Anda di halaman 1dari 2

Sebelumnya, sistem usaha tani di Desa tersebut berfokus pada kegiatan produksi pertanian dalam

skala tertentu. Petani hanya melakukan kegiatan produksi dan menjual hasil panen mereka. Namun,
seiring dengan perkembangan program Desa Wisata Petik Buah Belimbing, terjadi perubahan dalam
sistem usaha tani. Sistem usaha tani yang sebelumnya hanya berorientasi pada produksi beralih dan
memperluas cakupannya menjadi agrowisata.

Dalam sistem usaha tani yang baru ini, petani tidak hanya terlibat dalam kegiatan produksi pertanian,
tetapi juga berperan sebagai tuan rumah wisata. Mereka membuka kebun mereka untuk wisatawan
yang ingin mengalami aktivitas petik buah belimbing secara langsung. Para wisatawan dapat
berpartisipasi dalam kegiatan petik buah, menjelajahi kebun, dan belajar tentang budidaya buah
belimbing. Sistem usaha tani dengan orientasi agrowisata ini memberikan kesempatan bagi petani
untuk mendapatkan pendapatan tambahan melalui sektor pariwisata.

Dengan demikian, perubahan ini mengubah peran dan fokus sistem usaha tani di Desa tersebut, dari
hanya menjadi unit produksi menjadi suatu bentuk kombinasi antara produksi pertanian dan
pengalaman wisata bagi para pengunjung.

Perubahan sistem usaha tani yang sebelumnya hanya sebagai unit produksi dalam skala tertentu
yang dilakukan oleh petani, kini mengalami peralihan ke sistem usaha tani dengan orientasi
agrowisata. Sebelumnya, petani di Desa tersebut terlibat dalam kegiatan produksi pertanian yang
meliputi penanaman, pemeliharaan, dan panen buah belimbing. Hasil panen tersebut kemudian
dijual atau dipasok ke pasar lokal atau pihak ketiga.

Namun, dengan implementasi program Desa Wisata Petik Buah Belimbing, terjadi perubahan
paradigma dalam sistem usaha tani. Sistem usaha tani yang sebelumnya hanya berorientasi pada
produksi, beralih untuk mengintegrasikan kegiatan pertanian dengan sektor pariwisata. Petani di
Desa tersebut membuka kebun mereka sebagai tujuan wisata agrowisata, di mana wisatawan
memiliki kesempatan untuk mengalami secara langsung kegiatan petik buah belimbing yang segar
dan menikmati suasana pedesaan yang nyaman.

Dalam sistem usaha tani dengan orientasi agrowisata ini, petani tidak hanya bertindak sebagai
produsen buah belimbing, tetapi juga berperan sebagai tuan rumah wisata. Mereka menyambut dan
mengajak wisatawan untuk berpartisipasi dalam kegiatan petik buah, memberikan pengetahuan
tentang budidaya buah belimbing, dan memperlihatkan kehidupan sehari-hari petani. Selain itu,
beberapa petani juga mengembangkan atraksi lain seperti pengenalan tumbuhan lokal, taman apel,
atau area piknik.

Perubahan ini mempengaruhi seluruh sistem usaha tani di Desa tersebut. Petani harus menyesuaikan
praktek pertanian mereka dengan kebutuhan agrowisata, termasuk pengaturan lahan, pemeliharaan
kebersihan, dan pemilihan varietas buah belimbing yang menarik bagi pengunjung. Selain itu,
mereka juga harus mengembangkan kemampuan dalam melayani wisatawan, seperti memberikan
penjelasan tentang proses budidaya, memberikan panduan dalam petik buah, atau menyediakan
fasilitas pendukung pariwisata.

Perubahan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan keberlanjutan ekonomi bagi
petani serta mempromosikan pariwisata lokal. Dengan mengintegrasikan pertanian dengan sektor
pariwisata, diharapkan program Desa Wisata Petik Buah Belimbing dapat meningkatkan pendapatan
petani, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan keberlanjutan lingkungan, serta
memperkenalkan masyarakat lokal dan wisatawan pada budaya pertanian dan kehidupan pedesaan.

Dalam konteks ini, perubahan sistem usaha tani menjadi agrowisata membawa dampak yang
signifikan pada petani, masyarakat lokal, dan pengunjung. Oleh karena itu, penting untuk memahami
perubahan ini secara holistik, termasuk implikasi ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta tantangan
dan peluang yang mungkin muncul dalam mengelola sistem usaha tani dengan orientasi agrowisata
di Desa Wisata Petik Buah Belimbing.

Anda mungkin juga menyukai