Anda di halaman 1dari 4

5. Standar 4.

5 Pengendalian penyakit tidak menular


dan faktor risikonya.
5. Standar 4.5 Pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya.

Pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya diselenggarakan dalam upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta, terutama
penguatan pelayanan kesehatan primer dengan mendorong upaya promotif dan preventif.
Puskesmas melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular utama yang meliputi
hipertensi, diabetes melitus, kanker payudara dan leher rahim, Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK), serta Program Rujuk Balik (PRB) penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit
katastropik lainnya sesuai dengan kompetensi di tingkat primer, juga penanganan faktor
risiko PTM melalui pelayanan terpadu penyakit tidak menular (Pandu PTM) sesuai dengan
algoritma Pandu.

 a. Kriteria 4.5.1 

Program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular serta faktor risikonya
direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan ditindaklanjuti. 

 1) Pokok Pikiran: 

a) Peningkatan faktor risiko dan penyakit tidak menular tidak hanya berdampak pada
terjadinya peningkatan angka morbiditas, mortalitas, dan disablilitas, tetapi juga berdampak
kehilangan produktivitas yang berdampak pada beban ekonomi baik tingkat individu,
keluarga, dan masyarakat. 

b) Upaya pengendalian penyakit tidak menular dilakukan melalui berbagai kegiatan promotif
dan preventif tanpa mengesampingkan tindakan kuratif dan rehabilitatif. 

c) Deteksi dini atau skrining perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus
PTM. 

d) Dalam upaya pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, seperti pola makan tidak
sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, dan faktor risiko yang lain, dilakukan secara
terintegrasi melalui pendekatan keluarga dengan PIS- PK dan gerakan masyarakat. 

e) Kegiatan promotif dan preventif dilakukan melalui upaya sebagai berikut: 

(1) Promotif 

Upaya ini dilakukan dengan memberikan informasi dan edukasi seluas- luasnya kepada
masyarakat agar tumbuh kesadaran untuk ikut bertanggung jawab terhadap kesehatan diri
dan lingkungannya, antara lain, dengan: 

(a) melaksanakan promosi kesehatan/KIE tentang pencegahan dan pengendalian penyakit


tidak menular kepada masyarakat minimal sebulan sekali, antara lain, pola konsumsi
makanan sehat dan gizi seimbang, pencegahan obesitas, penghentian kebiasaan merokok,
aktivitas fisik, faktor risiko kanker leher rahim dan kanker payudara, faktor risiko PTM
lainnya, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dan materi PTM lainnya; dan 
(b) menyediakan media KIE PTM dalam bentuk cetakan, tautan yang bisa diunduh, atau
dalam bentuk media lainnya. 

(2) Preventif 

(a) Penyelenggaraan UKBM melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM 

1. Penyelenggaraan UKBM melalui posbindu PTM dilakukan secara berkala dan teratur
serta sesuai dengan jumlah sasaran dalam melakukan deteksi dini faktor risiko PTM yang
dilakukan oleh kader posbindu terlatih. 

(a) Ukur Berat Badan (BB); 

(b) Ukur Tinggi Badan (TB); 

(c) Ukur Tekanan Darah (TD); 

(d) Gula Darah Sewaktu (GDs); 

(e) Indeks Masa Tubuh (IMT) dan 

Lingkar Perut (LP); dan 

(f) Pemeriksaan tajam penglihatan (Etumbling atau hitung jari) dan tajam pendengaran
menggunakan tes 

berbisik modifikasi; 

(g) Penapisan PPOK dengan kuesioner PUMA (Prevalence StUdy and 

Regular Practice, Diagnosis and TreatMent, Among General 

Practitioners in Populations at Risk of COPD in Latin America). Instrumen PUMA digunakan


untuk mendeteksi PPOK menggunakan tujuh kuesioner dengan nilai jika lebih dari tujuh,
pasien diarahkan melanjutkan pemeriksaan dengan spiro untuk penegakan diagnosisnya.
Dilakukan di FKTP dan posbindu oleh kader atau nakes; 

(h) Pemberian edukasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan. 

3. Tahapan kegiatan posyandu terdiri atas lima tahap, yaitu 

(a) pendaftaran peserta; 

(b) wawancaran FR; 

(c) pengukuran FR yang terdiri atas pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan,
pengukuran lingkar perut, penghitungan IMT, wawancara PUMA, serta pemeriksaan tajam
penglihatan dan tajam 

pendengaran;
(d) pemeriksaan FR PTM yang terdiri atas pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan
kadar gula darah; dan 

(e) identifikasi FR PTM, edukasi, dan tindak lanjut dini. 

4. Pelaksanaan pemeliharaan sarana pendukung posbindu PTM dilakukan dengan kalibrasi


terhadap alat ukur digital. 

(b) Penyelenggaraan layanan konseling upaya berhenti merokok (UBM) melalui tenaga
terlatih. 

(c) Pembuatan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di lingkungan Puskesmas melalui kerja sama
dengan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dan instansi terkait untuk mendorong dan
mengawasi penerapatan KTR di tujuh tatanan (fasyankes, sekolah, tempat kerja, tempat
ibadah, angkutan umum, tempat bermain anak, dan tempat umum lainnya yang ditetapkan). 

(d) Preventif di FKTP dilakukan melalui deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim
dengan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) dan inspeksi visual asam asetat (IVA)
pada perempuan usia 30—50 tahun yang sudah pernah melakukan kontak seksual. 

f) Kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan, antara lain, melalui upaya 

(1) menguatkan akses pelayanan terpadu PTM di Puskesmas dengan menguatkan


keterampilan petugas kesehatan dalam penanganan PTM dan faktor risiko PTM sesuai
dengan wewenang dan kompetensi di FKTP; 

(2) menguatkan sistem rujukan dari UKBM ke FKTP; 

(3) menindaklanjuti Program Rujuk Balik (PRB) PTM; 

(4) menindaklanjuti pelayanan paliatif berbasis komunitas sesuai dengan Standar; dan 

(5) menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan panduan praktik klinis bagi dokter di
Puskesmas dan algoritma penyakit PTM, antara lain, pelayanan hipertensi, DM, serta
deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara. 

g) Penyelenggaraan PTM oleh Puskesmas dilakukan melalui kegiatan: 

(1) memanfaatkan charta obesitas di Puskesmas dan di luar Puskesmas; 

(2) melakukan pembinaan kepada posbindu PTM minimal dua kali per tahun; 

(3) menyediakan charta prediksi faktor risiko PTM bagi Puskesmas yang sudah
melaksanakan Pandu PTM; dan 

(4) menguatkan keterampilan penanganan kasus PTM, terutama pada dokter dan tenaga
kesehatan, yang dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi dengan
pelatihan/lokakarya/peningkatan kemampuan teknis penanganan kasus PTM. 

h) Penetapan indikator kinerja stunting terintegrasi dengan penetapan indikator kinerja


Puskesmas. 
i) Puskesmas melakukan pengukuran dan analisis terhadap indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Analisis capaian indikator dilakukan dengan metode analisis sesuai dengan
pedoman dan panduan yang berlaku, misal dengan merujuk pada metode analisis situasi
yang terdapat di dalam buku Pedoman Manajemen Puskesmas.

j) Pencatatan dan pelaporan pelayanan pengendalian penyakit tidak menular dan faktor
risikonya, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat, tepat
waktu, dan sesuai dengan prosedur. Pelaporan kepada kepala puskesmas dan dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota dan/atau pihak lainnya mengacu pada ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pelaporan kepada kepala puskesmas dapat dilakukan
secara tertulis atau penyampaian secara langsung melalui pertemuanpertemuan seperti
lokakarya mini bulanan, pertemuan tinjauan manajemen, dan forum lainnya. 

k) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut dilakukan secara terintegrasi lintas
program dan lintas sektor. 

l) Rencana program penanggulangan penyakit tidak menular dan faktor risikonya disusun
dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah
penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas dengan pelibatan lintas program yang
terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM serta UKP, laboratorium, dan
kefarmasian. 

 2) Elemen Penilaian: 

a) Ditetapkan indikator kinerja pengendalian penyakit 

tidak menular yang disertai capaian dan analisisnya (R, D, W). 

b) Ditetapkan program pengendalian Penyakit Tidak Menular termasuk rencana peningkatan


kapasitas tenaga terkait P2PTM (R, W). 

c) Kegiatan pengendalian penyakit tidak menular dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai


dengan rencana yang telah disusun bersama Lintas program dan Lintas Sektor sesuai
dengan kebijakan, pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan yang telah ditetapkan
(R, D, W). 

d) Diselenggarakan tahapan kegiatan dan pemeriksaan PTM di Posbindu sesuai dengan


ketentuan yang berlaku (R, D, O, W). 

e) Dilakukan tata laksana Penyakit Tidak Menular secara terpadu mulai dari diagnosis,
pengobatan, pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut sesuai dengan panduan praktik klinis
dan algoritma pelayanan PTM oleh tenaga kesehatan yang berkompeten ( D, O, W). 

f) Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan program


pengendalian penyakit tidak menular (D, W). 

g) Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan kepada kepala puskesmas dan dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (R, D, W). 

Anda mungkin juga menyukai