Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TAMBAHAN MINI C-EX

ILMU KESEHATAN MATA

Diajukan untuk memenuhi tugas SMF Ilmu Kesehatan Mata


Program Profesi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung

Disusun oleh:

Muhammad Ilham 12100119142

Preseptor:

Ika Rahmawati, dr. Sp.M

SMF ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
2021
A. Pemberian Kacamata pada Kelainan Refraksi

Cara melakukan pemeriksaan pinhole dan koreksi kacamata :


1. Penderita duduk 5 atau 6 meter dari kartu Optotip Snellen.
2. Tutup mata kiri dengan telapak tangan kiri tanpa tekanan.
3. Periksa visus mata kanan.
4. Jika visus tidak mencapai 6/6, lakukan pemeriksaan dengan pinhole
5. Pasang lempeng pinhole pada mata kanan dan minta penderita tetap
menutup mata kiri dengan telapak tangan kiri tanpa tekanan
6. Jika didapatkan hasil visus membaik setelah pemeriksaan pinhole, berarti
terdapat gangguan refraksi pada penderita ini, maka kita perlu melakukan
koreksi dengan kacamata
7. Jika kita curiga miopia (rabun jauh), maka lakukan koreksi kacamata
dengan mulai memasang lensa sferis negatif dari angka terkecil terus naik
ke angka yang lebih besar sampai tercapai visus 6/6 atau visus optimum.
8. Catat macam lensa dan ukuran terkecil yang memberikan tajam
penglihatan terbaik.
9. Lakukan hal demikian pada mata kiri dengan menutup mata kanan
dengan telapak tangan kanan tanpa tekanan.
10. Lakukan koreksi kacamata dengan lensa sferis positif jika kita curiga
hipermetrop (rabun dekat), dengan mulai memasang lensa sferis positif
dari angka yang terkecil terus naik ke angka yang lebih besar sampai
tercapai visus 6/6 atau visus optimum.
11. Catat macam lensa dan ukuran terbesar yang memberikan tajam
penglihatan terbaik
12. Jika dengan lensa sferis negatif maupun positif belum maksimal, maka
tambahkan dengan lensa silindris negatif ataupun positif (lakukan
pemeriksaan astigmatisma)
Pemeriksaan astigmatisma
13. Lakukan teknik fogging dengan memasang lensa S+0,50D didepan mata
yang akan diperiksa astigmatisma
14. Minta penderita untuk melihat kipas astigmat (astigmat dial), minta
penderita menyebutkan garis mana yang paling jelas atau paling tebal
15. Pasang lensa C-0,50D dengan aksis dipasang tegak lurus dengan garis
yang paling jelas.
16. Tambah power lensa silinder secara bertahap sampai dengan semua garis
terlihat jelas.
17. Penderita kembali diminta melihat Snellen, bila visus belum 6/6 lensa
fogging dicabut.
18. Catat macam lensa, ukuran, dan axis yang memberikan tajam penglihatan
terbaik.

B. Pemeriksaan Cover & Uncover


Uji tutup mata
Uji ini sering dipergunakan untuk mengetahui adanya tropia atau foria. Uji
pemeriksaan ini dilakukan untuk pemeriksaan jauh dan dekat, dan dilakukan
dengan menyuruh mata berfiksasi pada satu obyek. Bila telah terjadi fiksasi kedua
mata maka mata kiri ditutup dengan lempeng penutup. Di dalam keadaan ini
mungkin akan terjadi :
1. Mata kanan bergerak berarti mata tersebut mempunyai kejulingan yang
manifes. Bila mata kanan bergerak ke nasal berati mata kanan juling
keluar atau eksotropia. Bila mata kanan bergerak ke temporal berarti
mata kanan juling ke dalam atau esotropia.
2. Mata kanan bergoyang yang berarti mata tersebut mungkin ambliopia
atau tidak dapat berfiksasi
3. Mata kanan tidak bergerak sama sekali, yang berarti bahwa mata kanan
berkedudukan normal, lurus atau telah berfiksasi.
Uji tutup mata berganti
Bila satu mata ditutup dan kemudian mata yang lain maka bila kedua mata
berfiksasi normal maka mata yang dibuka tidak bergerak. Bila terjadi
pergerakan pada mata yang baru dibuka berarti terdapat foria atau tropia.

Uji tutup buka mata


Uji ini sama dengan uji tutup mata, dimana yang dilihat adalah mata yang
ditutup. Mata yang ditutup dan diganggu fusinya sehingga mata yang
berbakat menjadi juling akan menggulir. Bila tutup mata tersebut ditutup
dan dibuka akan terlihat pergerakan mata tersebut. Pada keadaan ini berarti
mata ini mengalami foria atau juling atau berubah kedudukan bila mata
ditutup.
C. Pemeriksaan lapang pandang uji konfrontasi

Lapang pandang adalah bagian ruangan yang terlihat oleh satu mata dalam
sikap diam memandang lurus ke depan, diperlukan untuk mengetahui adanya
penyakit tertentu ataupun untuk menilai progresivitas penyakit. Pemeriksaan
konfrontasi yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan membandingkan lapang
pandang pasien dengan pemeriksa.

Pasien diperiksa dengan posisi duduk berhadapan terhadap pemeriksa pada jarak
33 cm. Mata kanan pasien dan mata kiri pemeriksa ditutup. Sebuah benda dengan
jarak yang sama digeser perlahan-lahan dari perifer lapang pandang ke tengah,
bila pasien sudah melihatnya ia diminta untuk memberi tahu. Pada keadaan ini
bila pasien melihat pada saat yang bersamaan dengan pemeriksa berarti lapang
pandang pasien adalah normal. pemeriksaan dilakukan dari arah temporal,
superior, nasal, dan inferior. Syarat pemeriksaan ini lapang pandang pemeriksa
adalah normal.

Lapang pandang normal:

 85 derajat temporal
 45 derajat superior
 50 derajat nasal
 55 derajat inferior

Anda mungkin juga menyukai