Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN

A. MAKSUD

Musyawarah tudang sipulung (Appalili) dimaksudkan untuk mempertemukan

antara pelaku utama dan pelaku usaha dan pemerintah untuk menyatukan persepsi

dan visi serta pemahaman guna menciptakan kesamaan mengenai penyelenggaraan

kegiatan pertanian, perikanan, kelautan dan peternakan serta ketahanan pangan.

Tudang Sipulung merupakan agenda tahunan yang diharapkan dapat

meningkatkan kapasitas petani, menambah pengetahuan, meningkatkan keterampilan

dan juga dapat merubah perilaku petani dalam bersikap sehinggadiharapkan inovasi

teknologi yang dianjurkan dapat diterapkan sehingga dapat menghasilkan suatu

produksi dan produktivitas yang lebih meningkat sehingga pelaku utamadan pelaku

usahalebih sejahtera , tangguh dan mandiri

B. TUJUAN

1. Menghimpun hasil-hasil kesepakatan untuk penyempurnaan teknis dan penerapan

teknologi ditingkat petani sebagai pelaku utama ku usaha serta mempertemukan

komponen masyarakat,petani, petambak, nelayan, peternak dan unsur pemerintah

serta pihak terkait lainnya

2. Mendapatkan masukan dari pemerintah guna perbaikan dalam pelaksanaan

kegiatan usaha budidaya yang kelola oleh pelaku utama

3. Silaturahmi serta saling tukar informasi dan bagi pengalaman sesama pelaku utama

4. Acuan atau pedoman bagi pelaku utama dalam melaksanakan kegiatan usahanya

5. Acuan bagi pelaku utama pelaku usaha dalam menghadapi musim tanam
II. DASAR PELAKSANAAN
Dasar Pelaksanaan dari kegiatan Musyawarah Tudang Sipulung (Appalili) Tingkat
Kecamatan BontoaTahun 2019 :
1. Surat Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros
Nomor.521. 12/631/BID.PENYULUHAN/IX/DPKP/2019, tanggal 05 September 2019
2. Surat Camat Bontoa Nomor. 005 /690/Bontoa, tanggal 22 Oktober 2019

III. WAKTU DAN TEMPAT


Musyawarah Tudang Sipulung (Appalili) Tingkat Kecamatan Bontoa Tahun 2019
dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Senin, 28 Oktober 2019
Tempat : Aula Kantor Camat Bontoa

IV. NARASUMBER
Narasumber berasal dari :
1. Stasiun Klimatologi Kelas. 1 Maros
2. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Maros
3. Dinas Perikanan Kab. Maros
4. Dinas PUPRD Kab. Maros ( Bidang Sumber Daya Air )
5. Koordinator PHP- POPT Kab. Maros
6. Ketua KTNA Kabupaten Maros

V. PESERTA
Peserta Kegiatan Musyawarah Tudang Sipulung (Appalili) Tingkat Kec. Bontoa thn. 2019
melibatkan unsur yang terkait :
1. Kepala Desa dan Lurah Se Kec. Bontoa
2. BABINSA Se Kec. Bontoa
3. BABINKANTIBMAS Se Kec. Bonto
4. Kelompok Tani dan anggota
5. Kelompok Pembudidaya Ikan dan anggota
6. Kelompok Usaha Bersama Nelayan
7. Kelompok Wanita Tani dan POKLAHSAR
8. Pengecer Pupuk Bersubsidi wilayah . Kec. Bontoa
VI. RUMUSAN MUSYAWARAH TUDANG SIPULUNG (APPALILI)
TINGKAT KECAMATAN BONTOA TAHUN 2019

A. SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN KOMODITAS PADI :


WAKTU HAMBUR DAN WAKTU TANAM PADI MT. 2019/2020 (RENDENGAN) :
1. Varietas : Cigelis, Ciherang, Cisantana,Mekongga, dan Inpari 30
2. Hambur : Minggu. III NOPEMBER 2019 - Minggu I DESEMBER 2019 ATAU
DIKONDISIKAN
3. Tanam : Minggu III Desember 2019 - Minggu I JANUARI 2020 ATAU
DIKONDISIKAN
4. JarakTanam : - SistimTanam Legowo 2 : 1 , Legowo 3 : 1 dan Legowo 4:1
- Sistim Tanam Pindah 20 cm x 20 cm
5. DosisPupuk
POLA TUNGGAL :
- UREA : 250 kg/ha
- SP 36 : 75 – 100 kg/ha
- KC L : 75 – 100 kg/ha
- ZA : 50 kg/ha
- Pupuk Organik = 1 ton/ha
POLA MAJEMUK :
- NPKPelangi : 300 kg/ha + UREA 100 kg/ha
- NPK Phonska : 250 kg/ha + UREA 150 kg/ha

PEMUPUKAN DENGAN 5 TON JERAMI / HA :


- UREA : 100 kg
- SP 36 : 50 kg
- ZA : 50 kg
- NPK : 50 kg
PEMUPUKAN DENGAN 2 TON PUPUK KANDANG / HA :
- UREA : 100 kg
- SP 36 : 50 kg
- ZA : 50 kg
- KCL : 50 kg
6. Hama / Penyakit Padi yang perlu diwaspadai adalah : Penggerek Batang , Tikus
Wereng Coklat , Keong Mas, Blast dan Kresek

WAKTU HAMBUR DAN WAKTU TANAM PADI MT. 2020 (GADU) :

1. Varietas : Cigelis, Ciherang, Cisantana,Mekongga, Situ Bagendit, Wae Apo Buru


dan Inpari 30
2. Hambur : Minggu. I – III April 2020 ATAU DIKONDISIKAN
3. Tanam : Minggu IV April 2020 - Minggu I MEI 2020 ATAU DIKONDISIKA
4. JarakTanam : - Sistim Tanam Legowo 2 : 1 , Legowo 3 : 1 dan Legowo 4:1
- Sistim Tanam Pindah 20 cm x 20 cm
5. DosisPupuk
POLA TUNGGAL :
- UREA : 250 kg/ha
- SP 36 : 75 - 100 kg/ha
- KC L : 75 - 100kg/ha
- ZA : 50 kg/ha
POLA MAJEMUK :
- NPK Pelangi : 300 kg/ha + UREA 100 kg/ha
- NPK Phonska : 250 kg/ha + UREA 150 kg/ha

PEMUPUKAN DENGAN 5 TON JERAMI / HA :


- UREA : 100 kg
- SP 36 : 50 kg
- ZA : 50 kg
- NPK : 50 kg
PEMUPUKAN DENGAN 2 TON PUPUK KANDANG / HA :
- UREA : 100 kg
- SP 36 : 50 kg
- ZA : 50 kg
- KCL : 50 kg
6. Hama / Penyakit Padi yang perlu diwaspadai adalah : Penggerek Batang , Tikus ,
Wereng Coklat , Keong Mas, Blast dan Kresek

B. SEKTOR PERIKANAN KOMODITI UDANG DAN BANDENG


1. Waktu Tebar untuk Budidaya Udang dan Bandeng :
- Untuk daerah bebas banjir : Minggu IV Oktober 2019
-Untuk daerah kena banjir : Minggu I Februari 2020

2. Padat Penebaran
a. SISTEM TRADISIONAL :
- Udang : 10.000 ekor/ha
- Bandeng : 1.000 –1.500 ekor/ha
b. SISTEM TRADISIONAL PLUS :
- Udang : 15.000 - 20.000 ekor/ha
- Bandeng : 2.000 – 2.500 ekor/ha
c. POLA TUNGGAL UDANG :
- 20.000 ekor/ha Tradisinal
- 75.000 ekor/ha Tradisinal Plus
- 100.000 – 250.000 ekor untuk Semi Intensif
d. POLA TUNGGAL BANDENG :
- 5.000 ekor/ha untuk Tradisinal . .
- 10.000 ekor/ha untuk Tradisinal Plus
- 30.000 ekor/ha untuk Semi Intensif
3. Pemupukan dengan dosis :
- - Urea : 200 kg/ha
- - SP 36 : 200 kg/ha
- - Pupuk Organik : 2 – 3 ton/ha
4. Pengembangan usaha budidaya Rumput Laut secara intensif bagi tambak yang
bersyarat sesuai anjuran teknis

C. SEKTOR PERIKANAN TANGKAP :


1. Nelayan yang belum menjadi peserta Asuransi segera mendaftar melalui Penyuluh
Perikanan, PPB/Pendamping, atau Dinas Perikanan Kab. Maros )
2. Bagi nelayan yang Kartu Nelayannya telah berakhir atau bagi yang belum memiliki
Kartu Nelayan segera Hubungi Penyuluh Perikanan, PPTK /Pendamping, atau Dinas
Perikanan Kab. Maros )
3. Memastikan pelaku utama perikanan terdaftar untuk mendapat KARTU KUSUKA
4. Agar nelayan TIDAK mengunakan alat tangkap ikan atau kepiting yang di larang
5. Agar nelayan TIDAK menangkap Kepeting Rajungan yang bertelur dan Kepiting
yang TIDAK masuk ukuran.

D. SEKTOR PETERNAKAN
1. TERNAK UNGGAS (AYAM DAN ITIK)
- Perlu dikembangkan sentra wilayah pengembangan bibit ayam buras

- Perlu dikembangkan sentra wilayah pengembangan bibit itik

- Pengendalian penyakit ND secara rutin, mandiri dan swadaya


- Memamfaatkan bahan lokal yang tersedia terutama ikan rucah dan limbah
hasil perikanan lainnya untuk dijadikan sebagai pakan ternak ayam dan itik
- Budidaya ayam buras dan itik agar dikelola secara intensif dan TIDAK LAGI
dianggap sebagai usaha sampingan
2. TERNAK BESAR (SAPI, KERBAU DAN KUDA)

- Agar pemilik sapi diimbau untuk mengikuti program IB bagi ternak sapi yang
bersyarat guna perbaikan mutu dan kualitas sapi
- Pemilik ternak Sapi agar melakukan penggemukan dengan sistem kandang
bukan sistim lepas sehungga ternak tidak berkeliaran
- Penyediaan hijauan makanan ternak dalam jumlah yang cukup dan memada
- Pemanfaatan jerami padi sebagai cadangan pakan ternak melaui Amoniasi
Jerami
- Peternak mengikuti program vaksinasi penyakit SE, AE, dan Anthras yang
setiap tahun dilksanakan oleh pemerintah
- Memanfaatan limbah ternak besar sebagai pupuk organik
- Tidak melakukan pemotongan pada sapi dan kerbau betina yang produktif
- Pemilik ternak sapi diimbau untuk mengikuti program SIWAB ( Sapi Induk
Wajib Bunting) dalam upaya peningkatan populasi sapi

3. TERNAK KECIL ( KAMBING )


- Pentingnya kesadaran pemilik ternak kambing untuk mengandangkan ternak
kambingnya agar tidak berkeliaran
- Penyediaan HMT serta pakan yang cukup dan memadai bagi ternak kambing
- Perlunya pakan tambahan untuk meningkatkan kualitas kambing

E. SEKTOR KAHUTANAN

1. Perlunya kesadaran masyarakat dalam menjaga, memelihara dan


melestarikan hutan mangrove
2. Membentuk kelompok masyarakat pelestari hutan, terutama masyarakat
yang ada disekitar hutan
3. Menanam tanaman mangrove terutama untuk daerah kritis yang rawan
erosi pada daerah aliran sungai dan pinggir laut /pantai
4. Masyarakat tidak menebang pohon mangrove dan tanaman hutan lainnya
secara ilegal
VII. KESIMPULAN

Dari hasil Musyawarah Tudang Sipulung (Appalili) Kecamatan Bontoa Tahun 2019, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Petani TIDAK dianjurkan menanam padi varietas ciliwung untuk MT. 2019/2020 -
dan MT. 2020 karena varietas padi ciliwung rentang terhadap hama wereng coklat
2. Memastikan semua petani terdaftar untuk mendapatkan Kartu Tani
3. Pengecer resmi pupuk bersubsidi menjual pupuk kepada petani sesuai wilayah
pemasarannya dan DIIMBAU untuk TIDAK menjual pupuk diluar wilayah kerjanya
4. Memastikan ketersediaan pupuk SP36 bagi petani dan petambak
5. Pemilik ternak besar (sapi/kerbau) agar memanfaatkan jerami padi sebagai sebagai
cadangan pakan pada saat kekurangan Hijauan Makanan Ternak (HMT)
6. Bagi petani padi untuk MT. 2020 (gadu) di ANJURKAN untuk menanam padi paling
lambat Minggu. I MEI 2020 dengan menanam varietas padi umur pendek
7. Memastikan bahwa semua pelaku utama perikanan (petambak/nelayan) terdaftar
sebagai peserta untuk mendapatkan Kartu KUSUKA
8. Memastikan bahwa semua nelayan memiliki Kartu Nelayan dan Kartu Asuransi
9. Perlunya membentuk POKMASWAS di setiap desa/kelurahan, terutama desa pesisir
10. Kelompok P3A agar senantiasa rutin memelihara keberadaan saluran irigasi serta
rutin melaksanakan gerakan massal pengendalian sampah pada saluran irigasi
11. Semua program pembangunan yang MASUK di Kecamatan Bontoa, harus diketahui
oleh pemerintah setempat.
VIII. PENUTUP

Dengan tersusunnya rumusan Musyawarah Tudang Sipulung (Appalili) Tingkat

Kecamatan BontoaTahun 2018, maka diharapkan dapat menjadi pedoman serta acuan

bagi pelaku utama dan pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan usaha budidaya untuk

musim tanam 2019/2020 dan musim tanam 2020.

Demikian Rumusan Musyawarah Tudang Sipulung (Appalili) Tingkat Kecamatan

Bontoa Tahun 2019, semoga dapat bermanfaat dalam terwujudnya peningkatan

produksi dan produktivitas pelaku utama dan pelaku usaha sehingga meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha dengan demikian

kemandirian dan keswadayaan pelaku utama dalam berusaha tani dapat terwujud.

Maros, 28 Oktober 2019

Mengetahui :
KOORDINATOR BPP KEC. BONTOA TIM PERUMUS

SEHUDDIN, SP Ir. SAMPE KENDEK


NIP : 19690508 199203 1 008 NIP : 19611027 198603 1 012

Anda mungkin juga menyukai