LINGKUNGAN
Biosaka adalah salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian
organik modern yang terbentuk sebagai bioteknologi. Biosaka bukanlah pupuk atau pestisida
melainkan elisitor yaitu senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi pada tanaman
menjadi lebih baik, memberikan sinyal positif bagi membran sel pada akar sehingga lebih energik dan
produktif. Biosaka merupakan penemuan dari seorang pemuda tani bernama Muhammad Ansar dari
Blitar, karyanya tersebut sudah tercatat di Kemenhumkam Nomor 000399067
Biosaka diambil dari 2 suku kata yaitu Bio yang artinya Hidup dan Saka singkatan dari Soko
Alam Kembali Ke Alam, sehingga Biosaka berarti Bahan aktif yang berasal dari mahluk hidup dalam
hal ini tanaman guna menyelamatkan alam dengan cara kembali ke alam.
Manfaat Ramuan Biosaka adalah memperbaiki sel-sel tanaman dan yang terpenting ramuan ini
bisa dibuat secara mandiri sehingga dapat menghemat penggunaan pupuk kimia serta meminimalisir
serangan hama dan menjadikan lahan yang subur, beberapa pengalaman menunjukkan bahwa
penggunaan Biosaka itu dapat mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia 50 hingga 90% dan
meningkatkan jumlah produksi.
1. Efektifitas kinerja yang baik. Reaksi biosaka dapat dilihat dalam waktu 24 jam setelah
aplikasi
2. Dapat digunakan pada seluruh fase tanaman, mulai dari benih sampai panen
3. Proses produksinya pun sangat cepat karena tidak menggunakan metode fermentasi yang
biasanya memakan waktu paling cepat 1 minggu
4. Cara penggunaannya mudah dan penggunaan dosis yang sangat sedikit, cukup 40 ml
dicampur 15 liter air untuk satu kali penyemprotan untuk B. Mluasan 1.000 m2, atau 400 ml
untuk 1 ha tanaman padi. “Penyemprotan dari mulai tanam sampai panen dilakukan sekitar
7 kali aplikasi
5. Dapat diterapkan pada semua komoditas, termasuk tanaman perkebunan
6. Dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50-90 persen, sehingga jauh
menghemat biaya produksi
7. Bahan baku Biosaka juga tersedia setiap saat di lingkungan petani, dimana dan kapanpun
1. Alat
a. Wadah (baskom/ember)
b. Gayung
c. Saringan
e. Botol/Jerigen
2. Bahan
a. Rumput-rumputan / daun-daunan yang sehat, sempurna, ukuran daun simetris, tidak terkena
hama/penyakit, tidak bolong-bolong, tidak jamuran, ujung daun tidak kusam dan warna daun
rata. Ambil agak ke pucuk/daun masih hijau, boleh diambil 2-4 daun dengan batangnya yang
penting tidak boleh dari daun berlendir
c. Banyaknya bahan satu genggaman tangan untuk 1 wadah dalam satu kali pembuatan , 5%
bahan dan 95% air atau sekitar 2,5 ons bahan rumput / daun dalam 5 liter air.
1. Peremasan, dimulai dengan berdoa, dilakukan dengan sabar, ikhlas, sepenuh hati dan fokus.
2. Campurkan bahan dengan air bersih sebanyak 2-5 liter dalam wadah yang sudah disiapkan
(tanpa campuran bahan apa pun)
3. Lakukan peremesan dengan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang pangkal bahan.
Sekali meremas diikuti sekali memutar/mengaduk air ke kiri. Tangan kanan bergerak
memutar air ke kiri (berlawanan arah jarum jam) sambil mengumpulkan bahan yang tercecer
sambil tetap meremas
4. Diremas sampai selesai, tidak berhenti, tidak sampai hancur batangnya, tangan tidak boleh
diangkat, tetap tangan di dalam air dan tidak berganti orang
5. Ketika meremas tidak boleh pakai blender, mesin, atau ditumbuk tetapi harus menggunakan
tangan, karena ada interaksi antara tangan dengan rumput sebagai makhluk hidup.
6. Peremasan dilakukan sampai ramuan homogen (sebenarnya hingga koheren/harmoni),
disebut homogen karena menyatu antara air dengan saripati rumput/daun. Untuk mencapai
homogen perlu waktu kisaran10-20 menit.
10. Ramuan biosaka bisa langsung diaplikasikan dan sisanya dapat disimpan. Wadah ramuan
biosaka disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
1. Dosis penyemprotan untuk padi dan jagung 40mL/tanki semprot volume 15 liter.
2. Untuk aneka kacang dan
3. Untuk padi dan jagung, aplikasi pertama pada umbi 30mL/tanki dan hortikultura
10ml/tanki.Untuk satu ha lahan cukup 3-4 tanki sprayer.umur 7-10 HST dan dilanjutkan 7 kali
semusim dengan interval penyemprotan 10-14 hari dan untuk sayuran seminggu sekali.
4. Penyemprotan dilakukan dengan nozzle kabut di atas pertanaman, minimal 1 meter di atas
tanaman, letak posisi nozzle menghadap ke atas, tidak boleh diulang-ulang
5. Waktu penyemprotan bisa pagi/siang/sore dan sebaiknya pada sore hari saat ada angin sehingga
mudah menyemprot ngabut, perhatikan cuaca dan arah menyemprot mengikuti arah angin.
6. Penyemprotan cukup dari atas galengan dengan stik diperpanjang hingga 2-3 meter
7. Aplikasi biosaka efektif bila dibuat dan diaplikasikan di lokasi hamparan insitu dari bahan
rumput/daun di sekitar. Jarak efektif aplikasi pada lahan radius maksimal 20 km dan untuk
lahan yang sudah berat/tidak sehat harus lebih dekat lagi, tidak efektif biosaka
diaplikasikan/dikirim antara wilayah karena terkait pengenalan agroekosistem