ANALISA HIDROLOGI
Ketersediaan
No. Stasiun Hujan Lokasi
Data
1. Cawang 1998-2007 Jakarta Timur
2. FT UI Depok 1998-2007 Kota Depok
3. Gunung Mas 1998-2007 Kab. Bogor
4. Bendung Gadog 1998-2007 Kec. Megamendung Kab. Bogor
dimana:
rx = Curah hujan ½ bulanan atau bulanan yang dicari (mm)
N = Banyaknya pos hujan pembanding yang digunakan
RA s/d RN = Hujan tahunan pos pembanding (mm)
R = Hujan tahunan dari pos yang dicari (mm)
rA s/d rN = Curah hujan ½ bulanan atau bulanan dari pos pembanding
(mm)
III / 1
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
ba
Pe
Le
iu
as
St
m
ta
ta
G
H
3.
1.
n
a
III / 2
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
3.2. CURAH HUJAN RERATA DAERAH
III / 3
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Untuk mendapatkan gambaran mengenai penyebaran hujan di seluruh daerah, di
beberapa tempat tersebar pada DAS Kali Ciliwung dipasang alat penakar hujan. Pada
daerah aliran yang kecil kemungkinan hujan terjadi merata di seluruh daerah, tetapi
tidak pada daerah aliran yang besar. Hujan yang terjadi pada daerah aliran yang
besar tidak sama, sedangkan pos-pos penakar hujan hanya mencatat hujan di suatu
titik tertentu, sehingga akan sulit untuk menentukan berapa hujan yang turun di
seluruh areal. Hal ini akan menyulitkan dalam menentukan hubungan antara debit
banjir dan curah hujan yang mengakibatkan banjir tersebut.
Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air
dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah
yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini
disebut curah hujan wilayah atau curah hujan daerah yang dinyatakan dalam satuan
millimeter (Sosrodarsono, 2003 : 27).
Terdapat tiga macam cara yang berbeda dalam menentukan tinggi curah hujan rata-
rata pada daerah tertentu di beberapa titik pos penakar atau pencatat hujan, yaitu :
3.2.1. Metode Rata-Rata Aljabar
Tinggi rata-rata curah hujan didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata
hitung (arithmetic mean) pengukuran hujan di pos penakar-penakar hujan di
daerah tersebut. Curah hujan rerata daerah metode rata-rata aljabar dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Soemarto, 1999:10) :
dengan :
d = tinggi curah hujan rata-rata daerah
d1,d2,…dn = tinggi curah hujan pada pos penakar 1,2,…n
n = banyaknya pos penakar
Cara ini akan memberikan hasil yang dapat dipercaya jika pos-pos
penakarnya ditempatkan secara merata di daerah tersebut, dan hasil
penakaran masing-masing pos penakar tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata seluruh pos di seluruh areal (Soemarto, 1999 : 10).
III / 4
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
dengan :
A = luas areal
d = tinggi curah hujan rata-rata areal
d1,d2,…dn = tinggi curah hujan di pos 1,2,…n
A1, A2, A3,…An = luas daerah pengaruh pos 1, 2, 3, …, n
III / 5
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Kemudian luas bagian di antara isohyet-isohyet yang berdekatan diukur, dan
nilai rata-ratanya dihitung sebagai nilai rata-rata timbang hitung nilai kontur,
sebagai berikut :
dengan :
A = luas areal total
d = tinggi hujan rata-rata areal
d0, d1, …dn = curah hujan pada isohyet 0,1,2, …,n
A1, A2, A3,…An = luas bagian areal yang dibatasi oleh isohyet-isohyet
yang bersangkutan
III / 6
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Tabel 3.2. Hasil Pererataan Dengan Metode Rerata Aljabar
III / 7
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
3.3. ANALISA HUJAN RANCANGAN (DESIGN RAINFALL)
Curah hujan rencana adalah curah hujan terbesar tahunan yang terjadi pada periode
ulang tertentu. Pada daerah studi, pemilihan metode perhitungan hujan rencana
ditetapkan berdasarkan parameter dasar statistiknya.
3.3.1. Pemilihan Metode Perhitungan Hujan Rancangan
Pada daerah studi, pemilihan metode perhitungan hujan rancangan
ditetapkan berdasarkan parameter dasar statistiknya. Berikut perhitungan
parameter dasar statistik, sebagai berikut :
1. Nilai rata – rata
dimana :
= nilai rata-rata
Xi = nilai varian ke i
n = banyaknya data
2. Standar deviasi
dimana :
Sd = standar deviasi
X = nilai rata-rata
III / 8
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Xi = nilai varian ke i
n = banyaknya data
3. Koefisien skewness
dimana :
Cs = Koefisien Skewness
Sd = Standar Deviasi
X = Nilai Rata-Rata
Xi = Nilai Varian ke i
n = Banyaknya Data
4. Koefisien kurtosis
dimana :
Ck = Koeffisien Kurtosis
Sd = Standar Deviasi
X = Nilai Rata-Rata
Xi = Nilai Varian ke i
n = Banyaknya Data
Untuk menentukan metode yang sesuai, maka terlebih dahulu harus
dihitung besarnya parameter statistik yaitu koefisien kepencengan
(skewness) atau Cs, dan koefisien kepuncakan (kurtosis) atau Ck.
Persyaratan statistik dari beberapa distribusi, sebagai berikut :
▪ Distribusi normal
Memiliki sifat khas yaitu nilai asimetrisnya (skewness) hampir sama
dengan nol (Cs 0 atau -0.05 < Cs < 0.05) dengan nilai kurtosis (Ck) =
2.7 < Cs < 3.0.
▪ Distribusi Gumbel
Memiliki sifat khas yaitu nilai asimetisnya (skewness) Cs 1,1396 dan
nilai kurtosisnya Ck 5,4002.
▪ Distribusi Log Peason Tipe III
Tidak mempunyai sifat khas yang dapat dipergunakan untuk
memperkirakan jenis distribusi ini.
III / 9
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Adapun perhitungan parameter dasar statistik hujan harian maksimum
untuk Kali Ciliwung adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3. Tabel Perhitungan untuk Penentuan Metode Analisis Frekuensi
III / 10
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Standar Deviasi :
Koefisien Skewness :
dimana :
Log X = nilai rata-rata
Log Xi = nilai varian ke i
n = banyaknya data
Sd = standar deviasi
Cs = koefisien Skewness
Sehingga nilai X bagi setiap tingkat probabilitas dapat dihitung dari
persamaan:
Log Xt = log + G . Sd
Harga-harga G dapat diambil dari tabel hubungan antara koefisien
skewness dengan kala ulang. Nilai Xt didapat dari anti log dari log Xt.
Tabel 3.5. Perhitungan Curah Hujan Rancangan Metode Log Pearson Type III
III / 11
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
3.3.2. Uji Kesesuaian Distribusi
Pemeriksaan uji kesesuaian distribusi ini dimaksudkan untuk mengetahui
suatu kebenaran hipotesa distribusi frekuensi. Dengan pemeriksaan uji ini
akan diketahui :
III / 12
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
1. Kebenaran antara hasil pengamatan dengan model distribusi yang
diharapkan atau yang diperoleh secara teoritis.
2. Kebenaran hipotesa (diterima/ditolak).
Adapun pemeriksaan/pengujian dstribusi frekuensi dipakai dengan 2 metode
sebagai berikut :
1. Uji horizontal dengan metode Smirnov-Kolmogorof
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov, sering juga disebut uji kecocokan
non parametrik (non parametrik test), karena pengujiannya tidak
menggunakan fungsi distribusi tertentu, maka uji ini dapat digunakan
pada daerah studi.
Prosedurnya adalah :
a. Data diurutkan dari besar ke kecil dan juga ditentukan masing-masing
peluangnya.
X1 P(X1)
X2 P(X2)
Xm P(Xm)
Xn P(Xn)
b. Setelah itu ditentukan nilai masing-masing peluang teoritis dari
penggambaran persamaan distribusinya.
X1 P'(X1)
X2 P'(X2)
Xm P'(Xm)
Xn P'(Xn)
c. Selisih kedua nilai peluang dapat dihitung dengan persamaan
Δmaks = nilai maksimum [P(Xm) - P(Xn)]
d. Berdasarkan tabel nilai kritis (Smirnov-Kolmogorov test), dapat
ditentukan nilai Δkritis. Dimana tabel kritis ini dapat dilihat pada
Lampiran.
e. Apabila Δmaks < Δkritis distribusi teoritis diterima.
Δmaks > Δkritis distribusi teoritis ditolak.
III / 13
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 14
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Berdasarkan tabel harga Δ kritis untuk derajat kepercayaan 5% didapatkan
nilai Δkritis sebesar 0,41 %. Karena nilai Δkritis > Δmaks maka hipotesa
log pearson tipe III diterima.
III / 15
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Perhitungannya dengan menggunakan persamaan (Shahin, 1976 : 186) :
III / 16
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
3.4. DISTRIBUSI CURAH HUJAN JAM-JAMAN
Pada perencanaan sungai, untuk memperkirakan hidrograf banjir rancangan dengan
cara hidrograf satuan (unit hydrograph) perlu diketahui dahulu sebaran hujan jam-
jaman dengan suatu interval tertentu.
Dalam studi ini untuk perhitungannya digunakan rumus Mononobe, sebagai berikut
:
= *
dimana :
III / 17
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Gambar 3.4. Pola Distribusi Hujan Netto Jam-jaman
III / 18
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Koefisien limpasan/pengaliran adalah variabel untuk menentukan besarnya
limpasan permukaan tersebut dimana penentuannnya didasarkan pada kondisi
daerah pengaliran dan karakteristik hujan yang jatuh di daerah tersebut.
Koefisien pengaliran atau koefisien limpasan mempunyai 2 definisi yaitu (Suyono
Sosrodarsono, 144) :
Rumus (1) disebut koefisien pengaliran puncak untuk membedakan dari rumus (2).
Bagi sungai-sungai biasa, digunakan rumus (2).
Dr. Kawakami menyusun sebuah rumus yang mengemukakan bahwa untuk sungai
tertentu, koefisien ini tidak tetap, tergantung dari curah hujan.
f=1- =1 – f’
dimana :
f = Koefisien pengaliran
f’ = Laju kehilangan
Rt = Jumlah curah hujan
R’ = Kehilangan curah hujan
III / 19
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Tabel 3.10. Koefisien Limpasan (oleh Dr. Mononobe)
Daerah pegunungan yang curam 0.75 – 0.90
Daerah pegunungan tersier 0.70 – 0.80
Daerah bergelombang dan hutan 0.50 – 0.75
Daerah dataran yang ditanami 0.45 – 0.60
Persawahan yang diairi 0.70 – 0.80
Sungai di daerah pegunungan 0.75 – 0.85
Sungai kecil di daerah dataran 0.45 – 0.75
Sungai yang besar dengan wilayah pengaliran yang lebih 0.50 – 0.75
dari seperduanya terdiri dari dataran
Sumber : Suyono Sosrodarsono, (1980) hal 145
Pada studi ini disajikan pula nilai koefisien pengaliran untuk perhitungan debit banjir
rancangan berdasarkan kondisi tata guna lahan (land use). Hal ini dimaksudkan
supaya dalam menentukan nilai koefisien limpasan perlu dipertimbangkan pula
faktor tata guna lahannya (land use).
Untuk menentukan harga koefisien pengaliran adalah (Subarkah,1980:51) :
dengan :
Cm = koefisien pengaliran rata-rata
Ai = luas masing-masing tata guna lahan
Ci = koefisien pengaliran masing-masing tata guna lahan
n = banyaknya jenis penggunaan tanah dalam suatu pengaliran
III / 20
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
3.6. ANALISA CURAH HUJAN EFEKTIF
Hujan netto adalah bagian hujan total yang menghasilkan limpasan langsung (direct
run-off).
Dengan asumsi bahwa proses transformasi hujan menjadi limpasan langsung
mengikuti proses linier dan tidak berubah oleh waktu (linear and time invariant
process), maka hujan netto (Rn) dapat dinyatakan sebagai berikut :
dimana :
Rn = hujan netto (mm)
C = koefisien limpasan
R = intensitas curah hujan
Perhitungan selengkapnya sebaran Hujan Netto Jam-jaman disajikan pada tabel
berikut :
III / 21
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Untuk Desain Bangunan Air
Periode Ulang (Tr)
No. Bangunan
(Years)
1 Earth/Rockfill Dam 1.000
2 Bendungan Beton 500 – 1.000
3 Bendung 50 - 100
4 Saluran Pengelak Banjir 20 – 50
5 Tanggul 5 – 20
6 Saluran Drainase Sawah 5 – 10
Selain itu pemilihan periode ulang untuk desain sebuah bangunan umumnya
didasarkan pada potensial kerusakan, bahaya bagi kehidupan, dan kerugian dari
sektor ekonomi seperti gangguan di sektor perdagangan. Suatu standar praktis yang
melibatkan pemilihan suatu kala ulang, kemudian perancangan struktur pada
kondisi terburuk yang diharapkan terjadi pada periode ulang tersebut. Dimana
bencana bagi kehidupan dilibatkan, terdapat sejumlah besar kontroversi di atas
standar desain yang sesuai. Tabel berikut memperlihatkan kriteria desain hidrologi
pada sistem drainase perkotaan sebagai dasar pemilihan metode perhitungan debit
banjir rancangan yang optimal untuk digunakan dalam perencanaan :
dengan :
Qp = Debit puncak banjir (m3/det)
R0 = Hujan satuan (mm)
III / 22
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Tp = Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)
T0,3 = Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari puncak sampai
30% dari debit puncak
A = Luas daerah pengaliran sampai outlet
Untuk menentukan Tp dan T0,3 digunakan pendekatan rumus sebagai
berikut :
Tp = tg + 0,8 tr
T0,3 = tg
Tr = 0,5 tg sampai tg
tg adalah time lag yaitu waktu antara hujan sampai debit puncak banjir (jam).
tg dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :
▪ Sungai dengan panjang alur L 15 km : tg = 0,4 + 0,058 L
▪ Sungai dengan panjang alur L 15 km : tg =0,21 L0,7
dengan :
tr = Satuan Waktu hujan (jam)
= Parameter hidrograf, untuk :
= 2 => Pada daerah pengaliran biasa
= 1,5 => Pada bagian naik hydrograf lambat, dan turun cepat
= 3 => Pada bagian naik hidrograf cepat, turun lambat
dimana :
Q(t) = Limpasan sebelum mencari debit puncak (m3/dt)
t = Waktu (jam)
Pada kurva turun (decreasing limb)
a. Selang nilai : 0 t (Tp+T0,3)
III / 23
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
b. Selang nilai : (Tp + T0,3) t (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)
dimana :
Qk = Debit Banjir pada jam ke - k
Ui = Ordinat hidrograf satuan (I = 1, 2, 3 ...... .n)
Pn = Hujan netto dalam waktu yang berurutan (n = 1,2,..n)
Bf = Aliran dasar (base flow)
dimana :
III / 24
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Nu = Jumlah aliran sungai tingat u
rb = Perbandingan dua cabang (bifurcation ratio)
k = Tingkat (order) dari aliran sungai utama.
Dengan cara yang sama, Horton mengusulkan hukum panjang aliran
sungai (Law of stream lengths) dengan rumusan sebagai berikut :
III / 25
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 26
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Karakteristik DAS Ciliwung Pada Titik
Tinjau
P.A. Manggarai :
Luas DAS = 330,224
km2
Panjang Sungai Utama =
109,71 km
Panjang Sungai Orde 1 =
316,72 km
Panjang Sungai Orde 2 =
146,25 km
Panjang Sungai Orde 3 =
74,98 km
Panjang Sungai Orde 4 =
19,16 km
Panjang Sungai Orde 5 =
109,71 km
Legenda :
Batas
DAS/Watersheed
Sungai Orde 1
Sungai Orde 2
Sungai Orde 3
U Sungai Orde 4
Sungai Orde 5
III / 27
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Hidrograf satuan sintetik ini dikembangkan oleh Sri Harto yang
diturunkan berdasarkan teori hidrograf satuan sintetik yang
dikemukakan oleh Sherman. Hidrograf satuan sintetik Gama-I merupakan
persamaan empiris yang diturunkan dengan mendasarkan pada
parameter-parameter DAS terhadap bentuk dan besaran hidrograf satuan
parameter-parameter DAS tersebut yaitu faktor sumber (SF), frekuensi
sumber (SN), faktor lebar (WF), luas relatif (RUA), faktor simetris (SIM)
dan jumlah pertemuan sungai.
III / 28
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Satuan hidrograf sintetik Gama-I dibentuk oleh tiga komponen dasar yaitu
waktu naik (TR), debit puncak (QP), waktu dasar (TB) dengan uraian
sebagai berikut :
▪ Waktu naik TR dinyatakan dalam persamaan :
TR = 0,43 (L/100 SF)3 + 1,0665 SIM + 1,2775
dimana :
TR = waktu naik (jam)
L = panjang sungai (km)
SF = faktor sumber yaitu perbandingan antara jumlah panjang
sungai tingkat I dengan panjang sungai semua tingkat.
SIM = faktor simetri ditetapkan sebagai hasil kali antara faktor
lebar (WF) dengan luas relatif DAS sebelah hulu (RUA).
WF = faktor lebar yaitu perbandingan antara lebar DPS yang diukur
dari titik di sungai yang berjarak 3/4 L dan lebar DPS yang
diukur dari titik yang berjarak 1/4 L dari tempat pengukuran.
▪ Debit Puncak (QP) dinyatakan dengan rumus :
QP = 0,1836 . A 0,5886 . TR -0,4008 . JN 0,2381
dimana :
QP = Debit Puncak (m3/det)
JN = Jumlah Pertemuan Sungai
TR = Waktu naik
▪ Waktu dasar (TB) dinyatakan dengan rumus :
TB = 27,4132 . TR 0,1457 . S -0,0956 . SN 0,7344 .RUA0,2574
dimana :
TB = waktu dasar
TR = waktu Naik
S = landai sungai rata-rata
SN = frekuensi sumber yaitu perbandingan antara jumlah segmen
sungai - sungai tingkat I dengan jumlah sungai semua
tingkat.
RUA = luas relatif DAS hulu.
▪ Koefisien Penampungan (K) dinyatakan dengan rumus :
K = 0,5617 . A 0,1798 . S -0,1446 . SF -1,0697 . D 0,0452
dimana :
K = Koefisien penampungan
A = Luas DAS (km2)
S = Landai sungai rata-rata
III / 29
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
SF = Faktor Sumber
D = Kerapatan drainase
▪ Recession Curve, dinyatakan dengan rumus :
Qt = Qp . e -(L/K)
dimana :
Qt = Debit pada waktu t (m3/det)
Qp = Debit puncak (m3/det)
t = Waktu dari saat terjadinya debit puncak (jam)
K = Koefisien tampungan.
Hasil akhir dari perhitungan debit banjir rancangan adalah informasi
kejadian banjir disertai probabilitas dan kala ulangnya (Return Period).
3.7.3. Hidrograf Satuan Sintetik Snyder-Alexeyev
Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Snyder-alexeyev merupakan suatu metode
penghitungan hidrograf satuan buatan untuk membuat grafik hidrograf.
Metode ini biasanya dilakukan dalam menentukan grafik hidrograf pada
suatu DAS yang memiliki data karakteristik terbatas atau bahkan tidak ada
data sama sekali, oleh karena itu metode penghitungan ini hanya memakai
data geografis yang ada pada DAS tersebut.
Metode ini juga biasa digunakan sebagai data hidrograf pada perencanaan
suatu DAS sebagai acuan dasar. Parameter-parameter data perhitungan
Hidrograf Satuan Metode Snyder-Alexeyev yaitu :
▪ Parameter Hidrograf Satuan Sintetik Snyder
1. luas Daerah Aliran Sungai (DAS)
2. panjang sungai utama (L)
3. panjang sungai dari bagian hilir ke titik berat (Lc)
4. koefisien n
5. koefisien Ct
6. koefisien Cp
▪ Parameter Bentuk Hidrograf
1. Waktu dari titik berat hujan ke debit puncak (tp)
6. koefisien dan
7. besarnya ordinat y
8. Besarnya Qt
Hasil akhir dari perhitungan debit banjir rancangan adalah informasi kejadian
banjir disertai probabilitas dan kala ulangnya (Return Period) untuk masing-
masing titik peninjauan.
3.7.4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan
Rekapitulasi hasil perhitungan debit banjir rancangan (design flood) di tiap-tiap
titik tinjau DAS dengan Metode HSS Nakayasu, Gama-I dan Snyder-Alexeyev
dapat dilihat pada Tabel 3.15 s/d Tabel 3.25, sedangkan gambar hidrograf
banjir rancangannya disajikan pada Gambar 3.8 s/d Gambar 3.17.
Tabel 3.15.
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit banjir Rancangan
III / 31
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Tabel 3.16. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rancangan Metode Nakayasu
Untuk Titik Tinjau 1 (P.A. Manggarai)
III / 32
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 33
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 34
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Gambar 3.8. Grafik Debit Banjir Rancangan Metode Nakayasu Untuk Titik Tinjau 1 (P.A. Manggarai)
III / 35
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Tabel 3.17. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rancangan Metode Nakayasu
Untuk Titik Tinjau 2 (Cawang)
III / 36
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 37
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 38
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Gambar 3.9. Grafik Debit Banjir Rancangan Metode Nakayasu Untuk Titik Tinjau 2 (Cawang)
Tabel 3.18. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rancangan Metode Nakayasu
Untuk Titik Tinjau 3 (Tol T.B. Simatupang)
III / 39
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 40
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 41
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Gambar 3.10. Grafik Debit Banjir Rancangan Metode Nakayasu Untuk Titik Tinjau 3 (Jembatan Tol T.B. Simatupang)
III / 42
Tabel 3.19. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rancangan Metode Gama-I
Untuk Titik Tinjau 1 (P.A. Manggarai)
III / 43
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 44
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 45
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Gambar 3.11. Grafik Debit Banjir Rancangan Metode Gama-I Untuk Titik Tinjau 1 (P.A. Manggarai)
III / 46
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Tabel 3.20. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rancangan Metode Gama-I
Untuk Titik Tinjau 2 (Cawang)
III / 47
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 48
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 49
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Gambar 3.12. Grafik Debit Banjir Rancangan Metode Gama-I Untuk Titik Tinjau 2 (Cawang)
Tabel 3.21. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rancangan Metode Gama-I
Untuk Titik Tinjau 3 (Tol T.B. Simatupang)
III / 50
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 51
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 52
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Gambar 3.13. Grafik Debit Banjir Rancangan Metode Gama-I Untuk Titik Tinjau 3 (Tol T.B. Simatupang)
III / 53
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Tabel 3.22. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rancangan Metode Snyder-
Alexeyev Untuk Titik Tinjau 1 (P.A. Manggarai)
III / 54
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 55
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 56
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Gambar 3.14. Grafik Debit Banjir Rancangan Metode Snyder-Alexeyev Untuk Titik Tinjau 1 (P.A. Manggarai)
III / 57
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Tabel 3.23. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rancangan Metode Snyder-
Alexeyev Untuk Titik Tinjau 2 (Cawang)
III / 58
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 59
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 60
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Gambar 3.15. Grafik Debit Banjir Rancangan Metode Snyder-Alexeyev Untuk Titik Tinjau 2 (Cawang)
Tabel 3.24. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rancangan Metode Snyder-
Alexeyev Untuk Titik Tinjau 3 (Tol T.B. Simatupang)
III / 61
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 62
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 63
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Gambar 3.16. Grafik Debit Banjir Rancangan Metode Snyder-Alexeyev Untuk Titik Tinjau 3 (Tol T.B. Simatupang)
III / 64
Tabel 3.25. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rancangan Metode Gama-I
Untuk Titik Tinjau 4 (Hulu Akhir Pengukuran Pondok Cina/Depok)
III / 65
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 66
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 67
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Gambar 3.17. Grafik Debit Banjir Rancangan Metode Gama-I Untuk Titik Tinjau 4 (Pondok Cina/Depok)
III / 68
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Pada tabel 3.26 berikut dapat dilihat perbandingan hasil debit rencana dengan
beberapa studi terdahulu yang pernah dilakukan di wilayah Jabodetabek,
khususnya berhubungan dengan perencanaan Kali Ciliwung dan Banjir Kanal
Barat.
Tabel 3.26. Perbandingan Hasil Debit Banjir Rencana Dengan Studi Terdahulu
III / 69
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Sedangkan skema anak sungai/jaringan drainasi kota yang masuk pada kali
Ciliwung dapat digambarkan sebagai berikut :
III / 70
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
III / 71
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Gambar 3.18. Skema Sistem Drainase Kota Anak Sungai Kali Ciliwung
III / 72
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Saluran Drainase Kota
Manggarai
Sungai Condet
Sungai Cijantung
III / 73
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu
Gambar 3.19. Drainase/Anak Sungai Kali Ciliwung Utama
III / 74
LAPORAN AKHIR
Perencanaan dan Detail Desain Penataan Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Hulu