Atjeh Pusaka - Hamzah al-Fansuri atau dikenal juga sebagai Hamzah Fansuri adalah seorang ulama
sufi dan sastrawan yang hidup di abad ke-16. Meskipun nama 'al-Fansuri' sendiri berarti 'berasal dari
Barus' (sekarang berada di provinsi Sumatra Utara) sebagian ahli berpendapat ia lahir di Ayuthaya,
ibukota lama kerajaan Siam. Hamzah al-Fansuri lama berdiam di Aceh. Ia terkenal sebagai penganut
aliran wahdatul wujud. Dalam sastra Melayu ia dikenal sebagai pencipta genre syair.
Dalam Ruba'i Hamzah Fansuri‚ selengkapnya, "Hanya yang sudah pasti, bahwasanya beliau hidup dalam
masa pemerintahan Sultan Alaidin Riayat Syah IV Saiyidil Mukammil (997-1011 H-1589-1604 M) sampai
ke permulaan pemerintahan Sultan Iskandar Muda Darma Wangsa Meukuta Alam (1016-1045 H-1607-
1636 M).
Riwayat
Dari nama belakangnya “Fansur” dapat kita ketahui bahwa ia berasal dari Barus, kampung kuno yang
berada di antara kota Singkil dan Sibolga, daerah pesisir Barat pulau Sumatra itu bila diterjemahkan ke
dalam bahasa Arab menjadi “Fansur”. Sebagaimana tertulis dalam syairnya “Burung Pingai”
Lahirnya Syeikh Hamzah al-Fansuri secara tepat belum dapat dipastikan, adapun tempat kelahirannya
ada yang menyebut Barus atau Fansur. Disebut lebih terperinci oleh Prof. A. Hasymi bahwa Fansur itu
satu kampung yang terletak antara Kota Singkel dengan Gosong Telaga (Aceh Selatan). Dalam zaman
Kerajaan Aceh Darussalam, kampung Fansur itu terkenal sebagai pusat pendidikan Islam di bahagian
Aceh Selatan.
Pendapat lain menyebut bahwa beliau dilahirkan di Syahrun Nawi atau Ayuthia di Siam dan berhijrah
serta menetap di Barus. Drs. Abdur Rahman al-Ahmadi dalam kertas kerjanya menyebut bahawa ayah
Syeikh Hamzah al-Fansuri bernama Syeikh Ismail Aceh bersama Wan Ismail dan Po Rome atau Po
Ibrahim (1637- 1687 M) meninggal dunia dalam pertempuran melawan orang Yuwun (Annam) di
Phanrang.
Mengenai tahun wafat Syeikh Hamzah al-Fansuri secara tepat selama ini tidak pernah disebut. Tetapi
Azra dalam Jaringan Ulama menyebut bahawa ulama sufi itu wafat pada tahun 1016 H/1607 M.
Disebutkan tahunnya itu sekaligus membantah bahwasanya Syeikh Abdur Rauf al-Fansuri S-Singkili,
menurut istilahnya) "tidak mungkin bertemu dengan ulama sufi itu", menurutnya "As-Singkili bahkan
belum lahir".
Makam tokoh Sufi tersebut masih sarat dengan misteri yang menyelimutinya hingga sekarang? Oleh
sebab, terdapat dua makam Syaikh hamzah Al Fansuri, yakni yang berada di Oboh Kecamatan Runding
Pemerintahan Kota Subulussalam Aceh, dan satunya berada di Desa Ujung Pancu Kecamatan Pekan
Bada Kabupaten Aceh Besar?
Misteri kebenaran dimanakah letak makam Beliau yang asli pun hanya didukung informasi yang simpang
siur? namun, saya peroleh informasi jikalau Syaikh Hamzah Al Fansuri pernah tinggal di kedua tempat
itu dan meninggalnya pun di klaim berada di kedua tempat itupula? Apakah benar?
Makam Yang Berada Di Ujong Pancu Aceh Rayeuk
Aceh memiliki banyak sejarah salah satunya tentang makam Tgk Gle Ujong di kawasan Kecamatan
Peukan Bada Aceh Besar. Menurut masyarakat di Gampong Lampageu kecamatan Peukan Bada Aceh
Besar, pemilik makam sepanjang sekitar 9-12 meter itu dikenal dengan nama Tengkue Gle Ujong, yang
di karena dia dimakamkan di ujung pancu.
Tgk Gle Ujong menurut cerita dari masyarakat Gampong Lampageu adalah seorang ulama yang dibunuh
di desa Deah Geulumpang keucamatan meuraxsa Banda Aceh, setelah kepalanya dipenggal ulama
tersebut diikuti muridnya, menyusuri pesisir pantai dengan membopong kepalanya diatas kedua tangan
mereka menuju ke gunung Ujung Pancu ditempat itulah Syeh Hamzah Fansuri mengambil tempat
sebagai makamnya.
Ujong Pancu merupakan nama geografs dari wilayah Gampong Lampageu yang secara administratif
terletak di Kecamatan Peukan Banda, Kabupaten Aceh Besar. Wilayahnya dikelilingi pegunungan dan
laut yang indah. Ujong Pancu juga dikenal sebagai tempat favorit untuk memancing dan tujuan
pariwisata bernilai historis. Penduduk di wilayah ini tidak luput dari hantaman tsunami Desember 2004
silam disebabkan area permukiman mereka berada di kawasan pesisir.
Nama ulama Hamzah Fansuri As-Singkili sangat dikenal di nusantara ini. Makam beliau masih ramai
dikunjungi para penziarah yang datang dari berbagai daerah. Makam beliau berada di kampong Obor
terletak di Hulu Sungai Singkil. Makam itu bertulis : Inilah makam Hamzah Fansuri mursyid Syeikh
Abdurrauf.
Dikatakan Hamzah Fansuri wafat sekitar 1016H/1607M.Nama beliau lah menjadi salah satunya yang
membawa Aceh menjadi Serambi Mekah. Menurut A.Hasymi yang juga berasal dari Acheh, Hamzah
Fansuri dan Ali Fansuri yang juga merupakan ayah kepada Abdul Rauf Fansuri adalah adik
beradik.Kedua bersaudara ini berketurunan Parsi. Datuk nenek kedua nya,Syeikh Al-Fansuri dipercayai
oleh kerajaan memimpin pusat pendidikan yang bernama Dayah Blang Pria.
Adapun mengenai riwayat hidup Hamzah Fansuri As-Singkili para sarjana berbeda pendapat karena
tidak diketahui secara pasti tempat dan bila tarikh lahirnya. Akan tetapi berdasarkan fakta sejarah
yang ada, Hamzah Fansuri diperkirakan hidup pada medio abad ke-16 saat Aceh di bawah pemerintahan
Sulthan Alaiddin Riayat Syah Sayyidil Mukammil (997-1011 H/ 1589-1604 M).
Karya-karyanya:
Prosa
Asrar al-Arifin
Sharab al-Asyikin
Zinat al-Muwahidin
Puisi
Syair Burung Pingai
Syair Dagang
Syair Perahu
Syair Si Burung pipit
Syair Si Burung Pungguk
Syair Sidang Fakir