(TIK)
DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
TOPIK
1. INTERNET DAN
KESEHATAN REPRODUKSI 2. RISIKO INTERNET
DAN MEDIA
DIGITAL
3. ETIKA BERINTERNET
DAN KIE DIGITAL
1. INTERNET DAN KESEHATAN REPRODUKSI
TUJUAN
(Diadaptasi dari Sumber Laporan Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja di Asia Pasific – Burnette Intitute dan UNFPA)
Kesimpulan dan Refleksi
- Ada baiknya kita berpikir tentang sisi positif dan negatif segala hal yang
kita lakukan dan yang kita konsumsi, termasuk dengan internet.
- Kita perlu mengetahui dan merasakan sisi positif dan negatif internet agar
kita bisa menggunakannya dengan lebih bijaksana dan bertanggung
jawab.
2. RISIKO INTERNET DAN MEDIA DIGITAL
TUJUAN
Risiko internet terkait kesehatan reproduksi dapat terjadi melalui Kontak, Perilaku dan
Konten:
RISIKO KONTEN
RISIKO PERILAKU
RISIKO KONTAK ● Paparan konten seksual
●Diskriminasi dan secara tidak langsung
●Seksual online cyberbullying yang tidak diinginkan
●Pelecehan dan ●Penyebaran ● Konten yang tidak pantas
eksploitasi seksual konten sex tanpa atau berbahaya (mis.
online ijin pornografi dan
“'Revenge porn'” kekerasan)Pemahaman
yang salah
CONTOH KASUS
1. Risiko Fisik
Gangguan Pencernaan Nyeri pada Bagian Tubuh Tertentu. Cedera dan Kecelakaan
Tips mencegah dan mengurangi dampak risiko fisik karena
penggunaan gawai dan internet:
Mengatur waktu
Hindari menggunakan penggunaan sehingga
atau melihat gawai tidak mengganggu jadwal
ketika sedang berjalan makan dan melakukan
atau berkendara aktivitas lainnya.
2. Risiko Kecanduan Internet /Adiksi Gadget
https://www.youtube.com/watch?v=7XC6PAr5Moc
Kuisoner Adiksi Internet (Oleh Divisi Psikiatri FKUI)
Web: https://kdai-
online.id/ Download via Playstore : KDAI
Seseorang rentan untuk mengalami kecanduan internet jika:
Dorong untuk
Menekuni minat dan remaja Membuat
hobi yang tidak kecanduan internetnyakondisi
membicarakan jadwal dan urutan
menggunakan internet prioritas
Membuat perjanjian
penggunaan internet antara
orang tua dan remaja
3. Risiko Pornografi
• Kamus Besar Bahasa Indonesia, pornografi bermakna dua
yaitu (1) penggambaran tingkah laku secara erotis dengan
lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi, (2)
bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata
dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi dalam seks.
https://www.youtube.com/watch?v=O9rMmjVa5QI
4 tahapan efek pornografi terhadap remaja
2. Eskalasi
1. Adiksi Munculnya kebutuhan untuk
Tahap kecanduan, yaitu keinginan mengonsumsi konten pornografi
untuk mengkonsumsi pornografi dengan muatan materi seks yang
kembali timbul setelah terpapar oleh lebih berat daripada sebelumnya.
konten tersebut sebelumnya.
Willard (2005)
Pencegahan dan penanganan perundungan siber:
Berita hokas yang sempat viral di tahun 2019, seorang remaja Banyak berita hoaks mengenai penularan HIV,
mau berhubungan seks dengan pacarnya karena pacarnya diantaranya mengenai penularan lewat alat
mengaku kekurangan sel darah putih makan
Mengenali dan menangkal hoaks:
Hati-hati dengan
judul berita Periksa fakta dan
Cermati alamat situs
provokatif dan sumber
sensasional
Ketika kita mengunggah sesuatu di internet, kita sulit menariknya kembali dan mengontrol
bagaimana orang lain akan menggunakan atau menyampaikan unggahan itu. Bisa jadi, apa yang
didengar/dibaca oleh orang lain menjadi sangat berbeda dengan apa yang kita unggah pada
awalnya.
Kita harus sangat berhati-hati dan bertanggung jawab ketika mengunggah apapun di internet,
walaupun itu ke platform yang kamu pikir kita percayai.
Informasi di internet sangat rentan diubah, kita juga harus berhati-hati dalam mempercayai dan
membagikan informasi yang kita baca dari sumber-sumber di internet. Bisa saja informasi yang
kita baca sudah diubah, sehingga sudah tidak akurat lagi dan sudah menjadi hoaks.
Pengetahuan yang baik dan benar mengenai penggunaan internet dan media sosial diperlukan
agar dapat mengurangi risiko peggunaan internet
3. ETIKA BERINTERNET DAN KIE DIGITAL
TUJUAN
Etika Berinternet
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan UU Republik
Indonesia Nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE).
Konten disesuaikan
Informasi dibuat dengan Informasi disampaikan
dengan target sasaran,
menarik dalam bentuk secara singkat, padat
misalnya usia, daerah
video atau gambar dan jelas
dan lain-lain
Sarana media digital dalam menyampaikan
informasi mengenai kesehatan reproduksi:
·
Youtube
·
Instagram
·
Facebook
·
Tiktok
·
WhatsApp Messanger
·
Zoom
·
Kahoot
·
Quizes
Semua sarana media digital tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi yang
ada dilingkungan masing-masing.
Kesimpulan dan Refleksi
·
etika kita dalam menggunakan internet adalah dengan membuat dan
menyebarkan konten-konten yang baik, benar dan bermanfaat.
·
Setiap orang punya kreativitas dan potensi untuk mengkreasikan konten
yang berkualitas untuk membantu sesama remaja dan orang muda.
·
Banyak hoaks dan konten tidak baik di media sosial dan internet, kita bisa
berkontribusi untuk membuat dunia digital menjadi dunia yang penuh
dengan konten positif dan bermanfaat.