Anda di halaman 1dari 125

PENGENDALIAN GRATIFIKASI

DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

UPG RSUP DR SARDJITO

Yogyakarta , Oktober 2020



• DALAM LINGKUNGAN PELAYANAN KESEHATAN AKHIR-AKHIR INI
GRATIFIKASI MENJADI IYANG SANGAT POPULER

• PERTANYAANNYA:
 MENGAPA PERSOALAN GRATIFIKASI PERLU DIATUR ?
 APA MAKNA HARFIYAH DAN TERMINOLOGINYA
 APA DASAR HUKUMNYA
 APAKAH GRATIFIKASI BERKONOTASI HUKUM
 PENGENDALIAN GRATIFIKASI
 LANGKAH LANGKAH ANTISPASI
 MENGAPA PERSOALAN GRATIFIKASI
PERLU DIATUR ?

Gratifikasi adalah

Pemberian dalam arti luas

Penjelasan Pasal 12 B UU No.31/1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001


• KATA GRATIFIKASI DI INDONESIA BARU DIKENAL SEJAK
DIUNDANGKANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 20
TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-
UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI.
• PASAL 12B DAN 12C MEMPERKENALKAN KATA
GRATITIKASI DENGAN MENGATURNYA MENJADI DELIK
ATAU TINDAK PIDANA GRATIFIKASI.
• PASAL TERSEBUT MENGATUR PERBUATAN PIDANA DAN
ANCAMAN PIDANA BAGI SETIAP PEGAWAI
NEGERI/PENYELENGGARA NEGARA YANG MENERIMA
SEGALA BENTUK PEMBERIAN YANG TIDAK SAH DALAM
DAN KETIKA MELAKSANAKAN TUGASNYA.
• APA MAKNA HARFIYAH DAN TERMINOLOGINYA
UU No. 20 Th 2001 Pasal 12B ayat (1)
Gratifikasi diartikan sebagai pemberian dalam arti
luas, yakni meliputi pemberian uang, barang,
rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga,
tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut dapat
diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan
yang di lakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik.
PENGERTIAN KORUPSI
Menurut UU No 31 Tahun 1999 Jo.UU
No 20 Tahun 2001
• Pasal 2 (1)
• Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara, atau perekonomian negara, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 tahun,
denda paling sedikit Rp200.000.000,- dan paling
banyak Rp1.000.000.000,-
DASAR HUKUM

• Undang – undang nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara


Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme.
• Undang – Undang nomor 31 tahun 1999 yang telah
diamandemen berdasarkan Undang – Undang nomor 20 tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
• Undang – Undang nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
• UU No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
• Peraturan Pemerintah No.53 tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil
• Peraturan Presiden No.55 tahun 2012, tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang
Tahun 2012 – 2025
• Instruksi Presiden No.5 tahun 2004, tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi
Lanjutan Landasan Hukum

• Peraturan Menteri Kesehatan RI


nomor 14 Tahun 2014 tentang
Pengendalian Gratifikasi di
Lingkungan Kementerian
Kesehatan.

• Keputusan Menteri Kesehatan RI


nomor
HK.02.02/MENKES/306/2014
tentang Petunjuk Teknis
Pengendalian Gratifikasi di
Lingkungan Kementerian
Kesehatan.

• Per Men Kes 58 tahun 2016 tentang


Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan
Peraturan Pemerintah
No 43 Tahun 2018
PERMENKES NO 14 TAHUN 2014 TTG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Dalam PerMenKes No. 14 Gratifikasi dibagi :


• Gratifikasi yang Tidak Dianggap Suap
• Gratifikasi yang Dianggap Suap, meliputi penerimaan
namun tidak terbatas pada :
a. Marketing fee atau imbalan yang bersifat transaksional
yang terkait dengan pemasaran suatu produk
b. Cashback yang diterima instansi yang digunakan untuk
kepentingan pribadi
c. Gratifikasi yang terkait dengan pengadaan barang dan
jasa, pelayanan publik, atau proses lainnya
d. Sponsorship yang terkait dengan pemasaran atau
penelitian suatu produk
PENGERTIAN GRATIFIKASI
Gratifikasi Pemberian uang, barang,
Gratifikasi rabat (discount), komisi pinjaman
Pasal 1 Permenkes tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
No.14/2014 penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya baik yang diterima di dalam
negeri maupun di luar negeri dan
yang dilakukan dengan menggunakan
sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik yang berhubungan dengan
jabatan atau kewenangan

11
Pengertian  Pasal 12 B – UU No.31/1999
Gratifikasi  jo UU No.20/2001

 Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau


penyelenggara negara dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan
berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya,
dengan ketentuan sebagai berikut :
– Nilai Rp. 10.000.000 atau lebih  pembuktian bahwa suap
dilakukan oleh penerima
– Nilai kurang Rp. 10.000.000, pembuktian bahwa gratifikasi
tersebut bukan suap dilakukan oleh penuntut umum

TIDAK berlaku bila  bila lapor ke KPK dalam waktu 30


hari kerja
12
Lanjutan..
 Pasal 12 B – UU No.31/1999
Pengertian  jo UU No.20/2001
Gratifikasi

 Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara


negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
adalah pidana seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit
Rp200.000.000,- dan paling banyak
Rp1.000.000.000,-.

13
Diagnosa
Gratifikasi
KATEGORI GRATIFIKASI

SPONSORSHIP
MENURUT KEPMENKES No.
HK.02.02/MENKES/306/2014 Gratifikasi
TENTANG: PETUNJUK TEKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI

GRATIFIKASI
Tidak
Dianggap
Dianggap
Suap
Suap
SPONSORSHIP

TIDAK Tidak
DIANGGAP SUAP DIANGGAP SUAP Terkait
(Apabila mekanisme Terkait
(Apabila diberikan kepada Kedinasan
individu) pengelolaan melalui Kedinasan
institusi)
GRATIFIKASI DIANGGAP SUAP
Meliputi penerimaan namun tidak terbatas pada:
1. Marketing fee atau imbalan terkait pemasaran
produk;
2. Cash back yang diterima instansi digunakan untuk
kepentingan pribadi ;
3. Gratifikasi terkait pengadaan barang/jasa, pelayanan
publik atau proses lainnya;
4. Sponsorship terkait pemasaran atau penelitian suatu
produk. ( tanpa lewat Institusi / lansung kepada
penerima )

16
Gratifikasi Yang Tidak Dianggap Suap

Musibah/Bencana

Jamuan Yg Berlaku Umum


Plakat, Seminar Kits
7 KLASIFIKASI KORUPSI UU No. 31 tahun 1999
UU No. 20 tahun 2001
Kerugian
Keuangan Negara

Konflik kepentingan
dalam pengadaan
Suap

Perbuatan Curang
Gratifikasi

Pemerasan
Penggelapan dalam
Jabatan
KATEGORI KORUPSI
Corruption by need Material Corruption
(kebutuhan)
Penyelewengan yang bersifat materi/uang

State Capture Corupption


Korupsi Berdasarkan
Political Corupption, penyelewangan dalam
Motif Perbuatan
bentuk manipulasi suara dalam pemilu,
komersialisasi jabatan, keputusan, dsb

Intellectual Corupption
Corruption by
greed (serakah Penyelewengan yang muncul dalam bentuk
rakus)
manipulasi informasi atau ilmu
pengetahuan
KARAKTER DAN INTEGRITAS
ANTI KORUPSI

9
Nilai
BAGIAN
INTI Antikorupsi/Integritas
KEJUJURAN
KEADILAN yang dikembangkan KPK
BAGIAN
SIKAP KEPEDULIAN
KEDISIPLINAN
TANGGUNG JAWAB Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
KEMANDIRIAN memberikan definisi “integritas” sebagai
KERJA KERAS sebuah kesatuan dan keselarasan akan
pikiran, sikap dan perilaku terhadap nilai-
SEDERHANA
BAGIAN nilai tertentu dalam tingkat individu yang
KEBERANIAN ETOS dilakukan dengan penuh komitmen
secara konsisten.
INTEGRITAS ORGANISASI

Integritas = akuntabilitas + kompetensi + etika - korupsi


BAGAIMANA STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI ?

1) Penindakan Represif
Agar
berjalan
2) Perbaikan Sistem efektif,
ketiganya
harus
3) Pendidikan (edukasi)
dilakukan
dan Kampanye
bersamaan
INTEGRITAS KEPEMIMPINAN

“Jangan Takut Berjalan diJalan Yang Benar”

Abraham Samad
(Ketua KPK Periode 2011-2015)
KAMPUS CILANDAK BBPK JAKARTA
JAKARTA 07 MEI 2019
KESEDERHANAAN
“Bertemanlah dengan semua orang, tapi bergaullah dengan
orang yang berintegritas dan mempunyai nilai hidup yang
benar”.

“karena pergaulan akan mempengaruhi”cara hidup dan masa


depan kita”
INTEGRITAS INDIVIDU
• Dengan memahami pengertian dari nilai-nilai
budaya Anti Korupsi & Integritas diatas maka
dapat diterjemahkan Integritas Individu ke
dalam tiga tindakan kunci :
• Pertama : Kejujuran, yaitu melakukan
perbuatan atau pekerjaan secara jujur dan
benar.
• Kedua : Komitmen, yaitu melakukan atau Mulyadi (31 thn) diberikan
berbuat sesuai dengan yang telah dijanjikan penghargaan KPK krn
atau disepakati mengembalikan tas berisi
uang senilai Rp 100 juta di
• Ketiga: Konsisten, yaitu berperilaku sesuai
toilet lantai Mall GF
dengan nilai, sikap, ucapan dan perbuatan.
PENGERTIAN ZI,
WBK/WBBM.
Zi
Zona Integritas (ZI) adalah
sebutan atau predikat yang
diberikan kepada K/L dan Pemda
yang pimpinan dan jajarannya
mempunyai niat (komitmen)
untuk mewujudkan WBK/WBBM
melalui upaya pencegahan
korupsi, reformasi birokrasi dan
peningkatan kualitas pelayanan
publik.
WRS.IRVEST_KES.11.2012 29
WBK DAN
WBBM

Wilayah Bebas dari Korupsi


(WBK) adalah sebutan atau predikat yang
diberikan kepada suatu unit kerja yang
memenuhi syarat indikator hasil WBK dan
memperoleh hasil penilaian indikator proses
di atas 75 pada ZI yang telah memperoleh
opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari
BPK atas laporan keuangannya.

Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) adalah


sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu unit
kerja yang memenuhi syarat indikator hasil WBBM dan
memperoleh hasil penilaian indikator proses di atas 75
pada ZI yang telah memperoleh opini Wajar Dengan
Pengecualian
WRS.IRVEST_KES.11.2012 30
ZI MENUJU WBK/WBBM
TAHAPAN PEMBANGUNAN
ZI MENUJU WBK WBBM Zi
TAHAP TAHAP TAHAP 9 DESEMBER – HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA
PENCANANGAN PEMBANGUNAN PENILAIAN
Diusulkan oleh
Pimp. K/L/P
Fasilitasi/dorongan
(maks. 2 unit)
Penandatanganan dari UPI dan UPbI Reviu TPN
Pakta Integritas Tidak lulus
Tidak lulus

Penca- Proses Penilaian SATKER


pembangunan Usulan Penilaian WBBM
Nangan WBK TPI WBK TPN
ZI
Lulus < 30 agst. Lulus

20 PROGRAM Penetapan Penetapan oleh


SEREMONIAL KEGIATAN WBK oleh Menteri PAN dan RB
•Indikator proses Kemenkes •Indikator proses
•Indikator hasil •Indikator hasil
WDP – BPK WDP – BPK
SAKIP C- MENPAN SAKIP C- MENPAN

Catatan :
Penetapan WBK/WBBM berlaku satu tahun, dan dpt dicabut apabila terbukti ada hal-hal yg menggugurkan indikator.
WRS.IRVEST_KES.11.2012 31
PENGERTIAN (PERMENPAN 52 TH 2014)
Zona Integritas Predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang
pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk
ZI mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi,
khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan
peningkatan kualitas pelayanan publik.
Wilayah Bebas dari Predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang
Korupsi memenuhi sebagian besar:
1.Manajemen Perubahan,
WBK 2.Penataan Tatalaksana,
3.Penataan Sistem Manajemen SDM,
4.Penguatan Pengawasan, dan
5.Penguatan Akuntabilitas Kinerja.
Wilayah Birokrasi Predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang
Bersih dan Melayani memenuhi sebagian besar indikator Menuju WBK +
indikator Penguatan Kualitas Pelayanan Publik .
WBBM
PERAN UPI, UPbI, TPI
DI DALAM PEMBANGUNAN WBK
(Permen PAN dan RB 60/2012)
Zi
UPI Unit Penggerak Integritas (UPI) adalah unit kerja yang ditugasi untuk

/
memberikan dorongan dan dukungan administratif dan teknis kepada
unit kerja dalam melaksanakan kegiatan pencegahan korupsi. Tugas
UPI secara ex-officio dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern

SPI
Pemerintah (APIP) pada masing-masing K/L dan Pemda.

Unit Pembangun Integritas (UPbI) untuk mendorong


terwujudnya WBK/WBBM pada masing-masing instansi ( TIM
UPbI UPG ). Unsur-unsur UPbI terdiri dari Sekretariat dan unit
kerja/satuan kerja di luar APIP. UPbI dan UPI bekerja sama
untuk mempercepat pembangunan Zona Integritas. (

WRS.IRVEST_KES.11.2012 33
MEMBANGUN 20 INDIKATOR PROSES
NO UNSUR INDIKATOR PROSES BOBOT (%)
1 Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas 5
2 Pemenuhan Kewajiban LHKPN 6
3 Pemenuhan Akuntabilitas kinerja 6
4 Pemenuhan Kewajiban Laporan keuangan 5
5 Penerapan Kebijakan Disiplin PNS *) 5
6 Penerapan Kode Etik Khusus 4
7 Penerapan Kebijakan Pelayanan Publik *) 6
8 Penerapan whistle blower system Tindak Pidana Korupsi 6
9 Pengendalian gratifikasi 6
10 Penanganan benturan kepentingan (conflict of interest) 6
11 Kegiatan Pendidikan/ Pembinaan & Promosi Anti Korupsi 6
12 Pelaksanaan saran perbaikan yg diberikan o/ BPK/KPK/APIP 5
13 Kebijakan pembinaan purna tugas *) 4
14 Pelaporan transaksi keuangan yang tidak wajar oleh PPATK 6
15 Promosi jabatan secara terbuka *) 3
16 Rekruitment secara terbuka 3
17 Mekanisme pengaduan masyarakat 6
18 E-Procurement 6
19 Pengukuran kinerja individu 3
20 Keterbukaan informasi publik 3
WRS.IRVEST_KES.11.2012 34
100 %
PEMENUHAN 8 INDIKATOR HASIL (BERSIFAT MUTLAK)

NO INDIKATOR NILAI CARA MENGHITUNG Hasil


survei
1 Nilai Integritas (Indeks) Minimal 7,0 Berdasarkan Hasil Survei KPK

2 Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik Minimal Berdasarkan Permenpaan dan RB No.38/2012
550
3 Persentase Kerugian Negara(KN) yang 0% Nilai KN yang diselesaikan dibagi nilai KN yang
belum diselesaikan ditemukan - dalam 2 tahun terakhir
4 Persentase Maksimum Temuan In-Efektif 3% Nilai temuan in-efektif dibagi dengan anggaran
(% anggaran) unit kerja - dalam 2 tahun terakhir
5 Persentase Maksimal Temuan In-efisien (% 5% Nilai temuan in-efisien dibagi dengan anggaran
anggaran) unit kerja - dalam 2 tahun terakhir
6 Persentase maksimal jumlah pegawai 1% Jumlah pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin
yang dijatuhi hukuman disiplin karena dibagi dengan jumlah seluruh pegawai yang ada
penyalahgunaan keuangan di dalam unit kerja
7 Persentase Pengaduan Masyarakat Yang 5% Jumlah pengaduan masyarakat yang belum
Belum Ditindaklanjuti diselesaikan dibagi dengan jumlah pengaduan
masyarakat yang masuk ke unit kerja
8 Persentase Pegawai Yang Melakukan 0% Jumlah pegawai yang dijatuhi hukuman karena
tindak Pidana Korupsi KKN dibagi dengan jumlah seluruh pegawai yang
ada di dalam unit kerja
WRS.IRVEST_KES.11.2012 35
KOMPONEN YANG HARUS DIBANGUN
PADA SATUAN KERJA TERPILIH
PENGUNGKIT (60%) HASIL (40%)

Peningkatan
Pelayanan Publik

Pemerintah yang
Bersih dan Bebas
KKN

PERBAIKAN DAN PEMBELAJARAN


KOMPONEN PENGUNGKIT & INDIKATOR HASIL

KOMPONEN INDIKATOR HASIL


N0 BOBOT NO BOBOT
PENGUNGKIT (60%) (40%)
1. Manajemen 5% 1. Terwujudnya 20%
Perubahan Pemerintahan yang
2. Penataan 5% Bersih dan Bebas
Tatalaksana KKN
3. Penataan Sistem 15% 2. Terwujudnya 20%
Manajemen SDM Peningkatan
Kualitas Pelayanan
4. Penguatan 10% Publik kepada
Akuntabilitas Kinerja Masyarakat
5. Penguatan 15%
Pengawasan
6. Penguatan Kualitas 10%
Pelayanan Publik
INDIKATOR KOMPONEN PENGUNGKIT
KOMPONEN
NO INDIKATOR
PENGUNGKIT
I. MANAJEMEN PERUBAHAN 1.Penyusunan Tim Kerja
2.Dokumen Rencana Pembangunan Zona
Integritas menuju WBK/WBBM
3.Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Zona
Integritas menuju WBK/WBBM
4.Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja
II. PENATAAN TATALAKSANA 1.Prosedur Operasional Tetap Kegiatan Utama;
2.E-Office
3.Keterbukaan Informasi Publik
III. PENATAAN SISTEM 1.Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai
MANAJEMEN SDM dengan Kebutuhan Organisasi
2.Pola Mutasi Internal
3.Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi
4.Penetapan Kinerja Individu
5.Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/ Kode
Perilaku Pegawai
6.Sistem Informasi Kepegawaian
INDIKATOR KOMPONEN PENGUNGKIT
KOMPONEN
NO INDIKATOR
PENGUNGKIT
IV. PENGUATAN 1.Keterlibatan Pimpinan
AKUNTABILITAS 2.Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja
V. PENGUATAN PENGAWASAN 1.Pengendalian Gratifikasi
2.Penerapan Sistem Pengawasan Internal
Pemerintah (SPIP)
3.Pengaduan Masyarakat
4.Whistle Blowing System
5.Penanganan Benturan Kepentingan
VI. PENINGKATAN KUALITAS 1.Standar Pelayanan
PELAYANAN PUBLIK 2.Budaya Pelayanan Prima
3.Penilaian Kepuasan Terhadap Pelayanan
Hasil Penilaian WBK oleh TIM PENILAI INTERN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI

• Skor  81,6
• Sertifikat WBK :
Dari Kemnekes
SERTIFIKAT WBK INTERNAL KEMENKES
Pelaporan Whistle Blowing
System Melalui Website RS

WBS
Digitalisasi
di RSUP Dr. Sardjito

Informasi
ketersediaan
tempat tidur
secara online
yang dapat
dilihat melalui
website
KEMUDAHAN
PELAYANAN
Pendaftaran Online

Cetak mandiri Surat Eligibilitas


Fasilitas reservasi online bagi masyarakat
Peserta BPJS (SEP) di mesin APM
yang ingin mendapatkan pelayanan di RSUP
Dr Sardjito
KEMUDAHAN PELAYANAN

Layanan pasien tanpa antri Kerjasama dengan taksi/ojek online untuk


melalui kerjasama dgn aplikasi antar jemput pasien dan layanan antar
Halo Doc obat
Implementasi Per Men Kes 58 tahun 2016
tentang Sponsorship bagi Tenaga
Kesehatan
di RSUP DR SARJITO
Pasal 2
Pengaturan Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan dalam Peraturan Menteri ini
bertujuan untuk mendukung peningkatan pengetahuan dan/atau
keterampilan serta pengembangan profesi Tenaga Kesehatan.

Pasal 3
(1) Sponsorship dapat diberikan kepada Tenaga Kesehatan.

(2) Selain kepada Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sponsorship juga dapat diberikan kepada Institusi, organisasi fasilitas
pelayanan kesehatan dan/atau Organisasi Profesi sebagai penyelenggara
.
Pasal 4
(1) Sponshorship yang diberikan kepada Tenaga Kesehatan
harus memenuhi prinsip:
a. tidak mempengaruhi independensi dalam pemberian
pelayanan kesehatan;
b. tidak dalam bentuk uang atau setara uang;
c. tidak diberikan secara langsung kepada individu;
d. sesuai dengan bidang keahlian;
e. diberikan secara terbuka; dan
f. dikelola secara akuntabel dan transparan.
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dan huruf c, Sponsorship dapat diberikan
berupa uang atau setara uang untuk honor bagi pembicara
dan/atau moderator.
(3) Setara uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
antara lain cek, giro, atau billyet
• Pasal 5
• (1) Sponsorship oleh perusahaan/industri farmasi, alat
kesehatan, alat laboratorium kesehatan dan/atau
perusahaan/industri lainnya harus dilakukan secara
terbuka dan tidak boleh ada konflik kepentingan.

• (2) Sponsorship yang dilakukan secara terbuka dan


tidak ada konflik kepentingan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dimaksudkan agar tidak mempengaruhi
independensi seperti penulisan resep, anjuran
penggunaan barang atau terkait produk Sponsorship
Pasal 6
(1) Sponsorship sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diberikan
kepada Tenaga Kesehatan dengan status: a. Pegawai ASN; atau b.
nonpegawai ASN/pegawai swasta.
(2) Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan melalui Institusi.

(3) Institusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib


mengumumkan secara terbuka dan berkala terhadap Tenaga
Kesehatan yang menerima Sponsorship, paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun.

(4) Selain Tenaga Kesehatan dengan status sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) Sponsorship dapat diberikan kepada Tenaga Kesehatan
praktik perorangan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengendalian
Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan

Menurut Permenkes 14/2014, Sponsorship yang diterima Instansi bukanlah Suap

Salah satu gratifikasi yang tidak dianggap suap terkait


kedinasan adalah “sponsorship yang diberikan kepada instansi
terkait dengan pengembangan institusi, perayaan tertentu
yang dimanfaatkan secara transparan dan akuntabel” (Pasal 6)
.
PASAL 6 Ayat (3)PENEMPELAN DATA
PENERIMA SPONSORSHIP
Lanjutan Pasal 8 Ayat (3)

(3)Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai


narasumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam bentuk:
• a. registrasi/pendaftaran;
• b. tiket perjalanan;
• c. akomodasi; dan/atau
• d. honor pembicara.
Lanjutan Pasal 8 ayat (4)

(4) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai


moderator sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam bentuk:
• a. registrasi/pendaftaran;
• b. tiket perjalanan; c.
• akomodasi; dan/atau
• d. honor moderator.
Lanjutan Pasal 8 ayat ( 5 )

• (5) Besaran Sponsorship yang diterima oleh


Tenaga Kesehatan sebagai peserta, narasumber
atau moderator sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
atau unit cost yang berlaku pada
asosiasi/perusahaan pemberi Sponsorship.
• Pasal 7
• (1) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. penugasan dari pimpinan , dan
b. sesuai dengan bidang keahliannya.

• (2) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan


praktik perorangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (4) harus sesuai dengan
bidang keahliannya.
ALUR KERJASAMA DENGAN PERUSAHAAN FARMASI
MENGENAI
SUPPORT ILMIAH HCP RS SARDJITO

KSM Mengajukan SDM yang akan ikut


Tim Pengendali Gratifikasi mengkaji kegiatan sesuai dengan proposal
ulang proposal Permohonan Support Ilmiah dari Sponsor yg
ke Direktur Rumah Sakit

Proposal masuk ke Direktur SDM

HCP (Healt Care Profesional) RSUP Dr Sardjito meberikan jawaban


(Dokter, Perawat, Apoteker) ( ( Direktur SDM )
TAHAP 1
ALUR PROPOSAL RTD DENGAN SPEAKER
DOKTER DARI RS. SARDJITO

Perusahaan Farmasi mengajukan proposal/Surat permohonan pengajuan kegiatan RTD kepada


Rumah Sakit yang berisi:
- Topik Acara -Tujuan Acara
- Tanggal
- Meminta Rumah Sakit untuk menunjuk HCP (Healt Care Profesional)
yang akan menjadi pembicara

Rumah Sakit mengirimkan surat kepada KSM untuk


Rumah Sakit mengkaji ulang merekomendasikan HCP yang akan menjadi pembicara
mengenai tujuan acara sesuai dengan topik acara dan kompetensi HCP

KSM menunjuk HCP yang akan


menjadi pembicara

Rumah Sakit memberi jawaban


TAHAP 1 kepada pihak perusahaan farmasi
Suratdari sponsor ke RSUP DR SARDJITO
Laporan kegiatan KSM Bedah Mulut
Laporan kegiatan KSM Bedah Mulut
LAPORAN SPONSHORSHIP
• Tahun 2017 : 386

• Tahun 2018 : 444

Telah diaudit pada bulan November Tahun 2018, data penerima sponsorship
yang belum melaporkan sebanyak 30 orang

• Tahun 2019 : 454 ( belum diperiksa KPK )

Data penerima sponsorship tahun 2017-2019 sebanyak 1284 orang

• Rata per orang Antara


Rp 8.000.000 sd Rp. 10.000.000,-

*1284x10.000.000=12.840.000.000,-
*454 x10.000.000 = 4.540.000.000,-
Pasal 10
• (1) Institusi baik sebagai penyelenggara
maupun bukan sebagai penyelenggara,
Organisasi Profesi, organisasi fasilitas
pelayanan kesehatan, dan Tenaga
Kesehatan praktik perorangan yang
menerima Sponsorship dan
perusahaan/industri farmasi, alat
kesehatan, alat laboratorium kesehatan
dan/atau perusahaan/industri lainnya
pemberi Sponsorship harus lapor.
• (2) Laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan kepada
Komisi Pemberantasan Korupsi paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
setelah menerima Sponsorship.
Pasal 11
Institusi bukan sebagai
penyelenggara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(1) dalam pengelolaan
Sponsorship dapat membentuk
UPG untuk mengelola laporan
SponsorshipPasal 11 Institusi
bukan sebagai penyelenggara
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (1) dalam
pengelolaan Sponsorship
dapat membentuk UPG untuk
mengelola laporan
Sponsorship
KEGIATAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI RSUP Dr.
SARDJITO
• Peresmian UPG RSUP Dr. Sardjito oleh Inspektorat Jenderal
Kementerian Kesehatan RI pada Peringatan HKN 2014 pada tanggal 7
Desember 2014
• Teleconference Wilayah Bebas dari Korupsi dengan Menteri Kesehatan
RI pada tanggal 9 Januari 2015
• Pembuatan banner, photo booth anti korupsi
• Pelayanan konsultasi terkait gratifikasi
• Sosialisasi Pengisian LHKPN dan LHKASN bersama Inspektorat
Jenderal Kementerian Kesehatan RI
• Penyelenggaraan PITSTOP WBK untuk meningkatkan pemahaman
Civitas Hospitalia tentang RSUP Dr. Sardjito sebagai Wilayah Bebas
dari Korupsi (WBK)
• Penyusunan regulasi (kebijakan dan SPO) terkait PENDAPATAN
HIBAH kepada RSUP Dr. Sardjito.
• Penyusunan SPO terkait HIBAH PENELITIAN di RSUP Dr. Sardjito
• Penyusunan SE tentang Kewajiban Membuat Laporan Sponsorship
Timeline RSUP Dr. Sardjito menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)

Tahun 2014
No Uraian Kegiatan Agust Sept Okt Nov Des
1 1
Pembentukan Tim Pengendalian Gratifikasi RSS
2 Penyusunan Juknis Pengendalian Gratifikasi di RSUP Dr.
Sardjito
3 Penyusunan Formulir Konsultasi dan Pelaporan
Gratifikasi
4 17
Rapat Tim Pengendalian Gratifikasi RSS
5 Pengiriman Draft Juknis Pengendalian Gratifikasi kepada
23
seluruh anggota Tim melalui e-mail
6 27-30
Workshop Gratifikasi oleh Itjen Kemenkes RI
7 6
Penyiapan Ruang Unit Pengendalian Gratifikasi
8 7
Peresmian Ruang Unit/Tim Pengendalian Gratifikasi
9 Sosialisasi Anti Gratifikasi kepada seluruh Civitas
Hospitalia dan Mitra Kerja RSUP Dr. Sardjito, serta RS
7
Jejaring bersama Itjen Kementerian Kesehatan RI pada
acara HKN ke-50 di RSUP Dr. Sardjito
Timeline RSUP Dr. Sardjito menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK)
Tahun 2015 - Semester 1
No Uraian Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Rapat Pembahasan Juknis Pengendalian Gratifikasi
26
di RSUP Dr. Sardjito
2 Sosialisasi dan Pengisian Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Laporan Harta 20 - 22
Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN)
3 Pemasangan Banner / Tulisan Himbauan Anti
Gratifikasi untuk Satuan Kerja di Lingkungan RSUP
Dr. Sardjito. Contoh : "Terima kasih, kami melayani
dengan hati"
4 Membuat SE Penayangan Video Anti Gratifikasi
sebelum rapat MG I
5 Pengusulan RSUP Dr. Sardjito sebagai Wilayah
Bebas Korupsi (WBK) MG I
6 Rapat Rutin Tim Pengendali Gratifikasi RSUP Dr.
Sardjito MG I
7 Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi di RSUP Dr.
Sardjito dan Penanda tanganan komitmen anti
16
gratifikasi oleh RSUP Dr. Sardjito dan Rekanan
bersama Itjen Kemenkes
8 Sosialisasi melalui komputer billing di lingkungan
RSUP Dr. Sardjito MG I
Timeline RSUP Dr. Sardjito menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK)
Tahun 2015 - Semester 2
No Uraian Kegiatan Juli Agts Sept Okt Nov Des
8 Pengesahan Juknis Pengendalian
Gratifikasi di RSUP Dr. Sardjito oleh MG I
Direktur Utama
9 Mapping data peningkatan kompetensi
dokter, contoh : PIT.
10 Rapat Rutin Tim Pengendali Gratifikasi
RSUP Dr. Sardjito MG I MG I MG I MG I MG I MG I
11 Pendampingan RSUP Dr. Sardjito menuju
MG I
Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
12 Pekan Anti Korupsi dan Gratifikasi di
RSUP Dr. Sardjito 7 - 12
13 Penyusunan Laporan Kegiatan Tim MG
Pengendalian Gratifikasi RSS III
CHECKPOINT PEMANTAUAN
diundur

B03 B07 B09 B12


28 Mar – 5 Apr 28 Juli – 5 Agust 28 Sep – 5 Okt 28 Des – 5 Jan

Jam 23:59 Jam 23:59 Jam 23:59 Jam 23:59

1. Pelaporan dilakukan melalui Web Sistem Monitoring. Tidak menerima laporan melalui surel (e-
mail) ataupun surat lainnya.
2. Periode pelaporan adalah mulai tanggal 28 pukul 00:00 WIB sampai dengan tanggal 5 pukul
23:59 WIB. Laporan di luar waktu yang disebutkan tidak dapat difasilitasi oleh sistem.
3. Sistem hanya dapat menerima laporan persentase capaian apabila disertai dengan data dukung
yang diunggah (upload) ke dalam sistem tersebut.
4. Setelah pelaporan berakhir, akan dilaksanakan verifikasi berdasarkan klaim capaian dan data
dukung yang dimasukkan ke dalam Web Sistem Monitoring untuk selanjutnya disampaikan
kepada Presiden dan Wakil Presiden.

13
AKSI PPK TAHUN 2015
(AKSI KE-2 untuk penanggung jawab Kemenkes)
AKSI KRITERIA UKURAN TARGET CAPAIAN AKSI DATA DUKUNG
KEBERHASIL KEBERHASILAN
AN
Pelaksanaan Meningkatnya 1. Berfungsinya 1. Bimtek untuk 4 UPG RS Laporan kegiatan
upaya efektifitas UPG pada satuan terpilih salah satunya ( RSUP Bimtek (undangan,
pengendalian pengendalian kerja BLU Rumah Dr Sardjito ) daftar hadir, materi,
Gratifikasi di gratifikasi Sakit dokumentasi)
Kementerian
Kesehatan 2. Terbentuknya
komitmen antara 2. Fasilitasi pemahaman - Laporan fasilitasi
Satuan Kerja Permenkes No.14/2014 oleh 4
dengan Mitra Kerja BLU RS terpilih dengan mitra
tentang kerja dan seluruh pegawai RS
pengendalian - Draf komitmen
gratifikasi 3. Terlaksananya pembahasan bersama
komitmen bersama antara
pimpinan Satker di 4 BLU RS
dengan mitra kerja
- Komitmen bersama
4. Terlaksananya yg sudah
penandatanganan komitmen ditantatangani
bersama di 4 BLU RS dengan
mitra kerja
- Scan laporan
5. Laporan pengendalian pengendalian
gratifikasi di 4 UPG BLU RS gratifikasi
terpilih
Penunjukan 4 UPG RS sebagai Perwakilan
Regional oleh Itjen Kemenkes RI
• RSUP Sanglah Bali  mewakili regional tengah
• RSUP Wahidin SH Makassar  mewakili regional
timur
• RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta  mewakili regional
barat
• RS Mata Cicendo  mewakili RS Khusus

Sebagai tindak lanjut dari Inpres no. 7 Tahun 2015


tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi (PPK) yang merupakan penjabaran dari
Perpres no 55 Tahun 2012.
KEGIATAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI RSUP Dr.
SARDJITO
• Peresmian UPG RSUP Dr. Sardjito oleh Inspektorat
Jenderal Kementerian Kesehatan RI pada Peringatan
HKN 2014 pada tanggal 7 Desember 2014
• Teleconference Wilayah Bebas dari Korupsi dengan
Menteri Kesehatan RI pada tanggal 9 Januari 2015
• Pembuatan banner, photo booth anti korupsi
• Sosialisasi Pengisian LHKPN dan LHKASN bersama
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Sosialisasi Pengisian LHKPN dan LHKASN bersama
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Seluruh jajaran Manajemen dan pegawai RSUP Dr Sarjito berkomitmen
mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBBM) di RSUP Dr Sardjito
ZONA INTEGRITAS RSUP Dr SARDJITO

BRAND IDENTITY RSUP Dr SARDJITO


Teleconference Wilayah Bebas dari Korupsi dengan
Menteri Kesehatan RI pada tanggal 9 Januari 2015
Pembuatan banner, photo booth anti korupsi
Sosialisasi Pengisian LHKPN dan LHKASN bersama
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI

Jumlah SDM
Dokumen Wajib Sudah Belum Ket
Kirim ke Itjen
Mengisi Mengumpulkan Mengumpulkan
LHKPN 53 48 48 5
2 orang baru
LHKASN 2.044 1.867 1.865 177 mengumpulkan ke SPI
tgl 15 Juni 2015

Jumlah SDM Wajib


Mengisi
Jumlah SDM Sudah
Mengumpulkan
Jumlah SDM Kirim ke
Itjen
Jumlah SDM Belum
Mengumpulkan
Kegiatan Tim Pengendalian Gratifikasi mempersiapkan RSUP Dr.
Sardjito menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)

• Penandatanganan Komitmen di RSUP Dr. Sardjito dalam rangka


Penetapan Zona Integritas dalam persiapan RSUP Dr. Sardjito
sebagai Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani

• YOGYAKARTA
• Selasa Tgl 16/6/2015
Foto Penandatanganan Komitmen
Stakeholder Intern
RSUP Dr. Sardjito
Foto Penandatanganan Komitmen
Stakeholder Ekstern RSUP Dr. Sardjito
BINTEK ITJEN KEMENKES
WORKSHOP PENGENDALIAN GRTAIFIKASI
PITSTOP WBK Gambar Balap PIT STOP
• Hari : Senin s/d Jumat
• Tanggal : 16 s/d 20 November 2015
• Pukul : 08.00 s/d 15.00 WIB
• Tempat : Booth Weekly Expo di IRJ
• Target : 3000 peserta.
 Jumlah karyawan dan
mitra kerja yang hadir
mengikuti kegiatan
Pitstop berjumlah 2976
(99,2% ) dari target
peserta 3000 orang.
Dokumentasi PITSTOP WBK
PESERTA PIT STOP WBK
KEPERAWATAN

PESERTA PIT STOP WBK


MEDIS
ANTRIAN MENGAMBIL SERTIFIKAT

Game Gratifikasi
KEGIATAN CAPACYTY BUILDING
POSTER
BENTUK GRATIFIKASI

Uang / Setara Uang Barang


BARANG GRATIFIKASI YG DILAPORKAN UPG
Pembagian Barang Gratifikasi di IRNA II
CENDRAMATA DARI NTUH ( TAIWAN )
CENDRAMATA DARI NTUH ( TAIWAN )
CENDRAMATA MAKANAN DARI NTUH ( TAIWAN
)
Makanan Di Bag SDM
LAPORAN DARI ICCU
Lanjutan Laporan ICCU
MONITORING DAN EVALUASI

Hasil Pelaporan Gratifikasi melalui Tim UPG


RSUP Dr Sardjito

Contoh surat laporan dan


Contoh SK dari KPK
batik yang dilaporkan
Format Laporan ke KPK
Format Laporan ke KPK
Distribusi Barang Gratifikasi Kls 3
Bangsal Dahlia dan Melati
Laporan Dari Instalasi TULIP
Lanjutan
Jam Tangan Expedition tgl 16
Maret 2018
Laporan Hadiah Baju Batik Tulis
untuk Dir Med dan Wat
tgl 16 April 2018
Laporan transfer Uang
7 januari 2020 Rp 1.000.000,-
Laporan Pemberian Cincin dari
pasien
Apa yang harus dilakukan?

• Jika mengetahui atau mengalami praktik gratifikasi,


laporkan ke :

1. Tim Pengendalian Gratifikasi RSUP Dr. Sardjito


2. Website Kementerian Kesehatan RI :
https://gratifikasi.ropeg-kemenkes.or.id/
3. Website KPK : http://www.kpk.go.id/
MEKANISME
PELAPORAN GRATIFIKASI ONLINE
UPG UNIT
YBS/UPG UPG SATKER UPG PUSAT
UTAMA

1A 2A 2B 3
VALIDASI VALIDASI VALIDASI
ENTRY PELAPORAN PELAPORAN PELAPORAN
PELAPORAN
1. Data Pribadi
2. Data Gratifikasi 4
3. Bukti PENGANTAR
KE KPK

PERIKSA 5
FEEDBACK
LAPORAN/ DARI KPK
MONITORING
LAPORAN
6
FEEDBACK
KE SATKER/YBS
Halaman Home
Halaman Entry Data Pelapor
Halaman Entry Data Laporan
Halaman Data Laporan
Halaman Print Data Laporan
TERIMA KASIH
• STOP GRATIFIKASI, MARI MELAYANI DENGAN HATI ..

Anda mungkin juga menyukai