Anda di halaman 1dari 8

Sebagian besar orang Islam tentu sudah tidak asing lagi dengan kata “Aqidah”.

Istilah ini selalu muncul dalam materi pelajaran agama Islam. Namun, belum
semua orang memahami dengan benar apa itu Aqidah dan fungsinya dalam
kehidupan. Berikut ulasan lengkap tentang pengertian Aqidah, pembagiannya,
fungsi dan tujuan, serta contoh dan keistimewaan aqidah.

Secara umum, pengertian Aqidah adalah sebuah ikatan atau kepercayaan kuat
dalam diri seseorang terhadap apa yang diimaninya. Di dalam islam, Aqidah
meliputi keimanan kepada Allah SWT beserta sifat-sifatNya.

Secara bahasa, Aqidah bisa diartikan sebagai ikatan atau keyakinan. Sedangkan
secara istilah Aqidah merupakan sebuah keimanan yang kuat terhadap suatu dzat
tanpa ada keraguan sedikitpun.

Secara garis besar, Aqidah islam meliputi semua rukun iman yaitu iman kepada
Allah, Malaikat, Kitab-Kitab, Rasul, Hari Kiamat serta iman kepada Qada dan Qadar.
Intinya, pengertian Aqidah adalah sebuah keimanan yang pasti tanpa ada keraguan
sama sekali. Oleh karena itu, berpegang pada Aqidah yang benar merupakan
sebuah kewajiban bagi umat Islam.

Baca juga: Pengertian Akhlak

Ruang Lingkup Aqidah


Lalu apa saja yang dipelajari dalam aqidah? Menurut para ulama, beberapa hal
yang termasuk dalam ruang lingkup aqidah adalah sebagai berikut:

1. Ilahiyat, yaitu pembahasan hal yang berkenaan dengan masalah


ketuhanan, khususnya membahas mengenai Allah SWT.
2. Nubuwwat, yaitu pembahasan hal yang berkenaan dengan para utusan
Allah (nabi dan rasul Allah).
3. Ruhaniyat, yaitu pembahasan hal yang berkenaan dengan mahluk gaib.
Misalnya malaikat, iblis, dan jin.
4. Sam’iyyat, yaitu pembahasan hal yang berkenaan dengan alam gaib.
Misalnya surga, neraka, alam kubur, dan lainnya.
Tujuan Mempelajari Aqidah
Bagi umat Islam, mempelajari aqidah yang benar adalah suatu kewajiban. Mengacu
pada pengertian aqidah, adapun beberapa tujuan mempelajari aqidah adalah
sebagai berikut:

1. Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT

Orang yang paham Aqidah akan bisa dengan mudah mengikhlaskan ibadahnya
semata-mata hanya untuk Allah SWT. Dari sini, mereka akan terus berusaha
meningkatkan ibadahnya tanpa ada keraguan lainnya.

2. Menenangkan Jiwa

Aqidah bertujuan untuk membuat hati menjadi lebih tenang karena bisa menerima
semuanya dengan ikhlas, baik takdir baik maupun buruk. Hal ini karena mereka
meyakini bahwa semuanya ini sudah diatur oleh Allah. Mereka juga akan percaya
bahwa rencana Allah jauh lebih indah sehingga tidak perlu khawatir apa yang akan
terjadi esok hari.

2. Meningkatkan Amal Baik

Tujuan Aqidah sebenarnya untuk menghindarkan diri dari perbuatan sesat. Oleh
karena itu, mereka yang memahami dengan baik Aqidah akan senantiasa
melakukan amalan baik dan menjauhi perbuatan buruk yang dilarang Allah.
Mereka akan selalu ingat bahwasannya setiap perbuatan dosa yang dilakukan akan
mendapat balasan dan siksaan.

3. Menegakkan Agamanya

Mereka yang mempelajari Aqidah tidak akan pernah ragu dalam berbuat baik,
terutama untuk menegakkan agamanya. Selain itu, mereka juga akan selalu
berusaha untuk memperkuat tiang penyangga agamanya, termasuk berjihad. Pada
dasarnya, Aqidah akan membuat orang tahu bahwasannya yang perlu dikejar tidak
semata-mata kebahagiaan di dunia tetapi juga di akhirat.
Baca juga: Pengertian Agama

Keistimewaan Aqidah Islam


Aqidah Islam memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya adalah:

1. Sumber Pengambilan Murni

Aqidah islam memiliki landasan yang jelas dan murni yaitu Al Qur’an,  As Sunnah
serta ijma’ Salafush shalih. Jadi, Aqidah ini tidak ada campur tangan dengan hawa
nafsu, akal ataupun sekedarasumsi manusia.

2. Aqidah Tentang Perkara Ghaib

Perkara ghaib merupakan segala sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh indra
manusia. Aqidah islam sendiri bertumpu pada penyerahan diri dan kepasrahan
terhadap segala hal yang tidak dapat dilogika.

3. Jelas, Mudah dan Terang

Aqidah islam memuat segala hal dengan jelas tanpa ada penyimpangan apapun di
dalamnya. Selain itu, semua dalil dan maknanya juga sangat mudah dipahami oleh
semua orang.

4. Bebas dari Paradoks, Kekaburan dan Kerancuan

Seperti yang dijelaskan di awal, sumber utama Aqidah islam sangatlah murni.
Bahkan dalil-dalilnya juga sangat jelas. Oleh karena itu, di dalamnya terbebas dari
unsur kekaburan atau paradoks. Bahkan, Aqidah Islam tidak mudah untuk
dimasuki kebatilan dari berbagai arah.

Baca juga: Pengertian Ijtihad

Contoh Aqidah Islam


Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, umat Islam seharusnya selalu berpegang
pada aqidah Islam. Adapun beberapa contoh aqidah Islam adalah sebagai berikut:

1. Beriman kepada Alla Ta’ala dan sifat-sifatnya dengan cara menerima dan
meyakini sesuai dengan apa yang tertulis dalam Al-Quran dan As-Sunah
(hadits).
2. Melakukan enam rukun iman dalam kehidupan sesuai dengan ajaran
Islam dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
3. Saling menghormati dan menyayangi sesama anggota keluarga dan
masyarakat sesuai ajaran Islam. Mau melakukan beberapa kegiatan
bersama sesuai ajaran Islam misalnya; melakukan shalat berjamaah.
4. Tidak menerima fatwa, kecuali berdasarkan Al-Quran dan Sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tsabit (kokoh).

A.      PENGERTIAN AQIDAH 

Kata "‘aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth(ikatan), al-


Ibraam (pengesahan), al-ihkam(penguatan), at-tawatstsuq(menjadi kokoh, kuat), asy-
syaddu biquwwah(pengikatan dengan kuat),at-tamaasuk(pengokohan) dan al-
itsbaatu(penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin(keyakinan) dan al-
jazmu(penetapan).

"Al-‘Aqdu" (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut


diambil dari kata kerja: " ‘Aqadahu" "Ya'qiduhu" (mengikatnya), " ‘Aqdan" (ikatan
sumpah), dan " ‘Uqdatun Nikah" (ikatan menikah). Allah Ta'ala berfirman, "Allah tidak
menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu
sengaja ..." (Al-Maa-idah : 89).

Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan.
Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan
bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul.
Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul ‘Arab, al-
Qaamuusul Muhiith dan al-Mu'jamul Wasiith: (bab: ‘Aqada).

Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah
aqidah; baik itu benar ataupun salah.

Kata "‘aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-


rabth(ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam(penguatan), at-tawatstsuq(menjadi
kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah(pengikatan dengan kuat),at-
tamaasuk(pengokohan) dan al-itsbaatu(penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti
al-yaqiin(keyakinan) dan al-jazmu(penetapan).

"Al-‘Aqdu" (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut
diambil dari kata kerja: " ‘Aqadahu" "Ya'qiduhu" (mengikatnya), " ‘Aqdan" (ikatan
sumpah), dan " ‘Uqdatun Nikah" (ikatan menikah). Allah Ta'ala berfirman, "Allah tidak
menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu
sengaja ..." (Al-Maa-idah : 89).

Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan.
Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan
bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul.
Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul ‘Arab, al-
Qaamuusul Muhiith dan al-Mu'jamul Wasiith: (bab: ‘Aqada).

Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah
aqidah; baik itu benar ataupun salah.

B.       MATERI AJARAN AKIDAH DALAM ISLAM

1.   Aqidah Ilahiyah (Bersifat Ketuhanan)

Maksudnya seseorang yang dalam keadaan sadar meyakini, memahami, menjiwai dan
mengamalkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kapasitas Alloh sebagai Tuhan.
Ia meliputi Syariah Allah (ketetapan atau aturan yang berupa perintah, larangan,
anjuran, janji, ancaman, dan kehendak),  Sifat-sifat Allah,Nama-nama Allah dan
Otorisasi Allah.
2.   Aqidah Nubuwah
Meyakini, memahami, menjiwai dan mengamalkan yang berhubungan dengan nabi. Ia
meliputi segala ketetapan (perintah, anjuran, ancaman, larangan, janji, prediksi), Sifat
(Sidiq, amanah, tablig, fathonah), Keistimewaan, kemuliaan, akhlaqnya serta ucapan,
sikap, dan perbuatannya.
3.   Aqidah Ruhaniyah (Metafisis)
Meyakini, menjiwai, memahami, segala sesuatu yang bersifat ghoib  (tidak terdeteksi
oleh panca indera).
4.   Akidah Samiyyah (Pendengaran)
Meyakini apa yang didengar atau diperoleh dari al-Quran dan as sunnah tanpa ada
keraguan sedikitpun.

C.      ASPEK KEYAKINAN / AQIDAH

Aspek keyainan yang harus ditimbulkan adalah:


1. Islam adalah satu-satunya agama yang benar disisi Allah.
2. Islam adalah agama yang universal.
3. Islam yang dibawa oleh Rasul Muhammad SAW adalah agama terakhir.
4. Setelah Ialam itu diyakini maka haruslah ditindaklanjuti dengan amal, ilmu,
da’wahatau   
    jihad dan shabar atau teguh dalam berislam.
5. Sempurnanya islam mencakup dua ahal pokok yaitu: Sunnatullah Islam dalam
dalam      
    bentuk ketentuan- ketentuan dasar.

D.      HAKEKAT IMAN DAN BANGUNAN INSAN KAMIL

Keimanan seseorang bertambah melalui tahapan-tahapan, yakni:


1. Proses masuknya iman yakni dari gejolak hati.
2. Berdzikir
3. Kemantapan iman dalam diri seseorang.

E.       IMAN KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA

Empat konsep untuk mengembangkan dan meningkatkan iman dalam perspektif


filsafat pendidikan Islam, yakni:
      
      Tauhid uluhiyah, yaitu bertolak dari pandangan bahwa hanya Allah yang patut
disembah,
memohon dan minta pertolongan.

      Tauhid rububiyah, yaitu bertolak dari pandangan bahwa hanya Allah yang
menciptakan,
mengatur, dan memelihara alam seisinya.

      Tauhid mulkiyah, yaitu bertolak dari pandangan bahwa Allah Pemilik segalanya dan
Yang
Menguasai segalanya, Pemilik dan Penguasa manusia serta alam semesta, dan Penguasa
di hari kemudian.

      Tauhid rahmaniyah, yaitu bertolak dari pandangan bahwa Allah adalah Maha rahman
dan Maharahim, Maha pengampun, Pemaaf dan sebagainya.

IBADAH 

        Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi
makna dan
maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:

Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui


lisan para Rasul-Nya.

Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk
yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah
Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.
Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.

           Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman dalam
Quran Surat Adz-Dzaariyaat ayat 56-58:

“Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku."
"Aku tidak menghen-daki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki
supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha
Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.”            
AKHLAQ

Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab
yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang
Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau
Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah). Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang
merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan
adab. 
Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook

Anda mungkin juga menyukai