Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fitri Handayani

Kelas : VB
NIM : 1205020202

Data 1

“Tekad saya sudah bulat. Saya tetap akan pergi ke Baghdad. Saya menyukai tantangan” tegas Said
Nursi
َ‫فَا ِ َذا َعزَمۡ تَ فَتَ َو َّكلۡ َعلَى هّٰللا ِؕ اِنَّ هّٰللا َ يُ ِح ُّب ۡال ُمت ََو ِّكلِ ۡين‬

“Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh,
Allah mencintai orang yang bertawakal.”

Kutipan diatas merupakan percakapan antar tokoh A dan B yang sedang dikisahkan oleh tokoh lain
dalam sebuah sejarah. Bertekad kuat merupakan Akhlaqul karimah yang harus dimiliki seorang
muslim untuk tegas dalam memilih jalan hidupnya.  Sebagaimana Firman Allah Swt, dalam Qs. Ali
Imran: 159

Dalam perspektif semiotik Pierce kutipan diatas merupakan representament (R), Bertekad kuat
sebagai Interpretan (I)  dan  Qs. Ali Imran: 159 sebagai objeknya (O1)

Tekad (akhlak karimah) (I)

Tekad saya sudah bulat Qs. Ali Imran: 159


(R) (O)
Data 2
“Inna lillah! Ali, coba lihat apa dia masih bernafas?”
Ali menempelkan tangan kanannya ke hidung Fahmi

 ؕ َ‫ص ۡيبَةٌ  ۙ قَالُ ۡ ٓوا اِنَّا هّٰلِل ِ َواِنَّـٓا اِلَ ۡي ِه ٰر ِج ُع ۡون‬


ِ ‫صابَ ۡت ُهمۡ ُّم‬
َ َ‫الَّ ِذ ۡينَ اِ َذٓا ا‬

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Innā lillāhi wa innā ilaihi
rāji'ūn (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).”

ْ ُ‫صيبَتِي َوَأ ْخل‬


‫ف لِي خَ ْيرًا‬ ِ ‫ اللَّهُ َّم َأ ِجرْ نِي فِي ُم‬، ]156 :‫ {ِإنَّا هَّلِل ِ وَِإنَّا ِإلَ ْي ِه َرا ِجعُونَ } [البقرة‬:ُ ‫صيبَةٌ فَيَقُو ُل َما َأ َم َرهُ هَّللا‬ ِ ‫صيبُهُ ُم‬ ِ ُ‫َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم ت‬
‫ ِإاَّل َأ ْخلَفَ هَّللا ُ لَهُ َخ ْيرًا ِم ْنهَا‬،‫ِم ْنهَا‬
“Apabila ada seorang muslim yang mengalami musibah lalu dia mengucapkan kalimat seperti yang
Allah perintahkan, ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.’ Ya Allah berikanlah pahala untuk
musibahku, dan gantikan untukku dengan sesuatu yang lebih baik darinya, maka Allah akan
memberikan ganti untuknya dengan yang lebih baik.” (HR. Muslim 918)

Kutipan diatas merupakan ungkapan belasungkawa atas musibah yang menimpa temannya yang
sedang melakukan sebuah aktivitas ekstrem, dan ingin memastikan bahwa Fahmi (temannya) dalam
keadaaan baik-baik saja dengan memastikan bahwa fahmi masih bernafas.

Dalam perspektif semiotik Pierce kutipan diatas merupakan representament (R), “Inna lillah! Ali,
coba lihat apa dia masih bernafas?”sebagai Interpretan (I)  dan  QS. Ali Imran:159 sebagai Objek1
(O1) dan Hadits Rasulullah Riwayat Muslim No.918 sebagai Objek 2 (O2)

Inna lillah Inna lillah


(ucapan belasungkawa/Akhlakul karimah) (I) (ucapan belasungkawa/Akhlakul karimah) (I)

Inna lillah! Ali, QS. Ali Imran:159 Hadits Rasulullah


coba lihat apa dia masih bernafas? (R) (O1) Riwayat Muslim No.918
(O2)

Anda mungkin juga menyukai