untuk efektifitas dan
Sistem Manajemen Mutu.
Peningkatan mutu dan kinerja di Puskesmas Batang Tarang di komunikasikan dan
dipahami oleh seluruh karyawan di Puskesmas Batang Tarang.

4. Perencanaan perbaikan mutu dan kinerja


Perencanaan perbaikan mutu dan kinerja di Puskesmas Batang Tarangmelibatkan
seluruh sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Batang Tarang.
Perencanaan perbaikan mutu dan kinerja di Puskesmas Batang Tarang dilakukan
sesuai prioritas permasalahan yang ada di Puskesmas Batang Tarang.
4
Perencanaan perbaikan mutu dan kinerja di Puskesmas Batang Tarang
memperhatikan umpan balik pelanggan yang didapatkan melalui rapat atau
pertemuan linsek, survey kepuasan pelanggan, kotak saran, media telpon, SMS,
media sosial dan email.
Perencanaan perbaikan mutu dan kinerja di Puskesmas Batang Tarang di
komunikasikan dan dipahami oleh seluruh karyawan di Puskesmas Batang Tarang.

5. Pengukuran mutu dan kinerja dengan indikator yang jelas


6. Perbaikan mutu dan kinerja yang berkesinambungan berdasarkan penilaian mutu
dan kinerja
7. Peran pimpinan dan seluruh karyawan dalam peningkatan mutu dan kinerja
Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan
Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), pelaksana dan seluruh
karyawan Puskesmas Batang Tarangberkomitmen untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan
pelanggan, dan melakukan peningkatan serta perbaikan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM), Sarana dan Prasarana untuk menghasilkan peningkatan mutu dan
kinerja secara konsisten.

8. Evaluasi perbaikan kinerja melalui audit internal


9. Pelaksanaan rapat tinjauan manajemen
10. Pemberdayaan pengguna dalam perbaikan mutu dan kinerja
11. Kajibanding kinerja

B. Sasaran kinerja UKM


1. Perbaikan kinerja UKM

a. Budaya perbaikan kinerja UKM.

b. Peran Kepala Penanggung jawab, Pelaksana dalam perbaikan mutu dan kinerja
UKM.

c. Perbaikan kinerja UKM yang berkesinambungan yang terdokumentasi.

d. Pemberdayaan sasaran dalam perbaikan kinerja.

e. Kajibanding kinerja UKM yang terintegrasi.

C. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien,


1. Peningkatan mutu layanan klinis

a. Tetapkan kebijakan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien

b. Susun tim mutu layanan klinis dan keselamatan pasien dengan kejelasan
uraian tugas

c. Susun program mutu layanan klinis dan keselamatan pasien


5
d. Laksanakan program mutu layanan klinis dan keselamatan pasien sesuai
rencana

e. Lakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program mutu layanan klinis


dan keselamatan pasien

2, Peningkatan mutu dan keselamatan pasien


a. Kebijakan mutu dan keselamatan pasien:

1) Mewajibkan semua praktisi klinis berperan aktif dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien

2) Penetapan area prioritas dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien

3) Penetapan indikator-indikator mutu dan keselamatan pasien

4) Penetapan standar/panduan pelayanan klinis

5) Penetapan budaya/tata nilai mutu dan keselamatan pasien

6) Diterapkannya manajemen risiko dalam upaya peningkatan mutu dan


keselamatan pasien

b. Dibentuk tim mutu dan keselamatan pasien dengan kejelasan tanggung jawab
dan uraian tugas, yang anggotanya adalah praktisi klinis
3. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien
a. Adanya komitmen (terdokumentasi) praktisi klinis untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien secara berkelanjutan
b. Pemahaman praktisi klinis thd mutu dan keselamatan pasien (melalui
sosialisasi, workshop, pelatihan)
c. Keterlibatan praktisi klinis dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien
yang ditunjukkan dalam:
1) Peran aktif dalam penyusunan, pengumpulan, analisis dan tindak lanjut
terhadap pencapaian indikator klinis
2) Penilaian terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan klinis (sesuai
dengan budaya dan tata nilai keselamatan pasien (contoh: kebiasaan cuci
tangan, kebiasaan melakukan chek ulang untuk menghindari kekeliruan,
budaya tidak saing menyalahkan)
3) Ide-ide perbaikan pelayanan klinis
4) Penyusunan rencana, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi perbaikan
mutu dan keselamatan pasien
5). Indikator meliputi:
a) Indikator mutu pada penilaian oleh pasien, asuhan pasien (mulai dari
patient assessment dan pelaksanaan asuhan), pelayananan
penunjang medis, penggunaan antibiotika.
b) Indikator keselamatan pasien: tidak terjadinya salah identifikasi pasien,
tidak terjadinya kesalahan pemberian obat, tidak terjadinya kesalahaan
prosedur klinis, pengendalian infeksi (tidak terjadi infeksi akibat
pemberian pelayanan), dan tidak terjadinya pasien jatuh, dilakukannya
kebiasaan cuci tangan (hand hygine)
6) .Layanan klinis dilaksanakan berdasarkan standar/panduan pelayanan
klinis
7). Disusun Perencanaan mutu dan keselamatan pasien berdasar:
6
a) Area prioritas (3H + 1P)
b) Hasil monitoring dan pengukuran indikator-indikator mutu dan
keselamatan pasien
c) Identifikasi Risiko dan Analisis risiko
d) Pelaporan dan analisis terjadinya KTD, KTC, KNC dan KPC
d. Dilakukan monitoring mutu dan keselamatan pasien melalui penyusunan
indikator mutu dan keselamatan pasien (dengan target yang jelas),
pengumpulan data dan analisis terhadap pencapaian indikator.
Rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien memuat:
1) montoring dan penilaian kinerja pelayanan klinis
2) Monitoring dan penilaian kinerja dan perilaku sdm klinis
3) Pelaporan insiden keselamatan pasien (KTD, KTC, KNC, KPC)
4) Implementasi manajemen risiko pada area prioritas:mulai dari identifikasi
risiko klinis,
5) Analisis risiko, dan upaya untuk meminimalkan risiko (dengan metoda
Failure mode and effect analysis/FMEA)
a) Penyusunan panduan praktik klinis dan SOP klinis
b) Monitoring dan penilaian sasaran keselamatan pasien
c) Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan laboratorium
d) Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan obat
e) Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan radiodiagnostik
f) Program diklat mutu dan keselamatan pasien,
g) Penyediaan sumber daya untuk melaksanakan rencana peningkatan mutu
dan keselamatan pasien
6) Pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien:
a) Tindak lanjut dari hasil pengukuran indikator dan jika ada
permasalahan/complain, maupun KTD, KTC, dan KNC
b) Program-program yang ada pada rencana
7) Monitoring, evaluasi dan tindak lanjut thd pelaksanaan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien sesuai dengan yang direncanakan yang
dikomunikasikan kepada semua praktisi klinis dan dilaporkan pada
pimpinan

1. Peningkatan Mutu Puskesmas Batang Tarang, sebagai berikut :


a. Sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan, dan Tata Nilai Puskesmas;
b. Berpedoman kepada Dokumen Mutu yaitu Pedoman Mutu, Pedoman, dan Standard
Operating Procedure;
c. Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan perbaikan terus menerus
untuk efektifitas dan Sistem Manajemen Mutu.
d. Peningkatan mutu dan kinerja puskesmas memperhatikan umpan balik pelanggan
yang didapatkan melalui rapat atau pertemuan linsek, survey kepuasan pelanggan,
kotak saran, media telpon, SMS, media sosial dan email;
e. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran Mutu Kinerja;
f. Puskesmas memastikan Kebijakan Mutu berjalan sesuai dengan ketentuan melalui
Pertemuan Tinjauan Manajemen, Tindakan Korektif, Tindakan Preventif dan Audit
Internal;
g. Dikomunikasikan dan dipahami seluruh karyawan;
h. Ditinjau agar terus menerus sesuai dengan kebutuhan;
7
2. Pimpinan Puskesmas,Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan
Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), pelaksana dan seluruh
karyawan Puskesmas Batang Tarangberkomitmen untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan
pelanggan, dan melakukan peningkatan serta perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM), Sarana dan Prasarana untuk menghasilkan peningkatan mutu secara konsisten.

3. Kepala Puskesmas dan PenanggungjawabUpaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan


Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) wajib berpartisipasi dalam
program mutu (peningkatan mutu) dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

4. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program mutu dan
keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran Puskesmas.

5. Proses layanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dimonitoring dan dievaluasi secara periodik dalam audit internal yang dilakukan
oleh tim auditor internal.

6. Hasil temuan audit ditindaklanjuti sebagai perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas
Batang Tarang.

7. Hasil temuan audit atau permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh
puskesmas, dapat meminta rekomendasi atau saran dari Dinas Kesehatan Kota.

8. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dilaksanakan setelah pelaksanaan audit internal.

9. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dilaksanakan di puskesmas pada Bulan Juni dan
Bulan Desember setiap tahunnya.

10. Tenaga klinis wajib berperan aktif dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien, mulai dari identifikasi permasalahan mutu layanan klinis, melakukan
analisis, menyusun rencana perbaikan, melaksanakan dan menindaklanjuti.

11. Tenaga klinis terdiri dari dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain yang
bertanggung jawab melaksanakan asuhan keperawatan pasien.

12. Penerapan manajemen risiko terdiri dari beberapa proses sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko, merupakan kegiatan mengklasifikasikan jenis-jenis risiko yang ada
di Lingkungan Puskesmas Batang Tarang;
b. Pengukuran risiko, merupakan kegiatan mengukur tingkat kemungkinan dan dampak
terjadinya risiko;
c. Prioritas risiko, merupakan kegiatan mengurutkan jenis risiko berdasarkan hasil
pengukuran risiko dari risiko tertinggi ke risiko terendah;
d. Penanganan risiko, merupakan kegiatan merumuskan dan melaksanakan tindakan
yang harus dilakukan untuk meminimalisasi risiko;
8
13. Identifikasi dan dokumentasi terhadap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak
Cedera (KTC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC)
diatur dalam panduan yang jelas.

14. Root Cause Analysis (RCA) dibuat oleh Tim RCA jika terdapat masalah pada unit
pelayanan.

15. Penanganan terhadap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cedera (KTC),
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) dilaksanakan
sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang ditetapkan.

16. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Nyaris
Cedera (KNC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) dianalisis dan ditindaklanjuti.

17. Dilaksanakan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) terhadap kejadian dan/atau
kasus yang terjadi di Puskesmas.

18. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Batang Tarangdengan
pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu.

19. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:


a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan perencanaan
Puskesmas;
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf;
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM),
pedoman praktik klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai
panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan;
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat;
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko;
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Puskesmas;
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik;
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait;
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan;

20. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien kepada Kepala Puskesmas tiap bulan.

21. Perilaku petugas layanan klinis di evaluasi setiap satu tahun sekali.

22. Perilaku petugas layanan klinis harus mencerminkan budaya keselamatan dan budaya
perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan.

23. Upaya perbaikan mutu layanan klinis diprioritaskan berdasarkan kriteria tertentu seperti
high risk, high volume, high cost, dan kecenderungan terjadi masalah, atau didasarkan
atas penyakit, kelompok sasaran, program prioritas atau pertimbangan lain.

24. Proses penyusunan prosedur layanan klinis mengacu pada prosedur penyusunan.

25. Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap 6


sasaran keselamatan pasien yang telah ditetapkan :
9
a. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien;
b. Terlaksananya komunikasi yang efektif dalam pelayanan klinis;
c. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat;
d. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan;
e. Pengurangan terjadinya tisiko infeksi di puskesmas;
f. Tidak terjadinya pasien jatuh;

26. Menetapkan pelayanan laboratorium dan pelayanan farmasi sebagai area prioritas dalam
pelaksanaan manajemen risiko.

27. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien, sebagai berikut :


a. Tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien
Indikator :
 Kepatuhan terhadap SPO identifikasi pasien;
 Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100% (4 petugas tiap bulan);
b. Terlaksananya komunikasi yang efektif dalam pelayanan klinis
Indikator :
 Kelengkapan penulisan prosedur di Rekam Medis;
c. Tidak terjadi kesalahan pemberian obat
Indikator :
 Tidak ada laporan kesalahan pengambilan obat 100%;
d. Tidak terjadi kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan;
Indikator :
 Kepatuhan terhadap SPO layanan klinis 100% (sampling 5 SPO tiap bulan);
e. Pengurangan terjadinya resiko infeksi nosokomial di puskesmas
Indikator :
 Kepatuhan prosedur cuci tangan (4 orang per bulan) 100%;
f. Tidak terjadinya pasien jatuh
Indikator :
 Kejadian pasien jatuh 0%;

28. Perencanaan mutu berisi :


a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan evaluasi
indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan
kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah;
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien;
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien
yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan;
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator,
pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM), dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome;
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien;
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis
maupun penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM);
10
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya Kejadian Tidak Cedera (KTC),
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), dan Keadaan
Potensial Cedera (KPC);
i. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan
pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu laboratorium, program
peningkatan mutu pelayanan obat, dan peningkatan mutu makanan;
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan permasalahan,
tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan;
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien;

29. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.

30. Seluruh hasil peningkatan mutu dan keselamatan pasien harus diinformasikan dan
dikomunikasikan kepada seluruh petugas.

31. Survey kepuasan pasien dilakukan setiap dua kali dalam satu tahun.

Ditetapkan di Batang Tarang


Pada tanggal 1 Maret 2018

Kepala Puskesmas Batang Tarang

HELENA

Anda mungkin juga menyukai