Secara bahasa akidah berasal dari bahasa Arab yaitu “aqodahu”, “ya‟qiduhu” atau al i‟tiqod atau al aqdu yang artinya ikatan. Ikatan yang secara makna, ikatan yang kuat, ikatan yang selalu menyambungkan hati kita, kehidupan kita kepada Allah SWT. Ikatan yang begitu kuat yang tidak akan lepas, itulah yang disebut al i‟tiqod atau al „aqdu. Mengapa dikatakan ikatan? Karena ajaran-ajaran yang berkenaan dengan akidah merupakan ikata utama ajaran Islam. Tanpa aqidah, pengamalan terhadap ajaran Islam yang lain tak diakui. Sebagaimana kita pahami bersama, makna aqidah juga bermakna at tautsiq artinya kokoh atau pengokohan. Tidak ada sesuatu yang bisa menompang dalam kehidupan, tidak ada sesuatu yang bisa bertumpu, diri kita kuat dengan berdiri kecuali dengan kokoh atau at tautsiq. Arti “kokoh” mengandung pengertian bahwa keimanan ini haruslah keimanan yang kokoh, keimanan yang kuat. Hanya keimanan yang kokohlah yang akan membawa dampak positif dan mempunyai arti bagi seseorang.
Sebagaimana Allah SWT berfirman
ُ ُْ ُ ْ َ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ ود ِ يا أيها ال ِذين آمنوا أوفوا ِبالعق Wahai orang-orang beriman penuhilan janji-janjimu. Disini ada kata Al uqud yaitu janji, merupakan sebuah ikatan, sebagaimana dalam pernikahan, aqdun nikah atau ikatan nikah. Sebagaimana kita lihat juga bagaimana aqad dalam aqadu tijarah yaitu ikatan jual beli yang mengikat antara 2 pihak yaitu antara penjual dan pembeli. Maka secara bahasa Al‟aqdu bermakna ar ribhtu yaitu ikatan. Disebut “janji” karena akidah berisi keyakinan yang tidak cukup hanya diyakini secara pasif. Tapi keyakinan aktif. Keyakinan yang mengandung konsekuensi dan janji untuk mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi larangannya. Keyakinan yang tak dibarengi dengan pemenuhan janji ini berarti keimanan yang ingkar janji.
2. MAKNA AKIDAH SECARA ISTILAH
Akidah dari sisi lughowi, yang pertama akidah ahlussunah wal jamaah. Terdapat 3 variabel yang akan kita pahami yaitu tentang manhaj, dalil yang diambil dan prinsip-prinsipnya. Akidah secara istilah yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa seseorang. Maka seseorang yang membenarkan dan meyakini perkara tersebut maka yang terjadi adalah hati menjadi tenteram karena menjadi suatu kenyataan yang teguh atau kokoh yang tidak tercampur, yang tidak ada keraguan di dalamnya. Maka keyakinan itu yang dibenarkan dalam hati, dalam jiwa kita, tidak ada keraguan dalam hati, itulah yang disebut al aqidah. Maka orang yang memiliki akidah yang kuat, dia memiliki keyakinan yang kuat, tidak ada keraguan, keraguan terhadap keimanan, keraguan terhadap rukun Islam, keraguan terhadap Allah SWT. Melainkan keyakinan yang muncul yang memberikan ketenangan kokoh dalam hatinya.