Proporsional Terbuka Dan Tertutup
Proporsional Terbuka Dan Tertutup
kursi DPR yang dibagikan kepada masing-masing partai politik disesuaikan dengan jumlah
suara yang diperoleh masing-masing partai politik. Dalam sistem ini, para pemilih akan
memilih partai politik, bukan calon perseorangan.
Sistem pemilu proporsional dibagi menjadi dua macam sistem, yakni sistem pemilu
proporsional terbuka dan sistem pemilu proporsional tertutup.
• Sistem pemilu proporsional terbuka adalah sistem pemilihan umum di mana pemilih
mencoblos partai politik ataupun calon bersangkutan. Dalam sistem ini pemilih dapat
langsung memilih calon legislatif yang dikehendaki untuk dapat duduk menjadi
anggota dewan. Secara singkat, sistem proporsional terbuka adalah sistem coblos caleg.
• Sistem pemilu proporsional tertutup adalah sistem pemilihan umum di mana
pemilih hanya mencoblos nama partai politik tertentu. Kemudian partai yang
menentukan nama-nama yang duduk di menjadi anggota dewan. Secara singkat, sistem
proporsional tertutup adalah sistem coblos gambar partai.
Secara legitimasi prinsip demokrasi, sistem proporsional terbuka dinilai lebih unggul.
Pasalnya, rakyat memiliki hak memilih atas setiap individu yang pantas untuk menduduki kursi
di lembaga legislatif. Sementara sistem proporsional tertutup menekankan pada penentuan
nama bakal caleg sesuai keputusan pimpinan atau keanggotaan partai politik.
Sistem proporsional tertutup juga dikhawatirkan menjadi sarana balas dendam untuk
mempersulit lawan internal. Namun beberapa pihak yang pro terhadap sistem tersebut
mengklaim bahwa mekanisme pemilihan umum tertutup lebih praktis dan pemilih dianggap
tidak begitu peduli dengan daftar kandidat.