Kti Rizky F Sandi 2023 - 230216 - 052904-1
Kti Rizky F Sandi 2023 - 230216 - 052904-1
Karya Tulis
Oleh:
Angkatan : XV
BANTEN
2023
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
semesta alam, tidak ada satupun tuhan selain Allah Subhanahu wa ta'ala. Dan
hanya Allah yang layak untuk disembah. Segala apa yang ada di bumi maupun di
langit berada dalam kekuasaanNya. Atas rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat
menuntaskan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Analisis Budaya Menjaga
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Yang diutus oleh Allah untuk
Karya tulis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dan
Tidak dapat disangkal bahwa penulisan karya tulis ini beberapa kali
mengalami kendala. Akan tetapi semua yang terjadi tidak terlepas dari takdir yang
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu prosesi pembuatan karya
tulis ini, terkhusus kepada Ustadzah Vivi Nirmala Rahma, S.Pd. selaku
iii
pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan, komsultasi, arahan,
Peneliti,
iv
DAFTAR ISI
F. METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 5
C. DUZALKAKOSI ............................................................................................ 17
v
A.PENYEBAB KELAS 11 PUTRA SMA ADZKIA BERKATA KASAR .... 22
A.KESIMPULAN ................................................................................................ 29
B. SARAN ............................................................................................................ 30
vi
BAB I
PENDAHULUAN
generasi bangsa yang memiliki moral yang baik maka bangsa itu akan semakin
baik pula, alasannya manusia tidak dapat terlepas daripada peraturan di dunia ini
yang mana peraturan sudah tercipta sebelum manusia tercipta, yaitu peraturan
atau hukum-hukum Allah SWT. Baik peraturan agama atau peraturan yang dibuat
manusia, tertulis maupun tidak tertulis seperti norma sosial yang tercipta oleh
naluri manusia bahwa makan pakai tangan kiri itu tidak diperkenankan, duduk di
atas meja tidak baik, dan berbicara tidak sopan menjadi prilaku yang salah.
tadi, jika para pelajar tidak memiliki moral maka bangsa ini akan diisi masalah
satu indikasi seseorang itu dapat dinilai bermoral, berakhlak mulia dan berprilaku
baik dapat dilihat dari bagaimana cara orang tersebut berkomunikasi. Ketika
1
seseorang berkomunikasi, maka lisannya akan menjadi deskripsi daripada
bagaimana karakternya.
sangat memperhatikan budaya menjaga lisan dengan sebuah rumus yang dibuat
oleh pimpinan sekolah tersebut untuk membina pelajar di dalamnya agar menjaga
lisan, yaitu rumus duzalkakosi sebagai singkatan dari larangan berkata dusta,
zalim, kasar, kotor, sia-sia. Lembaga pendidikan tersebut menaungi tingkat SMP
dan SMA, terletak di Tangerang Selatan, tepatnya di Serua. Sekolah ini bernama
SMP dan SMA Adzkia Islamic School berada dalam naungan pondok pesantren
seseorang dapat dilihat dari kualitas lisannya, hal ini bisa dilihat dari sejauh mana
kotor, sia-sia) beliau menyampaikan kepada pelajar putra maupun putri untuk
Faktanya, masih banyak pelajar yang tidak menjaga lisan dari duzalkakosi
berkata dusta, perundungan atau bullying bahkan ada satu pelajar yang
2
Berdasarkan hal tersebut, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih
lanjut mengenai masalah perkataan kasar di kelas 11 putra SMA Adzkia Islamic
School, hal ini dikarenakan kelas 11 akan menjadi penerus kelas 12 ketika sudah
lulus dalam meneruskan budaya menjaga lisan dan diharapkan menjadi teladan
bagi adik kelasnya. Sehingga peneliti membuat karya tulis ilmiah yang berjudul
“Analisis Budaya Menjaga Lisan Pelajar Kelas 11 Putra SMA Adzkia melalui
B. IDENTIFIKASI MASALAH
(bullying)
4. Budaya menjaga lisan dari duzalkakosi pada kalangan pelajar Adzkia belum
5. Menurunnya kualitas pembinaan menjaga lisan setelah tidak ada yang terdata
berkata duzalkakosi.
3
C. PEMBATASAN MASALAH
Agar penelitian ini tidak bercabang pada pembahasan yang luas dan dapat
dikaji lebih mendalam, maka peneliti perlu membatasi permasalahan yang akan
2. Objek penelitian hanya pada pelajar kelas 11 SMA Adzkia Islamic School
putra
D. PERUMUSAN MASALAH
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi pelajar kelas 11 Putra di Adzkia berkata
kasar?
2. Upaya apa yang dapat membantu pelajar kelas 11 Putra di Adzkia untuk
4
2. Mempelajari bagaimana pendidikan, pelatihan, dan pembinaan di sekolah
dari duzalkakosi.
F. METODOLOGI PENELITIAN
video dan lain sebagainya. Pendekatan pada penelitian ini yaitu studi kasus,
dokumentasi dan observasi. Selanjutnya data yang telah di dapatkan akan diolah
suatu kesimpulan.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti pada penelitian ini
5
1. Wawancara
bukan hanya bisa dilakukan lewat tatap muka, akan tetapi bisa dilakukan via
2. Observasi
secara sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada
objek penelitian. Unsur-unsur yang nampak itu disebut sebagai data atau
informasi yang harus diamati dan dicatat secara benar dan lengkap.
2
Krisbiyantoro, .Upaya Guru Dalam Keterampilan Pengelolaan Kelas untuk Menciptakan Iklim Kelas
Yang Kondusif di SD Negeri 4 Gumelar Tahun Pelajaran 2018/2019 Doctoral dissertation, Universitas
Peradaban. 2019
6
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis observasi partisipan, jenis
observasi partisipan merupakan salah satu jenis obsevasi dimana orang yang
melakukan pengamatan berperan serta dalam bagian aktivitas dari suatu objek
yang diobservasi3. Peneliti menjadi bagian daripada objek yang dikaji sehingga
pelajar Adzkia.
3. Dokumentasi
Pada penelitian ini dokumentasi yang dilakukan adalah bukti foto bersama
beberapa daftar pustaka sebagai bukti sumber yang diambil untuk menguatkan
memadukan data-data yang didapat dari hasil wawancara dan observasi yang
3
Maymunah, & Watini, Pemanfaatan Media Video Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini Di Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(2), 4120-4127. 2021
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Budaya menurut KBBI ialah berupa pikiran, akal budi yang sudah menjadi
kebiasaan dan sukar diubah1. Cara berpikir dan bertingkah laku tersebut merupakan
pengajaran yang diberikan oleh orang tua, guru, dan masyarakat sekitar kita baik
Secara etimologis kata “budaya” atau “culture” dalam bahasa Inggris berasal
dari bahasa Latin “colere” yang berarti “mengolah” atau “mengerjakan” sesuatu yang
jamak dari kata buddhi (budi atau akal). Penjelasan lain tentang etimologi kata
“budaya” yakni sebagai perkembangan dari kata majemuk “budi daya” yang berarti
dapat dikemukakan bahwa kata “budaya” atau “kultur” mempunyai pengertian dasar
usaha budi/akal dalam rangka memperbaiki kualitas dan kuantitas (peradaban) hidup
manusia.
Setiap manusia yang lahir ke dunia hal paling mendasar untuk mengetahui sesuatu
adalah dengan menggunakan bahasa, dari seluruh penjuru dunia tentu mempunyai
bahasa yang digunakan. Bahasa ini merupakan salah satu alat komunikasi yang
1
Budaya, pada KBBI Daring, 2022
2
R. Kusherdyana, Pemahaman Lintas Budaya, Jakarta: 2021, Hal. 2.
9
digunakan dalam membangun hubungan interpersonal antar sesama manusia. Bahasa
tersebut berupa ikon bunyi yang diperoleh dari alat ucap manusia. Bahasa juga
Dalam Al-Qur’an kata lisan itu sendiri mengandung lima makna, yaitu sebagai
lisan sebagai kesan yang baik, dan digunakan untuk berdo’a. Salah satu kelebihan
yang diberikan Allah Swt. kepada manusia selain akal adalah lisan. Lisan digunakan
hewan, alam, bahkan dengan tuhannya juga menggunakan lisan. Namun dibalik itu
semua, lisan mempunyai bahaya yang sangat besar apabila tidak dijaga dengan baik.
Banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk dapat berinteraksi antar
sesamanya, bisa melalui bahasa lisan, isyarat, maupun tulisan. Pada dasarnya ketika
membicarakan sebuah proses interaksi atau komunikasi antar sesama manusia karena
dengan lisan. Lisan memiliki kemampuan yang luar biasa berupa berbicara. Dalam
hal ini lisan memiliki peran penting dalam berkomunikasi, baik pembicara maupun
tindakan apa yang akan dilakukan, penggunaan bahasanya, serta pemahaman tentang
perbuatan dan ujaran lawan bicaranya. Setiap manusia bertanggung jawab atas
3
Kusumawati, Tri Indah, Komunikasi Verbal dan Nonverbal, Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vol,
6. No, 2. 2018. h 83.
10
perbuatan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan dalam interaksi sosial
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Dalam hal ini menunjukkan
bahwa budaya dalam menjaga lisan merupakan bagian dari sopan santun dalam
bertutur kata. Budaya menjaga lisan adalah bentuk ikhtiar dari kesalahan dalam
bertutur kata, yang dapat menyebabkan lawan bicara merasa tidak nyaman dan
tersakiti. Hal ini dapat disebut dengan penindasan secara vebal (bullying). Menurut
kekerasan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain. Kekerasan ini dapat
terjadi di mana pun baik secara verbal maupun nonverbal. Kekerasan juga merupakan
perbuatan yang dilakukan untuk menyakiti seseorang baik sengaja ataupun tidak
sengaja. Kekerasan terjadi apabila seseorang memaksa atau bahkan mengancam orang
ungkapan kasar dan terlontar dari mulut sehingga melukai yang mendengarnya. Hal
ini sering kali terjadi diluar kendali manusia lantaran emosi atas perasaan yang
dialaminya membuat ia tidak bisa mengendalikan lisannya. Maka dari itu menjaga
lisan adalah upaya kita untuk menjaga diri dari dibalas lagi dengan lisan orang lain
dan menjaga hati orang lain dari lisan kita.6 Bahkan di zaman digital seperti sekarang
4
Suciartini dan Ni Luh, Verbal Bullying dalam Media Sosial, Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol, 6. No,
2. 2018, h 153
5
Martono, Nanang, Kekerasan Simbolik di Sekolah, Sukma: Jurnal Pendidikan. Vol, 2. Issue, 2. 2018. h 312.
6
Abdul, Manap, Pentingnya Menjaga Lisan, Berikut 9 Jenis Bertutur Kata menurut Al-Qur’an. Tersedia di
https://jabar.nu.or.id/ubudiyah/pentingnya-menjaga-lisan-berikut-9-jenis-bertutur-kata-menurut-al-qur-an-
giWzihttps://jabar.nu.or.id/ubudiyah/pentingnya-menjaga-lisan-berikut-9-jenis-bertutur-kata-menurut-al-qur-an-
giWzi, 2022, di akses pada 22 Desember 2022.
11
ini ungkapan yang tidak layak sudah dalam bentuk tulisan melalui komunikasi di
kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari
olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih
baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama
lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Wahai orang-orang yang
beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa
dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara
kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan
Penyayang7.
7
Qur’an Surat Al Hujurat ayat/49:11-12
12
Allah menyampaikan dalam surah ini bahwa orang yang menjaga lisannya adalah
yang tidak mengolok-olok suatu kaum karena boleh jadi yang diolok-olok lebih baik dari
yang mengolok-olok dan pada ayat ini ditekankan kepada kaum perempuan, lalu mencela
adalah ketika ada seseorang yang dicela itu benar tapi karena tidak sependapat maka
mencelanya, memanggil dengan gelaran atau panggilan buruk seperti nama binatang atau
sebutan yang merendahkan, kemudian berburuk sangka kepada orang lain, mencari-cari
kekurangan orang lain, membicarakan orang lain yang jika orang yang dibicarakan
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad Rasulullah SAW. Bersabda
” Menjaga lisan berarti tidak berbicara atau berucap kecuali dengan baik, menjauhi
perkataan buruk dan kotor, menggosip (ghibah), fitnah dan adu domba” (HR.Ahmad). 8
Jadi maksud dari menjaga lisan itu adalah tidak berbicara kecuali yang baik-baik,
menghindari perkataan buruk atau kotor. Menahan diri dari ghibah atau membicarakan
seseorang yang sedang tidak bersamanya, dimana apabila orang yang dibicarakan
mendengar hal itu akan tidak menyukainya meskipun hal yang fakta. Menjauhi fitnah
yaitu menyatakan sesuatu yang tidak benar tentang seseorang untuk menjelekkan nama
orang yang difitnah dan adu domba membuat orang lain bertengkar. Memang pada
dasarnya lisan dapat membawakan manusia kepada manfaat maupun kerugian baik untuk
dirinya sendiri maupun orang lain. Intinya yang dimaksud dari menjaga lisan adalah
menahan diri dari segala hal yang tidak disukai oleh Allah SWT.
Setiap manusia dibekali atau dalam bahasa Al-Qur’an adalah diilhamkan oleh
Allah SWT. Dua jalan, yaitu fujur dan takwa, jalan kebaikan dan kejahatan dalam surah
8
Ach Puniman, Keutamaan Menjaga Lisan Dalam Perspektif Hukum Islam, Jurnal Yustitia Universitas Madura.
Vol. 19 No 2 Desember 2018
13
َٰٓ َٰٰٓٓقَدْٰٰٓٓاَفْل.ٰٰٓٓفَاَلْ َه َم َهآٰفُ ُج ْو َرهَآٰ َوتَقْوى َها.ٰٰٓٓسوى َها
ْٰٓ حٰٓ َم
ٰٓنٰٓزَ كى َها َ َٰٓونَفْسٰٰٓٓ َّو َما
Pada ayat ke 7 dijelaskan, dua sifat tadi fujur dan taqwa Allah ilhamkan ke dalam
diri manusia yaitu pada nafs. Nafs ini adalah inti jiwa yang sifatnya netral, berada di
dalam qolbu atau sering kita sebut dengan hati, qolbu ini terletak di dalam shudur yaitu
tempat letak tangan kita ketika bersedekap saat shalat. Semua yang kita lakukan
sumbernya dari nafs, Ketika kita ingin mengatakan yang baik maka itu muncul dari
taqwa, naik ke nafs, kemudian qolbu, terus ke atas hingga masuk ke dalam akal sampai
muncul dalam bentuk perbuatan dan semua itu terjadi dalam sepersekian detik. Dan jika
yang keluar buruk maka sumbernya dari fujur, lawan dari nafs.
Setan sudah meminta kewenangan kepada Allah sejak nabi Adam diturunkan
untuk menggoda satu bagian dari manusia yaitu fujur. Ada di dalam surah An-Nisa ayat
116 - 118 yang intinya dijelaskan pada ayat 118. Allah berfirman ;
Artinya : “Yang dilaknati Allah, dan (setan) itu mengatakan, “Aku pasti akan
Allah SWT. Menciptakan di dalam diri manusia akal dan nafsu, nafsu bukan
untuk menghinakan atau sengaja menyesatkan manusia, nafsu ini justru yang dapat
9
Qur’an surah Asy-Syams/91: 7-9
10
Qur’an surah An-Nisa/4 : 116 - 118
14
membuat manusia lebih mulia dari malaikat dan disisi lain juga bisa membuat manusia
lebih hina daripada binatang. Malaikat tidak diciptakan nafsu atau kecenderungan untuk
melanggar perintah Allah SWT. Wajar saja bila malaikat selalu patuh. Sehingga manusia
bisa lebih mulia dari malaikat ketika manusia mampu menahan nafsunya dari perbuatan
yang tidak disukai Allah dan melakukan apa yang disukai Allah. Dibalik itu, manusia bisa
lebih hina daripada binatang jika senantiasa mengikuti hawa nafsunya, karena manusia
Akan berbeda antara manusia yang bisa menahan dibanding yang selalu menuruti
nafsunya, terkhusus dalam menjaga nafsu untuk berbicara buruk pada pembahasan kali
ini. Seperti yang disinggung pada surah Asy-Syams ayat ke 9 nya Allah berfirman bahwa
yang beruntung itu adalah bagi siapa yang menyucikan jiwanya, yaitu dari hal-hal buruk.
Jadi jika dianalogikan maksud Allah menciptakan kotor pada baju itu bukan untuk
mengotori bajunya tapi untuk menetapkan atau memperjelas baju mana yang bersih.
Tidak bisa suatu baju dikatakan bersih ketika tidak ada perbandingannya, sama halnya
tidak mungkin seseorang dikatakan pemenang jika tidak ada yang kalah, tidak mungkin
seseorang dikatakan sabar jika tidak ada marah. Dalam bahasa kimianya ini disebut
katalis, sebagai pendorong untuk dikatakan orang baik itu dengan cara adanya
Akan banyak alasan atas pentingnya menjaga lisan selain karena menjadi sebuah
keniscayaan bagi manusia secara nalulinya, di dalam dalil baik dari Al Quran atau hadits
banyak disebutkan yang salah satunya menjaga lisan menjadi tolak ukur atas keimanan
seseorang sebelum istiqomah hatinya dan tidak istiqomah hati seseorang sebelum
istiqomah lisannya. (HR. Imam Ahmad, dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani). “ Orang
15
mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya “ (HR.
Tirmidzi no. 1162.) Atau di dalam hadits lain Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
ْ ص ُم
ٰٓت ْٰٓ ُاآلخ ِرٰٰٓٓفَلْيَق
ْ َٰٓأ َ ْٰٓوٰٓلِي،لٰٓ َخي ًْرا ِٰٓ ٰٓاّللٰٓ َوالْيَ ْو ِٰٓم ْٰٓ
ُٰٓ منٰٓكَا َنٰٰٓٓيُؤْ ِم
َِّٰٓ ِنٰٓب
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika
tidak maka diamlah.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47)
Ketika seseorang merasa yakin akan adanya hari akhir, yakin bahwa akan dihisab,
maka cirinya orang itu hanya akan berkata baik dan diam adalah sikap yang akan dipilih
ketika tidak bisa berkata baik. Sifat orang beriman lainnya itu tidak mengumpat dengan
perkataan dan tingkah laku. Ancaman bagi mereka yang mencela tercantum di dalam
Ayat ini adalah ancaman bagi orang yang mencela yang lain dengan perbuatan
dan mengumpat dengan ucapan. Hamaz adalah mencela dan mengumpat orang lain
dengan isyarat dan perbuatan. Sedangkan lamaz adalah mencela orang lain dengan
ucapan. Ancaman wail pada ayat di atas adalah ancaman berat. Salah satu tafsiran
Di antara orang yang tidak boleh diikuti adalah orang yang banyak menyebut
11
Qur’an Surah Al Humazah/104: 1
12
Qur’an Surah Al Qalam: 11
16
Mukmin atau muslim yang baik tidak akan berkata keji, kotor, melaknat, mencela,
dan sebagainya yang buruk-buruk. Muslim sejati akan berbicara sopan, santun, tidak
menyakiti hati orang lain, dan selalu baik dalam berbicara atau berkomentar.
C. DUZALKAKOSI
oleh KH. Abdullah Gymnastiar sekitar pada tahun 2020 di Serua Tangsel, tepatnya
ketika menyampaikan tausiah di sekolah Adzkia Islamic School sebagai salah satu
strategi dakwah bagi masyarakat atau siapapun yang menyimaknya supaya bisa lebih
mudah mengingat dan memahami isi dari ceramah yang akan disampaikan.
Kepanjangan dari rumus ini adalah dusta, zalim, kasar, kotor, sia-sia. Kemudian peneliti
sempat mengajukan pertanyaan kepada beliau tentang apa yang melatarbelakangi rumus
ini dibuat dan inti dari jawaban beliau adalah karena suatu hadits yang berisi bahwa
keistiqomahan iman seseorang didasari dari istiqomahnya hati, dan tidak istiqomah hati
sebelum istiqomah lisannya (berkata baik). Kemudian cara pembinaan untuk bisa
menjaga lisan dari rumus duzalkakosi ini yang pertama adalah dengan menjadi contoh
atau teladan, kedua dengan diklatna atau kepanjangan dari mendidik supaya paham, latih
agar bisa dan dibina supaya terbiasa. Beliau menyampaikan bahwa belajar itu untuk
paham bukan tentang nilai, seperti membaca Al-Qur’an meski tidak tahu artinya Allah
akan kasih pahala, tetapi jika tahu makna yang terkandung dari apa yang dibaca bukan
hanya mendapat pahala tetapi akan lebih tenang hatinya, mendapat petunjuk dan masih
banyak lagi. Kemudian upaya ke tiga adalah dengan menciptakan lingkungan yang
kondusif atau mendukung dan yang terakhir dengan cara memperbanyak berdoa.
Berikut ini akan dibahas secara lebih dalam terkait masing-masing singkatan dari
rumus ini, merujuk pada pengetahuan peneliti sebagai salah satu santri beliau yang
pernah mendengarkan kajian rumus ini dan juga peneliti mencantumkan pemahaman dari
17
hasil wawancara bersama seorang guru BK di SMA Adzkia Islamic School, ustadzah
Rina Nurutami S.Psi. mengenai makna duzalkakosi dilihat dari segi ilmu psikologi.
1. Dusta
Secara bahasa yang kita ketahui bersama, dusta merupakan perkataan yang tidak
terlihat baik atau menjaga nama baiknya, tekanan eksternal seperti harapan orang tua
yang tidak setara dengan kemampuan anaknya kerap jadi peluang seorang anak memilih
Seseorang bisa memiliki karakter jujur atau tidak itu besar ditentukan dari didikan
orang tuanya. Bagaimana didikan di masa kecil akan membentu karakter seseorang.
Orang tua yang terbuka, mendengarkan keluh kesah anaknya, menanyakan terlebih
dahulu sebelum menghukum anaknya ketika melakukan kesalahan akan membuat anak
merasa nyaman terhadap orang tuanya sehingga ketika segala hal tentang diri anak
tersebut diketahui orang tuanya tidak menjadi sebuah ancaman. Banyak orang tua yang
seperti selalu menyalahkan anaknya dan orang tu itu selalu benar, sehingga untuk
mengikuti kebenaran orang tua, anak itu merekayasa suatu hal atau disebut dengan
berdusta.
Lawan daripada kata dusta adalah jujur. Jujur seringkali disalahartikan, sehingga
segala fakta seakan harus disampaikan. Padahal jujur bukan berarti menyampaikan
segala informasi yang tidak perlu disampaikan. Tidak perlu memberi tahu jumlah hutang
seseorang dengan alasan karena itu sikap jujur, ini salah karena sikap tersebut justru
18
dianggap membuka aib orang lain. Atau menyampaikan secara jujur kepada orang lain
wajahnya buruk, itu bukan jujur tapi menghina. Atau membocorkan strategi perang
2. Zalim
Zalim adalah sikap seseorang ketika menempatkan suatu perkara bukan pada
tempatnya. Orang yang berbuat zalim dinamakan zalimin dan lawan kata dari zalim
adalah sifat adil yaitu menempatkan sesuatu sesuai pada takarannya. Zalim dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu zalim kepada dirinya sendiri seperti tentang bagaimana
urusan seorang hamba kepada Allah atau zalim kepada orang lain.
Secara etimologi, zalim merupakan serapan dari bahasa arab yakni dari huruf (ٰٓظ
) م لyang artinya gelap. Pengertian zalim memiliki arti yang luas sesuai dengan kalimat
yang disandarkan kepadanya, bisa berarti melanggar hak orang lain atau salah satu
Kalimat zalim juga bisa digunakan untuk melambangkan sifat kejam, tidak
kesengsaraan dan lain sebagainya. Pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji,
bertentangan dengan akhlak dan fitrah seorang manusia yang seharusnya mampu
Di dalam syariat islam prilaku zalim dampaknya bukan hanya dirasakan bagi pelaku
zalim saja, orang yang tidak melakukannya pun akan terkena dampaknya. Allah
“...dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (QS.
Al-Anfaal 8:25)
19
Isi dari ayat ini merupakan peringatan dari Allah untuk berhati-hati terhadap siksa-
Nya yang tidak hanya dikhususkan menimpa orang-orang zalim saja. Bila suatu daerah
contohnya tsunami, maka yang akan tenggelam bukan hanya yang zalim saja tapi yang
beriman juga akan terkena tsunami. Itulah alasan mengapa wajib hukumnya ketika
menghilangkannya.
3. Kasar
Maksud dari kasar adalah mengatakan sesuatu yang bersifat menyakiti perasaan
orang lain. Kasar yang dimaksud di dalam rumus duzalkakosi adalah segala bentuk
bahasa yang bersifat menyakiti atau menyerang orang lain baik secara ucapan secara
Bericara kasar dapat ditentukan dari intonasi bicara seseorang, ketika berbicara
menggunakan nada yang tinggi bahkan terkesan membentak itu dikategorikan sebagai
perkataan kasar. Kosa kata yang digunakan juga mempengaruhi ucapan seseorang dinilai
menjalankan tugas sebagai aparat penegak hukum, seorang polisi bisa saja melakukan
hal-hal yang berada di luar norma kesopanan, misalnya berkata kasar. Pasal 315 KUHP
berbunyi “Tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat pencemaran atau
pencemaran tertulis yang dilakukan terhadap seseorang, baik di muka umum dengan
lisan atau tulisan, maupun di muka orang itu sendiri dengan lisan atau perbuatan, atau
dengan surat yang dikirimkan atau diterimakan kepadanya, diancam karena penghinaan
20
ringan dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda
4. Kotor
Berbeda dngan kasar, kotor lebih kepada berbicara dengan bahasa yang
5. Sia-Sia
keislaman seseorang yang baik. Indikator kualitas keimanan seseorang dapat dilihat
dari ketika orang tersebut meninggalkan apa yang tidak bermanfaat atau berguna
baginya. Hadits ini diriwayatkan oleh sahabat yang bernama Abu Hurairah atau
13
Stop Body Shaming, indonesiabaik.id
14
Makalah Pengaruh Bahasa Kotor (Jorok) Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia 4 Tahun
(adisastrajaya.blogspot.com)
21
BAB III
yang berasal dari kelas 11 putra SMA Adzkia Islamic School mengenai “ Analisis
Budaya Menjaga Lisan Pelajar Putra Kelas 11 melalui Perspektif Rumus Duzalkakosi
narasumber yang terbiasa berkata kasar, hal ini terjadi ketika pelajar yang
bersangkutan merasa terganggu oleh temannya sendiri dalam kondisi suasana hati
yang kurang baik menimbulkan rasa marah sehingga memicu terucapnya perkataan
kasar. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dari beberapa narasumber kelas 11
putra yang mengatakan bahwa perkataan kasar seperti imbuhan binatang atau kalimat
kesamaan frekuensi antar individu. Artinya pelajar yang banyak berinteraksi atau
cenderung menimbulkan kebiasaan berkata kasar atau biasa disebut toxic friendship
karena mereka merasa perlu menghargai teman yang terbiasa berkata kasar namun
akhirnya tertular menjadi kebiasaan. Selain itu, hasil observasi peneliti mengenai
merendahkan. Meski hanya gurauan, kebiasaan ini akan tetap menjadi masalah ketika
ditujukan kepada orang yang tidak terbiasa berkata kasar atau ketika tidak bisa
22
menempatkan diri berbicara dengan siapa dan pada situasi yang bagaimana,
Sebagian besar dari kelas 11 putra SMA Adzkia Islamic School memahami
Program dan peraturan pondok menjadi salah satu aspek yang berpengaruh
diharapkan atau tidak. Seperti halnya yang telah dipaparkan oleh kepala sekolah SMA
Adzkia Islamic School, yakni bapak Irwan Gunawan, S.Pd.I beliau menyampaikan
bahwa sekolah ini adalah sekolah berbasis karakter (akhlak mulia) dengan kurikulum
khas Daarut Tauhiid yang mana harapannya semua pihak dari civitas sekolah dapat
mengawal peraturan dan memonitoring budaya menjaga lisan di sekolah. Namun pada
kenyataannya sekolah belum bisa maksimal dalam kontrol dan evaluasi terkait budaya
perempuan saja dan karena atas dasar insidental sehingga tidak diteruskan pada masa
diberlakukan pendataan kasus secara rutin, namun belakangan ini belum berjalan lagi.
merasa bahwa di Adzkia peraturannya tidak ada hukuman fisik sehingga membuat
23
duzalkakosi terkhusus perktaan kasar. Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti
maksimal, sehingga menjadikan salah satu penyebab pelajar masih terbiasa berkata
kasar.
Dari hasil observasi dan wawancara peneliti, seseorang yang tertutup dari
lingkungan pergaulan yang tidak menjaga lisan akan sedikit sekali berkata kasar.
Meskipun hidup dalam lingkungan yang tidak terbiasa menjaga lisan, seseorang yang
mampu bijak dalam bergaul pasti akan dengan mudah membatasi dirinya agar tidak
mengikuti perkataan kasar, tetapi sebaliknya orang tersebut akan mampu mengajak
temannya berkata baik. Hal ini sejalan dengan wawancara dari salah satu narasumber
bisa konsisten menjaga lisan karena seseorang akan cenderung menyesuaikan diri
kepada lingkungannya.
Maka dari itu penting untuk memilih teman dekat supaya bisa saling mendukung
untuk menjadi lebih baik. Mungkin berteman dengan orang yang tidak menjaga lisan
dapat menambahkan wawasan dan pengalaman dari mereka akan tetapi perlu diingat
bahwa kebiasaan akan membentuk bagaimana karakter seseorang dan ketika karakter
manusia di bidang intelektual dan karakter, yang mana kualitas karakter seseorang
salah satunya dapat dilihat dari kualitas perkataan (lisan) dalam berkomunikasi
24
sehari-hari. Sejalan dengan hal tersebut, perlu adanya upaya dari sekolah untuk
membuat dan menjalankan program atau peraturan yang dapat membiasakan para
akan lebih berhati-hati dalam berucap dan bisa mengetahui apa saja yang boleh atau
tidak boleh untuk diucapkan.. Seperti yang terdapat di SMA Adzkia, salah satu
peraturan yang ada yaitu mengenai larangan berkata dusta, zalim, kasar, kotor, sia-sia,
yang selama ini di kenal oleh para pelajar adzkia sebagai rumus Duzalkakosi.
Selain adanya sebuah peraturan, dalam upaya penerapan budaya menjaga lisan
juga diperlukan adanya penegakan hukuman bagi para pelajar yang melanggar.
Hukuman dirasa penting karena dapat memberikan efek jera kepada pelanggar.
dengan konsisten, maka secara perlahan akan menjadikan pelajar mematuhi apa saja
yang ada di dalam aturan dan menciptakan lingkungan yang kondusif khususnya dari
aspek duzalkakosi pada perkataan kasar. Hal ini sejalan dengan yang di sampaikan
oleh salah satu narasumber yang menyatakan bahwa dengan adanya hukuman akan
menciptakan suatu keadilan bagi yang menjaga lisan dan akan menyadarkan untuk
Setiap orang akan mengikuti siapa yang dikaguminya, biasanya orang yang di
kagumi (idola) akan membantu seseorang untuk bisa meninggalkan kebiasaan berkata
kasar. Tentunya panutan terbaik bagi seorang muslim adalah Nabi Muhammad
merindukan baginda maka seharusnya orang tersebut menjaga lisannya karena Nabi
25
perasaan orang yang berbicara dengannya. Maka ketika seseorang mengidolakan
siapa yang tidak menjaga lisan akan secara tidak langsung mengikutinya dan begitu
pun sebaliknya.
Hal ini juga berlaku bagi pelajar adzkia yang juga membutuhkan sosok teman
atau teladan untuk dapat berubah menjadi lebih baik untuk terbiasa menjaga lisan.
Sejalan dengan beberapa jawaban dari narasumber pelajar kelas 11 putra yang merasa
apabila berteman dengan seseorang yang bisa mengajak dan mencontohkan berkata
hal yang baik dan sopan maka secara tidak langsung akan membantu dirinya untuk
diupayakan dengan beberapa hal dari diri sendiri, menurut K.H. Abdullah Gymnastiar
pada pada tanggal 30 Januari 2023 saat berkunjung ke Adzkia Islamic School
menyampaikan bahwasannya menjaga lisan dapat dilatih dengan berpuasa, diam dan
berpikir sebelum berbicara. Ketika berpuasa seseorang akan lebih berhati-hati dalam
melakukan sesuatu karena khawatir puasanya akan batal atau nilai pahala puasanya
untuk menahan diri ketika mampu untuk meluapkan amarah dengan diam. Dan yang
terakhir, memikirkan manfaat atau tidak ketika sebelum berbicara atau akan
memberikan dampak apa ketika mengatakan suatu hal kepada lawan bicara. Intinya,
dari pelajar Adzkia juga menyadari bahwa permasalahan duzalkakosi khususnya pada
perkataan kasar ini kembali lagi kepada tekad atau kesadaran masing-masing individu
26
dan meskipun lingkungannya mendukung belum tentu dapat merubah kebiasaan
tersebut.
Kemudian setelah peneliti analisis kembali, jawaban dari para narasumber kelas
11 putra, sebagian besar menjawab dengan jawaban yang serupa sebagaimana K.H.
kelas 11 putra memiliki pemahaman yang cukup baik dalam upaya meninggalkan
para pelajar kelas 11 putra SMA Adzkia Islamic School untuk menjaga lisan dari
menjaga lisan dengan bekal pemahaman yang dijelaskan K.H. Abdullah Gymnastiar
tentang rumus duzalkakosi ini, bahkan ada beberapa yang bisa mengamalkan budaya
menjaga lisan dari rumus ini ketika di rumahnya. Di dalam rumus ini ada aspek sia-sia
yang membuat para pelajar merasa sia-sia saja tidak diperkenankan apalagi berkata
kasar.
Iman manusia itu sifatnya naik turun, ada kalanya pelajar lalai dalam menjaga
lisan. Akan tetapi menurut sebagian besar kelas 11 putra merasa dengan adanya
rumus ini selalu menjadi pengingat bagi mereka bahwa berkata kasar adalah hal yang
tidak baik dan merugikan. Mungkin saat pertama kali diingatkan seseorang akan bisa
berubah tapi belum tentu seterusnya bisa meninggalkan kebiasaan berkata kasar.
Maka dari itu peran dari rumus ini adalah sebagai acuan untuk berubah, adapun
pembinaan lebih lanjut seperti dengan peringatan, peraturan atau pemantauan dari
27
sekolah. Selain itu, apabila budaya menjaga lisan dengan menghindari perkataan
maksimal serta benar-benar bisa menjadi karakter atau ciri khas dari pelajar adzkia,
pasti akan berperan dalam terciptanya suasana yang nyaman dan damai di lingkungan
adzkia.
28
BAB IV
A. KESIMPULAN
berkata kasar yaitu hubungan pertemanan yang kurang baik serta program
baik dan bijak dalam pergaulan, peraturan dan hukuman yang ditegakan,
memilih dan menjadi teladan yang baik, dan perubahan dari diri sendiri.
dan pengingat bagi pelajar bahwa berkata kasar adalah hal yang tidak baik
serta benar-benar bisa menjadi karakter atau ciri khas pelajar adzkia pasti
29
akan berperan dalam terciptanya suasana yang nyaman dan damai di
lingkungan adzkia.
B. SARAN
budaya menjaga lisan. Peneliti menyadari banyak aspek yang belum diteliti
lebih mendalam, oleh karena itu diperlukan saran kepada peneliti selanjutnya
30
DAFTAR PUISTAKA
Budaya. 2022. Dalam KBBI Daring. Di akses melalui Pencarian - KBBI Daring
Manap, Abdul. 2022. Pentingnya Menjaga Lisan, Berikut 9 Jenis Bertutur Kata
https://jabar.nu.or.id/ubudiyah/pentingnya-menjaga-lisan-berikut-9-jenis-
bertutur-kata-menurut-al-qur-an-
giWzihttps://jabar.nu.or.id/ubudiyah/pentingnya-menjaga-lisan-berikut-9-
2022
Suciartini dan Ni Luh. 2018. Verbal Bullying dalam Media Sosial. Jurnal
31
Tri Indah, Kusumawati. 2018. Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Al-Irsyad:
32
LAMPIRAN
PERTANYAAN WAWANCARA
No Poin Pertanyaan
1. Apa yang kamu pahami tentang rumus duzalkakosi?
6. Apa yang dapat membuat kamu bisa menjaga lisan atau menghindari
perkataan kasar?
33