Disusun Oleh :
2023
SOAL
1. Bagaimana mengantisipasi pemberian gratifikasi yang berunsur suap? Menolak dengan cara
bagaimana
2. Kegiatan yang berpontensi terjadinya gratifikasi yg berunsur suap seperti apa?
Jawaban :
Dasar Hukum
Undang – undang nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Undang – Undang nomor 31 tahun 1999 yang telah diamandemen berdasarkan Undang –
Undang nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Undang – Undang nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi
di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor HK.02.02/MENKES/306/2014 tentang Petunjuk
Teknis Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
Cara Mengantisipasi Pemberian Gratifikasi Yang Berunsur Suap
Pemasangan Banner/Tulisan Himbauan Anti Gratifikasi untuk Satuan Kerja di Lingkungan RS.Contoh :"Terima
Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi dan Penanda tanganan komitmen anti gratifikasi dan Rekanan bersama Itjen
Sosialisasi melalui komputer billing di lingkungan
Pengesahan Juknis Pengendalian Gratifikasi oleh Direktur Utama
Mapping data peningkatan kompetensi dokter, contoh : PIT.
Rapat Rutin Tim Pengendali Gratifikasi
Pendampingan rs menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
Pekan Anti Korupsi dan Gratifikasi di rs
Penyusunan Laporan Kegiatan Tim Pengendalian Gratifikasi RS
Cara menolak Gratifikas
Apabila ditawarkan/diberikan Gratifikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Pedoman ini, wajib MELAKUKAN PENOLAKAN dengan cara yang santun terhadap
tawaran/pemberian dimaksud, dengan memberikan penjelasan terhadap kebijakan dan aturan ini
kepada pihak pemberi dan WAJIB MELAPORKAN PENOLAKAN atas Gratifikasi tersebut,
kepada Unit Pengendalian Gratifikasi Perusahaan atau Unit Pengendali Gratifikasi Komisi
Pemberantasan Korupsi.
Insan NINDYA yang bersangkutan juga dapat meminta kepada Unit Pengendali Gratifikasi untuk
membantu menjelaskan mengenai Pedoman ini sebagai bentuk sosialisasi kepada pihak yang
menawarkan/memberikan Gratifikasi.
Suatu Gratifikasi akan berubah menjadi tindak pidana Suap/Gratifikasi Ilegal apabila memenuhi
unsur-unsur sebagai berikut:
b. Gratifikasi tersebut tidak dilaporkan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja kepada
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak tanggal penerimaan Gratifikasi. Beberapa jenis
Gratifikasi akan berubah menjadi tindak pidana suap apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Uang atau setara uang yang diberikan kepada Insan NINDYA sebagai ucapan terima kasih dari
pihak lain, sehubungan dengan telah terpilihnya atau telah selesainya suatu pekerjaan atau kegiatan
lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas dan jabatan Insan NINDYA yang bersangkutan.
b. Pemberian tidak resmi dalam bentuk uang atau setara uang sebagai tanda terima kasih yang
diterima Insan NINDYA dari pihak lain terkait dengan proses pemeriksaan kelayakan pekerjaan
atau proses persetujuan atau pemantauan atas pekerjaan pihak lain tersebut.
c. Pemberian dalam bentuk apapun dari pihak lain sehubungan dengan kenaikan dan jabatan baru
Insan NINDYA yang biasanya dilakukan sebagai tanda perkenalan.
d. Pinjaman dari Bank atau Lembaga Keuangan lainnya yang diterima karena hubungan pribadi,
jabatan dan kewenangan dari Insan NINDYA yang bersangkutan dan tidak berlaku bagi
masyarakat umum.
e. Kesempatan atau keuntungan termasuk jumlah/prosentase bunga khusus atau diskon komersial
yang diterima Insan NINDYA karena hubungan pribadi atau jabatan dan tidak berlaku bagi
masyarakat umum.
f. Makanan, minuman dan hiburan yang diberikan secara khusus, dikarenakan jabatan atau
kewenangan Insan NINDYA yang bersangkutan, yang dilakukan di luar dan tidak berhubungan
dengan tugas kedinasan.
g. Pemberian fasilitas transportasi, akomodasi, uang atau setara uang sehubungan dengan
pelaksanaan tugas dan kewajiban Insan NINDYA yang bersangkutan di Perusahaan pihak lain,
yang dilakukan berdasarkan pada penunjukkan langsung atau undangan dari pihak lain
h. Pemberian hiburan, paket wisata, voucher, yang dilakukan terkait dengan pelaksanaan tugas dan
kewajiban Insan NINDYA di Perusahaan pihak lain, yang tidak relevan atau tidak ada
hubungannya dengan maksud penugasan Insan NINDYA tersebut.
i. Jamuan makan, akomodasi dan fasilitas lainnya yang diberikan kepada Insan NINDYA oleh
pihak lain pada saat melakukan pemeriksaan kerja pihak lain oleh tim yang ditugaskan oleh PT
NINDYA KARYA (Persero).
j. Akomodasi, fasilitas, perlengkapan dan/atau voucher termasuk dan namun tidak terbatas pada
tiket pesawat, voucher hotel, olahraga, voucher hiburan yang dilakukan terkait dengan pelaksanaan
tugas dan kewajiban Insan NINDYA di Perusahaan pihak lain yang tidak relevan/tidak
berhubungan dengan maksud penugasan Insan NINDYA tersebut.
k. Pemberian fasilitas biaya pengobatan gratis pada saat Insan NINDYA yang bersangkutan
berobat ke salah satu rumah sakit yang oleh pihak lain yang dilakukan pada saat pelaksanaan tugas
dan kewajiban penugasannya.
l. Pemberian kepada Insan NINDYA, sehubungan dengan suatu perayaan, termasuk namun tidak
terbatas pada perayaan ulang tahun, pernikahan, kelulusan, khitanan dan lainnya, yang diberikan
oleh Pihak lain, dengan nilai materiilnya dalam mata uang Rupiah melebihi Rp 1.000.000,- (Satu
Juta Rupiah). Pemberian fasilitas berupa jasa boga/catering dari pihak lain pada saat Insan
NINDYA yang bersangkutan menggelar perayaan, termasuk namun tidak terbatas pada perayaan
pernikahan, ulang tahun dan kelulusan, khitanan dan lainnyan. Pemberian bingkisan/Parsel dalam
bentuk apapun kepada Insan NINDYA dari pihak lain sehubungan dengan perayaan hari raya
keagamaan. Setiap Gratifikasi yang menurut Pedoman ini dianggap sebagai SUAP harus
DITOLAK, kecuali jika situasi pada saat itu tidak memungkinkan bagi Insan NINDYA yang
bersangkutan untuk menolaknya. Yang termasuk dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk
menolak adalah sebagai
berikut:
a. Jika Insan NINDYA tersebut tidak mengetahui pelaksanaan pemberiannya, waktu dan lokasi
diberikannya Gratifikasi, serta tidak mengetahui identitas dan alamat pemberi.
b. Jika menurut pertimbangan logika yang wajar pada umumnya, tindakan penolakan dapat
menyebabkan terganggunya hubungan baik antara PT NINDYA KARYA (Persero) dengan
pemberi, dimana pemberian tersebut bukan dalam bentuk uang dan/atau setara uang dan/atau surat
berharga yang nilainya tidak melebihi Rp 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah), dari masing-masing
pemberi.