Anda di halaman 1dari 23

ETIS

BERMEDIA DIGITAL
Waspadai Konten Negatif

Tia Muliawati, S.Pd.


SMKN 1 Cibadak
Mengapa harus etis?
Perkembangan komunikasi digital
memiliki karakteristik komunikasi global
yang melintasi batas-batas geografis dan
batas-batas budaya. Sementara setiap
batas geografis dan budaya juga memiliki
batasan etika yang berbeda. Setiap negara,
bahkan daerah memiliki etika sendiri,
begitu pula setiap generasi memiliki etika
sendiri.
Ruang Lingkup Etika

KESADARAN INTEGRITAS

KEBAJIKAN TANGGUNG JAWAB


Data Pengguna Internet di Indonesia

Sumber : We Are Social & Hootsuite, 2020


Waktu yang Digunakan Mengakses Internet

Sumber : We Are Social & Hootsuite, 2020


Apa Saja sih
Konten Negatif
itu?
Apa Saja sih Konten Negatif itu?

Konten Negatif merupakan informasi dan/atau dokumen


elektronik yang memiliki muatan yang melanggar
kesusilaan, perjudian, penghinaan atau pencemaran nama
baik, pemerasan dan/atau pengancaman, penyebaran
berita bohong dan menyesatkan sehingga
mengakibatkan kerugian pengguna.

Sumber: Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi


Elektronik yang telah diubah melalui UU Nomor 19 Tahun 2016 (UU ITE)
Motivasi Pembuatan Konten Negatif

(Posetti & Bontcheva, 2020)


Apa itu Hoaks?

Hoax adalah berita bohong atau kabar palsu. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), hoaks atau hoax adalah berita bohong atau berita tidak
bersumber. Hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar

Hoaks memanfaatkan masyarakat yang


tidak memiliki pengetahuan atau awam
dalam mengelola informasi
Apa itu Perundungan di Dunia
Maya (cyberbullying)?

merupakan tindakan agresif dari seseorang atau


sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih
lemah (secara fisik maupun mental), dengan
menggunakan media digital. Tindakan ini bisa
dilakukan terus menerus oleh yang bersangkutan
(UNICEF, n.d.). Korbannya bisa mengalami depresi
mental
Bentuk Perundungan
doxing (membagikan data personal seseorang ke
dunia maya);
cyberstalking (mengintip dan memata-matai
seseorang di dunia maya); dan
revenge porn (membalas dendam melalui
penyebaran foto/video intim/vulgar seseorang.

Selain balas dendam, perundungan ini juga untuk


memeras korban). Perundungan ini bisa
memunculkan rasa takut si korban, bahkan dapat
terjadi kekerasan fisik di dunia nyata/offline (Dhani,
2016).
STOP CYBERBULLYING

Perundungan sering kita temui di dunia maya dan ini


merupakan masalah serius bagi kesehatan dan
keselamatan para pengguna internet.
Apa itu Ujaran
Kebencian?
Apa itu Ujaran Kebencian?
Pengertian ujaran kebencian atau hate
speech adalah ungkapan atau ekspresi
yang menganjurkan ajakan untuk
mendiskreditkan, menyakiti seseorang
atau sekelompok orang dengan tujuan
membangkitkan permusuhan, kekerasan,
dan diskriminasi kepada orang atau
kelompok tersebut (Gagliardone, Gal,
Alves, & Martinez, 2015)

Mengapa banyak ujaran kebencian dan


mengapa banyak orang melakukan hal itu?
Tindakan Etis Dalam
Kompetensi Digital
Ada sepuluh kompetensi yang dirumuskan oleh Japelidi
dari berbagai sumber, yaitu:
mengakses, menyeleksi, memahami, menganalisis,
memverifikasi, mengevaluasi, mendistribusikan,
memproduksi, berpartisipasi dan berkolaborasi
(Martha, Novi, Monggilo, Yuwono, & Rahayu, 2019).

Kesepuluh kompetensi tersebut bersifat pentahapan dan dapat kita


gunakan untuk mengatasi konten negatif yang ada di internet
Yuk, Menganalisis Konten Negatif

Perlu membangun sikap kritis atas konten yang tersedia.


Ada yang menganjurkan sikap kritis dimulai dengan
bersikap skeptis, tidak dengan serta merta mempercayai
informasi yang didapat. Pedoman dalam memeriksa
informasi adalah informasi harus jujur, sesuai fakta.
Bagaimana Memverifikasi
Konten Negatif?

Kita melakukan cross check untuk menguji kebenaran suatu


informasi. Langkah verifikasi akan mengurangi resiko
menjadi korban dari konten negatif, menguji kebenarannya
dengan mencari informasi dari sumber-sumber lain yang
kredibel. Sumber yang kredibel adalah yang memiliki rekam
jejak yang baik, memiliki keahlian di bidangnya, dan kita
ketahui tidak memiliki bias kepentingan.
.
Mengevaluasi Konten
Kita perlu memiliki beberapa pertimbangan sebelum
menyebarkan suatu informasi.
Apakah kita perlu menyebarkan setiap informasi yang
kita miliki?
Apakah informasi ini benar?
Apakah informasi ini penting?
Apakah informasi ini bermanfaat bagi keselamatan dan
perbaikan situasi masyarakat jika disebarkan?
Mengevaluasi Konten

Tidak Perlu Mendistribusikan Konten Negatif

Gunakan kreatifitas kita untuk


memproduksi/membuat konten yang bermanfaat,
yang tidak merugikan orang lain dan diri kita.
Jadi, Bagaimana Kita Berpartisipasi
di Ruang Digital?

berperan aktif bagi kebaikan bersama


konten negatif harus dilawan!
Kominfo sudah coba mengatasi konten negatif
dengan cara menggunakan “Ais” sebagai penangkal
konten negatif. Mesin ini mengawasi berbagai
konten yang beredar dan mengais (crawling)
konten-konten negatif untuk diblok lalu dihapus
agar tidak bisa diakses oleh masyarakat.
https://bit.ly/MesinAIS
Berkolaborasi Perangi Konten Negatif

Upaya memerangi konten negatif tidak bisa


dilakukan sendirian mengingat peredaran dan
pembuat konten negatif ini sangat masif. Kita harus
berkolaborasi dengan orang-orang lain untuk
mengefektifkan gerakan. Langkah ini bisa dilihat di
Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi)
Berbagai panduan dibuat untuk membangun
dunia digital yang semakin baik di Indonesia
Partisipasi Warga Mencetak Poster dan
Spanduk Buatan Japelidi
Beberapa karya anggota Japelidi
bisa diperoleh gratis di

http://ugm.id/kolaborasijapelidi

http://literasidigital.id/

Anda mungkin juga menyukai