Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN IMAN,ISLAM,IHSAN DAN

IMPLEMENTASINYA DALAM PEKERJAAN


DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 SI 1F
-MUHAMMAD RIZKI BAYU 2105022018
-SYFA NUR INDRIANI 2105022012
-USSY ISWARA 2105022021

POLITEKNIK NEGERI MEDAN


A. Pengertian Iman, Islam dan Ihsan

A.IMAN
Kita tidak mungkin menjadi mukmin yang hakiki tanpa mengenal profil nabi kita Muhammad S.A.W..
sebab, hanya dengan itu kita tahu bagaimana seharusnya mengamalkan agama islam ini.
Membahas tentang prihal iman maka pembahasan tersebut menjurus kepada ilmu tauhid. Ilmu tauhid
tidak dapat dipisahkan dengan permasalahan keimanan. Dengan demikian, membahas ilmu tauhid berarti
juga menerangkan segala sesuatu tentang keimanan serta rukun-rukunnya sebab yang diisyaratkan dengan
tauhid ialah al-iman.
Iman berasal dari kata “‫يمان‬4‫ ” ا‬merupakan bentuk masdar yang fi’il madhinya adalah "‫من‬4‫" ا‬
Yang menurut lughah (bahasa) artinya adalah :
‫صد قه ووثق به‬
(Membenarkan serta mempercayakan)
Secara etimologi berarti:

‫ اِيْ َمانًا‬- ‫ يُؤْ ِم ُن‬- ‫ ا ٰ َم َن‬-aamana-yu minu-iimaanan : Mengamankan.

ِ ‫ ا ٰ َم َن‬-aamana bi : Percaya.
‫ب‬

Menurut para ahli kalam yang termaktub (tercantum) dalam kitab al-a’lamah
as-syayid husein affandi al-jisri at-tharabilisi yang berjudul al husunul
hamidiyyah, pengertian iman adalah sebagai berikut :
“Membenarkan apa-apa yang dibawa Rasulullah SAW. Yang diketahui
kedatangannya secara pasti, maksudnya tekad membenarkan apa-apa yang
dibawa nabi itu dari sisi Allah SWT, yang diketahui secara yakin
kedatangannya disertai ketundukan hati.[5]
Bisa kita simpulkan bahwa seseorang yang telah beriman wajib menjaga keimanannya
dari segala perbuatan buruk yang akan mengakibatkan rusaknya iman tersebut.

Iman itu belumlah cukup apabila hanya diucapkan dengan lidah saja, tetapi harus
disertai dengan amal saleh, yaitu melaksanakan semua perintah syari’ah agama. Hal ini
sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW :

“Iman ialah kepercayaan (diyakini) di dalam hati, ditetapkan (diucapkan) dengan lidah,
dan dilaksanakan dengan anggota badan (perbuatan).(H.R ABU HURAIRAH)
2. Islam
Islam berasal dari kata Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang secara kebahasaan berarti
'menyelamatkan'. Beberapa istilah terpenting dalam pemahaman mengenai keislaman, yaitu Islam dan
Muslim. Kesemuanya berakar dari kata Salam yang berarti kedamaian. Kata Islam lebih spesifik lagi
didapat dari bahasa Arab Aslama, yang bermakna "untuk menerima, menyerah atau tunduk" dan dalam
pengertian yang lebih jauh kepada Tuhan.
Pengertian Islam bisa kita bedah dari dua aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek peristilahan. Dari
segi kebahasaan, Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat,
sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah
diri masuk dalam kedamaian. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh, dan taat kepada Allah swt.
disebut sebagai orang Muslim.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari segi kebahasaan mengandung
arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah S.W.T. dalam upaya mencari keselamatan dan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri,
bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk
yang sejak dalam kandungan telah menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah.
Dari pengertian Islam tersebut, adanya 3 aspek, yaitu:

a. Aspek Vertikal
Mengatur antara makhluk dengan kholiknya (manusia dengan Tuhannya).Dalam hal ini manusia
bersikap berserah diri pada Allah.

b. Aspek Horizontal
Mengatur hubungan antara manusia dengan manusia. Islam menghendaki agar manusia yang satu
menyelamatkan, menentramkan dan mengamankan manusia yang lain.

c. Aspek Batiniah
Mengatur ke dalam orang itu sendiri, yaitu supaya dapat menimbulkan kedamaian, ketenangan batin
maupun kemantapan rohani dan mental.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetian islam adalah sebuah agama yang tidak membebani
tidak pula memanjakan pemeluknya yang mana tanpa ada paksaan untuk pemeluknya menyerah atau
tunduk sesuai dengan fitrahnya dan selamatlah mereka yang taat serta benar-benar memegangnya.
C.IHSAN
Ihsan adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “kesempurnaan” atau “terbaik.”. Dalam
terminologi agama Islam, ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya,
dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa
sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.
Ihsan ialah melaksanakan ibadah dengan sepenuh hati karena menyadari bahwa Allah selalu
melihatnya, hingga ia merasakan berhadapan langsung dengan Allah dan bahkan ia melihat Allah
SWT. dengan hati nurani. Semua itu dilakukannya dengan ikhlas.
Seseorang tidak akan merasakan nikmatnya ibadah apabila dia tidak merasa melihat dengan
tuhannya. Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang
sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah
sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan bahwa Nabi Muhammad
SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah mewajibkan al-Ihsan dalam segala masalah, oleh karena itu jika kalian
berperang harus dengan satria, dan jika menyembelih binatang pun harus dengan cara yang baik
(tidak sadis).”
Hubungan Islam, Iman, dan Ihsan dalam Bekerja?

Makna ibadah memiliki konteks luas. Tidak terikat pada praktik ritual saja. Bekerja, belajar, bahkan
tidur pun apabila dilandasi dengan niat karena Allah, sangat berpeluang untuk menjadi sumber
pahala.

Saat berada di masa-masa produktif dan berkesempatan merasakan pengalaman-pengalaman awal


dunia profesional, perlu sering-sering mengingatkan diri. Jangan sampai pekerjaan yang kita
lakukan hanya memiliki ‘nilai’ di dunia saja. Karena nilai pekerjaan di dunia itu sangat sedikit, rugi
kalau lelahnya hanya terbayar di dunia saja. Pasti mau kan lelah, pahit, sakit, dan kerasnya proses
yang kita alami di dunia ini juga diakui oleh Allah di akhirat kelak?

niatkan selalu bahwa apa yang kita kerjakan adalah niat yang karena Allah. Kalau ternyata di
tengah-tengah nanti niat kita berbelok, gimana? Ya mudah saja. Luruskan ulang niatnya.
Perkara Islam dalam bekerja adalah apakah dalam bekerja kita semakin kuat dalam memegang
syahadat kita? Melepaskan diri dari penghambaan terhadap bentuk apa pun dan hanya menghamba
pada Allah SWT. Apakah pernah kita menduakan panggilan sayang Allah lewat seruan azan untuk
menegakkan sholat demi menyelesaikan tugas yang sebenarnya deadline-nya masih esok hari? Duhai
kawan, azan adalah panggilan sayang dari-Nya. Ia yang menciptakan kita. Memegang seluruh takdir
hidup kita,. Satu-satunya Dzat yang mampu menolong kita seberat dan sesulit apapun masalah yang
kita hadapi. Masihkah kita berpaling dari-Nya di kala kalimat pertama azan bergaung?

Hal yang perlu diwaspadai adalah ketika kita sudah ber-Islam dengan baik, tidak lantas secara
otomatis keimanan kita bertambah. Karena keimanan meningkat seiring dengan meningkatnya
pengetahuan dan pemahaman yang kita miliki.
Mengikut-sertakan iman saat bekerja artinya apabila saat bekerja lalu pemahamannya mengenai pekerjaan
menghantarkannya pada keyakinan yang lebih kuat mengenai Allah hingga qadha dan qadar yang ditetapkan-Nya. Tebal
tipisnya iman bisa bertambah dengan sering atau tidaknya kita untuk membaca ayat-ayat (tanda-tanda) Allah baik
dalam bentuk kalam tulisan yaitu Al-Qur’an ataupun dari ciptaan Allah; alam, binatang, tumbuhan, dan manusia.

Terakhir mengenai ihsan dalam bekerja. Apabila bekerja diniatkan sebagai ibadah maka dalam bekerja kita berusaha
untuk menghadirkan Allah dalam setiap aktivitas kerja kita. Mulai dari saat membuat dokumen pelaporan, merekap
data, berkoordinasi, mengevaluasi hasil kerja, hingga saat beberes meja akan pulang dari kantor. Mengupayakan yang
terbaik dari diri kita. Mengerjakan hal dengan baik dan benar karena secara sadar tahu bahwa Allah mengawasi setiap
tindak tanduk kita. Tiap grundelan keluhan dalam hati. Tiap ide pemikiran, yang baik ataupun buruk yang terlintas di
kepala. Semua hal itu tercatat dengan rapi dan super teliti untuk dipertanggung jawabkan kelak.

Maka apapun yang terjadi, Allah memberikan pesan pada kita untuk senantiasa mengambil hikmah dan menghamba
kepada-Nya. Karena di akhir nanti, skenario dari-Nya lah yang pasti akan jauh lebih indah dari apa yang kita
rencanakan.
Hanya ini yang bisa kami
sampaikan,lebih dan kurang kami
mohon maaf,wassalammualaikum
warahmatullahi wabarakatuh..

Anda mungkin juga menyukai