Anda di halaman 1dari 2

a.

Beberapa konsep tentang tawakal dalam Islam yang menggambarkan sikap seseorang yang
sepenuhnya mengandalkan dan menyerahkan diri kepada Allah dalam segala hal,antara lain :
1.    Penyerahan Penuh kepada Allah: Tawakal adalah sikap penyerahan penuh kepada kehendak Allah. Ini
berarti kita meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini adalah atas izin dan kehendak-
Nya, dan kita meletakkan keyakinan dan harapan kita sepenuhnya kepada-Nya.
2.    Menghilangkan Kekhawatiran dan Kekuatan Diri: Dalam tawakal, kita melepaskan kekhawatiran dan
kekuatan diri. Kita menyadari bahwa kita tidak memiliki kendali mutlak atas apa pun, dan hanya Allah yang
memiliki kekuasaan penuh. Kita melepaskan upaya keras dan kecemasan berlebihan, dan menggantikannya
dengan kepercayaan yang teguh bahwa Allah akan mengurus segala hal dengan sebaik-baiknya.
3.    Ketergantungan yang Tulus kepada Allah: Tawakal mengajarkan kita untuk menjadi tulus dalam
ketergantungan kita kepada Allah. Kita menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki, baik fisik maupun
mental, adalah anugerah dari-Nya, dan kita mengakui bahwa hanya dengan pertolongan-Nya kita dapat
meraih keberhasilan dan menghadapi tantangan dalam kehidupan.
4.    Perencanaan yang Bijaksana: Tawakal bukan berarti kita tidak melakukan usaha atau merencanakan
kehidupan kita. Sebaliknya, tawakal mendorong kita untuk merencanakan dengan bijaksana dan melakukan
usaha sebaik mungkin, tetapi pada akhirnya kita menyadari bahwa hasil akhir terletak pada kehendak Allah.
Kita mengikuti langkah-langkah yang masuk akal, tetapi kita melepaskan harapan kita pada hasil yang
diinginkan, dan mempercayakan semuanya kepada Allah.
5.    Ketenangan dan Ketenangan Hati: Tawakal membawa ketenangan dan ketenangan hati. Ketika kita
sepenuhnya mengandalkan Allah, kita membebaskan diri dari beban kecemasan dan kekhawatiran yang tidak
perlu. Kita menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dengan penuh keyakinan bahwa Dia akan memberikan
yang terbaik bagi kita.
6.    Ketulusan dalam Doa dan Permohonan: Tawakal mengajarkan kita untuk berdoa dengan tulus dan
memohon kepada Allah dengan keyakinan bahwa Dia mendengar dan akan mengabulkan doa kita jika itu
adalah yang terbaik bagi kita. Kita mengakui bahwa Allah adalah pemberi dan pengatur segala sesuatu, dan
kita menyampaikan keinginan dan kebutuhan kita dengan penuh harapan kepada-Nya.

b.Dalam konteks kehidupan sehari-hari, tawakal memiliki implikasi penting yang dapat
mempengaruhi sikap dan tindakan kita. Berikut adalah beberapa contoh kontekstualisasi tentang
tawakal:
1.    Dalam Pekerjaan dan Pendidikan: Dalam melakukan pekerjaan atau mengejar pendidikan, kita dapat
menerapkan tawakal dengan merencanakan dengan baik, mengambil tindakan yang diperlukan, dan kemudian
menyerahkan hasilnya kepada Allah. Kita melakukan yang terbaik dalam usaha kita, tetapi menyadari bahwa
hasil akhirnya ada di tangan Allah. Dengan tawakal, kita dapat menghilangkan kecemasan berlebihan, stres,
dan ketidakpastian yang sering terkait dengan pekerjaan dan pendidikan.
2.    Dalam Kesehatan dan Kesembuhan: Ketika kita menghadapi penyakit atau tantangan kesehatan, tawakal
memainkan peran penting dalam menghadapinya. Meskipun kita mencari perawatan medis yang tepat dan
mengikuti nasihat dokter, kita juga menyadari bahwa kesembuhan sepenuhnya tergantung pada kehendak
Allah. Dengan tawakal, kita menjalani proses penyembuhan dengan ketenangan dan menerima apa pun hasil
yang Allah tetapkan untuk kita.
3.    Dalam Hubungan dan Perkawinan: Tawakal dapat membantu dalam menjalin hubungan dan perkawinan
yang sehat. Kita berusaha untuk menjadi pasangan yang baik, berkomunikasi dengan baik, dan berupaya
membangun hubungan yang harmonis. Namun, kita juga menyadari bahwa hasil akhir dan keberhasilan
hubungan kita bergantung pada kehendak Allah. Dengan tawakal, kita mempercayakan hubungan kita
kepada-Nya dan berupaya menjalani hubungan dengan sabar, keikhlasan, dan kerendahan hati.
4.    Dalam Keuangan dan Kehidupan Ekonomi: Dalam mengelola keuangan dan kehidupan ekonomi, tawakal
membantu kita untuk tidak terlalu terikat pada harta dan materi. Kita melakukan usaha untuk mendapatkan
penghasilan yang halal dan mengelolanya dengan bijaksana. Namun, kita menyadari bahwa rezeki yang kita
terima adalah hasil dari kehendak Allah. Dengan tawakal, kita tidak terlalu khawatir tentang kekurangan atau
kelebihan, tetapi kita yakin bahwa Allah akan memberikan apa yang kita perlukan.
5.    Dalam Perjalanan Hidup dan Rencana Masa Depan: Dalam menjalani perjalanan hidup dan
merencanakan masa depan, tawakal membantu kita untuk tidak terlalu terikat pada ekspektasi dan harapan
kita sendiri. Kita merencanakan dengan baik, tetapi kita juga menyadari bahwa Allah memiliki rencana yang
lebih baik dari yang kita bisa bayangkan. Dengan tawakal, kita merelakan rencana kita kepada Allah dan
mengikuti petunjuk-Nya, percaya bahwa Dia akan membimbing kita menuju kebaikan.

 c.Melalui kontekstualisasi tentang tawakal, kita dapat lakukan antara lain dengan :
1.    Ketergantungan Penuh kepada Allah: Kontekstualisasi tawakal mengingatkan kita bahwa kita seharusnya
tidak bergantung pada diri sendiri atau pada faktor-faktor manusiawi semata. Kita menyadari bahwa segala
sesuatu di tangan Allah, dan hanya kepada-Nya kita sepenuhnya mengandalkan dan berserah diri. Ini
mengajarkan kita untuk melepaskan egosentrisme dan memperkuat hubungan kita dengan Allah.
2.    Rasa Ketenangan dan Kepastian: Tawakal membawa ketenangan dan kepastian dalam hidup kita. Ketika
kita menyerahkan segala sesuatu kepada Allah, kita merasa lega karena kita tahu bahwa Dia adalah Pemilik
dan Pengatur sejati dari segala hal. Kita merasa yakin bahwa apa pun yang terjadi adalah yang terbaik untuk
kita, dan ini memberi kita kepercayaan dan ketenangan hati.
3.    Tanggung Jawab dan Usaha yang Bijaksana: Meskipun kita menyerahkan hasil kepada Allah,
kontekstualisasi tawakal juga mengingatkan kita bahwa kita tetap bertanggung jawab untuk melakukan usaha
yang bijaksana. Kita perlu merencanakan dan bertindak dengan sungguh-sungguh, menggunakan sumber
daya yang kita miliki dengan bijaksana. Tawakal tidak berarti kita pasif atau bergantung pada keajaiban,
tetapi memadukan kepercayaan kepada Allah dengan tindakan nyata.
4.    Penerimaan dan Kepatuhan terhadap Kehendak Allah: Kontekstualisasi tawakal mengajarkan kita untuk
menerima dan tunduk pada kehendak Allah. Kita mengerti bahwa Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana
dalam mengatur kehidupan ini. Dengan tawakal, kita belajar untuk menghadapi segala sesuatu yang datang
dengan kepatuhan dan kesabaran, mengerti bahwa ada hikmah di balik setiap kejadian.
5.    Rasa Syukur dan Penghargaan: Ketika kita memahami tawakal dalam konteks yang tepat, kita
mengembangkan rasa syukur yang mendalam kepada Allah atas segala nikmat dan keberkahan yang
diberikan-Nya. Kita menyadari bahwa setiap rezeki, kesuksesan, dan keberhasilan adalah anugerah-Nya. Ini
membantu kita untuk menjaga kesederhanaan, rendah hati, dan berterima kasih dalam setiap aspek kehidupan.
 

Nilai : 

Anda mungkin juga menyukai