Anda di halaman 1dari 11

STANDARISASI BAJA

(ILMU BAHAN)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
• Dengan beragamnya jenis baja tentu diperlukan sebuah
standarisasi atau norma-norma yang disusun dan diedarkan
oleh lembaga-lembaga normalisasi/standarisasi yakni
aturan yang dikeluarkan oleh asosiasi, institusi suatu negara
produsen material, yang meliputi : pengaturan cara
penulisan, pengelompokan, pengkelasan, penserian suatu
material.
• Hampir tiap negara memiliki standarisasi/normalisasi
sendiri.
• Secara internasional diberlakukan standar/norma
internasional untuk seluruh dunia yakni ISO (International
Standard Organization)/ International Organization for
Standardization.
Contoh-contoh standarisasi/normalisasi misalnya:

• DIN (Deutsches Institut für Normung)/German institute for


standardization, standar Negara Jerman.
• NEN (Nederland Engineering Norm), standar Negeri Belanda.
• JIS (Japanese Industrial Standard), standar Negara Jepang.
• BS (British Standars), standar Negara Inggris.
• EN (Euronorm/European Standard), standar Negara Eropa
• AISI (American Iron and Steel Institute),standar Negara Amerika.
• ASTM (American Society for Testing Materials), Standar Pengujian
Material dari Asosiasi Amerika.
• SNI (Standard Nasional Indonesia), standar Negara Indonesia.
• Dengan standarisasi/normalisasi ini maka
penyalur/penjual dan konsumen/pembeli
tahu benar apa yang mereka bicarakan karena
mempunyai acuan yang sudah ditentukan dari
suatu produk dan dengan mudah mencari
ekivalen produk yang sesuai aplikasi material.
Penomoran Baja Struktural Menurut DIN 17100
• Baja struktural merupakan bahan konstruksi yang penting.
• Baja struktural memiliki atribut seperti kekuatan, kekakuan,
ketangguhan, dan keuletan (daktilitas) yang sangat diinginkan dalam
konstruksi modern.

• Kekuatan adalah kemampuan suatu material untuk menahan


tegangan.
• Kekakuan adalah kemampuan suatu material untuk menahan
deformasi.
• Ketangguhan adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap
energi sebelum rusak.
• Keuletan/Daktilitas adalah kemampuan material untuk mengalami
deformasi plastis, sebelum rusak.
• Baja-baja struktural DIN 17100 ditandai dengan
kode/nomor seperti ST37, ST42, ST44, ST50, dst.
• Penomoran tersebut tentu saja memiliki makna yang
menunjukkan spesifikasi dari baja struktural.
• Penomoran secara umum dimaksudkan untuk
memudahkan penamaan baja atau material sesuai
komposisi, spesifikasi, atau sifat baja.
Makna dari baja-baja struktural DIN 17100:
ST37
• ST memiliki makna baja (dalam Bahasa Jerman: stahl; dalam Bahasa Inggris: steel).
• 37 memiliki makna kekuatan tarik sebesar 37 kg/mm² atau sekitar 360-370
N/mm².
• ST menunjukkan baja struktural, sedangkan dua digit di belakang menunjukkan
kekuatan tarik dalam kg/mm².
• ST37 merupakan baja struktural dengan kekuatan tarik sebesar 37 kg/mm².

ST44
ST memiliki makna baja.
44 memiliki makna kekuatan tarik sebesar 44 kg/mm².
ST44 merupakan baja struktural dengan kekuatan tarik sebesar 44 kg/mm².

St50 merupakan baja struktural dengan kekuatan tarik sebesar 50 kg/mm².


St52 merupakan baja struktural dengan kekuatan tarik sebesar 52 kg/mm².
Di belakang angka pada penomoran DIN 17100 biasanya dijumpai angka lain
yang dipisahkan dengan tanda sambung/penghubung. Contohnya sebagai
berikut: ST37-2, ST37-3, ST44-2, ST44-3.

ST37-2
• ST37 bermakna sama yakni baja struktural dengan kekuatan tarik sebesar
37 kg/mm².
• Di belakang tanda penghubung terdapat angka satuan (satu digit angka;
dalam contoh tersebut angka 2).
• Angka tersebut secara umum menandakan bahwa baja tersebut lebih
murni.
• Semakin besar angka yang ada di belakang tanda penghubung maka
semakin besar tingkat kemurnian baja tersebut.
• ST37-2 lebih murni dibandingkan dengan ST37.
• ST37-3 lebih murni dibandingkan dengan ST37-2 dan ST37.
• ST37-2 banding ST37-3
ST37-2 mengandung : 0,21-0,25 % karbon;
0,065% phosphorus; 0,065 % sulfur; dan 0,010 %
nitrogen.
• ST37-3 mengandung 0,19 % karbon;
0,050% phosphorus; 0,050 % sulfur; dan 0,0 %
nitrogen.
• Berdasarkan kedua pernyataan tersebut, ST37-3
mengandung campuran atau paduan yang lebih sedikit
daripada ST37-2.
• Oleh karena itu ST37-3 lebih murni dibandingkan
dengan ST37-2.
Saat ini penomoran DIN 17100 sudah jarang dijumpai.
Penggunaan notasi DIN 17100 diganti dengan notasi yang
baru yakni DIN EN 10025. Berikut beberapa contoh perubahan
dari notasi DIN 17100 ke notasi DIN EN 10025.
• ST37 menjadi S235 (S235 baja struktural dengan kekuatan
yield minimum 235 N/mm²).
• ST44 menjadi S275 (S275 baja struktural dengan kekuatan
yield minimum 275 N/mm²).
• ST52 menjadi S355.
• ST50 menjadi E295 (E295 baja struktural dengan kekuatan
yield minimum 295 N/mm²).
• ST60 menjadi E335.
TUGAS
1. Jelaskan pengertian dari :
a. Ketangguhan
b. Keuletan
c. Kekuatan
d. Kekakuan
2. Gambarkan diagram tegangan-regangan dan beri keterangan !
3. Jelaskan makna dari kode baja struktural :
a. ST50
b. ST52
c. ST60
d. ST44-2
e. ST44-3
f. E335

Anda mungkin juga menyukai