Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka daerah disekitar perbukitan kaki gunung
Cakrabuana kemiringan di Daerah ini berkisar 25%-40% dengan ketinggian antara 400-2000m
di atas permukaan laut (35 km arah Selatan dari Kota Majalengka) kecamatan Lemahsugih
merupakan centra pertanian sayuran khususnya di Desa Lemahputih dan hamparan rumput
yang hijau merupakan aspek pendukung untuk usaha ternak sapi dan

Lokasinya sangat

ideal untuk membangun kandang sapi karena daerah selatan kec. Lemahsugih yang letaknya
cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan.
Salah satu sektor yang menjadi unggulan dari Kecamatan Lemahsugih adalah sektor pertanian.
Berkaitan dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan,sektor pertanian mempunyai
keterkaitan yang erat dengan sektor peternakan terutama dalam pemanfaatan limbah pertanian
yang digunakan untuk pakan ternak. Di samping itu, kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk organic bagi pertumbuhan tanaman pertanian. Oleh karena itu, hubungan timbal balik ini
dalam lebih dikenal dengan integrated farming (keterpaduan peternakan dan tanaman
pertanian) dengan prinsip zero waste.

B. LANDASAN PEMIKIRAN
Keunggulan dari sapi potong yang akan dikembangkan di Kec. Lemahsugih adalah dari segi
kualitas sapi unggul (gemuk/montok) karena aspek/faktor kemudahan budaya penggemukan
akibat keseuaian lokasi dan kemudahan penyediaan pakan. Mulai dibudidayakan secara
terintegrasi dengan usaha tani lainnya seperti padi sawah, sebagai penyedia pupuk organik.
Ditinjau dari keunggulan tersebut di atas Kec. Lemahsugih berpotensi menjadi daerah penghasil
sapi terbesar di Kab. Majalengka. Keunikan ternak sapi potong Lemahsugih adalah bebas dari
gangguan penyakit mulut dan kuku (PMK). Jenis sapi yang dikembangbiakan di Lemahsugih
adalah simntal,charolais, dan Berangus.
Memeliharan sapi potong sangat menguntungkan karena tidak hanya menghasilkan daging dan
susu, tetapi juga menghasilkan pupuk kandang , kotoran sapi juga mempunyai nilai ekonomis,
karena termasuk pupuk organik yang dibutuhkan oleh semua jenis tumbuhan.kotoran sapi dapat
menjadi sumber hara yang dapat memperbaiki struktur tanah segingga menjadi gembur dan
subur. Semua organ tubuh sapi dapat dimanfaatkan antara lain :

1. Kulit , sebagai vahan industri tas, sepatu, ikat pinggang, topi, jaket.
2. Tulang, dapat diolah menjadi Bahan perekat/lem, tepung tulang dan barang kerajinan.

Halaman 1

3. Tanduk digunakan sebagai bahan kerajinan seperti sisir, hiasan dinding dan masih
banyak manfaat sapi bagi kepentingan manusia.

C. POTENSI PASAR
Indonesia merupakan negara pengimpor sapi dan daging sapi guna memenuhi
permintaan daging sapi dalam negeri yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi pada
bulan-bulan tertentu seperti hari Lebaran dan Lebaran Qurban permintaan daging sapi sangat
tinggi sehingga harga daging sapi melonjak. Produksi daging sapi dalam negeri selama 5 tahun
terakhir selalu terjadi peningkatan rata-rata 7,6 % per-tahun (data Biro Pusat Statistik 2001). Hal
tersebut dikarenakan jumlah rumah pemotongan hewan yang meningkat seiring dengan
meningkatnya permintaan kebutuhan konsumsi daging sapi yang cukup tinggi. Selain itu
permintaan akan kualitas produksi daging juga semakin beragam, hal itu ditandai dengan impor
daging untuk restoran-restoran internasional yang semakin banyak dengan meminta kualitas
tertentu, seperti warna, keempukan, marbling atau pelemakan daging yang sesuai. Dengan
peningkatan permintaan tersebut tak pelak harga daging sapi menjadi cukup tinggi yaitu
berkisar Rp 40.000,- sampai Rp 45.000,- per-kilogram. Melihat keadaan pasar tersebut
pengembang-biakan sapi (penggemukan) menjadi potensi bisnis yang cukup menjanjikan.

D.

TUJUAN

Tujuan dari kegiatan ini adalah ;

1. Memulihkan keberdayaan masyarakat sasaran.


2. Menciptakan lapangan kerja baru yang berbasis potensi lokal.
3. Meningkatkan pendapatan / penghasilan masyarakat sasaran.
4. Menggerakkan roda perekonomian daerah.
5. Mengelola lingkungan lokal secara berkelanjutan

E. OUT PUT (DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI)


Dengan usaha kegiatan penggemukan sapi ini diharapkan mempunyai dampak positif berupa:

1. Tergarapnya potensi dan sumber daya lokal untuk dikembangkan menjadi kegiatan
usaha yang produktif dan konstruktif.

2. Kestabilan lingkungan sosial dan keamanan karena masyarakat sasaran (anggota)


mempunyai lahan ekonomi secara mandiri.

3. Termanfaatkannya kotoran sapi menjadikan pupuk


4. Secara makro, akan terpenuhinya kebutuhan daging dalam negeri dengan pasokan
lokal, meminimalisir impor sehingga menghemat devisa.

BAB II

Halaman 2

STRUKTUR DAN MANAJEMEN


Pelaksana program ini adalah Koperasi ESA (Eka Serba Abadi) Kecamatan Lemahsugih
kabupaten Majalengka. Sedangkan struktur organisasi dan personalia proyek ini adalah:
Pengarah

: 1. Kadinas Pertanian dan Peternakan Majalengka


2. Kabag Sosial Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Sosial (BPMS) kabupaten Majalengka

Penasehat

: Camat Lemahsugih

Tim monitoring / evaluasi

: Dinas Sosial dan Instansi terkait

Pen. Jawab/Manajer Proyek : Ketua Koperasi ESA (Nursobah)


Staff

: 1. Keuangan
2. Mantri hewan Dinas Peternakan Lemahsugih-Majalengka

Koordinator kelompok I

: Dede

Koordinator kelompok II

: Dahman

Koordinator kelompok III

: Sukmana

STRUKTUR MANAJEMEN USAHA PENGGEMUKAN SAPI


KOPERASI
TIM MONITOR DAN
EVALUASI :
DINAS SOSIAL DAN
INSTANSI TERKAIT

KELOMPOK I :
KETUA / ADM.
ANGGOTA

MANAJER
PROYEK

STAF :
KEUANGAN
MANTRI HEWAN
Keterangan :

KELOMPOK II :
KETUA / ADM.
ANGGOTA

KELOMPOK III :
KETUA / ADM.
ANGGOTA

PEMBANTU
UMUM

Garis Pembinaan / Pengarahan


Garis Koordinasi

Deskripsi kerja:
Untuk mengoptimalkan kinerja pengelola proyek tersebut, maka masing-masing elemen
dalam struktur manajemen diatas mempunyai tugas dan kewenangan yang tercover dalam
deskripsi kerja sebagai berikut :
JABATAN

OPERASIONAL

MANAJERIAL

HARIAN

1.

Halaman 3

Melakukan

KHUSUS

1.

Membuat laporan

HARIAN

KHUSUS

1. Mengkoordinir pelaksanaan1. Mengkonsep dan

Manajer Proyek

sosialisasi proyek ini


kepada pihak-pihak
terkait.

kegiatan setiap periode.

2.

Melakukan
kerjasama dengan pihakpihak terkait.

2.

Memimpin seluruh
kegiatan operasional
harian proyek.

2. Menyelenggarakan rapatrapat koordinasi dan


evaluasi.

OPERASIONAL

MANAJERIAL

HARIAN

Mengelola
keuangan proyek.

Staf Keuangan

KHUSUS

HARIAN

KHUSUS

1.

Mengatur, mencatat1.
Melakukan evaluasi
danmenjaga/mengamankan dan pengawasan distribusi
kelancaran arus kas.
keuangan setiap kelompok.

2.

Membagi dan
mendistribusikan dana
pada pos-pos anggaran
yang telah diputuskan.

2. Membuat keputusan-

keputusan atas
Menjaga/mengama 3. Melakukan pengarahan dan
kebijakan usaha.
nkan aset-aset proyek.
pengawasan kepada staf
3. Mempertanggungdan pembantu umum.
jawabkan
pelaksanaanproyek

Melakukan
kegiatan administrasi
proyek.

1.

membuat
perencanaan
kegiatan.

3.

3.

JABATAN

kegiatan proyek.

1.

Merencanaka
n anggaran
pendapatan dan
belanja setiap
periode.

2.

Membuat laporan 2.
Melakukan
keuangan bulanan dan tiap pembinaan manajemen
periode.
keuangan kepada setiap
kelompok.

3.

Membuat
administrasi keuangan.

2.

Memberikan
pertimbangan thd.
aspek keuangan kpd.
manajer

3.

Mempertanggungjawabkan hasil kerjanya.

1. Mengontrol, mengawasi 1.Membuat laporan

1. Melakukan pendidikan,

1.Mempertanggung-

pertumbuhan dan kesehatan pengarahan dan pembinaan


Staf Kesehatan hewan dan mengevaluasi bobot
pertumbuhan dan
sapi-sapi ternak tiap bulan.
cara beternak kepada
kesehatan sapi-sapi ternak.
peternak.

1. Mendistribusikan pakan 1. Membuat admisintrasi


(komboran) dan
suplemen ke gudang
transit masing2
kelompok.

Pembantu Umum

jawabkan hasil
kerjanya.

1. Koordinasi dengan manajer1. Mempertanggung-

distibusi pakan dan


suplemen.

proyek.

jawabkan hasil
kerjanya.

2. Merawat kendaraan
inventaris.

2. Membantu tugas2 manajer.


1.
Ketua Kelompok

Mengatur,
membagi dan
mendistribusikan pakan
dan suplemen kpd.
anggotanya.

1.

Bersama Manajer
melakukan pembelian dan
penjualan sapi2 ternak
anggotanya.

2.
Membuat laporan
Menyelenggarakan pembelian dan penjualan.
kegiatan administrasi pada
3.
Membuat laporan
kelompoknya.
hasil kerja kelompoknya
setiap periode.

2.

1.

Mengkoordinir
anggotanya.

2.

Memberikan
pengarahan dan
pengawasan kepada
anggotanya

1. Mempertanggungjawabkan hasil
kerjanya.

4.

Menjaga
kepercayaan anggotanya.

1.
Peternak Anggota

Halaman 4

Menyediakan
1. Bersama ketua kelompok 1. Koordinsi dengan ketua
rumput pakan untuk sapi
melakukan pencatatan
kelompoknya.
ternak sesuai dengan porsi atas sirkulasi pakan dan

1. Mempertanggungjawabkan hasil

yang ditetapkan.

suplemen.

kerjanya.

2.

Menjaga dan
merawat sapi ternak.

Pengarah

Penasehat

1.

Memberikan
informasi dan pengarahan
atas pelaksanaan proyek.

1.

Memberikan advis
dan dukungan moril atas
pelaksanaan proyek ini.

BAB III

BENTUK KEGIATAN

Dalam proyek ini bentuk kegiatannya adalah penggemukan sapi potong secara intensif
yang dilakukan oleh kelompok-kelompok peternak yang dikoordinir oleh Koperasi ESA (Eka
Serba Abadi) Tehnik penggemukan yang biasa disebut kereman yaitu sapi dipelihara dengan
cara dikerem (disekap) dalam kandang pada jangka waktu 2 bulan, tanpa dipekerjakan sama
sekali, namun diberikan makanan. Makanan yang diberikan terdiri dari, hijau-hijauan (rumput
atau perdu), konsentrat, ditambah dengan pupuk KCL, SP36, dicampur zat pengurai yaitu
NOPKOR dan zat penghilang bau yaitu MOFU. Banyaknya makanan yang diberikan kurang
lebih 10 % dari berat badan sapi, contohnya, apabila berat sapi 300 kg, maka makanan yang
diberikan secara berangsur-angsur adalah 30 kg sehari (pagi dan sore). Selama pemeliharaan
agar sapi senantiasa sehat maka dilakukan pengobatan, pemberian vitamin, jamu-jamuan dan
vaksinasi. Vaksinasi yang perlu diberikan biasanya vaksin penyakit mulut, kuku anthrax dan
lainnya. Sedangkan penimbangan dan pemantauan dilakukan secara reguler 1 bulan sekali.
Dengan demikian dalam waktu yang relatif singkat (2 bulan) dapat memberikan berat badan
seperti yang diharapkan diatas tadi.

Halaman 5

BAB IV
STRATEGI DAN TEHNIS PELAKSANAAN

Tehnis pelaksanaan kegiatan ini adalah :

A. Sosialisasi
Sebelum Proyek Penggemukan Sapi ini dilakukan maka langkah pertama yang
diupayakan adalah melakukan sosialisasi atas proyek ini kepada masyarakat sasaran.
Hal tersebut dimaksudkan agar proyek ini betul-betul dapat diterima masyarakat
sehingga mereka akan antusias untuk mendukungnya. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam program sosialisasi ini adalah :

1) Menghubungi masyarakat peternak lingkungan proyek sebagai studi kasus untuk


mengetahui secara dekat kebutuhan dan harapan mereka.

2) Menghubungi lembaga kemasyarakatan yang ada di masyarakat sasaran, dalam hal


ini BPD, RW, RT, pemuka masyarakat dan tokoh agama. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui respon mereka dan juga mendapatkan input-input yang
dapat mendukung proyek ini serta sesuai dengan kondisi dan harapan masyarakat
sasaran.

3) Menghubungi tokoh formal di kecamatan dan desa masyarakat sasaran (Camat,


Kepala desa dan perangkatnya). Pada tingkat ini dimaksudkan untuk mencari
dukungan terhadap proyek.

4) Melakukan pendekatan dengan dinas-dinas terkait, dalam hal ini adalah Dinas
Peternakan Kabupaten Majalengka dll.

B. Pelaksanaan
a) Kegaiatan usaha dilakukan secara kelompok.
b) Sebelum diberikan hewan ternak, anggota diberikan diklat yang diadakan oleh
Koperasi ESA, Kajen agar anggota peternak memperoleh pengetahuan dan
pemahaman yang baik atas hewan ternaknya dan cara pengolahan pakan sehingga
proses penggemukannnya akan dilakukan secara benar.

c) Setiap anggota kelompok memperoleh 2 ekor sapi dewasa yang akan digemukkan.
d) Peternak anggota harus mempunyai tabungan minimal sebesar Rp. 1.000.000,- di
Koperasi ESA. Tabungan ini dimaksudkan agar setiap anggota mempunyai rasa
andarbeni (ikut memiliki) terhadap program ini sehingga mereka dapat komitmen dan
konsisten dalam bekerja.

e) Sapi yang akan digemukkan adalah sapi bakalan jenis lokal berumur sekitar 2-3
tahun dengan kondisi sehat dan postur yang baik. Ciri-ciri sapi bakalan yang baik
antara lain; mempunyai kerangka yang besar, tulang iga kuwung, pantat tidak lancip,

Halaman 6

kaki besar dan kuat, kuku papak dan sejajar, mulut berujung papak, pelupuk mata
tebal, mempunyai nafsu makan besar, bulu bersinar, bersih. Sapi bakalan tersebut
diperoleh dari pasar setempat kemudian diserahkan kepada anggota kelompok untuk
digemukkan. Proses penggemukan menurut perhitungan ekonomis dilakukan selama
2 bulan. Selama masa penggemukan peternak anggota akan disuplai makanan dan
suplemen (jamu/vitamin) hewan ternaknya sebagaimana anggaran dibawah nanti.

f) Pakan diupayakan dan diolah secara kolektif dalam satu kelompok dan didistribusikan
kepada anggota kelompoknya masing-masing.

g) Peternak anggota berkewajiban menjaga dan merawat sapi-sapi tersebut agar


sanantiasa dalam pertumbuhan dan kesehatan yang stabil. Juga mengupayakan hijahijauan sebagai salah satu bahan pakan ternak tersebut.

h) Untuk perkandangan akan dibebankan kepada peternak anggota. Adapun pembuatan


kandang dan pengelolaan sapi-sapi tersebut akan dibimbing oleh Koperasi ESA
melalui pelatihan.

i) Setiap kelompok harus menyelenggarakan kegiatan administrasi yang tertib dan


terkontrol serta diakhir periode ketua kelompok harus membuat laporan kegiatan dan
keuangan.

j) Selama masa penggemukan tersebut hewan-hewan ternak tadi akan dikontrol secara
berkala, yakni 1 bulan sekali. Kontrol dilakukan untuk mengukur kesehatan dan
tingkat pertumbuhannya agar tetap dalam grafik pertumbuhan sesuai program.
Kontrol akan dilakukan oleh seorang mantri hewan yang ditunjuk.

k) Setelah 2 bulan sapi-sapi tersebut kemudian dijual dengan harga penawaran


tertinggi. Harga penjualan diprediksikan sesuai harga pasar saat ini adalah Rp
7.600.000,- per-ekor .

l) Pendapatan penjualan kemudian dikurangi oleh harga pokok produksi selama proses
penggemukan berlangsung. Selanjutnya harga pokok produksi tadi dipergunakan
untuk dibelikan lagi sapi yang akan dilakukan proses penggemukan periode II, begitu
seterusnya.

m) Saldo dari pengurangan biaya pokok produksi menjadi laba kotor yang akan dikurangi
dengan :

Tabungan anggota sebesar 10%


Dana Sosial sebesar 3%
PPh Pasal 25 sebesar 5 %
n) Setelah pengurangan tersebut diperoleh laba bersih yang akan dibagi dua yakni :
Untuk cicilan pengembalian Revolving Fund sebesar 35 %
Untuk Anggota peternak sebagai pendapatan mereka sebesar 65 %

C. MANFAAT PROYEK
Proyek ini selesai dalam 36 periode atau selama 3 tahun. Setelah periode ke-36
tersebut setiap kelompok dan anggotanya diharapkan :

a. Setiap anggota mempunyai masing-masing minimal 1 ekor sapi.

Halaman 7

b. Kelompok berkembang secara dinamis yang memungkinkan mereka melakukan usahausaha lain yang menguntungkan.

c. Setiap kelompok mampu mengelola kegiatan usaha dan keuangannya secara mandiri.
d. Setiap kelompok dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi masyarakat yang mandiri.
e. Koperasi ESA dapat menjalin kerjasama imbal balik yang secara sosial dan ekonomi
dengan masyarakat sekitar,

BAB V
ANGGARAN BIAYA
Proyek penggemukan sapi Koperasi ESA Kec. Lemahsugih ini menelan biaya sebesar
Rp 544.200.000,- (terbilang; lima ratus empat puluh empat juta dua rtaus ribu rupiah)1
yang mana biaya tersebut dialokasikan dari:
a. Modal iuran anggota sebesar

Rp

40.000.000,-

b. Dana bantuan guliran

Rp 504.200.000,-

Untuk dana bantuan guliran (Revolving Fund) diajukan kepada Gubernur Jawa Barat (APBD
2010), dan pihak-pihak penyandang dana lain yang berkepentingan.

Halaman 8

A. Perincian Anggaran :
KOMPONEN

URAIAN

BIAYA

WAKTU

JUMLAH

AKTIVA TETAP
(SARANA) :

1. Gudang transit pakan

3 unit

Rp 2.000.000

Rp

6.000.000

2. Komputer + printer

1 set

Rp 5.000.000

Rp

5.000.000

3. Meja, kursi dan ATK:

1 paket

Rp 1.000.000

Rp

1.000.000

4. Lemari arsip

1 unit

Rp

700.000

Rp

700.000

1 unit

Rp 45.000.000

Rp

45.000.000

1 unit

Rp 5.000.000

Rp

5.000.000

1 unit

Rp 10.000.000

Rp

10.000.000

Rp

72.700.000

5. Mobil pick-up
(second)
6. Timbangan sapi
7. Mesin pengolah pakan

Jumlah
AKTIVA LANCAR
(MODAL KERJA) :

1. Sosialisasi program

1 kali

Rp 3.000.000

Rp

3.000.000

2. Diklat / bina anggota

1 kali

Rp 4.000.000

Rp

4.000.000

3. Pembelian sapi

80 ekor

Rp 5.000.000

Rp 400.000.000

4. Pakan

80 ekor

Rp

10.000

80 ekor

Rp

2.500

1 orang

61 hari

Rp

48.800.000

8 kali

Rp

1.600.000

Rp 1.000.000

2 bulan

Rp

2.000.000

1 orang

Rp

600.000

2 bulan

Rp

1.200.000

1 orang

Rp

300.000

2 bulan

Rp

600.000

3 orang

Rp

300.000

2 bulan

Rp

1.800.000

80 ekor

Rp

10.000

2 bulan

Rp

1.600.000

1 orang

Rp

200.000

2 bulan

Rp

400.000

a. Manajer

1 orang

Rp

150.000

2 bulan

Rp

300.000

b. Staff

1 orang

Rp

150.000

2 bulan

Rp

300.000

2 X 3 X 3 gudang

Rp

25.000

2 bulan

Rp

900.000

80 kali angkutan

Rp

25.000

1 kali

Rp

2.000.000

5. Suplemen
6. Honorarium :
a. Manajer proyek
b. Staff :
1. Keuangan
2. Pemb. Umum
c. Koord. Kel/adm.
7. Chek-up dan timbang
badan sapi

8. Operasional:

c. Pembantu Umum
9. Operasional kelom. :
a. Pengadaan pakan

Halaman 9

b. Pembelian

80 kali angkutan

Rp

25.000

1 kali

Rp

2.000.000

c. Penjualan

3 kelompok

Rp

50.000

2 bulan

Rp

300.000

d. Rapat kelompok

3 kelompok

Rp

50.000

2 bulan

Rp

300.000

Rp

400.000

Rp

400.000

Rp

200.000

2 bulan

Rp

400.000

Rp

300.000

2 bulan

Rp

600.000

e. Lain-lain
10. Perawatan kendaraan
11. Adm. dan telepon
12. Biaya lain-lain

Jumlah

Rp 472.500.000

Biaya Keseluruhan:
AKTIVA TETAP

Rp

72.700.000

AKTIVA LANCAR

Rp 472.500.000

JUMLAH SEMUA

Rp 544.200.000

Keterangan ;

I. AKTIVA TETAP (SARANA) :


1. Gudang transit, untuk tempat transit pakan pada kelompok-kelompok peternak. Setiap
kelompok disediakan 1 gudang dan diupayakan berlokasi di areal dekat domisili
kelompok hingga memudahkan anggota kelompok untuk mengaksesnya.

2. 1 set perangkat komputer, untuk memudahkan kegiatan bank data dan administrasi
selama proyek ini berlangsung.

3. Meja, kursi dan alat tulis kantor (ATK), sebagai sarana pendukung untuk kegiatan
administrasi proyek dan kelompok-kelompok peternak.

4. Lemari arsip, untuk menyimpan dan menjaga arsip-arsip selama pelaksanaan proyek ini
berlangsung.

5. Mobil pick-up, sebagai sarana kerja untuk mendistribusikan kebutuhan-kebutuhan


kelompok (angkutan pembelian dan penjualan sapi-sapi, pakan, suplemen, dll) agar
kinerja pelaksanaan proyek ini menjadi lebih efektif dan optimal. Mobil jenis Kijang/L 300
pick-up dalam keadaan second dan kondisi baik.

6. Timbangan sapi, dipergunakan untuk mengukur dan memantau pertumbuhan sapi


selama masa penggemukan.

7. Mesin pengolah pakan, untuk mencacah dan mengolah pakan dimana bahan-bahan
pakan tadi dilumatkan dalam mesin tersebut sehingga menghasilkan pakan yang siap
saji.

II.

AKTIVA LANCAR (MODAL KERJA) :

1. Sosialisasi program, pengenalan dan sosialisasi kepada masyarakat sasaran. Dalam hal
ini melibatkan camat Lemahsugih, kepala desa lokasi proyek, Kepala BPD lokasi proyek,
tokoh masyarakat, pekerja sosial masyarakat (PSM) setempat dan dinas instansi terkait.

Halaman 10

2. Diklat, biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan diklat kepada seluruh calon anggota
peternak.

3. Pembelian sapi jenis lokal berumur sekitar 2 tahun dalam keadaan normal ditetapkan
sesuai harga pasar sebesar Rp. 5.000.000,-. Sebanyak 80 ekor untuk 40 peternak awal.

4. Pakan sapi berupa comboran yang terdiri dari ampas ketela pohon, kulit ketela pohon,
dedak (katul), ampas tahu, hijau-hijauan (rumput atau perdu), konsentrat, ditambah
dengan pupuk KCL, SP36, dicampur zat pengurai yaitu NOPKOR dan zat penghilang
bau MOFU, serta tetes dan garam. Komboran diberikan 1 kali setiap hari (berangsur
pagi dan sore).

5. Suplemen, selain pakan sapi-sapi tersebut, diberikan makanan suplemen berupa jamujamuan atau vitamin secara temporer, yaitu 4 kali dalam satu bulan. Hal tersebut
bertujuan agar sapi-sapi selalu dalam keadaan sehat dan bertambahnya napsu makan.

6. Chek-up dan penimbangan sapi, dalam hal ini Koperasi ESA menyediakan seorang
mantri hewan yang selalu memantau keadaan dan kesehatan sapi-sapi tersebut agar
tetap dalam perkembangan pertumbuhan (penggemukan) sesuai program. Chek-up dan
penimbangan dilakukan 1 bulan sekali.

7. Selama pelaksaan kegiatan ini, ditetapkan seorang manajer proyek sebagai koordinator
proyek sekaligus pengarah lapangan dibantu dengan 2 orang staf yakni staf keuangan
yang bertugas sebagai pengelola keuangan proyek dan dibantu dengan 1 orang
pembantu umum yang bertugas sebagai pendistribusi pakan dan pekerjaan lainnya.
Sedangkan tiap-tiap kelompok ditunjuk seorang ketua kelompok sekaligus mengurusi
administrasi setiap kelompoknya.

8. Anggaran operasional pengelolaan ditetapkan dalam satu periode kegiatan ini (3 bulan)
untuk :

a) Operasional pengelola meliputi operasional manajer, staff, dan pembantu umum.


b) Operasional kelompok meliputi operasional pengadaan pakan, pembelian dan
penjualan sapi-sapi ternak, rapat-rapat kelompok dan lain-lain.

9. Adminstrasi dan telepon, sebagai biaya administrasi dan penggunaan sarana telepon
untuk kegiatan proyek.

10. Perawatan kendaraan, sebagai biaya perawatan untuk kendaraan sarana proyek selama
1 periode agar senantiasa dalam keadaan laik pakai.

11. Biaya lain-lain, sebagai cadangan lain-lain untuk pos anggaran tak terduga.

B. ANALISIS KEUANGAN
Analisis keuangan dan sirkulasi arus kas dapat dilihat dalam lampiran 1 proposal ini.

C. MONITORING (PEMANTAUAN DAN EVALUASI)


Selama proyek ini berjalan diadakan kegiatan monitoring secara reguler terhadap
pelaksanaan proyek ini dimaksudkan untuk melihat sampai sejauh mana proyek ini berjalan
sesuai rencana dan mencapai tujuan-tujuannya dan mengevaluasi kinerja pengelola proyek
agar terhindar dari deviasi dan unefisiensi. Monitoring diadakan setiap 1 periode berakhir
dan dilakukan oleh tim monitoring yang terdiri dari Koperasi ESA dan Instansi terkait.

Halaman 11

BAB VI
PENUTUP

Demikian proposal usaha penggemukan sapi Koperasi ESA Kec. Lemahsugih. Besar harapan
kami dengan terealisasinya kegiatan ini menjadi salah satu alternatif solusi yang berdampak
positif terutama terhadap masyarakat sasaran dan lingkungan sosial sekitarnya. Bagaimanapun
akhirnya kita sendiri yang harus berupaya mencari pemecahan atas persoalan-persoalan yang
terjadi sebagaimana pesan Allah SWT dalam Al Quran surat Ar Rad ayat 11 yang artinya,
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum (komunitas masyarakat) selagi
mereka tidak berusaha merubahnya sendiri.
Oleh karena itu kami berharap atas dukungan dan partisipasi kongkrit British Council melalui
program kewirausahaan sosial ISSN atas upaya yang akan kami lakukan ini. Akhirnya atas
perhatian, dukungan dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Halaman 12

LAMPIRAN 1 :
ANALISIS KEUANGAN PROYEK PENGGEMUKAN SAPI KOPERASI ESA KEC.
LEMAHSUGIH

Asumsi-asumsi biaya yang dipakai di bawah ini bersifat progresif, dimana kecenderungan
harga-harga selalu naik. Asumsi-asumsi tersebut selanjutnya diterangkan di bawah ini sebagi
berikut :

A. INVESTASI
Total investasi sebesar Rp 544.200.000,- terdiri dari :

I. Pengumpulan tabungan 40 anggota masing-masing @Rp 1.000.000,- sehingga


semuanya sebesar Rp. 40.000.000,-.

II. Dana Revolving Fund sebesar Rp 504.200.000.


Modal sebesar Rp 544.200.000,- selanjutnya diinvestasikan dalam proyek ini secara
bergulir (revolving fund) dimana setiap periode berlangsung 3 bulan dengan interval
maksimal 10 hari. Setiap satu periode ditargetkan menambah anggota peternak baru ratarata 4-5 orang.

B. PENGELUARAN
Pos Anggaran Pengeluaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan proyek ini meliputi :

I. Pengadaan sarana
Pengadaan sarana berupa berupa:

a) Pengadaan gudang transit sebanyak 3 unit @Rp 2.000.000,- , semua senilai Rp


6.000.000,-

b) Pengadaan 1 set komputer senilai Rp 5.000.000,c) Pengadaan meja kursi dan ATK untuk pengelola senilai Rp 1.000.000,d) Pengadaan lemari untuk penyimpanan arsip 1 unit senilai Rp 700.000,e) Pengadaan mobil pick-up (second) 1 unit senilai Rp 45.000.000,f) Timbangan sapi 1 unit senilai Rp 5.000.000,g) Mesin pengolah pakan 1 unit senilai Rp 10.000.000,h) Biaya sosialisasi program sebesar Rp 3.000.000,Seluruh sarana tersebut didepresiasi (penyusutan) menggunakan metode straight line
selama 12 periode dengan nilai residu 0% kecuali untuk kendaraan dengan nilai residu
26%.

II. Modal kerja


Modal kerja dialokasikan pada 2 kelompok yakni ;
Biaya Variabel

a) Pembelian 80 ekor sapi @Rp 5.000.000,b) Pembelian pakan @Rp 10.000,- selama 61 hari (2 bulan).
c) Pembelian suplemen/jamu @Rp 2.500,- , 8 kali dalam 1 periode (2 bulan).

Halaman 13

d) Cek-up dan penimbangan sapi @Rp 10.000,- satu bulan sekali selama 2 bulan.
e) Operasional kelompok berupa :
1. Biaya pengadaan pakan 6 rit @Rp 25.000,- untuk 3 gudang transit selama 2
bulan.

2. Biaya angkutan pembelian 80 ekor sapi @Rp 25.000,-.


3. Biaya angkutan penjualan 80 sapi @Rp 25.000,-.
4. Biaya pertemuan 3 kelompok @Rp 50.000,- sebulan selama 2 bulan.
5. Biaya lain-lain 3 kelompok @Rp 50.000,- sebulan selama 2 bulan.
f) Biaya pelatihan dan pembinaan anggota setiap anggota @Rp 100.000,Biaya Tetap

a) Operasional pengelola proyek :


1. Manajer proyek 1 orang Rp 200.000,- sebulan selama 2 bulan.
2. Staf 1 orang dan pembantu umum 1 orang Rp 300.000 sebulan selama 2 bulan.
b) Honorarium pengelola proyek :
1. Manajer proyek 1 orang Rp 1.000.000 sebulan selama 2 bulan.
2. Staf 1 orang @ Rp 600.000,- sebulan selama 2 bulan
3. Pembantu umum 1 orang Rp 300.000,- sebulan selama 2 bulan.
4. Koordinator kelompok sebagai tenaga administrasi kelompok 3 orang @Rp
300.000,- sebulan selama 2 bulan.

c) Perawatan kendaraan Rp 400.000 dalam 1 periode.


d) Administrasi dan telepon Rp 200.000,- sebulan selama 2 bulan.
e) Monitoring dan evaluasi Rp 600.000 dalam 1 periode.
f) Pengeluaran lain-lain (tak terduga) Rp 300.000 sebulan selama 2 bulan.
g) Bagi hasil 2 % dari modal Revolving Fund selama 2 bulan.
C. PENDAPATAN
I. Setelah 2 bulan dilakukan penjualan 80 ekor sapi dengan harga jual pasar Rp
7.600.000,- per-ekor (harga bulan Januari 2009)

II. Perolehan penjualan selanjutnya dikurangi sejumlah biaya pengeluaran (biaya pokok
produksi) sehingga diperoleh laba kotor .

III. Laba kotor tersebut selanjutnya dikurangi :


1. Tabungan anggota sebesar 10 % dari laba kotor
2. Dana sosial (untuk keperluan sosial kelompok) sebesar 3 % dari laba kotor.
3. Pembayaran PPh Pasal 25 sebesar 5 % dari laba kotor.
IV. Setelah pengurangan diatas sisa penjualan tersebut menjadi laba bersih yang menjadi
laba bagi hasil (revenue sharing) dimana :

Halaman 14

1. 65 % diberikan kepada peternak sebagai hasil kerjanya selama 6 bulan.


2. 35 % menjadi dana guliran (revolving fund) untuk modal kerja anggota baru, begitu
seterusnya dalam setiap periode.

D. KETERANGAN LAIN
1. Karena dana bersifat guliran (revolving), maka perhitungan Return on Invesment (ROI)
dan Payback Period tidak dibuat.

2. Apabila investasi membutuhkan pengangsuran (pinjaman) pada setiap periode, maka


akan terjadi perubahan-perubahan asumsi menyesuaikan pos pengembalian kredit

Halaman 15

Anda mungkin juga menyukai