hidup manusia dan mampu memecahkn probelamtika yang dihadapi manusia. Islam dengan kesempurnaannya mampu menjadi pedoman hidup untuk melakukan aktifitas manusia. Jika dikategorikan, aturan yang dibutuhkan manusia terbagi menjadi ibadah, akhlak, makanan, pakaian, mu’amalah, dan uqubat. Islam mampu melahirkan aturan untuk mengatur urusan-urusan tersebut. Sehingga dengan kesempurnaannya (yang digali dari alqur’an, sunnah, ijma’, dan qiyas) islam tidak hanya diperuntukkan mengatur individu-individu, melainkan juga diperuntukkan mengatur system pemerintahan.
Negara (Daulah) Islam menerapkan dan
mewajibkan syariat islam bagi setiap warga negaranya, baik muslim maupun non-muslim. Sebagaimana sejarah daulah islam, daulah menerapkan syariat islam secara menyeluruh di segala aspek kehidupan, yang dibebankan dalam mengatur individu-individu warga negaranya dan mengatur pemerintahannya. Warga Negara non-muslim dibiarkan menjalankan hal-hal yang berkaitan dengan akidah dan ibadahnya, contohnya urusan nikah dan talak. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan makanan dan pakaian mereka diperlakukan sesuai dengan ketentuan agama mereka yang dijamin oleh aturan umum yang berlaku. Sekalipun mereka (non-muslim) diwajibkan
ISLAM, ATURAN & SISTEM 2
untuk mentaati aturan umum yang diterapkan oleh daulah islam, mereka tetap diberikan hak dalam menjalankan kepercayaan mereka dalam aspek akidah dan ibadah yang diyakini. Namun hal itu tidak diberlakukan untuk selain aspek akidah dan ibadah.
Sebagaimana kita ketahui terdapat peraturan yang
mereka yakini selain islam contohnya dalam hal makan babi dan anjing, minum khamr dan lainnya, bukanlah suatu hal yang diharuskan dalam ajaran nasrani. Sehingga mereka tetap diperbolehkan makan dan minum barang tersebut selama dilingkungan khusus bagi mereka dan tidak diperbolehkan melakukannya ditempat umum. Apabila dilakukan ditempat umum, maka diperlakukan baginya hukum umum. Contoh lainnya adalah penggunaan pakaian dalam ibadah ritual yang dilakukan penganut brahmana, mereka diperbolehkan menggunakan pakaian yang memperlihatkan sebagian aurat mereka pada lingkungan kalangan mereka. Namun jika mereka (penganut brahmana) melakukannya ditempat umum, maka aturan umum yang diberlakukan oleh daulah islam akan diterapkan kepada mereka. Lalu bagaimana dengan kaum muslim? Hal ini juga diberlakukan bagi kaum muslim, sehingga hal ini menghancurkan opini miring terhadap aturan yang diberlakukan dalam daulah islam (tidak seperti system sekuler yang memberikan kebebasan kebablasan, tidak seperti system sosialisme yang terlalu mengekang hak kemanusian warga negaranya, tidak
ISLAM, ATURAN & SISTEM 3
seperti system demokrasi otokrasi yang seakan hanya mencelakakan umat). Contohnya memakan hewan ternak sapi atau lembu, bukanlah suatu keharusan dalam agama islam. Namun kaum muslim yang melakukannya didepan umum, yang mayoritas penduduknya warga pengikut brahmana, sehingga memungkinkan dapat menyakiti perasaan warga pengikut brahmana, daulah islam akan menerapkan hokum umum secara tegas bagi mereka (kaum muslim) yang melakukannya.
Urusan syariat islam yang berkaitan masalah
muamalah, uqubat, pemerintahan, ekonomi, dan lainnya selain masalah aqidah dan ibadah, berlaku sama bagi semua warga daulah islam. Mengenai kaum muslim, Negara memberlakukan syariat islam terhadap mereka secara keseluruhan, baik yang menyangkut urusan ibadah, akhlak, makanan, pakaian, mu’amalah ataupun uqubat. Kewajiban Negara adalah menerapkan syariat islam secara menyeluruh dan sempurna sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan Kholifatur Rosyidin. Pelaksanaan syariat kepada non-muslim hendaknya dianggap sebagai salah satu cara dakwah untuk memperlihatkan keindahan islam dan mengajak mereka pada islam, sebab syariat islam berlaku umum bagi seluruh umat manusia. Seandainya tidak demikian, misalkan menerapkan urusan aqidah dan ibadah secara umum bagi warga negaranya tanpa melihat status mereka sebagi non-muslim, sedangkan mereka masih meyakini
ISLAM, ATURAN & SISTEM 4
aqidahnya, maka akan tercermin bahwa islam tidaklah benar dan berujung pada konflik horizontal dan vertical.
ISLAM, ATURAN & SISTEM 5
ISLAM ADALAH FIKROH DAN THORIQOH
Islam adalah akidah yang memancarkan peraturan,
peraturan ini merupakan hokum syara’ yang telah digali dari dalil-dalil yang terperinci, yaitu alqur’an dan sunnah. Islam telah menjelaskan didalam peraturan tersebut, tata cara pelaksanaan hukumnya yang berupa hokum syara’, sebagaimana dapat dipelajari dari ijma’ sahabat Rosulullah SAW dan penqiyasan para mujtahid terhadap dalil-dalil alqur’an dan suunah. Hokum-hukum syara’ yang menjelaskan tata cara pelaksanaan dinamakan thoriqoh, contohnya bagaimana tata cara pelaksanaan sholat dan lainnya.
Islam terdiri dari fikroh dan thoriqoh. Aqidah dan
hokum syara’ yang memecahkan problematika manusia disebut fikroh. Sedangkan hokum yang menjelaskan tata cara pelaksanaan pemecahan problematika manusia, cara memelihara aqidah, dan cara mengemban dakwah disebut thoriqoh. Thoriqoh islam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari fikrohnya. Oleh sebab itu, dalam dakwah islam tidak boleh mencukupkan diri hanya dengan menerapkan fikroh-fikrohnya saja, melainkan juga harus mencakup thoriqohnya. Apabila hanya mencukupkan diri pada aspek fikroh, maka yang akan terjadi adalah ketimpangan dalam pemecahan probelmatika hidup manusia, yang berujung pada opini bahwa islam bukanlah system yang mengatur segala aspek kehidupan dan islam
ISLAM, ATURAN & SISTEM 6
hanay terbatas sebagai agama ritual layaknya keyakinan lainnya. Jika hal tersebut terjadi, maka manusia akan cenderung mengambil asas kemanfaatan dari diterapkannya pertauran tersebut. Jika manfaat dari penerapan aturan tersebut tidak ada, tidak dapat diketahui, atau tidak sesuai dengan kondisi yang diinginkan, maka manusia tidak akan menerapkan peraturan tersebut dan menjadikan dirinya sebagai manusia yang pragmatis/realistis. Apabila hanya mencukupkan diri pada aspek thoriqoh, maka yang akan terjadi manusia akan dihantarkan pada masa pembodohan dan kesesatan. Mereka akan menganggap bahwa ibadahnya sudah ditujukan pada Allah SWT, namun bisa jadi dirinya sudah melakukan pengingkaran terhadap adanya ke-esaan Allah SWT dan tidak sesuai dengan aturan yang Allah berlakukan. Contohnya sholat dhuhur diwaktu maghrib, sholat diwaktu yang dimakruhkan, puasa sehari semalam tanpa buka puasa, dimana hal tersebut tidak dapat mendatangkan ridlo melainkan hanya akan memancing kemurkaan Allah SWT.
Mabda (ideology) adalah kumpulan dari fikroh dan
thoriqoh. Keimanan pada thoriqoh sama halnya dengan keimanan kepada fikroh. Sebuah keharusan untuk menyatukan fikroh dan thoriqoh, dan tidak memisahkan keduanya. Keduanya harus disatukan dalam satu ikatan, fikroh islamiyah harus dilaksanakan dengan thoriqoh islamiyah, bukan dengan thoriqoh lainnya. Contohnya
ISLAM, ATURAN & SISTEM 7
sanksi terhadap penyelewengan tata cara sholat, perintah melakukan sembahyang kepada Allah SWT harus dengan tata cara sembahyang yang diajarkan oleh islam (sholat), bukan dengan hadir di gereja dan melakukan nyanyian mengikuti ibadah kaum nasrani. Penyatuan fikroh islam dan thoriqoh islam itulah yang akan membentuk islam, yang diterapkan dan dikembangkan dakwahnya.
Selama thoriqoh telah ada dalam syariat, maka
wajib membatasinya pada hal-hal yang telah disebutkan oleh syara’, dan apa yang telah digali dari nash-nashnya. Thoriqoh berbeda dengan uslub dan wasilah. Thoriqoh berkaitan dengan tata cara pelaksanaan pemecahan probelamtika manusia yang berkaitan tentang akidah, sedangkan uslub (sarana/metode) merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sebuah perbuatan. Uslub dapat dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan kondisi fakta yang berlaku, selama tidak menyalahi thoriqohnya.
Siapkanlah untuk menghadapi mereka apa saja
yang kamu sanggupi dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang menggetarkan musuh Allah dan musuhmu. (Al-Anfal: 60)
Ayat tersebut memerintahkan untuk senantiasa
melakukan (thoriqoh) perbuatan agar musuh memiliki rasa takut untuk menghadapi kaum muslim. Sedangkan Alat-alat dan cara-cara apasaja yang harus dipersiapkan
ISLAM, ATURAN & SISTEM 8
agar musuh kaum muslim memiliki rasa takut, disesuaikan dengan kondisi yang ada saat itu selama tidak menyalahi thoriqoh dan fikroh islamiyahnya.
Hokum-hukum tentang fikroh terdapat dalam
alqur’an dan sunnah, demikian pula dengan hokum- hukum tentang thoriqoh.
Jika kamu mengetahui pengkhianatan dari suatu
golongan, maka kembalikanlah perjanjian tersebut kepada mereka dengan cara yang jujur. (Al-Anfal: 58)
Janganlah kamu mengharap-harap bertemu dengan
musuh, tetapi jika kalian telah bertemu musuh, maka bersikap teguhlah. (HR. Muslim dan Bukhori dari Abu Huroiroh)
Hukum-hukum thoriqoh dapat digali melalui ijtihad
dari kitab, sunnah, ijma’, dan qiyas, sebagaimana hokum- hukum lainnya. Ketika sunnah berperan sebagai penjelas terhadap alqur’an, maka di dalam alqur’an kadangkala terdapat fikroh dalam bentuk global, lalu dirinci oleh sunnah. Contoh:
Tegakkanlah sholat dari sesudah matahari
tergelincir sampai gelap malam dan subuh. (Al- Isro’: 78)
ISLAM, ATURAN & SISTEM 9
Didalam ayat tersebut hanya menjelaskan tiga waktu sholat, tidak dijelaskan berapa kali sholat. Keterangan lima kali umat islam harus melakukan sholat terdapat dalam sunnah.
Kadangkala di dalam alqur’an terdapat thoriqoh
dalam bentuk global, lalu dirinci di dalam sunnah. Contoh:
Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang
yang bersamanya adalah orang yang keras terhadap orang-orang kafir dan tetapi berkasih sayang terhadap sesama muslim. (Al-Fath: 29)
Berkasih sayang kepada sesama muslim merupakan
sebuah kewajiban, namun jangan sampai membiarkan mereka melakukan kedzoliman dan jangan sampai jiwa kaum kafir yang dilindungi adalah objek kedzaliman tersebut. Maka Negara harus bertindak tegas dan menerapkan sanksi terhadap pelaku kedzaliman tersebut baik muslim maum non-muslim sebagaimana rasul dan para sahabat memberlakukan mereka secara adil. Oleh karena itu, kita harus menggunakan petunjuk nabi sebagai pelita, agar kita dapat mengambil hokum-hukum thoriqoh dari perbuatan beliau yang terdapat dalam sirohnya, ucapan, dan sikap diamnya, sebagiamana kita mengambilnya dari alqur’an. Sebab semua itu adalah
ISLAM, ATURAN & SISTEM 10
syariat. Kita juga harus menjadikan para khulafa’ rasyidin sebagai teladan dalam memahami siroh, termasuk para sahabat yang lain. Sebab merekalah yang senantiasa bersama nabi, dan mereka mengetahui secara langsung perbuatan-perbuatan nabi dalam mengaplikasin peraturan yang Allah turunkan. Sebagaimana kita jadikan akal kita sebagi alat yang efektif untuk memahami serta menggali hokum sesuai dengan cara yang telah ditentukan syara’.
Tidak semua perbuatan yang bersifat fisik adalah
thoriqoh, thoriqoh adalah perbuatan-perbuatan yang bersifat fisik, dan dapat menghasilkan kondisi yang nyata (fisik) dalam kehidupan. Sekalipun nilai perbuatan tersebut bersifat fisik namun tidak mampu menghasilkan sebuah hasil berupa fisik, maka hal perbuatan tersebut tidak termasuk dalam kategori thoriqoh walaupun memiliki nilai ruhiyah yang sama, yaitu pahala. Seperti halnya doa, doa adalah aktifitas ibadah fisik namun tidak dapat menghasilkan sebuah hasil fisik. Berbeda halnya dengan jihad, jihad adalah aktifitas fisik yang bernilai pahala dan mampu menghasilkan sebuah hasil fisik, yaitu berupa penaklukan suatu daerah atau mempertahankan wilayah. Oleh karena itu doa tidak dapat dijadikan thoriqoh dalam mempertahankan sebuah wilayah, walaupun seorang mujahid harus senantiasa berdoa kepada Allah SWT.
ISLAM, ATURAN & SISTEM 11
Perangilah mereka, hingga tiada lagi fitnah (Al- Anfal: 39)
Begitu pula dengan nasehat tidak dapat dijadikan
sebagai thoriqoh untuk menghentikan sebuah perbuatan pencurian, walaupun kita juga senantiasa memberikan sebuah nasehat.
Pencuri laki-laki dan pencuri perempuan,
potonglah tangan keduanya (Al-Maidah: 38)
Tiada perbedaan antara perbuatan-perbuatan untuk
melaksanakan hokum-hukum berkaitan dengan pemecahan problem kehidupan dengan perbuatan untuk mengemban dakwah islam. Sebagai contoh, sholat merupakan bagian dari fikroh, dan thoriqoh pelaksanaanya melalui Negara. Sehingga Negara tidak boleh menerapkan pendidikan dan pengarah sebagai thoriqohnya, melainkan sebuah sarana (wasilah) dan metode (uslub) agar umat melaksanakan sholat. Negara harus menjatuhkan sanksi terhadap orang-orang yang meninggalkan sholat, agar mampu memberikan efek jera dan mencegah orang lain untuk melakukannya juga.