Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan teknologi yang digunakan untuk memanfaatkan sesuatu
sudah banyak di dapatkan di mana-mana, pengaruh dalam perkembangan tersebut sudah
banyak terjadi dan menghasilkan dampak positif yang begitu pesat namun perkembangan
tersebut juga tak luput menghasilkan dampak negatif yang dimana hasilnya juga tak kalah
jumlah dari hasil positifnya, begitu banyak teknologi yang bermunculan di era globalisasi
ini, sehubungan dengan banyaknya penduduk yang ada, teknologi tersebut juga sudah
berkembang di kalangan pekerjaan mulai dari barang maupun jasa, setiap perkembangan
yang muncul membuat orang-orang semakin tertarik tanpa memikirkan dampak negatif
yang akan terjadi.

Apalagi pada gigi, sudah begitu banyak perkembangan yang terjadi, mulai dari
mengebor gigi, memasang kawat gigi dan lain sebagainya, padahal resiko dari
perkembangan pada gigi tersebut sangat tinggi, namun semua itu dapat dicegah atau
dihindari hanya dengan cara jadul atau tradisional, salah satunya dengan memanfaatkan
sebuah buah pinang menjadi obat penguat gigi, buah pinang sudah ada di Indonesia sejak
tahun kurang lebih -90 an dan buah pinang tersebut sangat banyak di dapatkan di seluruh
daerah yang ada di pulau papua, buah pinang tersebut tidak dapat ditelan dan hanya boleh
dikunyah, namun tak boleh bila dikonsumsi secara berlebihan, karena buah pinang dapat
membuat seseorang menjadi pusing atau mabuk, Adapun pohon pinang yang termasuk
ke dalam famili: arecaceae, pada ordo: arecales, pohon ini merupakan salah satu tanaman
dengan nilai ekonomi dan potensi yang cukup tinggi.

Dari sini kita dapat mengetahui atau memahami bahwa buah pinang ini tak hanya
memiliki fungsi yang sangat bermanfaat pada gigi kita, namun buah pinang tersebut juga
memiliki manfaat lain, diantaranya ialah menambah energi, buah pinang ini memiliki
fungsi untuk menambah energi manusia jikalau sedang kecapean atau kekurangan energi,
selanjutnya ialah buah pinang dapat menurunkan tekanan darah, kandungan kalium yang
tinggi pada buah pinang bermanfaat dalam menurunkan dan mengontrol tekanan darah,
dan manfaat selanjutnya, ialah buah pinang dapat juga melancarkan pencernaan, dalam
pengobatan tradisional, buah pinang kerap digunakan untuk membunuh parasit, seperti
cacing di dalam saluran cerna, buah pinang juga dapat mengatasi masalah pencernaan
lain, seperti perut kembung dan sembelit.

1
Manfaat selanjutnya yang terkandung dalam buah pinang ialah, mencegah dan
mengatasi anemia, buah pinang mengandung zat besi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah, hal ini menjadikan buah pinang sebagai salah satu buah
bermanfaat yang dapat mencegah dan mengatasi kurang darah atau anemia, selain buah
pinang, anemia juga dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan lain yang kaya akan
zat besi seperti daging, hati, ikan, bayam, dan kacang kedelai.
Manfaat terakhir yang terkandung dalam buah pinang ialah mengatasi mulut kering,
mengunyah buah pinang juga dapat membantu menjaga kesehatan mulut dengan memicu
keluarnya air liur, itu sebabnya, buah pinang memberikan manfaat untuk orang yang
memiliki mulut kering, namun, karena efek yang bisa muncul akibat mengunyah pinang
cukup berbahaya, maka cara lain yang lebih aman sebaiknya jadi pilihan.

1.1. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat dipaparkan sesuai dengan latar belakang yang telah
adalah :
a. Bagaimana cara mengolah buah pinang menjadi obat penguat gigi yang
bermanfaat?
b. Apa fungsi atau manfaat lain yang terkandung dalam buah pinang?
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan karya tulis ilmiah ini adalah :
a. Untuk mengetahui cara mengolah buah pinang menjadi obat penguat gigi
yang bermanfaat bagi masyarakat
b. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari olahan buah pinang bagi kesehatan
gigi.
1.3. Manfaat Penulisan
Manfaat dari karya tulis ilmiah ini adalah :
a. Memberi informasi kepada masyarakat bahwa buah pinang dapat di
manfaatkan menjadi obat penguat gigi dan memiliki banyak manfaat.
b. Memberi motivasi kepada masyarakat agar bisa memanfaatkan tumbuhan
yang tidak dimanfaatkan dengan baik dalam bidang kesehatan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Pinang

Tumbuhan pinang (Areca catechu) merupakan salah satu dari jenis tumbuhan
yang memiliki banyak kegunaan antara lain untuk dikonsumsi, bahan industri kosmetika,
kesehatan, dan bahan pewarnaan pada industri tekstil. Tumbuhan ini tumbuh dan tersebar
luas di wiliyah India, Malaysia, Taiwan, Indonesia dan negara asia lainnya, baik secara
individu maupun populasi, umumnya tumbuhan ini ditanam sebagai tanaman pagar atau
pembatas perkebunan.
Adapun klasifikasi ilmiah dari pinang, sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Classis : Liliopsida

Orde : Arecales

Family : Arecaceae

Genus : Areca

Species : Areca catechu

3
Pinang sirih (Areca cathecu) merupakan tanaman yang sekeluarga dengan kelapa,
salah satu jenis tumbuhan monokotil ini tergolong palempaleman, secara rinci pinang
diklasifikasikan sebagai berikut; Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Subdivisi:
Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Arcales, Famili: Arecaceae/Palmae,
Genus: Areca, Spesies: Areca catechu.
2.2. Morfologi Tumbuhan
Pinang sirih berbatang lurus agak licin dengan tinggi pohon mencapai 25 meter.
Garis tengah batangnya rata-rata 15 cm, daunnya bersirip agak melengkung, panjang
sekitar 80 cm dan pelepahnya berupa seludang.
Bunga pinang sirih tersusun dalam suatu bulir berupa tongkol, biasa muncul
dibawah daun yang panjangnya lebih kurang 75 cm. Bunga betina berwarna hijau, terletak
pada bagian pangkal dan panjang sekitar 15 mm. Sebagian besar dari bunga jantan
berwarna kekuning-kuningan yang terdapat pada bagian ujung, panjang lebih kurang
4mm, maka buahnya hanya dapat dijumpai pada pangkalnya saja. Buahnya berbentuk
telur, berukuran 3,5-7 cm, berwarna hijau ketika masih muda dan berubah menjadi jingga
atau merah kekuning-kuningan setelah masak. Buah pinang sirih berbiji satu dan
mempunyai kulit buah yang banyak sekali mengandung serat. Buah pinang mempunyai
beberapa lapisan dinding, yaitu lapisan luar (eksocarpium), lapisan tengah (mesocarpium)
dan lapisan dalam (endocarpium).

2.3. Syarat Tumbuh Pinang


Pinang dapat berproduksi optimal bila ditanam di lokasi dengan ketinggian,
400 meter di atas permukaan laut, tetapi ketinggian idealnya berkisar antara 0- 750 meter
di atas permukaan laut. Sedangkan suhu lingkungan yang diperlukan pinang adalah
berkisar antara 20-32o C, dengan curah hujan cukup tinggi yaitu antara 2000-3000 mm
per tahun yang terbagi merata sepanjang tahun atau hari hujan sekitar 100-150 hari dan
penyinaran yang dikehendaki antara 6-8 jam per hari.
Tanaman pinang sirih dapat tumbuh disegala jenis tanah, tanah yang baik untuk
pengembangan atau budidaya adalah tanah yang beaerasi baik, solum tanah dalam tanpa
lapisan cadas, jenis tanah yang dikehendaki laterit, lempung merah dan alluvial,
sedangkan keasaman tanah untuk pertumbuhan pinang sekitar pH 4-8.

2.4. Kandungan dan Khasiat Pinang


Biji pinang sirih (Areca Catecha) banyak mengandung komponan senyawa kimia
yaitu, tanin alkaloid, lemak, minyak astiri, air dan sedikit gula. Tanin merupakan senyawa
yang penting penggunaannya dalam bidang kesehatan dan industri. Tanin diperoleh
dengan cara ekstraksi dengan pelarut air dan etanol karena tanin dapat larut dalam pelarut
tersebut.
Analisis pinang di Filipina menyatakan bahwa buah pinang mengandung senyawa
bioaktif yaitu, flavonoid di antaranya tanin, yang dapat menguatkan gigi. Biji pinang
dapat dimakan bersama sirih dan kapur, yang berkhasiat untuk menguatkan gigi. Air
rebusan biji pinang juga digunakan sebagai obat kumur dan penguat gigi.

4
Kandungan kimia fenolik dalam buah pinang bersifat bakterisid dan fungisid,
inhibisi ekstrak biji pinang mempengaruhi pelepasan ion fosfor pada proses
demineralisasi gigi yang distimulasi streptococcus mutans.
Biji pinang dikenal sebagai obat tradisional yang berkhasiat sebagai antelmintik.
Obat antelmintik digunakan untuk mengurangi atau membunuh cacing dalam tubuh
manusia atau hewan. Ekstrak etanol biji pinang mengandung senyawa tanin yang mampu
menghambat enzim dan merusak membran sel.
Biji pinang asal tawangmangu berwarna coklat, rasa pahit, kadar abu sekitar 4,2%
dan kadar air sekitar 6,9%, endemen ekstraksi dengan etanol 98% sekitar 22,5%, ekstrak
berwarna coklat kemerahan, kental dan rasanya pahit, mengandung antara lain alkaloid,
saponin dan tannin, ekstrak etanol biji pinang termasuk bahan yang tidak toksik.
Delapan Penelitian Aulanni’am, (2007) menyatakan bahwa fraksi air ekstrak biji
pinang menyebabakan terjadinya apoptosis terhadap sel -sel jaringan testis
(spermatogonia, spermatosit primer, spermatid, sertoli dan leydig). Fraksi air ekstrak biji
pinang mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan sebagai sumber antifertilitas pria
natural berdasarkan kemampuannya sebagai agen apoptosis. Ekstrak biji pinang dan
ekstrak akar pinang berpotensi sebagai antiseptik obat kumur karena efektivitas ekstrak
terhadap pertumbuhan bakteri streptococcus mutans menghasilkan zona hambat yang
jauh lebih besar dibandingkan dengan tiga jenis obat kumur komersial.
Selain itu, biji pinang juga berfungsi sebagai pewarna alami yang merupakan
alternatif pewarna yang tidak toksik, dapat diperbaharui (renewable), mudah terdegradasi
dan ramah lingkungan. Biji pinang diekstrak kemudian dikeringkan menggunakan
pengering semprot (spray drier) menghasilkan pewarna bubuk. Biji pinang mengandung
polifenol yang bermanfaat untuk kulit sehingga pewarna bubuk ekstrak biji pinang yang
dihasilkan diaplikasikan pada sabun transparan yang biasa digunakan sebagai sabun
perawatan dan kecantikan.

2.5. Dormansi Benih


Pada saat masa fisiologis, tidak semua benih siap untuk berkecambah. Benih
membutuhkan waktu tertentu agar dapat berkecambah secara alami setelah dipanen, atau
seringkali membutuhkan perlakuan tertentu agar dapat berkecambah.
Dormansi benih adalah keadaan dimana benih mengalami istirahat total sehingga
meskipun dalam keadaan media tumbuh benih optimum, benih tidak menunjukkan gejala
atau fenomena hidup.

Dormansi benih terjadi disebabkan karena :

1. Absennya salah satu persyaratan dari luar biji untuk proses perkecambahan, misalnya
sinar.

2. Penyebab dari dalam bijinya sendiri, yaitu hambatan mekanis kulit biji, belum
terbentuknya zat pengatur tumbuh atau karena ketidakseimbangan antara zat penghambat
dengan zat pengatur tumbuh di dalam embrio serta embrio yang belum terbentuk
sempurna sehingga benih memerlukan masa istirahat.

5
Masa istirahat adalah cara atau strategi benih untuk mampu mempertahankan diri dan
menyesuaikan diri sehingga benih akan berkecambah pada saat yang tepat.
Fungsi dormansi benih yaitu :

1. untuk meneruskan generasi dan mempertahankan diri.

2. benih akan berkecambah dan berkembang pada waktu yang tepat baik dari
lingkungan yang cocok maupun kesiapan embrio berkecambah.

3. dormansi merupakan komponen pendukung cara penyebaran beberapa tanaman


biji melalui jalur pencernaan hewan.

2.6. Cara-Cara Pematahan Dormansi


Dipandang dari segi ekonomis terdapatnya keadaan dormansi pada benih
dianggap tidak menguntungkan, oleh karena itu diperlukan cara-cara agar dormansi dapat
dipecahkan atau sekurang-kurangnya dapat dipersingkat. Beberapa cara pematahan
dormansi yang telah diketahui adalah perlakuan menggunakan bahan kimia, perendaman
dengan air panas, perlakuan mekanis, perlakuan suhu, dan perlakuan cahaya.

2.6.1. Perlakuan dengan bahan kimia


Perlakuan menggunakan bahan-bahan kimia sering pula dilakukan untuk
memecahkan dormansi pada benih. Tujuannya adalah menjadikan agar kulit biji lebih
mudah dimasuki oleh air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam
sulfat dan asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak
sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah. Disamping itu dapat pula digunakan
hormone tumbuh untuk memecahkan dormansi pada benih, antara lain adalah, sitokinin,
giberelin dan auksin.
Zat pengatur tumbuh (ZPT) dibuat agar tanaman memacu pembentukan
fitohormon (hormone tumbuhan). Hormon mempunyai arti untuk merangsang,
membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia. Dengan demikian
fitohormon sebagai senyawa organik yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit,
ditransformasikan ke seluruh bagian tanaman sehinga dapat mempengaruhi pertumbuhan
atau proses-proses fisiologi tanaman.
Giberelin dapat memecahkan dormansi biji dan tunas pada sejumlah tanaman,
Giberelin juga terlibat dalam pengaktifan sintesa protease dan enzimenzim hidrolitik
lainnya. Senyawa-senyawa gula dan asam-asam amino, zat-zat dapat larut yang
dihasilkan oleh aktivitas amilase dan protease, ditranspor ke embrio, dan di sini zat-zat
ini mendukung perkembangan embrio dan munculnya kecambah. Giberelin memberikan
respon yang positif dalam kisaran konsentrasi yang luas, karena kandungan giberelin
yang tinggi tidak bersifat racun dan tidak menimbulkan respon negatif.
Penelitian seorang mahasiswi, (2014) menunjukkan bahwa perendaman GA3 300 ppm
selama 5 jam dapat mematahkan dormansi benih mucuna dengan daya berkecambah
diatas 80%. Pematahan dormansi dapat juga menggunakan zat pengatur tumbuh alami.

6
Air kelapa dapat meningkatkan pertumbuhan kecambah disebabkan adanya hormon
auksin, giberelin dan sitokinin.
Auksin berguna untuk memacu pemanjangan sel-sel akar, giberelin berfungsi
untuk pemanjangan sel-sel batang, dan sitokinin yang berguna untuk merangsang
pembelahan sel di daerah meristemapeks sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan
kecambah dengan baik.
Penelitian seorang mahasiswi lainnya, (2011) menunjukkan bahwa perendaman
biji palem putri dalam air kelapa berpengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan,
persentase kecambah normal, dan persentase biji mati dan konsentrasi air kelapa terbaik
untuk meningkatkan persentase kecambah adalah konsentrasi 75% dengan persentase
perkecambahan 96,25%.

2.6.2. Perlakuan perendaman dengan air panas

Beberapa jenis benih terkadang diberi perlakuan perendaman di dalam air panas
dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih. Prosedur umum yang digunakan
adalah sebagai berikut; air dipanaskan sampai 180-200o F, benih dimasukkan kedalam
air panas tersebut dan biarkan sampai menjadi dingin.
Penelitian mahasiswi lainnya, (2006) menunjukkan bahwa perendaman benih
lamtoro (Leucaena leucocephala) dalam air dengan suhu awal 60-70oC selama 10- 12
menit mampu mematahkan dormansi dan menghasilkan daya berkecambah sebesar 75%,
sedangkan pengaruh perendaman benih dalam air panas terhadap pertumbuhan bibit
selanjutnya berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang
akar.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan studi kepustakaan.
Berdasarkan Modul Rancangan Penelitian (2019) yang diterbitkan Ristekdikti, penelitian
kualitatif bisa dipahami sebagai prosedur riset yang memanfaatkan data deskriptif, berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Studi
kepustakaan adalah kegiatan untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik
atau masalah yang menjadi obyek penelitian. Informasi tersebut dapat diperoleh dari
buku-buku, karya ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia, internet, dan sumber-sumber lain.
3.2 Fokus penelitian
Adapun fokus penelitian KTI berjudul “Pemanfaatan buah pinang menjadi obat
penguat gigi”
3.2.1 Data dan sumber data
Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung oleh
peneliti. Data-datanya berupa informasi-informasi dari hasil observasi secara langsung.
Tidak hanya itu sumber datanya juga berasal dari kajian Pustaka seperti modul pelajaran
dan internet.
3.2.2 Teknik pengumpulan data

Adapun Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah Teknik observasi dan
studi pustaka.

3.2.3 Teknik analisis data


Langkah-langkah analisis data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data dengan cara observasi
2. Menyeleksi data
3. Menyesuaikan fokus penelitian dari data yang telah diseleksi
4. Membuat kesimpulan dari data-data

8
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Bagaimana cara memanfaatkan buah pinang menjadi obat penguat gigi?

Cara memanfaatkan buah pinang menjadi obat penguat gigi ada bagian :
1. Memetik atau mengambil buah pinang dari pohon terlebih dahulu
2. Mencuci buah pinang yang telah diambil
3. Mengupas kulit buah pinang yang sudah di cuci
4. Mengunyah kulit buah pinang yang telah dikupas
5. Campurkan sirih untuk panambah rasa
6. Jangan menelan buah dan ludah
7. Lakukan setiap 3 kali dalam sepekan

4.2 Apa fungsi buah pinang dalam kehidupan sehari hari?

Fungsi buah pinang ada banyak, diantaranya :


1. Pencegahan gigi berlubang
2. Penambah energi
3. Meningkatkan nafsu makan
4. Mencegah animea
5. Pereda mulut kering
6. Mengontrol diabetes

Berikut penjelasan dari fungsi-fungsi buah pinang:

(Penjelasan tersebut dapat dilihat di halaman berikutnya setelah ini)

9
1.Pencegahan gigi berlubang
Pinang mungkin memiliki efek antibakteri, jadi manfaat buah pinang berikutnya
ini bisa dimasukkan sebagai bahan pasta gigi untuk mencegah gigi berlubang Namun jika
dicampur dengan sirih, mungkin efeknya berkurang.

Pasalnya, efek toksiknya dari sirih mungkin kurang bermanfaat dibandingkan bahan
alami lain.

2.Penambah Energi
Berkat efek rangsangannya, mereka yang gemar menginang mengalami
peningkatan tingkat energi dengan cepat, banyak yang mengatakan bahwa itu
membangunkan mereka dan menawarkan energi untuk melanjutkan rutinitas sehari-hari
mereka.

Jadi, mengunyah buah pinang mungkin berhasil untuk membuat seseorang terjaga dalam
waktu lama, yang sangat bermanfaat saat mengemudi di malam hari, kewaspadaan yang
meningkat serta kemampuan yang meningkat untuk menangani tugas berasal dari bahan
aktif arecoline-alkaloid bersama dengan stimulan yang kuat dari sistem saraf pusat.

10
3.Meningkatkan nafsu makan
Perlu diingat bahwa saat seseorang alami gangguan nafsu makan, maka
dikhawatirkan ia bisa mengalami kekurangan nutrisi penting dan energi yang dibutuhkan
tubuh, berbagai macam kondisi bisa sebabkan seseorang alami selera makan yang
berkurang, misalnya adalah gangguan mental dan fisik.
Dengan makan buah pinang, maka ini akan meningkatkan energi dan merangsang nafsu
makan yang baik, selain buahnya, daun pinang juga bisa digunakan obat tradisional
penambah nafsu makan.

11
4.Mencegah Anemia
Manfaat buah pinang juga telah banyak digunakan sebagai obat untuk mengatasi
anemia pada ibu hamil.
Buah pinang baik untuk mengatasi kekurangan zat besi yang parah dan kadar glukosa
darah yang rendah, penggunaan pinang bisa membantu memerangi kekurangan zat besi.

5.Pereda mulut kering


Manfaat buah pinang selanjutnya adalah mengurangi mulut kering, hal ini
dikarenakan orang yang mengunyah buah pinang cenderung menghasilkan air liur dalam
jumlah besar.
Hal ini pun dapat membantu penderita mulut kering yang disebabkan oleh kondisi
kesehatan seperti diabetes dan sindrom Sjogren.

12
6.Mengontrol diabetes
Arekolin adalah salah satu bahan kimia alami yang ada dalam buah pinang.
Biokimia khusus ini telah dianalisis untuk memiliki manfaat yang cukup besar terhadap
diabetes.
Pengujian pada hewan laboratorium menunjukkan manfaat buah pinang bisa mengontrol
kadar glukosa darah untuk jangka waktu yang cukup lama.
Namun sebaiknya jangan mengonsumsi buah pinang dengan cara dikunyah atau
menginang, ini karena mereka bisa meningkatkan risiko diabetes.

13
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Pemanfaatan buah pinang sebagai penguat gigi sangat menguntungkan karena
harga obat kimia sangat mahal dan cepat mengalami kenaikan.
2. Buah pinang memiliki manfaat yang sangat jelas sehingga cocok untuk di
manfaatkan sebagai obat.
3. Bahan kimia yang dijual mahal jika diolah menjadi obat akan menjadi lebih mahal
sehingga akan mendatangkan keuntungan berlipat bagi investornya.
4. Pemanfaatan buah pinang sangat mudah dibandingkan dengan obat kimia yang
lain, karena buah tersebut dimanfaatkan hanya dengan dikunyah

5.2 Saran
Memanfaatkan buah pinang sangatlah penting bagi budaya juga
menguntungkan bagi masyarakat karena tidak mengeluarkan biaya juga termasuk
melestarikan budaya sehingga jika kita dapat terus memanfaatkan buah tersebut
maka kita akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih banyak.

14
DAFTAR PUSTAKA
Berlina, R. 2007. Peluang Pemanfaatan Buah Pinang Untuk Pangan. Bul Palma.
33 : 99-105.
Damanik, E.S.P 2015. Rancang Bangun Alat Pengupas Buah Aren (Arenga pinnata) Semi
Mekanis.
Padang (ID) : Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Andalas
Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid V, p. 55-58. Jakarta
Harsokusoemo. 2000. Pengantar Perancangan Teknik. Jakarta :
Jendral Pendidikan Tinggi.
Hurst, Ken. 2006. Prinsip-Prinsip Perancangan Teknik. Jakarta : Erlangga.
Lubis, A.R. 2015. Rancang Bangun Alat Pengiris Ubi Kayu [Manihot utilisima (Cv
Adita-4)] Semi Mekanis Tipe Disk.
Padang (ID) : Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Andalas
Sembiring, Namaken. 1991. Sumber Tenaga Tarik di Bidang Budidaya Pertanian.
Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian. IPB.
Sihombing, Toguan. 2000. Budidaya Tanaman Pinang. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Syamsuhidayat, S.S. dan Hutapea, J.R. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia.
Balitbang Departemen Kesehatan. Vol I: 64-65.
Staples, G.W. and Bevacqua, R.F. 2006. Areca Cathechu (Betel Nut Palm).
Species Profiles For Pacific Island Agroforestry. www. Tradionaltree.org [3 Maret
2016].
Wanders, A. A. 1987. Pengukuran Energi Dalam Strategi Mekanisasi Pertanian.
: Departemen Mekanisasi Pertanian FATETA . IPB.
Yeza, P. A. 2014. Rancang Bangun Alat Pembelah Buah Pinang (Areca catechu, L.) Semi
Mekanik.
Padang (ID) : Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Andalas.

15
16

Anda mungkin juga menyukai