Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

TUGAS MAKALAH
PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA I
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI ALIH PROGRAM

RUANG LINGKUP BELANJA NEGARA

Ditulis oleh:

Nama : Mia Sekarwati


NPM : 3082220065
Kelas : 3-01 Akuntansi Alih Program
No. Urut : 15
Semester :3
Tahun Akademik : 2022/2023
BAGIAN I
Pokok Bahasan:
Ruang Lingkup Belanja Negara
Sub pokok bahasan:
1. Pengertian Belanja Negara
2. Klasifikasi Belanja Negara
3. Jenis Belanja Negara untuk Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah dan Dana
Desa (TKDD)
4. Tujuan Penggunaan Setiap Jenis Belanja
5. Ketentuan Umum Pelaksanaan Belanja Negara (Pengantar ke Pertemuan 7)

BAGIAN II
A. Pengertian Belanja Negara
Menurut Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2021, belanja Negara adalah
kewajiban Pemerintah Pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih yang
terdiri atas belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

B. Klasifikasi Belanja Negara


Jenis belanja pada Kementerian/Lembaga berupa:
1. belanja pegawai
2. belanja barang dan jasa
3. belanja modal
4. bantuan sosial

Jenis belanja pada Bagian Anggaran BUN (Pemerintah Pusat) berupa:


1. belanja pegawai;
2. belanja barang dan jasa;
3. belanja pembayaran kewajiban utang
4. belanja subsidi
5. belanja hibah
6. belanja bantuan sosial
7. belanja lain –lain

C. Jenis Belanja Negara untuk Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah dan Dana
Desa
Anggaran Belanja Negara terdiri atas:
1. anggaran Belanja Pemerintah Pusat; dan
2. anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Pelaksanaan Belanja Pemerintah Pusat berorientasi pada keluaran (output) dan hasil
(outcome), untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Anggaran Belanja Pemerintah
Pusat dikelompokkan atas:
 Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi
Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi adalah belanja Pemerintah Pusat
yang digunakan untuk menjalankan fungsi pelayanan umum, fungsi pertahanan,
fungsi ketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi, fungsi perlindungan lingkungan
hidup, fungsi perumahan dan fasilitas umum, fungsi kesehatan, fungsi pariwisata,
fungsi agama, fungsi pendidikan, dan fungsi perlindungan sosial.

 Belanja Pemerintah Pusat Menurut Organisasi


Belanja Pemerintah Pusat Menurut Organisasi adalah belanja Pemerintah Pusat
yang dialokasikan kepada kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum
Negara.

 Belanja Pemerintah Pusat Menurut Program


Belanja Pemerintah Pusat Menurut Program adalah belanja Pemerintah Pusat
yang dialokasikan untuk mencapai hasil (outcome) tertentu pada Bagian Anggaran
kementerian negara/lembaga dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara.

Anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa terdiri atas:


1. Transfer ke Daerah
a. Dana Perimbangan;
 Dana Transfer Umum yang terdiri dari DBH dan DAU; dan
 Dana Transfer Khusus yang terdiri dari DAK fisik dan DAK nonfisik.
b. DID; dan
c. Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan Daerah Istimewa
Yograkarta.
2. Dana Desa.

D. Tujuan Penggunaan Setiap Jenis Belanja


1. Belanja pegawai dipergunakan untuk:
 belanja gaji dan tunjangan PNS dan TNI/ Polri termasuk uang makan dan
tunjangan lauk pauk yang melekat pada pembayaran gaji;
 belanja gaji dan tunjangan yang melekat pada pembayaran gaji Pejabat
Negara;
 belanja gaji dan tunjangan dokter/bidan pegawai tidak tetap;
 belanja honorarium;
 belanja gaji dan tunjangan pegawai non-PNS;
 belanja lernbur;
 pernbayaran tunjangan khusus;
 belanja pensiun dan uang tunggu PNS/ Pejabat Negara/TNI/ Polri, termasuk
belanja tunjangan hari tua; dan
 pembayaran Program Jaminan sosial pegawai.
2. Belanja barang dan jasa dipergunakan untuk:
 belanja barang untuk Kegiatan operasional;
 belanja barang untuk Kegiatan non-operasional;
 belanja barang pengganti pajak;
 belanja kontribusi pada organisasi internasional dan trust fund;
 belanja barang yang menghasilkan persediaan;
 belanja jasa seperti belanja langganan daya clan Jasa, belanja jasa pos clan
giro, belanja jasa konsultan, belanja sewa, belanja jasa profesi, belanja jasa
kepada Badan Layanan Umum (BLU) , dan belanja jasa lainnya;
 belanja pemeliharaan aset;
 belanja perjalanan dinas dalam negeri dan luar negeri;
 belanja barang BLU; dan
 belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda.
3. Belanja modal dipergunakan untuk antara lain:
 belanja modal tanah;
 belanja modal peralatan dan mesin;
 belanja modal gedung dan bangunan;
 belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan;
 belanja modal lainnya; dan
 belanja modal BLU.
4. Belanja modal dipergunakan untuk pembayaran bunga yang dilakukan atas
kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding), baik utang dalam
negeri maupun utang luar negeri yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka
pendek atau jangka panjang. Selain itu, belanja pembayaran kewajiban utang juga
digunakan untuk pembayaran denda/biaya lain terkait pinjaman dan/ atau hibah
dalam maupun luar negeri, serta imbalan bunga.
5. Belanja subsidi dipergunakan untuk penyaluran subsidi kepada masyarakat melalui
perusahaan Negara dan /atau perusahaan swasta yang diberikan oleh Menteri
Keuangan selaku BUN.

3
6. Belanja hibah dipergunakan untuk pinjaman dan/atau hibah luar negeri yang
diterushibahkan ke daerah dan hibah daerah yang bersumber dari penerimaan
dalam negeri.
7. Bantuan Sosial dipergunakan untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan
terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/ atau
kesejahteraan masyarakat.

E. Ketentuan Umum Pelaksanaan Belanja Negara

Pelaksanaan belanja Negara dilakukan oleh pejabat perbendaharaan Negara yaitu:


1. Bendahara Umum Negara (BUN) adalah pejabat yang diberi tugas untuk
melaksanakan fungsi BUN.
2. Kuasan Bendahara Umum Negara (BUN) adalah pejabat yang diangkat oleh BUN
untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan APBN
dalam wilayah kerja yang ditetapkan.
3. Pengguna anggaran
4. Kuasa pengguna anggaran
5. Pejabat pembuat komitmen adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA
untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara.
6. Pejabat penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM) adalah pejabat yang
diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas permintaan
pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.

Dalam Pelaksanaan berkaitan dengan dokumen yang dihasilkan seperti berikut:


1. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah dokumen yang diterbitkan oleh
KPA/PPK, yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada negara.
2. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan oleh PA/KPA
atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari
DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan.
3. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah surat perintah yang diterbitkan
oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban
APBN berdasarkan SPM.

REFERENSI

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 tentang Anggaran Pendapatan


dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 102/PMK.02/2018 Tentang
Klasifikasi Anggaran
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara

Anda mungkin juga menyukai