Anda di halaman 1dari 2

Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari tentang metode-metode untuk

menghasilkan dan menganalisis spektrumInterpretasi spektrum yang dihasilkan dapat


digunakan untuk analisis unsur kimiameneliti arus energi atom dan molekulmeneliti
struktur molekul, dan untuk menentukan komposisi dan gerak benda-benda langit
(Danusantoso, 1995: 409).

Interaksi radiasi dengan material merupakan fundamental dari spektroskopi. Interaksi


Radiasi Elektro Magnetik (REM) dengan atom atau molekul yang berada dalam
material akan menyebabkan peristiwa hamburan (dekomposisi) oleh atom atau
molekul tersebut menjadi sekumpulan atau berkas sinya-sinyal fundamentalnya
(sinyal-sinyal harmoniknya)Dekomposisi radiasi oleh atom atau molekul tersebut
menuju ke segala arah dengan panjang gelombang dan intensitas yang dipengaruhi
ukuran partikel molekul. Apabila media transparan tersebut mengandung hanya
partikel dengan ukuran dimensi atom, maka akan terjadi dekomposisi radiasi dengan
intensitas yang sangat lemahRadiasi dekomposisi tersebut tidak tampak oleh karena
panjang gelombangnya adalah pada daerah ultravioletRadiasi hamburan tersebut
dikenal dengan hamburan Rayleigh. Demikian pula yang tejadi pada molekul-molekul
dengan diameter yang besar atau teragregasi sebagai contoh molekul suspensi atau
koloidaHamburan pada larutan suspensi dan sistem koloida panjang gelombangnya
mendekati ukuran partikel molekul suspensi atau sistem koloid tersebut. Radiasi
hamburan rersebut dikenal sebagai hamburan Tyndal atau hamburan mie yang
melahirkan metode turbidimetri.

Suatu penelitian yang sulit dengan hasil temuan yang sangat berarti, dalam ilmu fisika
telah dilakukan oleh Chandra Venkrama Raman seorang ahli fisika berkebangsaan
Indiapada tahun 1928. Menurut temuan Raman tampak gejala pada molekul dengan
struktur tertentu apabila dikenakan radiasi infra merah dekat atau radiasi sinar tampak,
akan memberikan sebagian kecil hamburan yang tidak sama dengan radiasi semula.
Hamburan yang berbeda dengan radiasi semula (sumber radiasi) tersebut berbeda
dalam hal panjang gelombang, frekuensi serta intensitasnya dikenal sebagai "feeble
fluorescence" atau hamburan Raman. Hamburan Raman tersebut memberikan garis
Raman dengan intensitas tidak lebih dari 0,001% dari garis spektra sumber radiasinya.

Efek Raman ini sangat lemah dan menjadi kenyataan setelah ditemukan teknik laser
40 tahun kemudianCahaya sinar laser tidak sama dengan cahaya yang datang dari
matahari atau dari bola lampu, karena cahaya laser seluruhnya mempunyai satu
panjang gelombang. Oleh karena itu, jika cahaya mengenai objek, seluruh cahaya
akan di hamburkan balik oleh objek tersebut, dimana panjang gelombang cahaya yang
datang sama dengan yang dipancarkan balik. Tidak hanya itu saja, gelombang
cahayanya berjajar rapih dengan arah yang sama (polarisasi). Dengan demikian laser
dapat meletakkan banyak foton pada spot yang kecil. Ada banyak foton yang
menumbuk sampelsatu dalam sejuta, meningkatkan sinyal sehingga menjadi cukup
kuat untuk dideteksiKarena seluruh foton mempunyai panjang gelombang yang
samamaka semua akan berinteraksi dengan cara yang sama pada molekul yang
jenisnya samasehingga memperkuat efek yang terjadi.

Sejak ditemukannya efek Raman pada tahun 1982, spektroskopi Raman banyak
digunakan sebagai solusi dari berbagai kebutuhan teknologi, terutama dalam industri
laboratorium. Spektroskopi Raman merupakan teknik spektroskopi yang berdasarkan
pada hamburan inelastik dari cahaya monokromatik yang biasanya berasal dari sinar
laser schingga mengakibatkan deformasi molekular oleh medan listrik E yang
ditentukan dengan kemampuan polarisasi molekular a. Efek Raman merupakan
frekuensi dari foton yang dipancarkan ulang dapat dinaikkan maupun diturunkan
terhadap frekuensi asli cahaya monokromatik. Perubahan ini memberikan informasi
tentang getaran, rotasi, dan transisi frekuensi rendah yang lain pada molekul.
Spektroskopi Raman dapat digunakan untuk mempelajari material padat, cair dan gas.

Anda mungkin juga menyukai