Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Administrasi dan Manajemen Vol. 6, No.

2, Desember 2015 ISSN : 1693-6876

PENGARUH PELATIHAN DOSEN TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI BAHASA INGGRIS


MAHASISWA PERAWAT PADA LEMBAGA EPN-CONSULTANT
(Studi Korelasi Pada Lembaga EPN-Consultant, Jakarta)

1)
CH Memi Handayani, Ahmadun2)
1)
Mahasiswa Program Sarjana Ilmu Administrasi Universitas Respati Indonesia
2)
Dosen Tetap Program Sarjana Ilmu Administrasi Universitas Respati Indonesia
JL. Bambu Apus I No.3 Cipayung, Jakarta Timur 13890
Email: urindo@indo.net.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pelatihan Dosen terhadap Pencapaian
Kompetensi Bahasa Inggris Mahasiswa Perawat pada Lembaga EPN-Consultant.
Jumlah sampel adalah 10 – 20% dari anggota populasi sebanyak 40 responden ini telah memenuhi
konsep keterwakilan, karena seperti diutarakan oleh Arikunto (2006: 134).[1] Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner. Lalu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pembobotan kuesioner
menggunakan skala likert. Teknik analisis data menggunakan Uji Korelasi, Uji Regresi dan Uji t. Dari hasil
perhitungan skala likert terhadap pendapat responden diketahui bahwa untuk variabel pelatihan dosen
memiliki respon bagus sekali dari para responden dengan skor rata-rata 133, sedangkan dari variabel
kompetensi mahasiswa memiliki respon baik dari para responden dengan skor rata-rata 124.
Kesimpulan bahwa hubungan antar variabel pelatihan dosen (X) dengan kompetensi mahasiswa
(Y) memiliki nilai korelasi sebesar 0.792 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan
hubungan yang kuat dan positif antara variabel X (pelatihan dosen) terhadap variabel Y (kompetensi
mahasiswa). Uji determinasi diperoleh nilai determinasi sebesar sebesar 0,627. Hal ini berarti bahwa
variasi naik turunnya nilai kompetensi mahasiswa sebesar 62,7 % dipengaruhi oleh faktor pelatihan
dosen, sedang sebesar 37,3% variasi naik turunnya nilai kompetensi mahasiswa dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.Hipotesis yang menduga terdapat pengaruh
antara pelatihan dosen terhadap kompetensi mahaiswa terbukti secara signifikan atau dapat diterima
secara statistik.

Kunci : Pelatihan Dosen, Kompetensi Mahasiswa

I. PENDAHULUAN
Kenyataan itu telah dianggap menjadi kepercayaan dan mencari cara mendapatkan
peluang bisnis yang sangat baik bagi banyak kepercayaan masyarakat untuk mendapatkan
orang yang jeli melihat peluang, untuk kemudian siswa peserta kursus sebanyak-banyaknya. Cara-
mendirikan lembaga-lembaga bahasa Inggris cara yang ditempuh untuk mendapatkan
yang dikelola swasta dan banyak bermunculan. kepercayaan itu dapat dikategorikan menjadi
Salah satu yang cukup tua adalah lembaga IEC, dua yaitu internal dan eksternal.
yang telah berdiri sejak tahun 1968, yang Cara internal ini secara langsung juga
kemudian disusul LIA, LPIA, EF, Oxford, ILP dll. dapat menjadi sarana promosi yang efektif. Bila
Mulai era 90‘an sampai sekarang, kursus bahasa peserta kursus dapat mencapai keber hasilan
Inggris bertumbuh bagai jamur di musim hujan. obyektif, mampu berkomunikasi dalam bahasa
Hampir di setiap komplek perumahan, bisnis Inggris dengan baik, maka peserta akan
dapat kita temukan tempat kursus bahasa menceritakan dimana mengikuti kursus. Cara
Inggris . Bahkan tidak hanya spesifik lembaga internal ini kelebihannya lebih cepat terukur
kursus bahasa Inggris , tetapi juga bimbingan keberhasilannya dan relatif lebih mudah
belajar membuka juga bimbingan bahasa pencapaiannya, lebih murah dibanding dengan
Inggris. Banyaknya lembaga kursus itu cara eksternal.
mendorong masing-masing lembaga untuk Lembaga EPN-Consultant adalah lembaga
memutar otak bagaimana mendapatkan bahasa Inggris yang bergerak di bidang jasa

272
Jurnal Administrasi dan Manajemen Vol. 2, No. 6, Desember 2015 ISSN : 1693-6876

penyedia kursus dan pengembangan program EPN-Consultant tidak mempunyai kesempatan


bahasa Inggris Keperawatan dan Medis untuk lagi untuk masuk ke sekolah perawat tersebut.
Sekolah-sekolah Perawat di Tingkat Akademi Bagaimana memenangkan persaingan?
maupun di Universitas ataupun di Rumah sakit- Untuk ikut bersaing menawarkan lab gratis, atau
rumah sakit. Sebagai lembaga kursus yang baru apa-apa yang gratis dengan biaya yang tidak kecil
berdiri, EPN-Consultant harus bersaing dengan tentu saja EPN-Consultant tidak mampu, karena
“Raksasa Bisnis” PT Gramedia, yang memiliki mulai dengan permodalan yang kecil. Tentu saja
lembaga kursus ELTI (English Language Trainning EPN-Consultant harus mencari cara bagaimana
International) yang membawa nama besar bisa tetap eksis dan semakin berkembang di
Gramedia. Sehingga Lembaga bahasa Inggris bidang kursus bahasa Inggris keperawatan dan
EPN-Consultant adalah bukan apa-apa dibanding Medis, di tengah lautan persaingan yang begitu
dengan ELTI-Gramedia. ELTI adalah sebuah sengit. Jawaban dari tantangan itu adalah
lembaga bahasa Inggris umum, tetapi dengan melakukan pilihan cara internal daripada
mempunyai satu program khusus untuk medis, eksternal.
yaitu EFN (English for Nurses) dan EMP (English Pemilihan cara internal ini lebih murah,
for Medical Professional). Tahun pertama, kedua, mudah pengaturannya, jelas hasilnya dan lebih
ketiga merupakan masa-masa perjuang an yang terukur secara kuantitatif. Demikian sehingga
tidak mudah, karena EPN dapat dikatakan EPN-Consultant lebih melakukan
menawarkan program yang sama seperti yang pengembangan internal dengan cara mendidik
ditawarkan oleh ELTI Gramedia. Perbedaannya, dahulu team pengajar dengan Pendekatan,
EPN-Consultant mengembangkan program metodologi dan teknik-teknik mengajar sehingga
sendiri dan mempunyai buku sendiri khusus dihasilkan pengajar yang kompeten untuk
untuk keperawatan. Persaingan yang tidak melakukan pengajaran yang sistematis,
seimbang ini “seperti langit dan bumi” , membuat kemudian baru boleh mengajar peserta didik.
EPN-Consultant tidak begitu signifikan dalam Dalam situasi seperti itu, biasanya EPN-
perkembangannya. Berkat usaha marketing yang Consultant mengambil pilihan kedua, dengan
gigih, sampai empat tahun pertama, EPN masih pertimbangan, sambil berjalan lembaga dapat
eksis, tetapi belum dapat dikatakan mengalami melatih para dosen. Pada akhir proses
kemajuan yang cukup berarti. Selain dengan pembelajaran sudah dapat diprediksikan
semakin bertambahnya pesaing dalam bidang hasilnya yaitu, dosen-dosen yang mendapat kan
jasa kursus bahasa Inggris , misalnya NEC, (New pelatihan sebelumnya dapat mencapai hasil yang
English Concept) dengan konsep HELP (Health lebih efektif berupa kepuasan peserta didik
Language Program) kelambanan perkembangan dengan hasil nilai ujian yang di atas rata-rata,
itu disebabkan pola-pola yang dijalankan EPN- sementara dosen-dosen yang direkrut
Consultant identik dengan apa yang dijalankan “dadakan” mencapai hasil yang kurang efektif
lembaga kursus lain yang menyediakan program dan nilai yang kurang, serta feedback yang
bahasa Inggris untuk pelayanan medis. Pola-pola kurang baik dari peserta didik.
itu adalah: Ada program, ada Materi (buku,
Product Knowledge) ditawarkan ke klien (kampus 2.METODE
keperawatan) dan kalau klien cocok kemudian 2.1. Pendekatan Penelitian
diselenggarakan kursus berdasar MOU Dalam menganalisa pengaruh pelatihan
(Memorandum of Understanding). Persaingan di dosen terhadap pencapaian kompetensi bahasa
lapangan juga mulai semakin “panas”,Salah satu inggris mahasiswa perawat pada lembaga EPN-
lembaga yang menyediakan program bahasa Consultant penulis mengguna kan metode
Inggris untuk medis, dengan profokatif penelitian deskriptif dengan pendekatan
“memberikan lab bahasa gratis” bagi setiap kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada tahun
kampus keperawatan yang mau bekerjasama 2012.
dengan NEC. Persaingan itu semakin mengecilkan 2.2.Sampel
“nyali” EPN-Consultant bila berhadapan dengan Sampel
calon kliennya, pesaingnya sudah memberikan Jumlah responden yang akan dijadikan sampel
penawaran yang lebih menguntungkan, yaitu dalam penelitian ini ditetapkan berjumlah 40
memberikan lab bahasa gratis, maka Lembaga dosen untuk memenuhi konsep keterwakilan

273
Jurnal Administrasi dan Manajemen Vol. 2, No. 6, Desember 2015 ISSN : 1693-6876

dan 40 mahasiswa, dengan penetapan ukuran Arikunto (2006: 134),[1] minimal jumlah sampel
sampel terlokalisir untuk yang berdomisili di adalah 10 – 20% dari anggota populasi.
sekitar wilayah Jakarta. Jumlah sampel
sebanyak 40 responden ini telah memenuhi 3.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
konsep keterwakilan, seperti diutarakan oleh 3.1.Deskripsi Data Penelitian
Bagan I Struktur Organisasi
DIREKTUR
3) Responden berdasarkan usia

Tabel 3 Dosen
Berdasarkan Usia
Ka Bid. Ka Bid. Ka Bid. Ka Bid.
Keuangan Marketin Umur Jumlah %
Akademik Pengemba
g
ngan 26-35TH 2 5.0
Program
36-45TH 6 15.0
Wilayah Koordin Koordi Koordinat
Yg belum ator nator or
46-50TH 24 60.0
ada Wilayah Wilaya Wilayah
coordinat > 51 TH 8 20.0
Yogyaka h Kalimant
or dan
Jabodetab rta Semara an Total 40 100.0
ek ng
+Medan
Berdasarkan hasil tabel diatas, mayoritas
responden dari pihak dosen berusia antara 46-50
Para dosen wilayah th .

4) Responden dari pihak mahasiswa


3.HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan usia
3.1. HASIL
Karakteristik Responden: Tabel 4 Mahasiswa berdasarkan Usia

1) Responden dari pihak dosen jenis kelamin Umur Jumlah %


15-25TH 40 100.0
Tabel 1 Dosen Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil tabel diatas, mayoritas
Jenis Kelamin Jumlah %
responden dari pihak mahasiswa berusia antara
Laki-laki 23 57.5
15-25.
Perempuan 17 42.5
Total 40 100.0 5) Responden berdasarkan tingkat pendidikan
Dengan demikian lebih banyak dosen laki-laki
yang mengajar pada lembaga EPN-Consoltant. Pendidikan Jumlah %
S1 18 45.0
2) Responden dari pihak mahasiswa
berdasarkan jenis kelamin S2 22 55.0
Total 40 100.0
Tabel 2 Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Dari jenjang pendidikan dosen pengajar
Jenis Kelamin Jumlah % mayoritas adalah berpendidikan S2 yaitu
Laki-laki 15 37.5 sebanyak 22 orang dan sisanya berpendidikan S1
yaitu sebanyak 18 orang. Hal ini membukti kan
Perempuan 25 62.5
bahwa lembaga EPN-CONSULTANT. Sangat
Total 40 100.0 memperhatikan kualitas tenaga pendidik baik
Mahasiswa yang kursus pada lembaga ini dari segi pengalaman maupun dari segi jenjang
didominasi oleh mahasiswa perawat yang pendidikannya. Hal ini guna mendukung
majoritas adalah perempuan. tercapainya visi dan misi lembaga EPN-
CONSULTANT.

274
Jurnal Administrasi dan Manajemen Vol. 2, No. 6, Desember 2015 ISSN : 1693-6876

6) Responden dari pihak mahasiswa maka uji relaibilitas untuk variable pelatihan
berdasarkan tingkat pendidikan dosen adalah reliable (handal). Dengan demikian
pernyataan untuk variable pelatihan dosen
Tabel 6 . Mahasiswa Berdasarkan Pendidikan dapat diteruskan untuk pengujian selanjutnya.
Pendidikan Frequency % Pernyataan dikatakan reliable artinya, berapa
kalipun kuesioner disebar kan akan
D3 40 100.0
menghasilkan nilai yang sama atau mendekati.
Responden dari pihak mahasiswa di dominasi
oleh pendidikan D3, karena mayoritas
Uji Reliabilitas variable Y (Kompetensi Mhs.)
responden yang mengikuti pelatihan kursus
Tabel 9 Uji Reliabilitas
bahasa inggris adalah mahasiswa aktif yang
sedang menempuh pendidikan S1
Cronbach's Alpha N of Items
7) Uji Kalibrasi
.887 30
a. Uji Validitas Instrumen
Berdasarkan uji validitas, dapat disimpulkan
bahwa semua butir pernyataan untuk Berdasarkan pada tabel hasil uji reliabilitas
variable X (Pelatihan dosen) adalah valid. Hal diatas, diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha
ini dikarenakan nilai signifikansinya sebesar 0.887 karena nilai ini berada diatas 0.60
(probabilitas) berada di bawah 0.05. sehingga maka uji relaibilitas untuk variable kompetensi
semua pernyataan untuk variable X dapat mahasiswa adalah reliable (handal). Dengan
dijadikan alat ukur pada pengujian demikian pernyataan untuk variable kompetensi
selanjutnya. mahasiswa dapat diteruskan untuk pengujian
selanjutnya. Pernyataan dikatakan reliable
b. Uji Reliabilitas Instrumen artinya, berapa kalipun kuesioner disebarkan
Tujuan perhitungan koefisien keterandalan akan menghasil kan nilai yang sama atau
(reliabilitas) adalah untuk mengetahui tingkat mendekati. Selanjutnya melakukan penilaian
konsistensi jawaban responden. Sebuah jawaban terhadap kualitas dari masing-masing variabel
dikatakan reliabel apabila nilai cronbat alpha dilakukan penggolongan berdasarkan
berada diatas 0.60. berdasarkan hasil pembobotan dengan skala likert (Sugiyono
pengolahan data kuesioner dengan 2010),[10] yang memuat penilaian terhadap
menggunakan alat SPSS didapatkan nilai jawaban kuesioner: nilai 4 (Bagus Sekali), 3
reliabilitas pada masing-masing variabel seperti (Bagus), 2 (Cukup), dan 1 (Kurang).
tabel dibawah ini : Penggolongan dilakukan dengan memper
imbangkan total bobot sebagai berikut: Bobot x
Tabel 7 Uji reliabilitas variable X (pelatihan dosen) Penilaian =
Case Processing Summary
8) Total Kumulatif Nilai Akhir Dengan asumsi:
N % Tabel 10
Cases Valid 40 100.0 Interval Kelas untuk Menilai Jawaban Kuesioner
Excluded a
0 .0 Variabel X
Kelompok Penilaian Kualitas
Total 40 100.0
40 – 70 Kurang
a. Listwise deletion based on all 71– 101 Cukup
variables in the procedure. 102 - 132 Bagus
133 - 163 Bagus Sekali
Tabel 8. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items Kemudian mengukur Pendapat Responden
.865 30 Untuk Variabel Pelatihan Dosen Instrumen
pelatihan dosen yang disajikan dalam kuesioner
Berdasarkan pada tabel hasil uji reliabilitas
berpedoman pada atribut pelatihan, yang terdiri
diatas, diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha
dari indikator : Teaching Attitude dan Teaching
sebesar 0.865. karena nilai ini berada diatas 0.60
Skill untuk mengetahui persepsi mahasiswa
275
Jurnal Administrasi dan Manajemen Vol. 2, No. 6, Desember 2015 ISSN : 1693-6876

terhadap pengajaran yang diberikan dosen 17


The instructor uses Audio Lingual
138
Bagus
Method: Transformation Drill Sekali
setelah mengikuti pelatihan dapat dilihat pada The instructor uses Audio Lingual
tabel dibawah ini : 18 Method:Mimicry and 124 Bagus
Tabel 11 Memorization
The instructor uses Audio Lingual
Jawaban Responden terhadap Variabel 19
Method:Acting out
130 Bagus
Pelatihan Dosen berdasarkan Skala Likert The instructor uses Audio Lingual
PERNYATAAN SKOR KET. 20 Method:Total Physical Response 131 Bagus
(TPR)
A Teaching Attitude
The instructor uses Audio Lingual
Dosen tepat waktu (memulai dan 21 Method:Total Verbal Response 129 Bagus
menyelesaikan kursus pada (TVR)
Bagus
1 waktunya (Instructor ispunctual? 158 The instructor uses Communi
Sekali 22 127 Bagus
(starts and finishesthe class on cative Method: Pair work
time ?) The instructor uses
Dosen berpakaian rapi (Instructor Bagus 23 Communicative Method: Group 127 Bagus
2 148
dressesneatly) Sekali work
Dosen nampak mempersiapkan The instructor uses
Bagus
3 pelajaran dengan baik (Instructor 143 24 Communicative Method: Role 132 Bagus
Sekali
seems to prepare the lesson well) play
Dosen anda memberi pekerja an The instructor uses
rumah lebih dari satu kali Bagus Bagus
4 150 25 Communicative Method: 139
(Instructor give home work more Sekali Sekali
Simulation
than one times ) The instructor uses
Dosen mengoreksi dan 26 Communicative Method: 131 Bagus
mengembalikan hasil pekerjaan Problem Solving
Bagus
5 rumah dengan segera (Instructor 137 The instructor uses
Sekali
checks and returns homework 27 Communicative Method: Picture 112 Bagus
quickly) talk
Dosen memberi pelajaran lebih The instructor uses
dari apa yang dituliskan dalam Cukup 28 124 Bagus
6 142 Communicative Method: Games
buku. (Instructor teaches more Sekali The instructor uses
than text book-oriented) 29 Communicative Method: 123 Bagus
Dosen berbicara cukup jelas Bagus Brainstorming
7 140
(Instructor speaks clearly enough) Sekali The instructor uses
Dosen mendengarkan saran- 30 Communicative Method: 115 Bagus
saran dari para mahasiswa Bagus Interview
8 139
(Instructor listens to sugges tions Sekali
from the students) Total Teaching Atttitude dan Skill 4016
Dosen mampu mengatur kelas? Bagus
Bagus RATA-RATA 133
9 (Instructor is able to control the 143 Sekali
Sekali
class) Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner, 2012
Dosen memberikan kuis,
permainan, gambar, kartu dan
10
alat peraga dalam pengajaran
133
Bagus Dari tabel hasil tabulasi diatas berdasarkan
(Instructor gives quizzes, games, Sekali jawaban responden, dapat disimpulkan bahwa
pictures,flash cards and other
teaching instruments) secara keseluruhan pendapat responden
Test/latihan/permainan, kuis, terhadap pelatihan dosen adalah bagus sekali
gambar-gambar, kartuyang yaitu dengan skor rata-rata 133. Dengan
diberikandosensesuai dengan
Bagus demikian maksud dan tujuan diadakannya
11 materi yang diajarkan (The class 136
Sekali
room tests/games /quiz zes pelatihan untuk para dosen tercapai dengan
pictures, flash card arerelevant
to the material taught)
baik. Diharapkan kedepan akan semakin lebih
Program yang disampaikan dosen baik lagi dan program pelatihan lebih
Bagus
12 menarik (the program delivered 135
Sekali ditingkatkan lagi, sehingga akan menghasilkan
by the instructor is interesting)
dosen-dosen yang berkualitas.
B Teaching Skill
The instructor uses Grammar
13 translation method: Teaching 129 Bagus
Grammar
The instructor uses Natural
14 131 Bagus
Method: Modeling
The instructor uses Structural
15 Method:Analyzing Patterns of 132 Bagus
sentences
The instructor uses Audio Lingual Bagus
16 138
Method:Substitution Drill Sekali

276
Jurnal Administrasi dan Manajemen Vol. 2, No. 6, Desember 2015 ISSN : 1693-6876

Tabel 12 Dari tabel hasil tabulasi diatas berdasarkan


Jawaban Responden terhadap Variabel jawaban responden, dapat disimpulkan bahwa
Kompetensi Mahasiswa secara keseluruhan pendapat responden
Berdasarkan Skala Likert terhadap kompetensi mahasiswa adalah bagus
No PERNYATAAN SKOR KET. yaitu dengan skor rata-rata 124. Dengan
demikian pengajaran yang diberikan dosen
1 Establishing a Relationship 130 Bagus
tercapai dengan baik. Diharapkan kedepan akan
Asking and Showing Rooms in
2
Hospital
124 Bagus semakin lebih baik lagi dan akan menghasilkan
3 Explaining Nurse’s Duty in Wards 127 Bagus lulusan terbaik.
4 Explaining Medical Equipment 122 Bagus
9) Uji Korelasi Person
Telling Time, Date and Doctor’s
5
Schedule
119 Bagus Untuk mengetahui adanya keeratan
Explaining Parts of the Body & hubungan antara pelatihan dosen dengan
6 115 Bagus
Health Problems kompetensi mahasiswa dapat ditunjukkan
Asking-Reporting Health Problems
7
& Diagnosing
124 Bagus dengan nilai koefisien korelasi pada tabel
Questioning to fill in the Pain dibawah ini :
8 124 Bagus
Assessment Form
Questioning to fill in the Bagus
9 133
Admission Form Sekali
Checking the Range of Motion Tabel 13
10 127 Bagus
(ROM) Uji Koefesien korelasi variable pelatihan dosen
11 Positioning a Patient 132 Bagus (X) dengan variable kompetensi mahasiswa (Y)
12 Checking Vital Signs 115 Bagus Correlations
Asking and Telling about PELATIHA KOMPETENSI
13 125 Bagus
Measurements N DOSEN MAHASISWA
14 Reinforcing a Dietary Program 124 Bagus PELATIHAN Pearson 1 .792**
15 Explaining Medication 122 Bagus DOSEN Correlation
Giving instructions on using Sig. (2-tailed) .000
16 120 Cukup
Walking Aids N 40 40
17 Starting an Intervention 121 Cukup KOMPETENSI Pearson .792** 1
Asking the Dimensions of MAHASISWA Correlation
18 119 Bagus
symptom
Sig. (2-tailed) .000
19 Sharing Observation 110 Bagus
N 40 40
20 Ensuring a Mutual understanding 127 Bagus **. Correlation is significant at the 0.01 level
Questioning for the General (2-tailed).
21 119 Bagus
Assessment
Assessing the Head, Face, and Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, tahun
22 122 Bagus
Neck 2012. Uji taraf  = 5%
Assessing the Nose, Sinuses,
23
Mouth and Pharynx
128 Bagus Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai
24 Assessing the Eyes and Ears 128 Bagus
koefisien korelasi sebesar 0,792. Artinya
terdapat korelasi positif yang tinggi hubungan
25 Promoting Hygiene 1 (Bathing) 124 Cukup
antara pelatihan dosen dengan kompetensi
Promoting Hygiene 2 (Oral and
26
Denture Care)
129 Bagus mahasiswa. Dimana 79,2% hasil kompetensi
Promoting Hygiene 3 Bagus mahasiswa berhubungan dengan pelatihan yang
27 133
(Elimination) Sekali dilakukan oleh dosen.
28 Giving Injection 131 Bagus 10) Uji Determinasi
29
Taking the Lab Sample 1 (Blood
132 Bagus Untuk variasi perubahan naik turunnya
Sample)
nilai hasil kompetensi mahasiswa yang
30 Giving discharge instructions 121 Bagus
diakibatkan oleh faktor pelatihan dosen dapat
Total Teaching Atttitude dan Skill 3727 diindikasikan dengan nilai koefisien determinan.
RATA-RATA 124 Bagus Hasil uji determinasi dapat dilihat pada tabel
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner, 2012
dibawah ini :

277
Jurnal Administrasi dan Manajemen Vol. 2, No. 6, Desember 2015 ISSN : 1693-6876

Tabel 14 Uji Determinasi Pelatihan 1.026 .128 .792 7.999 .000


dosen
R Adjusted Std. Error of a. Dependent Variable: Kopetensi Mahasiswa
R Square R Square the Estimate Berdasar pada tabel di atas dapat ditunjuk
.792a .627 .618 8.26555 kan bahwa nilai koefisien konstanta sebesar a =
-9.851 dan nilai koefisien regresi sebesar b =
1.026 Dengan demikian, maka model garis
regresi pengaruh pelatihan dosen terhadap
a. Predictors: (Constant), PELATIHAN DOSEN
kompetensi mahasiswa dapat diformulasikan
Hasil perhitungan menunjukan nilai dengan model Ý= -9.851 + 1.026 X. Nilai
koefesien determinasi sebesar 0,627. Hal ini koefisien a = -9.851,
berarti bahwa variasi naik turunnya nilai artinya bahwa apabila dosen tidak pernah
kompetensi mahasiswa sebesar 62,7 % mengikuti pelatihan atau nilai pelatihan dosen
dipengaruhi oleh faktor pelatihan dosen, sedang sebesar nol, maka nilai kompetensi mahasiswa
sebesar 37,3% variasi naik turunnya nilai akan turun sebesar 9.851. Nilai koefisien regresi
kompetensi mahasiswa dipengaruhi oleh faktor- sebesar b = 1.026 mempunyai arti bahwa apabila
faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model program pelatihan dosen ditingkatkan sebesar
penelitian. 1%, dengan asumsi faktor lainnya dianggap
10) Uji Koefesien Regresi. tetap, maka nilai kompetensi mahasiswa akan
Pada hipotesis awal, dituliskan bahwa meningkat sebesar 1.026 %.
bahwa terdapat pengaruh antara pelatihan 11) Uji Hipotesis
dosen terhadap hasil kompetensi mahasiswa. Pengujian pada nilai koefisien regresi dapat
Dengan demikian, maka dapat diduga bahwa dilakukan dengan uji t yaitu untuk mengetahui
semakin tinggi tingkat pelatihan dosen, maka apakah nilai koefisien regresi variabel pelatihan
akan berpengaruh pada peningkatan nilai dosen berpengaruh yang signifikan terhadap
kompetensi mahasiswa. Konsekuensi sebaliknya kompetensi mahasiswa. Pengujian nilai koefisien
akan terjadi apabila semakin rendah tingkat regresi pada model pengaruh pelatihan dosen
pelatihan dosen, maka akan dapat berpengaruh terhadap kompetensi mahasiswa dapat
pada semakin menurunnya tingkat kompetensi dirumuskan sebagai rumusan sebagai berikut:
mahasiswa. Ho : tidak terdapat pengaruh antara pelatihan
Untuk mengetahui besarnya penngaruh tersebut dosen terhadap kompetensi mahasiswa
dilakukan dengan analisis model regresi yang Ha : terdapat pengaruh positif antara pelatihan
secara struktural dapat dapat diformulasi kan dosen terhadap kompetensi mahasiswa
sebagai Ŷ = a + bX dimana Ŷ = Kompetensi Dari rumusan hipotesis tersebut di atas,
Mahasiswa dan X = Pelatihan Dosen.
maka pada taraf  = 5% dengan menggunakan
Berdasarkan hasil analisis model regresi
uji t dapat dibuat kriteria bahwa apabila nilai t
pengaruh pelatihan dosen terhadap kompetensi
hitung lebih kecil dari nilai t tabel, maka keputusan
mahasiswa dapat ditunjukkan seperti pada tabel
pengujian menerima H0 dan menolak Ha. Hal ini
sebagai berikut:
dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi
tersebut tidak signifikan. Begitu pula sebaliknya
apabila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel,
Tabel 15
maka keputusan pengujian dalam hal ini
Uji Koefesien regresi variable pelatihan menolak H0 dan menerima Ha. Hal ini dapat
dosen (X) dengan variable kompetensi disimpulkan bahwa koefisien regresi tersebut
mahasiswa (Y) Coefficientsa signifikan secara statistik.
Standar
dized
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -9.851 12.946 -.761 .451

278
Jurnal Administrasi dan Manajemen Vol. 2, No. 6, Desember 2015 ISSN : 1693-6876

Tabel 16 bagus sekali dari para responden dengan skor


Uji Hipotesis (t) pengaruh variable pelatihan rata-rata 133, sedangkan dari variabel
dosen (X) terhadap variable kompetensi kompetensi mahasiswa memiliki respon baik
mahasiswa (Y)Coefficientsa dari para responden dengan skor rata-rata
Standardiz 124.
ed 4. Dari hasil korelasi Pearson dapat dijelaskan
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
bahwa hubungan antar variabel pelatihan
Model B Std. Error Beta t Sig.
dosen (X) dengan kompetensi mahasiswa (Y)
1 (Constant) -9.851 12.946 -.761 .451
memiliki nilai korelasi sebesar 0.792 dengan
PELATIHAN 1.026 .128 .792 7.999 .000 nilai signifikansi sebesar 0.000. Hal ini
DOSEN menunjukkan hubungan yang kuat dan positif
a. Dependent Variable: Kopetensi Mahasiswa antara variabel X (pelatihan dosen) terhadap
Berdasar hasil perhitungan pada koefisien variabel Y (kompetensi mhs).
regresi pada taraf  = 5% diperoleh nilai t hitung 5. Dari uji determinasi diperoleh nilai
determinasi sebesar sebesar 0,627. Hal ini
sebesar 7.999. Nilai t tabel berdasarkan pada tabel t
dengan jumlah sampel sebesar 40 diperoleh berarti bahwa variasi naik turunnya nilai
nilai t tabel sebesar 2.021. Nilai t hitung lebih besar kompetensi mahasiswa sebesar 62,7 %
daripada t tabel., maka keputusan pengujian dipengaruhi oleh faktor pelatihan dosen,
tersebut menolak H0 dan menerima Ha. Dengan sedang sebesar 37,3% variasi naik turunnya
demikian, dapat di simpulkan bahwa hipotesis nilai kompetensi mahasiswa dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan
yang menduga terdapat pengaruh antara
dalam model penelitian.
pelatihan dosen terhadap kompetensi
mahasiswa terbukti secara signifikan atau dapat 6. Dari perhitungan regresi didapatkan
diterima secara statistik. persamaan regresi Ý= -9.851 + 1.026 X. Nilai
koefisien a = -9.851, artinya bahwa apabila
4. KESIMPULAN DAN SARAN dosen tidak pernah mengikuti pelatihan atau
4.1.Kesimpulan nilai pelatihan dosen sebesar nol, maka nilai
kompetensi mahasiswa akan turun sebesar
1. Dari uji validitas pernyataan kuesioner
9.851. Nilai koefisien regresi sebesar b =
variabel X (Pelatihan Dosen) dan variabel Y
(Kompetensi Mahasiswa), terlihat bahwa 1.026 mempunyai arti bahwa apabila
semua pernyataan memiliki nilai Sig program pelatihan dosen ditingkatkan
(probabilitas) di bawah angka 0.05 yang sebesar 1%, dengan asumsi faktor lainnya
dengan demikian pernyataan tersebut dianggap tetap, maka nilai kompetensi
dinyatakan valid. Dengan demikian semua mahasiswa akan meningkat sebesar 1.026 %.
7. Dari hasil uji hipótesis, didapatkan nilai uji
pernyataan baik variabel X maupun variabel Y
thitung sebesar 7.999 sedangkan ttabel diketahui
dapat dijadikan sebagai alat ukur dalam
sebesar 2.021. artinya bahwa thitung > ttabel
penelitian ini.
2. Dari hasil uji reliabilitas 30 pernyataan untuk dengan demikian maka keputusan pengujian
variabel X (Pelatihan Dosen) diperoleh nilai tersebut menolak H0 dan menerima Ha.
Cronbach’s Alpha sebesar 0.865. Sedangkan Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
untuk variable Y (Kompetensi Mahasiswa) hipotesis yang menduga terdapat pengaruh
diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar antara pelatihan dosen terhadap kompetensi
mahaiswa terbukti secara signifikan atau
0.887. Angka ini berada di atas 0.60. Dengan
dapat diterima secara statistik.
demikian bahwa pernyataan kuesioner telah
memenuhi syarat reliabilitas (keterandalan).
Kuesioner yang handal artinya kuesioner akan 4.2.Saran
menghasilkan hasil yang sama atau 1. Pertahankan prestasi dosen dalam hal
mendekati meskipun disebarkan berapa mengajar karena dari hasil penelitian
kalipun. kemampuan dosen setelah mengikuti
pelatihan mendapatkan skor rata-rata sangat
3. Dari hasil perhitungan skala likert ter hadap
baik
pendapat responden diketahui bahwa untuk
variabel pelatihan dosen memiliki respon
279
Jurnal Administrasi dan Manajemen Vol. 2, No. 6, Desember 2015 ISSN : 1693-6876

2. Evaluasi secar berkala terhadap program 4) Mahanani Ayusita, Buku Pintar PLPG
pelatihan dosen, sehingga sesuai dengan (Pendidikan & Latihan Profesi Guru), Araska,
kebutuhan mahasiswa Yogyakarta, 2011
3. Adakan penilaian secara berkala terhadap 5) Moekijat, Evaluasi Pelatihan Dalam rangka
dosen pengajar, sehingga lembaga Peningkatan Produktivitas Perusahaan,
mengetahui kendala apa yang dihadapi Mandam Maju, Bandung, 1993.
mahasiswa dan kendala apa yang dihadapi 6) Musfah Jejen M.A.,Dr, Peningkatan
oleh dosen pengajar. Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan
4. Pertahankan nilai kompetensi mahasiswa Sumber Belajar Teori dan Praktik, Kencana
bahkan jika perlu terus ditingkatkan karena Prenada Media Group, Jakarta, 2011.
dari hasil penelitian skor rata-rata untuk 7) Nasir Moh, Metode Penelitian, Ghalia
penilaian kompetensi mahasiswa adalah baik. Indonesia, Bogor, 2009.
8) Nawawi Hadari, Manajemen Sumberdaya
DAFTAR PUSTAKA Manusia untuk Bisnis Kompetitif, Gajah
1) Arikunto Suharsimi, Prof. Dr. Prosedur mada University Press, Yogyakarta, 1997.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka 9) Notoatmodjo Soekidjo, Prof. Dr.
Cipta, Jakarta, 2010. Pengembangan Sumber Daya Manusia,
2) Bailey, Kathleen M., etc, Pursuing Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
Professional Development, Newbury House 10) Richards, Jack C., Approaches and Methods
Teacher Development, Canada, 2006. in Language Teaching, Cambridge
3) Hamalik Oemar, Prof. Dr. Manajemen University Press, New York USA, 2007.
Pengembangan Kurikulum, Kerjasama Sugiyono, Prof. Dr. Metode Penelitian
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Administrasi, Alfabeta, Bandung, 2010.
Indonesia dengan PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2010.

280

Anda mungkin juga menyukai