Anda di halaman 1dari 30

TOKSISITAS LOGAM BERAT MERKURI (Hg) PADA

IKAN NILA (Oreochromis niloticus):


LITERATUR REVIEW

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan dalam Seminar Usulan Penelitian yang akan digunakan dalam


penyusunan KTI pada Program Studi D-III Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut

HOFIPATUL ATIAH
KHGE18042

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

NAMA : HOFIPATUL ATIAH


NIM : KHGE18042
JUDUL : TOKSISITAS LOGAM BERAT MERKURI (Hg) PADA
IKAN NILA (Oreochromis niloticus) : LITERATURE
REVIEW

PROPOSAL PENELITIAN
Proposal ini telah disetujui untuk sdiseminarkan dihadapan Tim Penguji
Program Studi D-III Analis Kesehatan
STIKes Karsa Husada Garut

Garut, Juli 2021 Menyetujui,


Pembimbing

Gina Nafsa Mutmaina, SST.M.Pd


LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : HOFIPATUL ATIAH


NIM : KHGE18042
JUDUL : TOKSISITAS LOGAM BERAT MERKURI (Hg) PADA
IKAN NILA (Oreochromis niloticus) : LITERATURE
REVIEW

PROPOSAL PENELITIAN
Proposal ini telah disetujui untuk sdiseminarkan dihadapan Tim Penguji
Program Studi D-III Analis Kesehatan
STIKes Karsa Husada Garut

Garut, Juli 2021


Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Dr. Dian R. H. M.Kes Nenden S., S.Pd.,M.Pkim

Mengetahui, Mengesahkan,
Ketua Prodi. D-III Analis Kesehatan Pembimbing

Muhammad Hadi Sulhan, S.Si., M.Sc Gina Nafsa Mutmaina, SST.M.Pd


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan ke


khadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu tugas akhir
dalam menyelesaikan Pendidikan di prodi D-III Analis Kesehatan STIKes Karsa
Husada Garut dengan judul “Toksisitas Logam Berat Merkuri (Hg) Pada Ikan
Nila (Oreochromis niloticus).
Berkat bimbingan, arahan, dan dukungan serta do’a dari berbagai pihak,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal ini dan mudah – mudahan
proposal ini dapat memenuhi syarat – syarat sebagaimana yang diharapkan.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus – tulusnya kepada berbagai
pihak yang telah membantu dan mendukung penulis hingga terselsaikan proposal
penelitian ini. Terutama ucapan terimakasih kepada:
1. Allah SWT
2. Bapak Dr. H. Hadiat, MA selaku Ketua Pembina Yayasan Dharma Husada
Insani Garut.
3. Bapak H. D. Saepudin, S.Sos., M.Kes., selaku Ketua Pengurus STIKes Karsa
Husada Garut.
4. Bapak H. Engkus Kusnadi, S.Kep., M.Kes., selaku Ketua STIKes Karsa
Husada Garut.
5. Bapak Muhammad Hadi Sulhan, S.Si., M.Sc., selaku Ketua Prodi D-III
Analis Kesehatan STIKes Karsa Husada Garut .
6. Ibu Gina Nafsa Mutmaina, SST.M.Pd selaku pembimbing dalam pembuatan
karya tulis ilmiah yang senantiasa selalu memberikan dukungan.
7. Bapak Dr. Dian R. H. M.Kes selaku Penguji I dan Ibu Nenden S., S.Pd.,
M.Pkim selaku Penguji II.

i
ii

8. Seluruh Dosen Pengajar Program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes Karsa
Husada Garut yang telah memberi ilmu dan pengetahuan selama hamper 3
tahun ini.
9. Kedua orang tua saya, dan seluruh keluarga besar yang selalu mendukung
dan memberikan do’a terbaik.
10. Rekan seperjuangan Gina Oktaviani Khoirunisa dan Reva Silviana selaku
rekan seperjuangan dalam menyusun tugas akhir.
11. Teman – teman seperjuangan khususnya kelas 3B D-III Analis Kesehatan
Angkatan 6 yang sama–sama berjuang untuk menyelesaikan tugas akhir ini
demi meraih kesuksesan.
12. Rekan kosan Sophie Retna Ningsih, Risa Awit Alawiyah, Rinrin Restu
Indriyani, dan Salsabila yang sudah selalu membantu mensuport.
13. Semua member BTS Kim Namjoon, Kim Seok Jin, Min Yoon Gi, Jung Ho
seok, Park Ji Min, Kim Tae Hyung, dan Jeon Jeong-guk yang sudah
menemani hari-hari dalam penyusunan ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas
segalanya.
Penulis dapat menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
masih terdapat banyak kekurangan baik secara materi maupun pembahasan.
Karena pengetahuan dan pengalaman yang masih terbatas. Penulis menyadari
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan sarannya untuk membangun perubahan menjadi
lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca.

Garut, Maret 2021

Hofipatul Atiah
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDU

L
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................3
1.4.1 Manfaat Teoritis....................................................................................3
1.4.2 Manfaat Praktis.....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................5
2.1 Logam Berat.....................................................................................................5
2.2 Merkuri (Hg)....................................................................................................6
2.2.1 Definisi Logam Berat Merkuri (Hg)....................................................6
2.2.2 Pencemaran Merkuri dalam Perairan................................................7
2.2.3 Siklus Merkuri Dilingkungan...............................................................8
2.2.4 Toksikologi Merkuri di Lingkungan...................................................9
2.2.5 Toksikokinetik Merkuri........................................................................9
2.2.6 Toksikodinamik Merkuri....................................................................10
2.2.7 Mekanisme Toksisitas.........................................................................10
2.2.8 Dampak Logam Berat Merkuri (Hg).................................................12
2.2.9 Letal concentration (LC50) / Konsentrasi letal 50%........................11
2.3 Ikan Nila (Oreochromis niloticus).................................................................14
2.3.1 Taksonomi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) (Saanin, 1984) :......14

iii
iv

2.3.2 Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus).....................................15


BAB III METODELOGI PENELITIAN................................................................16
3.1 Desain Penelitian..............................................................................................16
3.2 Strategi Pencarian............................................................................................16
3.3 Kriteria Inklusi Dan Eklusi............................................................................17
3.4 Jadwal Penelitian.............................................................................................17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................18
4.1 Hasil...................................................................................................................19
4.2 Pembahasan......................................................................................................20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................23
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................23
5.2 Saran................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Kriteria Inklusi dan Eklusi..........................................................17


Tabel 3.2 Jadwal Penelitian...................................................................................17

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Merkuri (Hg)......................................................................................6


Gambar 2.2 Siklus merkuri dilingkungan.............................................................8
Gambar 2.3 Rantai makanan dalam ekosistem aquatic sebagai salah satu
mekanisme transfer logam berat.(Puspasari, 2010)..........................11
Gambar 2.4 Ikan Nila..........................................................................................15

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan pembangunan dan Industrialisasi di Indonesia, peluang

meningkatnya konsentrasi logam berat di lingkungan perairan juga semakin besar,

sehingga memungkinkan tercapainya konsentrasi logam berat pada level toksik

bagi kehidupan organisme akuatik. Salah satu logam berat yang terus meningkat

konsentrasinya adalah merkuri (Hg). Merkuri (Hg) merupakan logam berat yang

sangat banyak ditemukan dalam perairan dan sedimen. Meskipun terjadi secara

alami, aktivitas manusia telah memobilisasi meningkatnya jumlah merkuri dan

menjadi sumber masalah kesehatan bagi masyarakat. Logam berat ini sangat

signifikan dalam hal daya racunnya. Selain itu, merkuri tidak dapat terurai oleh

bakteri sehingga tetap berada dalam perairan dan sedimen secara permanen

(Zulfahmi et al, 2014).

Logam berat merkuri menjadi berbahaya disebabkan oleh sistem

bioakumulasi yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia di dalam tubuh makhluk

hidup. Merkuri dalam bentuk logam biasanya akan menumpuk di ginjal dan

sistem saraf yang akan mengganggu bila akumulasinya semakin banyak. Menurut

Peraturan Menteri Kesehatan kadar logam berat maksimum di dalam air sebesar

0,001 mg/L atau sekitar 1 (µg/L). Apabila merkuri masuk ke perairan akan

berikatan dengan chlor yang ada di dalam air membentuk ikatan HgCl. Dalam

1
2

bentuk tersebut Hg akan mudah masuk ke dalam plankton dan berpindah ke biota

air lainnya.(Adlim, 2016)

Berdasarkan penelitian (Yulis 2018), pada air sungai diperoleh kadar

merkuri mencapai 13,6 ppb atau 0,0136 ppm. Berdasarkan baku mutu PP No. 82

Tahun 2001 batas kadar merkuri adalah 1 ppb atau 0,001 ppm, sehingga kadar

yang didapatkan tersebut sudah jauh melebihi ambang batas baku mutu. Sehingga

dampak akibat pencemaran merkuri dapat mengakibatkan biota air mengalami

lethal dan sublethal menyebabkan kematian dan kerusakan organ-organ tubuh.

(Adlim, 2016)

Berdasarkan kadar logam berat merkuri tersebut, perlu dilakukan uji

toksisitas untuk mengetahui tingkat toksisitas (LC50) Hg terhadap biota uji. Satu

organisme sangat rentan terhadap toksikan logam jika terus- menerus terpapar di

media hidupnya dan zat toksikan tersebut dapat masuk melalui insang dan pakan

yang terkontaminasi. Merkuri sangat berdampak terhadap mortalitas ikan

semakin tinggi konsentasi merkuri yang terkena pada media uji maka mortalitas

ikan semakin meningkat. dalam uji toksisitas akut kematian ikan secara cepat

terjadi karena rusaknya organ – organ ikan. (Zulfahmi et al, 2014)

Ikan Nila merupakan salah satu faktor lingkungan seperti toksik perairan

dan kelainan genetik dapat mempengaruhi keabnormalan tulang rangka ikan. Efek

dari bahan pencemar ini, dapat mengakibatkan kerusakan organ-organ tubuh ikan.

(Nazarah & Radhi, 2019). Apabila manusia mengkonsumsi hewan perairan yang

tercemar logam berat merkuri akan berdampak buruk terhadap kesehatan.

Beberapa efek yang ditimbulkan akibat paparan merkuri adalah adanya kerusakan
3

ginjal, liver, testis, sistem imunitas, sistem susunan saraf dan darah. Unsur ini

berbahaya bila manusia mengonsumsi (baik itu dihirup atau dimakan) dalam

jumlah yang cukup besar, karena merkuri tidak mudah untuk keluar dari dalam

tubuh. Logam ini akan terakumulasi di dalam tubuh (Vianne dkk., 2017).

Uji toksisitas dilakukan untuk mengetahui efek letal suatu senyawa toksik.

Pengamatan efek letal, yaitu untuk mengetahui kematian biota uji akibat

konsentrasi senyawa kimia tertentu yang terkandung dalam suatu limbah, dicatat

sebagai median letal concentration (LC50). (Norman, 2016). LC50 menunjukan

dosis berbahaya sedangkan 50% merupakan dosis dengan zat kimia yang

membunuh 50% bagi siapapun yang mengonsumsinya atau memakannya.

(Berniyanti, 2018)

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk

mereview beberapa literatur tentang “Toksisitas Logam Berat Merkuri (Hg) pada

Ikan Nila (Oreochromis niloticus).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana toksisitas logam berat merkuri

(Hg) pada ikan nila (Oreochromis niloticus)”?.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui nilai konsentrasi toksisitas logam berat merkuri (Hg)

pada ikan nila (Oreochromis niloticus).


4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam bidang

toksikologi terutama dalam toksisitas terhadap logam berat ini.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian yang diharapkan bagi lembaga pendidikan adalah

bahwa hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengetahuan di

STIKes Karsa Husada Garut pada mata kuliah toksikologi dan berguna

untuk referensi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian di STIKes

Karsa Husada Garut maupun mahasiswa umum lainnya untuk melakukan

penelitian lebih lanjut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Logam Berat

Logam berat adalah salah satu polutan beracun yang dapat menyebabkan

kematian (lethal), dan non-kematian (sublethal) seperti gangguan pertumbuhan,

perilaku dan karakteristik morfologi berbagai organisme akuatik. Logam berat

dapat masuk ketubuh organisme perairan melalui insang, permukaan tubuh,

saluran pencernaan, otot dan hati. Logam berat tersebut dapat terakumulasi dalam

tubuh organisme perairan.(Pratiwi, 2020).

Logam berat yang masuk ke dalam tubuh kemudian mengalami absorbsi.

Penyerapan logam dapat terjadi diseluruh saluran pencernaan, tetapi lambung

adalah tempat penyerapan yang penting. Tempat utama untuk penyerapan logam

disaluran udara adalah alveoli paru-paru untuk hewan darat dan insang untuk

hewan air. Logam yang diserap akan didistribusikan dengan cepat keseluruh

tubuh. Tingkat distribusi kemasing-masing organ terkait dengan aliran darah,

membran sel, dan afinitas komponen organ terhadap logam. Setelah

didistribusikan, logam dapat terakumulasi ditubuh organisme air. Jika manusia

mengkonsumsi organisme air yang mengandung logam berat maka akan

memberikan dampak merugikan bagi kesehatan manusia seperti radang

tenggorokan, nyeri kepala, dermatitis, alergi, anemia, gagal ginjal, pneumonia,

dan lain sebagainya. (Pratiwi, 2020).

5
6

Logam berat merupakan kelompok unsur logam dengan berat jenis lebih

dari 5 gr/cm3, yang pada tingkat tertentu bisa menjadi bahan beracun dan sangat

berbahaya bagi makhluk hidup. Logam berat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1) Logam berat esesnsial, yaitu logam berat dalam konsentrasi tertentu

dibutuhkan oleh organisme untuk membantu kerja enzim, misalnya Zn,

Cu, Fe, Co dan Mn.

2) Logam berat non esensial, yaitu logam berat yang bersifat toksik bagi

makhluk hidup, misalnya Cd, Hg, Pd, Cr, dan As.

Peningkatan logam berat di perairan umumnya disebabkan oleh masuknya

limbah kegiatan industri, pertambangan, pertanian dan domestik yang

mengandung logam berat, ke lingkungan. Peningkatan konsentrasi logam berat

akan mengakibatkan logam berat yang awalnya digunakan sebagai metabolisme

organisasi akan berubah menajdi racun yang membahayakan bagi kehidupan

organisme (Ndika, 2019).


7

2.2 Merkuri (Hg)

2.2.1 Definisi Logam Berat Merkuri (Hg)

Gambar 2.1 Merkuri (Hg)


Merkuri/ raksa (Hg) adalah unsur logam yang sangat penting dalam

teknologi di abad modern saat ini. Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor

atom (NA=80) dan bernomor massa (MR=200.59 gram/mol). Merkuri diberikan

symbol kimia Hg yang merupakan singkatan yang berasal dari bahasa Yunani

Hydrargyricum, yang berarti cairan perak. (Norman, 2016).

Merkuri termasuk unsur logam sebagaimana besi, tembaga, emas, perak,

aluminium, timah dan lain-lain. Tidak seperti logam lainnya logam merkuri

berbentuk cair berwarna perak seperti yang terdapat di dalam termometer. Logam

merkuri disebut juga unsur merkuri atau air raksa. Air raksa dapat melarutkan

logam lainnya termasuk emas dan perak dan campuran logam tersebut disebut

amalgam. Sifat merkuri seperti ini dimanfaatkan untuk memisahkan emas dari

serbuk batu karena air raksa hanya mengikat emas dan melepas pengotor lainnya.
8

Berbeda dengan logam-logam lainnya, merkuri berwujud cair pada keadaan STP,

suhu kamar 25°C dan tekanan atmosfir 1 atm. (Adlim, 2016).

2.2.2 Pencemaran Merkuri dalam Perairan

Merkuri dapat masuk ke dalam air karena aktivitas penambangan, residu

pembakaran batubara, limbah pabrik, fungisida, pestisida, limbah rumah tangga

dan sebagainya. Pada tahun 1956, di teluk Minamata Jepang, ada kasus keracunan

merkuri dari pabrik kimia (Chisso Co. Ltd.). Limbah pabrik yang mengandung

merkuri masuk ke teluk Minamata kemudian menumpuk di ikan dan

kerang(Adlim, 2016).

2.2.3 Siklus Merkuri Dilingkungan

Gambar 2.2 Siklus merkuri dilingkungan


9

Siklus merkuri di lingkungan (Modifikasi dari Ijong 2004). Merkuri

dilingkungan dapat dibagi pada 3 daerah yaitu sedimen, perairan dan atmosfer.

1) Siklus merkuri dimulai pada sedimen perairan yaitu dalam bentuk HgS dan

selanjutnya dapat berubah menjadi metil merkuri dan dimetil merkuri

dengan bantuan bakteri melalui proses oksidasi.

2) Metil merkuri yang dihasilkan selanjutnya terakumulasi pada ikan melalui

rai makanan.

3) Dimetil merkuri hasil oksidasi diperairan dapat langsung lepas ke atmosfer

atau melalui prosesn forokimiawi Hg0 dan CH4 dapat terlepas ke atmosfer.

2.2.4 Toksikologi Merkuri di Lingkungan

Merkuri berpotensi besar merugikan dan mempengaruhi kualitas

lingkungan. Konsentrasi merkuri dalam makanan faktor dari akumulasi logam

yang dapat mempengaruhi kesehatan. Penyebaran pencemaran dalam perairan

sangat dipengaruhi oleh sejumlah proses seperti penguapan, presipitasi dari udara,

pencucian dan aliran. Proses masuknya zat polutan pada lingkungan melalui

atmosfer, tanah dan sedimen. Merkuri membawa sifat racun yang sangat

merugikan bagi semua organisme bahkan juga berbahaya bagi manusia. Pada

konsentrasi tertentu dapat membunuh biota yang ada di perairan. (Agustin, 2014).

2.2.5 Toksikokinetik Merkuri

Terdapat dua jenis proses yang terjadi selama fase ini. Proses yang

pertama yaitu proses transfer yang meliputi absorbs, distribusi (termasuk transfor

dan fiksasi pada komponen jaringan dalam organ) dan eksresi. Proses yang kedua
10

adalah perubahan metabolic atau biotransformasi yang sering menyebabkan zat

yang diserap.(Rahayu et,al.2020).

Faktor yang kritis dalam fase toksikokinetik adalah proses fisiologikal dan

faktor yang berperan dalam penyerapan, distribusi, biotransformasi dan ekskresi,

faktor penentu resiko pada fase toksikokinetik adalah: (Rahayu et,al.2020).

1. Keadaan / fungsi organ yang berperan pada ekskresi dan detoksikasi.

Keadaan fungsi hati dan ginjal sangat penting untuk biota transformasi dan

ekskresi.

2. Paparan sebelumnya, juga berperan dalam menyebabkan timbulnya

toksisitas karena efek akumulasi.

3. Perbedaan genetik yang menyebabkan perbedaan kemampuan tubuh

menawarkan senyawa toksik.

2.2.6 Toksikodinamik Merkuri

Terjadi interaksi antara senyawa toksik dan lokasi molekuler yang

menyebabkan induksi senyawa kimia untuk senyawa toksik yang tidak reversible.

Faktor penentu risiko pada fase toksikodinamik adalah : .(Rahayu et,al.2020).

1. Perbedaan kepekaan perorangan, seperti jenis kelamin, usia, kehamila dan

keadaan gizi.

2. Paparan sebelumnya dan pemeriksaan kesehatan yang teratur serta

pemeriksaan epidemiologi.

Paparan terjadinya toksik merupakan kelanjutan dari efek toksikodinamik.

Reaksi toksik berbeda secara kualitatif, bergantung dari durasi paparan. Dalam hal

ini dikenal paparan akut dan paparan kronis. Efek berbahaya, baik akibat paparan
11

akut mauput kronis, dapat bersifat reversible maupun inversibel.(Rahayu

et,al.2020).

2.2.7 Mekanisme Toksisitas

Ada 2 mekanisme masuk logam berat ke dalam tubuh mahluk hidup, yaitu

secara langsung dan tidak langsung. Mekanisme langsung terjadi melalui

penyerapan logam berat terlarut oleh organisme yang melakukan proses

penyerapan air dan nutrien ke dalam tubuh. Pada umumnva mekanisme ini

berlaku pada tumbuhan air, yang menyerap unsur-unsur hara untuk proses

metabolisme, melalui proses difusi osmosis. Cara lain logam berat dapat masuk ke

dalam tubuh organisme hidup adalah melalui rantai makanan. (Puspasari, 2010)

Dalam proses makan-memakan, terjadi transfer bahan dan energi dari

organisme yang dimangsa ke organisme pemangsa Dalam susunan rantai

makanan. yang menjadi awal dari kegiatan tersebut adalah tumbuhan yang

berperan sebagai produsen Produsen dalam proses selanjutnya akan dimakan oleh

konsumen tingkat 1, konsumen tingkat 1 akan dimakan oleh konsumen tingkat 2,

dan seterusnya. Gambaran rantai makanan dalam ekosistem perairan dapat dilihat

pada gambar dibawah.(Puspasari, 2010).


12

Gambar 2.3 Rantai makanan dalam ekosistem aquatic sebagai salah satu
mekanisme transfer logam berat.(Puspasari, 2010)

Apabila kelompok produsen ini dimangsa oleh menyerap dan

mengakumulasi logam berat dalam sel. konsumen pada tingkat kofik selanjutnya,

maka akan terladi transfer logam berat tersebut ke dalam tubuh konsumen tingkat

1 Transfer logam berat akan terusberlangsung sampai dengan ke tingkat trofik

tertinggi. Semakin tinggi tingkatan trofik, maka akumulasi logam berat dalam

tubuh akan semakin banyak. Hal ini, berkaitan dengan biomassa mangsa dan

panjang rantai makanan. (Puspasari, 2010)

2.2.8 Dampak Logam Berat Merkuri (Hg)

Hg mempunyai bentuk organik dan anorganik yang penggunaannya

semakin meluas. Nawawi (2012) menyatakan bahwa merkuri masuk ke

lingkungan perairan berasal dari berbagai sumber yang timbul dari sisa

penggunaan merkuri tersebut seperti buangan laboratorium kimia, batu baterai

bekas, pecahan termometer, fungisida, amalgam dan lain-lain.(Norman, 2016).

2.2.8.1 Dampak Logam Berat Merkuri (Hg) Terhadap Kesehatan Manusia

Berkaitan dengan kesehatan, merkuri merupakan logam berat

berbahaya yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Gangguan

kesehatan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut: Gangguan sistem

syaraf, kerusakan fungsi otak,kerusakan DNA dan kromosom, reaksi

alergi, menghasilkan ruam kulit, kelelahan dan sakit kepala Efek negatif

reproduksi seperti kerusakan sperma, kecacatan pada bayi dan keguguran.

Kerusakan fungsi otak dapat menyebabkan penurunan kemampuan belajar,


13

perubahan personaliti, temor/gemetaran, gangguan penglihatan, ketulian,

gangguan kordinasi otot dan kehilangan memori.(Agustin, 2014)

2.2.8.2 Dampak Logam Berat Merkuri (Hg) Terhadap Kesehatan Ikan Nila

(Oreochromis niloticus)

Dampak langsung polutan terhadap ikan bersifat lethal dan

sublethal, dimana dapat menimbulkan efek genetik terhadap biota yang

bersangkutan. Pengaruh lethal disebabkan gangguan pada saraf pusat

sehingga menyebabkan kematian. Pengaruh sublethal terjadi pada organ-

organ tubuh, menyebabkan kerusakan pada hati, penurunan jumlah darah,

mengurangi potensi untuk perkembangbiakan, pertumbuhan dan

sebagainya. Ikan yang dipapar merkuri dengan konsentrasi ≥0,16 ppm

menunjukkan penurunan tingkat kelangsungan hidup dan laju

pertumbuhan yang disebabkan oleh peningkatan stress dan kerusakan

organ (Nirmala et al, 2012). Konsentrasi merkuri di dalam air ≥3 ppm

dapat menyebabkan kematian masal pada suatau perairan (Tyas,2013).

Berbagai kondisi tersebut, perlu dilakukan uji toksisitas untuk mengetahui

tingkat toksisitas (LC50) Hg terhadap biota uji. Biota uji yang digunakan

akan mengalami bioakumulasi bahan pencemar yang diberikan, sehingga

dapat meracuni biota uji.. (Norman, 2016).

2.2.9 Letal concentration (LC50) / Konsentrasi letal 50%

Letal concentration (LC50 yaitu konsentrasi letal atau kematian biota

untuk mengetahui nilai median letal concentration (LC50). LC50 menunjukan

dosis berbahaya sedangkan 50% merupakan dosis dengan zat kimia yang
14

membunuh 50% bagi siapapun yang mengonsumsinya atau memakannya.

(Berniyanti, 2018)

2.3 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan konsumsi air

tawar dengan bentuk konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan

pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari sungai Nil dan

menyebar kedaerah lainnya. Ikan nila termasuk jenis hewan pemakan segalanya.

Dari mulai jenis tumbuhan hingga sejenisnya pun bisa dimakan. Akan tetapi hal

ini terjadi hanya ketika saat larva ikan nila merasa kekurangan pakan di

sekitarnya, sehingga untuk mempertahankan hidupnya mereka bersifat kanibal.

(Andriani, 2018).

2.3.1 Taksonomi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) (Saanin, 1984) :

 Kingdom : Animalia

 Phyllum : Chordata

 Sub Filum : Vertebrata

 Class : Osteichyes

 Sub kelas : Acanthopterygii

 Ordo : Percamorphi

 Sub ordo : Percoidae

 Famili : Cichlidae

 Genus : Oreochromis
15

 Spesies : Oreochromis niloticus

2.3.2 Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Gambar 2.4 Ikan Nila


Ikan Nila memiliki jari-jari keras, sirip perut torasik, letak mulut

subterminal dan berbentuk meruncing. Warna tubuh hitam agak keputihan.

Bagian operculum berwarna putih sedangkan pada nilai local berwarna

putih agak kehitaman bahkan kuning. Sisiknya berukuran besar, kasar dan

tersusun rapih. Sepertiga sisik belakang menutup sisi bagian depan.

Tubuhnya memiliki garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas

dan bawahnya. Bagian atas memanjang dari belakang sirip punggung

sampai pangkal sirik ekor. Ukuran kepala relative kecil dengan mulut

berada diujung kepala dengan mata yang besar (Andriani, 2018).


BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah Literatur Review. Studi literatur review adalah

cara yang dipakai untuk mengumpulkan data atau sumber yang berhubungan pada

sebuah topik tertentu yang bisa didapat dari berbagai sumber jurnal.

3.2 Strategi Pencarian

Sumber pencarian literatur diperoleh dari sumber-sumber yang

mendukung penelitian dengan mencari beberapa jurnal penelitian yang dipublikasi

melalui data base internet (Google scholer). Adapun data base yang digunakan,

yaitu Google Scholer, waktu pencarian (Januari-Februari 2021). Kata kunci yang

digunakan “Toksisitas Logam Berat Merkuri (Hg) Pada Ikan Nila (Oreochromis

niloticus)”. didapatkan Sekitar 241 hasil (0,10 dtk) jurnal yang muncul. kemudian

mengumpulkan data yang relevan dengan judul toksisitas logam berat merkuri

(Hg) pada ikan nila (oreochromis niloticus) sesuai dengan kriteria inklusi dan

eklusi untuk selanjutnya dianalisis.

16
17

3.3 Kriteria Inklusi Dan Eklusi

Tabel 3.1 Tabel Kriteria Inklusi dan Eklusi

Kriteria Inklusi Eksklusi

Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Populasi dari lingkungan perairan yang Selain ikan Nila
tercemar logam berat merkuri (Hg)

Toksisitas logam berat Merkuri Selain logam berat


Intervensi
(Hg) Merkuri (Hg)

Adanya nilai konsentrasi logam


berat Merkuri pada ikan Nila
Tidak adanya nilai
Outcome (Oreochromis niloticus) dari
konsentrasi
lingkungan perairan yang tercemar
logam berat merkuri (Hg)

3.4 Jadwal Penelitian


Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agus Septe


penelitian tus mber
1 Penentuan
topik
2 Pengumpulan
data
3 Penyusunan
proposal
4 Sidang
proposal
5 Revisi dan
pengumpulan
data
18

6 Penyusunan
literature
review
7 Penelitian /
pencarian
8 Sidang KTI
DAFTAR PUSTAKA

Adlim, M. (2016). Pencemaran merkuri di perairan dan karakteristiknya: suatu


kajian kepustakaan ringkas. Depik, 5(1), 33–40.
https://doi.org/10.13170/depik.5.1.3968
Agustin, T. (2014). Kontaminasi Logam Berat Pada Makanan Dan Dampaknya
Pada Kesehatan. Teknobuga, 1(1), 53–65.
Aidah, S.N.2020. Mudahnya Budidaya Ikan. Bantul: CV KBM Indonesia.
Andriani, Y.2018. Budidaya Ikan Nila. Rajawali : CV Budi Utama
Badan Standardisasi Nasional. (2009). SNI 7387:2009. Batas Maksimum
Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Batas Maksimum Cemaran
LogamBeratdalamPangan,17.https://sertifikasibbia.com/upload/logam_berat
.pdf
Berniyanti, T.2018. Biomarker Toksisitas Paparan Logam Molekuler. Surabaya :
Airlangga University Press <Https://www.Biomarker Toksisitas : Paparan
Logam Tingkat Molekuler - Google Books>
Nazarah, I., & Radhi, M. (2019). Toksisitas Merkuri Terhadap Kesehatan Ikan. 1–
4. https://doi.org/10.31219/osf.io/u9ew4
Ndika. (2019). Logam Berat : Pengertian Jenis Contoh pencemaran. Glosarium
Https://www.glosaria.com?2019/03/logam-berat-esensial-dan-logam-
berat.htlm>.[Diakses 5 Desember 2020].
Nirmala, K., Hastuti, Y. P., & Yuniar, V. (2012). Toksisitas merkuri (Hg) dan
tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan, gambaran darah, dan kerusakan
organ pada ikan nila Oreochromis niloticus Toxicity of mercury (Hg) on
survival and growth rate, hemato-and histopathological parameters of
Oreochromis nilo. Jurnal Akuakultur Indonesia, 11(1), 38–48.
Norman. (2016). Uji_Toksisitas_Letal_dan_Subletal_Logam_Berat_Merk. Uji
Toksisitas Letal dan Subletal Logam Berat Merkuri (Hg) Terhadap Ikan
Nilem (Osteochilus hasselti), 12(1), 86–94.

19
20

Pratiwi, D. Y. (2020). Dampak Pencemaran Logam Berat (Timbal, Tembaga,


Merkuri, Kadmium, Krom) terhadap Organisme Perairan dan Kesehatan
Manusia. Jurnal Akuatek, 1(1), 59–65.
Puspasari, L. (2010). 10’ Air. LOGAM DALAM EKOSISTEM PERAIRAN.
Sembel, T.2015. Toksikologi Lingkungn Beo: CV Andi Offset
Suseno,H. (2007). SPESIASI DAN BIOAKUMULASI PADA BIOTA LAUT.
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah, 10(1), 70
Vianne, MSA, Hanani, Y, Lanang, H. 2017. Analisis risiko kesehatan lingkungan
kandungan kadmium ( cd ) dalam ikan bandeng di kawasan tambak lorok
semarang. Jurnal kesehatan masyarakat. 5:724–732.
Zulfahmi, I., Affandi, R., & Batu, D. T. F. L. (2014). Kondisi biometrik ikan nila ,
Oreochromis niloticus ( Linnaeus 1758 ) yang terpapar merkuri [ Biometric
condition of nile tilapia , Oreochromis niloticus ( Linnaeus 1758 ) after
mercury exposure ]. Jurnal Iktiologi Indonesia, 14(1), 37–48.

Anda mungkin juga menyukai