Oleh:
Tri Wahyu Yulianto
Tri Wahyu Yulianto,SE
Lahir: Payakumbuh, 25 Juli 1957
Jabatan:
1. Kepala Bagian SDM
2. Kepala Unit Pengendalian Gratifikasi Tahun 2014-2017
3. Kepala Unit Pengendalian Gratifikasi Tahun 2018-sekarang
• PERTANYAANNYA:
❑ MENGAPA PERSOALAN GRATIFIKASI PERLU DIATUR ?
❑ APA MAKNA HARFIYAH DAN TERMINOLOGINYA
❑ APA DASAR HUKUMNYA
❑ APAKAH GRATIFIKASI BERKONOTASI HUKUM
3
❑ MENGAPA PERSOALAN GRATIFIKASI
PERLU DIATUR ?
Gratifikasi adalah
6
DASAR HUKUM
• Undang – undang nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
• Undang – Undang nomor 31 tahun 1999 yang telah diamandemen
berdasarkan Undang – Undang nomor 20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
• Undang – Undang nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
• UU No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
• Peraturan Pemerintah No.53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil
• Peraturan Presiden No.55 tahun 2012, tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012 –
2025
• Instruksi Presiden No.5 tahun 2004, tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi 7
Lanjutan Landasan Hukum
• Peraturan Menteri Kesehatan RI
nomor 14 Tahun 2014 tentang
Pengendalian Gratifikasi di
Lingkungan Kementerian Kesehatan.
10
Pengertian Pasal 12 B – UU No.31/1999
Gratifikasi ➔ → jo UU No.20/2001
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan
jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya,
dengan ketentuan sebagai berikut :
• Nilai Rp. 10.000.000 atau lebih ➔ pembuktian bahwa suap dilakukan
oleh penerima
• Nilai kurang Rp. 10.000.000, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut
bukan suap dilakukan oleh penuntut umum
TIDAK berlaku bila ➔ bila lapor ke KPK dalam waktu 30 hari kerja
11
Pengertian Pasal 12 B – UU No.31/1999
Gratifikasi ➔ → jo UU No.20/2001
12
KATEGORI GRATIFIKASI
SPONSORSHIP
MENURUT KEPMENKES No. Gratifikasi
HK.02.02/MENKES/306/2014
TENTANG: PETUNJUK TEKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Tidak
Dianggap
GRATIFIKASI Dianggap
Suap
Suap
Tidak
SPONSORSHIP Terkait
Terkait
Kedinasan
Kedinasan
TIDAK
DIANGGAP SUAP DIANGGAP SUAP
(Apabila diberikan (Apabila mekanisme
kepada individu) pengelolaan melalui
institusi) 13
GRATIFIKASI DIANGGAP SUAP
14
Gratifikasi Yang
Tidak Dianggap Suap
Musibah/Bencana
Pasal 3
(1) Sponsorship dapat diberikan kepada Tenaga Kesehatan.
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan
huruf c, Sponsorship dapat diberikan berupa uang atau setara uang untuk honor
bagi pembicara dan/atau moderator.
(3) Setara uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b antara lain cek,
giro, atau billyet
17
Pasal 5
(1) Sponsorship oleh perusahaan/industri farmasi, alat
kesehatan, alat laboratorium kesehatan dan/atau
perusahaan/industri lainnya harus dilakukan secara
terbuka dan tidak boleh ada konflik kepentingan.
18
Pasal 6
20
PASAL 6 Ayat (3)PENEMPELAN DATA
PENERIMA SPONSORSHIP
21
Lanjutan Pasal 8 Ayat (3)
(3) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai
narasumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam bentuk:
• a. registrasi/pendaftaran;
• b. tiket perjalanan;
• c. akomodasi; dan/atau
• d. honor pembicara.
22
Lanjutan Pasal 8 ayat (4)
(4) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai
moderator sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam bentuk:
• a. registrasi/pendaftaran;
• b. tiket perjalanan; c.
• akomodasi; dan/atau
• d. honor moderator.
23
Lanjutan Pasal 8 ayat (5)
(5) Besaran Sponsorship yang diterima oleh
Tenaga Kesehatan sebagai peserta, narasumber
atau moderator sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), ayat (3) dan ayat (4) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan atau unit cost
yang berlaku pada asosiasi/perusahaan pemberi
Sponsorship.
24
Pasal 7
25
Suratdari sponsor ke rsup dr sardjito
26
Laporan kegiatan KSM Bedah Mulut
27
LAPORAN SPONSHORSHIP
• Tahun 2017 : 386
• Tahun 2018 : 444
Telah diaudit pada bulan November Tahun 2018, data
penerima sponsorship yang belum melaporkan sebanyak 30
orang
29
Pasal 10
(1) Institusi baik sebagai penyelenggara
maupun bukan sebagai penyelenggara,
Organisasi Profesi, organisasi fasilitas
pelayanan kesehatan, dan Tenaga
Kesehatan praktik perorangan yang
menerima Sponsorship dan
perusahaan/industri farmasi, alat
kesehatan, alat laboratorium
kesehatan dan/atau
perusahaan/industri lainnya pemberi
Sponsorship harus lapor.
32
Pasal 12
33
LANGKAH-LANGKAH
ANTISIPASI
34
TERIMA KASIH
35