PENDAHULUAN
A. MAKSUD
antara pelaku utama dan pelaku usaha dan pemerintah untuk menyatukan persepsi
dan juga dapat merubah perilaku petani dalam bersikap sehinggadiharapkan inovasi
produksi dan produktivitas yang lebih meningkat sehingga pelaku utamadan pelaku
B. TUJUAN
3. Silaturahmi serta saling tukar informasi dan bagi pengalaman sesama pelaku utama
4. Acuan atau pedoman bagi pelaku utama dalam melaksanakan kegiatan usahanya
5. Acuan bagi pelaku utama pelaku usaha dalam menghadapi musim tanam
II. DASAR PELAKSANAAN
Dasar Pelaksanaan dari kegiatan Musyawarah Tudang Sipulung (Appalili) Tingkat
Kecamatan BontoaTahun 2019 :
1. Surat Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros
Nomor.521. 12/631/BID.PENYULUHAN/IX/DPKP/2019, tanggal 05 September 2019
2. Surat Camat Bontoa Nomor. 005 /690/Bontoa, tanggal 22 Oktober 2019
IV. NARASUMBER
Narasumber berasal dari :
1. Stasiun Klimatologi Kelas. 1 Maros
2. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Maros
3. Dinas Perikanan Kab. Maros
4. Dinas PUPRD Kab. Maros ( Bidang Sumber Daya Air )
5. Koordinator PHP- POPT Kab. Maros
6. Ketua KTNA Kabupaten Maros
V. PESERTA
Peserta Kegiatan Musyawarah Tudang Sipulung (Appalili) Tingkat Kec. Bontoa thn. 2019
melibatkan unsur yang terkait :
1. Kepala Desa dan Lurah Se Kec. Bontoa
2. BABINSA Se Kec. Bontoa
3. BABINKANTIBMAS Se Kec. Bonto
4. Kelompok Tani dan anggota
5. Kelompok Pembudidaya Ikan dan anggota
6. Kelompok Usaha Bersama Nelayan
7. Kelompok Wanita Tani dan POKLAHSAR
8. Pengecer Pupuk Bersubsidi wilayah . Kec. Bontoa
VI. RUMUSAN MUSYAWARAH TUDANG SIPULUNG (APPALILI)
TINGKAT KECAMATAN BONTOA TAHUN 2019
2. Padat Penebaran
a. SISTEM TRADISIONAL :
- Udang : 10.000 ekor/ha
- Bandeng : 1.000 –1.500 ekor/ha
b. SISTEM TRADISIONAL PLUS :
- Udang : 15.000 - 20.000 ekor/ha
- Bandeng : 2.000 – 2.500 ekor/ha
c. POLA TUNGGAL UDANG :
- 20.000 ekor/ha Tradisinal
- 75.000 ekor/ha Tradisinal Plus
- 100.000 – 250.000 ekor untuk Semi Intensif
d. POLA TUNGGAL BANDENG :
- 5.000 ekor/ha untuk Tradisinal . .
- 10.000 ekor/ha untuk Tradisinal Plus
- 30.000 ekor/ha untuk Semi Intensif
3. Pemupukan dengan dosis :
- - Urea : 200 kg/ha
- - SP 36 : 200 kg/ha
- - Pupuk Organik : 2 – 3 ton/ha
4. Pengembangan usaha budidaya Rumput Laut secara intensif bagi tambak yang
bersyarat sesuai anjuran teknis
D. SEKTOR PETERNAKAN
1. TERNAK UNGGAS (AYAM DAN ITIK)
- Perlu dikembangkan sentra wilayah pengembangan bibit ayam buras
- Agar pemilik sapi diimbau untuk mengikuti program IB bagi ternak sapi yang
bersyarat guna perbaikan mutu dan kualitas sapi
- Pemilik ternak Sapi agar melakukan penggemukan dengan sistem kandang
bukan sistim lepas sehungga ternak tidak berkeliaran
- Penyediaan hijauan makanan ternak dalam jumlah yang cukup dan memada
- Pemanfaatan jerami padi sebagai cadangan pakan ternak melaui Amoniasi
Jerami
- Peternak mengikuti program vaksinasi penyakit SE, AE, dan Anthras yang
setiap tahun dilksanakan oleh pemerintah
- Memanfaatan limbah ternak besar sebagai pupuk organik
- Tidak melakukan pemotongan pada sapi dan kerbau betina yang produktif
- Pemilik ternak sapi diimbau untuk mengikuti program SIWAB ( Sapi Induk
Wajib Bunting) dalam upaya peningkatan populasi sapi
E. SEKTOR KAHUTANAN
Dari hasil Musyawarah Tudang Sipulung (Appalili) Kecamatan Bontoa Tahun 2019, maka
1. Petani TIDAK dianjurkan menanam padi varietas ciliwung untuk MT. 2019/2020 -
dan MT. 2020 karena varietas padi ciliwung rentang terhadap hama wereng coklat
2. Memastikan semua petani terdaftar untuk mendapatkan Kartu Tani
3. Pengecer resmi pupuk bersubsidi menjual pupuk kepada petani sesuai wilayah
pemasarannya dan DIIMBAU untuk TIDAK menjual pupuk diluar wilayah kerjanya
4. Memastikan ketersediaan pupuk SP36 bagi petani dan petambak
5. Pemilik ternak besar (sapi/kerbau) agar memanfaatkan jerami padi sebagai sebagai
cadangan pakan pada saat kekurangan Hijauan Makanan Ternak (HMT)
6. Bagi petani padi untuk MT. 2020 (gadu) di ANJURKAN untuk menanam padi paling
lambat Minggu. I MEI 2020 dengan menanam varietas padi umur pendek
7. Memastikan bahwa semua pelaku utama perikanan (petambak/nelayan) terdaftar
sebagai peserta untuk mendapatkan Kartu KUSUKA
8. Memastikan bahwa semua nelayan memiliki Kartu Nelayan dan Kartu Asuransi
9. Perlunya membentuk POKMASWAS di setiap desa/kelurahan, terutama desa pesisir
10. Kelompok P3A agar senantiasa rutin memelihara keberadaan saluran irigasi serta
rutin melaksanakan gerakan massal pengendalian sampah pada saluran irigasi
11. Semua program pembangunan yang MASUK di Kecamatan Bontoa, harus diketahui
oleh pemerintah setempat.
VIII. PENUTUP
Kecamatan BontoaTahun 2018, maka diharapkan dapat menjadi pedoman serta acuan
bagi pelaku utama dan pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan usaha budidaya untuk
produksi dan produktivitas pelaku utama dan pelaku usaha sehingga meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha dengan demikian
kemandirian dan keswadayaan pelaku utama dalam berusaha tani dapat terwujud.
Mengetahui :
KOORDINATOR BPP KEC. BONTOA TIM PERUMUS