SKRIPSI
Riau
OLEH
M RISKI NST
171010177
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
ABSTRAK
Pelaku main hakim sendiri memiliki alasan tersendiri untuk
membenarkan alasan-alasan perbuatan seperti agar pencuri/maling tidak
dapat melarikan diri, agar memberikan efek jera yang dapat membuat
pelaku kejahatan tidak akan melakukan kejahatan lagi, alasan lain karena
tindak kejahatan tersebut berulang kali dilakukan oleh si pelaku kejahatan
akan tetapi pelaku kejahatan belum tertangkap oleh polisi sehingga
meresahkan masyarakat dan maka dari itulah timbul rasa emosional yang
tinggi pada masyarakat sehingga tidak dapat di tahan dan masyarakat
melakukan tindakan main hakim sendiri tanpa melaporkan kepada pihak
yang berwajib. Padahal tindakan main hakim sendiri sudah terdapat di
dalam Pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Masalah yang penulis kaji dalam penelitian ini yaitu mengenai
penegakan hukum terhadap tindak pidana main hakim sendiri di Wilayah
Hukum Polsek Siak Hulu dan hambatan apa saja yang di hadapi dalam
penegakan hukum terhadap tindak pidana main hakim sendiri di Wilayah
Hukum Polsek Siak Hulu.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk
penelitian hukum observasi (non-doctrinal). Penelitian ini dilakukan di
Polsek Siak Hulu. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara..
Populasi dan sampel merupakan pihak-pihak yang terkait dengan
keseluruhan masalah penelitian ini. Analisis data yang digunakan adalah
teknik kualitatif dengan cara inferensi deduktif.
Dari hasil penelitian bahwa penegakan hukum terhadap tindak
pidana main hakim sendiri di Wilayah Hukum Polsek Siak Hulu oleh
Polsek Siak Hulu terkhusus Reserse Kriminal Polsek Siak Hulu telah
dilakukan meskipun hasilnya belum maksimal. Hambatan penegakan
hukum terhadap tindak pidana main hakim sendiri di Wilayah Hukum
Polsek Siak Hulu oleh Polsek Siak Hulu yaitu berupa hambatan penegakan
hukum dan hambatan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum
masyarakat.
The problem that the author examines in this study is regarding law
enforcement against vigilante crimes in the Siak Hulu Police Sector Law Area and
what obstacles are faced in law enforcement against vigilante crimes in the Siak
Hulu Police Sector Law Area.
From the results of the study that law enforcement against vigilante crimes
in the Legal Territory of the Siak Hulu Police by the Siak Hulu Police, especially
the Criminal Investigation of the Siak Hulu Police, has been carried out even
though the results have not been maximized. Obstacles to law enforcement against
vigilante crimes in the Siak Hulu Police Sector Law Area by the Siak Hulu Police
are in the form of law enforcement barriers and barriers to awareness and
compliance with community law.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan
Hukum Universitas Islam Riau. Dan penulis mengucapkan Terima Kasih yang tak
terhingga kepada Orang tua penulis yaitu Bapak Hadian Akbar Nasution dan Ibu
Habibah yang telah memberikan penulis semangat dan doa restu selama penulis
1. Bapak Prof. Dr. H. Syafrinaldi, S.H., M.CL selaku Rektor Universitas Islam
Riau.
Islam Riau.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau yang telah
iii
6. Bapak dan ibu karyawan/I Fakultas Hukum Universitas Islam Riau yang telah
7. Kepada Bapak Kapolsek Siak Huku dan jajarannya yang telah memberi izin
8. Kepada Bapak IPTU Novris H. Simanjuntak., S.H., M.H selaku Panit Reserse
Polsek Siak Hulu yang telah meluangkan waktu kepada penulis untuk
Hasbi S.E., Jumiyah S.sos. yang telah memberikan dukungan dan semangat
10. Kepada orang spesial penulis, (alm) Bapak Abraham Hrp, Ibu Martinis,
yang selalu ada disaat susah dan senang dan mendoakan yang terbaiIk untuk
penulis.
11. Kepada seluruh teman-teman penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu
Penulis
M RISKI NST
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
D. Tinjauan Pustaka........................................................................................... 8
E. Konsep Operasional .................................................................................... 30
F. Metode Penelitian ....................................................................................... 31
BAB II .................................................................................................................. 35
TINJAUAN UMUM ............................................................................................ 35
A. Tianjaun Umum Tentang Penegakan Hukum ............................................ 35
B. Tinjauan Umum Tentang Teori Main Hakim Sendiri ................................ 56
C. Tinjauan Umum Tentang Polisi Sektor Siak Hulu ..................................... 70
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 78
A. Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Main Hakim Sendiri di
Wilayah Hukum Polsek Siak Hulu ....................................................................... 78
B. Hambatan Dalam Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Main Hakim
Sendriri di Wilayah Hukum Polsek Siak Hulu ..................................................... 88
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 91
A. Kesimpulan ................................................................................................. 91
B. Saran ........................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93
A. Buku Buku ....................................................................................................... 93
C. Peraturan Perundang-undangan ...................................................................... 100
D. Internet ........................................................................................................... 100
v
BAB I
PENDAHULUAN
wilayah Indonesia diatur dan ditata oleh hukum yang dibuat oleh
dibuat oleh yang berwenang dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan
yang melanggar. (Asikin, 2015, hal. 14) Hukum juga mengatur tentang
1
peradilan pidana. (Wartiningsih, Tindakan Main Hakim Sendiri (Eigen
Richting) dalam Pencurian sapi, Vol. 12, No. 2, Desember 2017, hal. 168)
pengadilan sosial dalam bentuk main hakim sendiri, mau tidak mau dapat
pencuri/maling tidak dapat melarikan diri, agar memberikan efek jera yang
alasan lain karena tindak kejahatan tersebut berulang kali dilakukan oleh si
pelaku kejahatan akan tetapi pelaku kejahatan belum tertangkap oleh polisi
emosional yang tinggi pada masyarakat sehingga tidak dapat di tahan dan
2
masyarakat melakukan tindakan main hakim sendiri tanpa melaporkan
Hukum Pidana Pasal 170 tertulis jelas “(1) Barang siapa terang-terangan
hal. 147)
171)
hakim sendiri tidak menjadikan perbuatan ini dibenarkan oleh hukum akan
3
2020) Tanpa itu, pertanggungjawaban pidana tidak akan pernah ada
salah satu fungsi pemerintah Negara dalam tugas penegakan hukum, selain
4
apakah kebijakan tersebut sesuai dengan Undang-Undang
2019)
Dari dua penelitian diatas, penelitian yang penulis gunakan saat ini
hambatan penegekan hukum terhadap main hakim sendiri, maka dari itu
penelitian yang penulis lakukan saat ini berbeda dengan kedua penelitian
diatas.
Selain itu, dalam hal ini Penulis menemukan kasus Tindakan Main
hakim sendiri dan Tindak Pidana Main Hakim sendiri ini dapat terjadi
5
Data Main Hakim Sendiri
Polisi
RABU, 20
NOVEMBER
2019 sekira
pukul 16.30
WIB telah
terjadi
pencurian
sepeda motor,
namun aksi
LP/176/X JUNIA JUNIA
1 Curanmor FITRIANI FITRIANI SYAHRIL TSK diketahui
I/2019
oleh warga yg
berada di TKP
tersebut dan
TSK meninggal
dunia
dikarenakan
dihakimi oleh
warga yg
berada di TKP.
6
Dari tahun 2019 hingga saat ini pelaku tindak pidana main hakim
B. Rumusan Masalah
7
Sedangkan manfaat dari penelitian yang penulis harapkan, atara
lain:
Hulu.
Hulu.
D. Tinjauan Pustaka
hal. 30). Istilah lain dalam bahasa hukum Indonesia adalah the rule of law,
ini:
8
tertulis berlaku, bukanlah negara kekuasaan (machtsstaat) tempat tenaga
senjata dan kekuatan badan melakukan sewenang-wenang.” (Yamin, 1982,
hal. 72)
hukum, juga dikenal istilah the rule of law yang paling banyak digunakan
hingga saat ini. Tujuan negara hukum adalah, bahwa negara menjadikan
sehingga ada „kepastian hukum‟. Bagi konsep Negara hukum the rule of
undang-undang semata.
9
Negara Hukum di Indonesia menjadi bagian yang tak terpisahkan
menjadi kenyataan.
10
yang pasti yaitu menerapkan hukum terhadap suatu kejadian, yang dapat di
ibaratkan menarik garis lurus antara dua titik. (Raharjo, 2002, hal. 190)
kaidah ataupun pandangan nilai yang mantap dan sikap tindak sebagai
dan objeknya.
hukum dalam arti luas yang dapat melibatkan semua subjek-subjek hukum
Objeknya adalah Penegakan hukum dalam arti luas merajut pada nilai-nilai
keadilan yang berisi bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang
yaitu :
11
hukum terhadap peristiwa konkret yang terjadi, bagaimana
12
Peraturan hukum tidak identik dengan keadilan. Selain itu juga ada
pengendali sosial. Inti dari penegakan hukum itu terletak pada kegiatan
hukum.
13
orang-orang lainnya itu merupakan hukum (Mudzakir Iskandar
2002, p. 18)
kesadaran hukum.
2. Teori Kewenangan
Dalam tatanan negara modern, tugas penegakan hukum
Rahardjo, 2006)
14
Karenanya, kekuasaan yang diberikan oleh hukum tidak akan
pada bahasa Belanda, yakni theorie van het gezag, dan juga
kewenangan ini bersumber oleh dua suku kata, yakni teori serta
kewenangan.
15
Ketika suatu hukum dibuat dan harus dilaksanakan dalam
paksaan.
yang efektif. pada hal ini,validitas pada suatu norma ialah hal
16
dan kaidah hukum itu tidak akan pernah berlaku efektif.
tidak terpenuhi”.
17
kegagalan dan faktor-faktor yang memengaruhi dalam
meliputi:
hukum
implementasinya.
berikut:
18
1. Aspek Keberhasilannya
2. Aspek Kegagalannya
a. Lembaga Kepolisian
19
Fungsi kepolisian sebagai aparat yang bertanggung jawab
Tahun 2002 dan dalam KUHAP di atur dalam Pasal 5 sampai pasal
7 KUHAP.
b. Lembaga Kejaksaan
20
perkara dari lembaga kepolisian hal ini bedasarkan system
peradilan pidana.
c. Lembaga Kehakiman
2013, p. 52)
21
Kekuasaan kehakiman terdapat dan tertuang pada Pasal 1 ayat
Kehakiman.
dan perlindungan hukum pada era moderenisasi dan globalisasi saat ini
22
harus dijunjung tinggi dalam rangka menciptakan tatanan masyarakat yang
juga wajib untuk diberikan dan ditegakan sesuai dengan ketentuan yang
supremasi hukum.
mengandung arti suatu sistem aturan. Hukum bukan satu peraturan yang
tata hukum perlu dimaknai agar hakikat dapat dipahami. Hanya atas dasar
23
berlandaskan dan berdasarkan atas hukum, sebagai barometer untuk
mengukur suatu perbuatan atau tindakan telah sesuai atau tidak dengan
ketentuan yang telah disepakati. Negara hukum adalah suatu Negara yang
24
kekuasaan, bila hukum tunduk pada kekuasaan, maka
2016, p. 56)
hukum)
25
The Law adalah tidak ada tempat bagi backine yang salah,
benar.
mulia dari umat lain, atau dengan kata lain prinsip persamaan
pejabat Negara, akan diadili dengan hukum yang sama dan oleh
3. Human Rights
26
b. The rights to freedom of discussion (Kemerdekaan
(Nurhidayati, 2013)
dan logos yang berarti ilmu. Secara terminologis, viktimologi berarti suatu
Kata Victimologi berasal dari bahasa lain “Logos” yang berarti ilmu
27
penderitaan fisik atau penderitaan mental, kerugian harta benda atau
dilakukan oleh pelaku tindak pidana dan lainnya. Dalam kamus ilmu
tingkah laku victim sebagai salah satu penentu terjadinya kejahatan. (Yudi
manusia, pada fase ini dikatakan sebagai new victimology (Yulia, hal. 44-
45)
28
victimity yang tidak selalu berhubungan dengan masalah kejahatan,
termasuk pola korban kecelakaan, dan bencana alam selain dari korban
Dalam penegakan hukum ada tiga unsur yang selalu berkaitan dan
sebagai gagasan kultural tidak bisa formal, tetapi harus diarahkan kepada
cita-cita hukum yaitu keadilan, untuk mengisi cita keadilan itu, harus
29
menoleh kepada kegunaannya sebagai unsur kedua dari cita hukum.
kepastian merupakan bagian-bagian yang tetap dari cita hukum, dan ada di
kegunaan sendiri yang relatif, hubungan anara ketiga unsur dari cita
hukum itu juga relatif. Seberapa jauh kegunaan lebih kuat dari keadilan
E. Konsep Operasional
30
mencari serta mengumpulkan bukti yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya.
sesuai hukum
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
(Singarimbun, 1989, p. 4)
2. Sifat Penelitian
31
Dilihat penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu penelitian
3. Lokasi Penelitian
Baru, Kec. Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau 28285. Lokasi ini dipilih
a. Populasi
orang atau benda (hidup atau mati), peristiwa, keadaan, waktu, atau
32
lebih lanjut tentang populasi dan sampel dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1.2
Responden Penelitian
Siak Hulu
Jumlah 2 Sensus
adalah:
a) Data Primer
b) Data Sekunder
33
Data ini adalah data penelitian yang peneliti peroleh dari
7. Analisis Data
dinyatakan responden secara tertulis atau lisan, dan juga perilakunya yang
dan pendapat para ahli yang relevan sebagai hal yang umum dikaitkan
34
BAB II
TINJAUAN UMUM
1998, p. 912) Penegak hukum adalah yang menegakan hukum, dalam arti
sempit hanya berarti polisi dan jaksa yang kemudian diperluas sehingga
35
mewujudkan ide-ide dan konsep-konsep hukum yang diharapakan rakyat
atau patokan bagi prilaku atau tindakan yang dianggap pantas atau
36
keterkaitan antara nilai-nilai, kaidah-kaidah, dan pola perilaku nyata
dengan ketentuan aturan hukum yang telah ada, yang bertujuan untuk
acuan sistem hukum. Dalam hal ini penegakan hukum sebagai komponen
p. 42) :
37
dan kepastian hukum. Hal ini dikarenakan kepastian hukum
yang memiliki sifat samar. Oleh sebab itu, suatu tindakan atau
kurang baik artinya pasti ada suatu masalah. Oleh sebab itu
38
Dalam hal ini sarana dan prasarana atau fasilitas pendukung
4. Faktor Masyarakat
5. Faktor Kebudayaan
39
seseorang bisa menyesuaikan dengan keinginan bebas dari
2002, p. 18)
kesadaran hukum.
yaitu:
40
dengan asumsi bahwa begitu suatu regulasi
regulasi tersebut.
hukum.
4. Perilaku hukum
41
masyarakat ataukah tidak. (Soerjono Soekanto, 1990, p.
34)
2. Teori Kewenangan
Dalam tatanan negara modern, tugas penegakan hukum
Rahardjo, 2006)
pada bahasa Belanda, yakni theorie van het gezag, dan juga
kewenangan ini bersumber oleh dua suku kata, yakni teori serta
kewenangan.
42
Terdapat dua dasar yang tertuang pada pengertian konsep
kewenangan yang dipaparkan oleh H.D. Stoud, yaitu adanya
sifat hubungan hukum dan aturan-aturan hukum,sebelum
kewenangan diserahkan kepada lembaga pelaksana, haruslah
kewenangan tersebut ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan seperti dalam undang-undang, peraturan pemerintah
atau peraturan di tingkat yang lebih rendah. Sifat hubungan
hukum adalah sifat yang terkait dan bersangkut paut atau
memiliki ikatanatau pertalian atau berhubungan dengan hukum
paksaan.
43
Namun perlu diketahui suatu kaidah hukum yang valid
yang efektif. pada hal ini,validitas pada suatu norma ialah hal
44
Menurut Hans Kelsen efektivitas hukum memiliki definisi
tidak terpenuhi”.
meliputi:
hukum
45
kepentingan manusia. jika norma hukum itu dijalankan dan
implementasinya.
berikut:
3. Aspek Keberhasilannya
4. Aspek Kegagalannya
46
mendukung penerapan hukum tersebut. (Salim &
sehingga peraturan atau hukum yang sudah dibuat atau dibentuk bisa
d. Lembaga Kepolisian
47
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.” Juga didalam
Tahun 2002 dan dalam KUHAP di atur dalam Pasal 5 sampai pasal
7 KUHAP.
e. Lembaga Kejaksaan
peradilan pidana.
48
suatu perkara dapat dibawa ke pengadilan atau tidak berdasarkan
f. Lembaga Kehakiman
2013, p. 52)
49
Hukum Republik Indonesia”. Pengertian kekuasaan negara yang
Kehakiman.
dan perlindungan hukum pada era moderenisasi dan globalisasi saat ini
juga wajib untuk diberikan dan ditegakan sesuai dengan ketentuan yang
supremasi hukum.
50
Sejalan dengan pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara
mengandung arti suatu sistem aturan. Hukum bukan satu peraturan yang
tata hukum perlu dimaknai agar hakikat dapat dipahami. Hanya atas dasar
mengukur suatu perbuatan atau tindakan telah sesuai atau tidak dengan
ketentuan yang telah disepakati. Negara hukum adalah suatu Negara yang
51
terhadap para warga Negara dan dalam hubungannya tidak boleh
2016, p. 56)
52
Supremasi hukum di Inggris merupakan hal yang tidak bisa
hukum)
The Law adalah tidak ada tempat bagi backine yang salah,
benar.
53
mulia dari umat lain, atau dengan kata lain prinsip persamaan
pejabat Negara, akan diadili dengan hukum yang sama dan oleh
6. Human Rights
54
f. The rights to public meeting (Kemerdekaan
(Nurhidayati, 2013)
Dalam penegakan hukum ada tiga unsur yang selalu berkaitan dan
sebagai gagasan kultural tidak bisa formal, tetapi harus diarahkan kepada
cita-cita hukum yaitu keadilan, untuk mengisi cita keadilan itu, harus
kepastian merupakan bagian-bagian yang tetap dari cita hukum, dan ada di
kegunaan sendiri yang relatif, hubungan anara ketiga unsur dari cita
hukum itu juga relatif. Seberapa jauh kegunaan lebih kuat dari keadilan
55
B. Tinjauan Umum Tentang Teori Main Hakim Sendiri
main hakim sendiri bisa dilakukan oleh orang perorangan atau oleh
tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh beberapa orang atau
tindak pidana.
korban perbuatan orng lain, akan mencari balas terhadap pelaku tindak
56
pidana atau keluarga pelaku tindak pidana. (Fathul Achmadi Abby,
2016)
individual”.
57
Pidana adalah suatu perlindungan bagi masyarakat dan
bagi adanya suatu masyarakat manusia yang teratur. Tujuan lain dari
58
Hukum pidana diharapkan dapat berperan dalam menanggulangi
tindakan main hakim sendiri, hal yang perlu diperhatikan ialah bahwa
hukum baik milik individu maupun milik kolektif. Hukum pidana pada
dasarnya terdiri dari tiga komponen dasar yaitu perbuatan yang dilarang,
59
dasar acuan untuk melakukan proses hukum terhadap pihak yang terlibat
2016, p. 97)
yang timbul dari tindakan main hakim sendiri terhadap orang yang
para pelaku tindakan main hakim sendiri, antara lain sebagai berikut. (
luka-luka.
60
tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut.
menyebutkan bahwa:
lima tahun.
merusak kesehatan;
dipidana.
61
dimaksud Pasal 352 KUHP yang menyebutkan bahwa :
(1) Kecuali yang tersebut dalam Pasal 353 dan Pasal 356,
pidana
sepuluh tahun
62
menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat
ratus rupiah.
ketentuan mana dari semua ketentuan yang ada tersebut dalam konteks
63
dianut lebih bersifa restritutif. Namun melihat perilaku tindakan main
2016, p. 13)
2016, p. 14)
pengendalian sosial melalui upaya hukum tidak jalan, maka bentuk lain
64
Tindakan main hakim sendiri merupakan perwujudan dari apa
meningkat. Oleh karena itu, harus ada strategi raksasa dalam upaya
Mengkaji apa yang menjadi fungsi hukum tersebut maka ketika negara
harta benda, serta tidak dapat memberikan rasa aman maka akan
juga dapat terjadi karena penegakan hukum yang tidak memberikan efek
jera bagi pelaku dan tidak menimbulkan rasa takut bagi yang lain.
(Widayati, 2015, p. 2)
keretakan hubungan antara penjahat dan korban yang yang tidak segera
diselesaikan atau diselesaikan dengan hasil yang dirasakan tidak adil bagi
65
korban. Korban merasa kepentingan dan hak-haknya diinjak-injak
secara langsung dengan jalan kekerasan bahkan mungkin lebih keras dan
adalah virus jahat, yang setiap saat dapat merampas harta benda dan
tidak efektif, tidak efisien, dan tidak adil. Meningkatnya kualitas dan
Dalam konteks ini, polisi dipersepsi sebagai aparat yang tidak serius
66
penghakiman massa.
dan tidak puas yang disertai oleh emosi marah yang mereka alami
e. Sosial learning, Selain itu, para pelaku belajar dari kasus-kasus lain
setempat.
67
disebut di atas sebetulnya baru merupakan faktor-faktor yang
ada batas atau jarak psikologis antara diri mereka dengan massa.
orang – orang yang secara potensial sudah sangat marah dan memiliki
68
pada saat berlangsungnya penghakiman massa. Keterlibatan atau
dirinya untuk berbuat baik atau menjadi teladan, maka ia merasa tidak
pantas, malu atau ‟tidak enak‟ untuk terlibat dalam kasus itu.
maka kemungkinan besar ia akan terlibat dalam kasus itu dan menjadi
begitu bermakna.
69
memerlukan pengungkapan hal-hal sebagai berikut: (Mulyana W.
dalam masyarakat.
kontradiksi.
e. Akar yang lebih luas daripada reaksi sosial, oleh karena pada
70
perkotaan biasanya disebut sebagai "Kepolisian Sektor Kota" (Polsekta).
Riau, kode pos 28452, polsek siak hulu merupakan polsek yang bertipe
Markas kepolisian ini terletak di jalan Prof. Mohd. Yamin S.H nomor
71
Polsek Siak Hulu, Polsek Kampar Kiri, Polsek Tapung, Polsek Tapung
Hilir, Polsek Tambang, Polsek Tapung Hulu, Polsek Kampar Kiri Hilir,
dan melaksanakan tugas polri lainnya dalam daerah hukum polres sesuai
72
Adapun misi dari Polsek Siak Hulu yaitu berupa:
Citizenship).
Indonesia.
73
8. Melanjutkan operasi pemulihan keamanan di beberapa wilayah
Indonesia.
kabupaten Kampar.
lingkungan Polsek.
operasional organisasi.
74
5. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan
tugas.
Kapolsek.
tugasnya.
pelaksanaan tugas
markas.
kepolisian.
75
2. Perencanaan pelaksanaan pelatihan praoperasi, termasuk
kepolisian.
kontinjensi.
76
4. Struktur Organisasi Polsek Siak Hulu
WAKA POLSEK
UNIT
BRIPKA INDRA
simpatik kepada korban main hakim sendiri yang mana biasnya korban
ini adalah pelaku yang tertangkap atas tindak pidana yang dilakukannya.
78
sendiri adalah seorang pelaku pencurian sepeda motor yang sudah sangat
pada saat itu pelaku sedang melancarkan aksi bersama temannya dan
curanmor, sehingga salah satu dari pelaku tertangkap dan di hajar oleh
“pasal 354 Kuhp (1) Barang siapa sengaja melukai berat orang
penjara paling lama delapan tahun (2) jika perbuatan itu mengakibatkan
sepuluh Tahun
sudah banyak terjadi, namun pihak kepolisian tidak memiliki data yang
rendahnya kejadian main hakim sendiri dalam kurun waktu tahunan dan
79
Pada kasus main hakim sendiri yang terjadi di wilayah hukum
polsek siak hulu, sangat sulit untuk menjadikan pelaku main hakim
bersimpatik kepada korban yang mana adalah pelaku dari tindakan yang
tindak pidana yang dilakukan oleh orang - orang atau sekelompok masa
oleh kepolisian, tetap dilakukan procedural sesuai SOP yang ada untuk
80
yang perlu dan sangat dibutuhkan oleh korban. (Simanjuntak, 2021)
kasus yang pernah terjadi di Wilayah Polsek siak hulu beberapa kasus
dijelaskan pada dalam tulisan ini yaitu yang terjadi di Kecamatan Siak
Hulu kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh Polsek Siak Hulu
hal yaitu kebijakan atau tindakan pada korban main hakim sendiri dan
kebijakan atau tindakan pada pelaku main hakim sendiri, namun yang
(Simanjuntak, 2021)
a. Pengamanan
81
b. Menagangani Korban
korban.
c. Kondusifkan Wilayah
kembali aman dan kondusif. Salah satu cara yang digunakan ialah
82
saksi dan melakukan patroli di daerah tempat kejadian perkara.
(Simanjuntak, 2021)
Pihak kepolisian bagi para pelaku tindakan main hakim sendiri adalah
a. Melakukan Penyelidikan
b. Melakukan Penyidikan
83
penahanan maka akan dilakukan penahanan. Dalam proses
84
agar tidak mengulangi perbuatan main hakim sendiri
Indonesia terkusus Reskrim Polsek Siak Hulu memiliki daya dan upaya
usur yaitu:
1. Upaya Pre-Emtif
seseorang.
maka tidak akan terjadi tindak pidana. Jadi dalam upaya ini faktor
85
merupakan tugas dari kepolisian yang sesuai dengan
masyarakat.
86
Adapun bentuk tindakan Preventif yang dilakukan Aparat
3. Upaya represif
(Simanjuntak, 2021)
87
B. Hambatan Dalam Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Main
penegakan hukum.
wilayah hukum polsek siak hulu walaupun sedikit kasus tindak pidana
main hakim sendiri yang ditangani namun pada dasarnya jumlah tindak
Kecamatan Siak Hulu. Besar kecilnya angka tindak pidana main hakim
sendiri di wilayah hukum polsek siak hulu tidak terlepas dari faktor yang
seperti faktor hukum itu sendiri, penegakan hukum, sarana dan prasarana,
budaya masyarakat.
88
1. Hambatan Penegak Hukum
hukum.
hukum
spontanitas atau dadakan dari setiap aksi main hakim sendiri yang
89
sepeda motor, jambret dan lain lain yang kerapkali terjadi di
namun, sampai saat ini belum ada kasus tindakan main hakim
main hakim sendirilah yang naik kasus nya sebagai pelaku tindak
90
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
tindak pidana main hakim sendiri di wilayah hukum Polsek Siak Hulu
personil dari polsek siak hulu dan lambatnya personil polsek siak hulu
ke TKP.
B. Saran
Wilayah hukum Polsek Siak Hulu, yaitu Reskrim Polsek Siak Hulu
91
dengan massa yang ada dilapangan, maka seharusnya jumlahnya lebih
menyikapi hal tersebut perlu adanya evaluasi dari pihak kepolisian dan
92
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Buku
Ardi Wildan. (2015). Penegakan hukum terhadap penggunaan sirine dan lampu
isyarat pada mobil pribadi. jurnal hukum Unesa, 02(01), 7.
93
Efendi, S. (Vol. 5 Edisi 1 2020). Kejahatan Main Hakim Sendiri (Eigenrichting)
Menurut Hukum . Jurnal Perundang Undangan dan Hukum Pidana Islam
, 53-71.
Fitriati. (2012). Perbuatan main hakim sendiri dalam kajian kriminologis dan
sosiologis. Fakultas Hukum universitas tamansiswa, 161.
Fuady, M. (2003). Filsafat dan Teori Hukum Pusat Modern. Jakarta: Kencana.
Hans Kelsen. (2013). Teori Tentang Hukum dan Negara. Bandung: Nusa Media.
94
Marwan Effendi. (2005). Kejaksaan Publik (Posisi dan Fungsinya Dari Perspektif
Hukum). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mudzakir Iskandar Syah. (2018). Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.
Nawi, S. (2016). Negara Hukum, Teori dan Praktek. Yogyakarta: Thafa Media.
95
Putra, P. B. (2018). Penegakan Hukum terhadap Tindakan Main Hakim Sendiri (
EIGENRECHTING ). Bali: Universitas Udayana.
Salim, & Nurbani, E. S. (2013). Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis
dan Disertasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanford H Kadish dalam Nyoman serikat Putra Jaya. (2000). Apek Hukum Pidana
terhadap tindakan anarkis dan main hakim sendiri dalam masyarkat. jurnal
hukum, 3.
96
−−−−−−−−.,(1990). Polisi dan Lalu Lintas. Bandung: Mandar Maju.
Susanti, H. (2018). Latar belakang Penjatuhan sanksi pidana mati terhadap pelaku
tindak pidana narkotika didalam UU no. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Uir Law Riview, 268.
Widayati, L. S. (2015). Tindakan Main Hakim Sendiri dalam Info Singkat Hukum
(Kajian singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis). info singkat hukum, 7,
2.
Yudi Krismen. (2016). Perlindungan saksi dan korban dalam proses penegakan
hukum pidana. journal.uir.ac.id, 44.
97
Zainal Abidin. (2005). Penghakiman masa kajian atas kasus dan pelaku. jakarta:
Accompaly publishing.
B. Jurnal Hukum
Muhammadiyah Malang.
Fitriati. (2012). Perbuatan main hakim sendiri dalam kajian kriminologis dan
98
Nurcahayaningsih. (2015). TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP
Hukum
171.
Wartiningsih. (Vol. 12, No. 2, Desember 2018). Tindakan Main Hakim Sendiri
Trunojoyo Madura
99
Yudi Krismen. (2016). Perlindungan saksi dan korban dalam proses penegakan
C. Peraturan Perundang-undangan
Manusia
Indonesia
D. Internet
(n.d).https://media.neliti.com/media/publivations/34294-ID-penegakan-hukum-
terhadap-kasus-perbuatan-main-hakim-sendiri-eigenrichting-di-wol.pdf.
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:tQ6icVHIYJ:https://ojs.
unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/view/24819/16068-
&cd=2&h1=id&ct=clnk&gl=id. (n.d).
100