W.E. Noach mengatakan, Penologi adalah ilmu tetang pidana dan sarana-sarananya atau
pengetahuan tentang cara perlakuan/pemidanaan terhadap pelaku kejahatan dan sarana-
sarana yang digunakannya.
Sutharland dan Cressey, mengatakan, Penologi adalah ilmu yang berkaitan dengan
pengawasan terhadap kejahan.
Soedjono Dirdjosisworo, mengatakan penology adalah ilmu tentang kepenjaraan dan
perlakuan/pembinaan narapidana.
Moeljatno, mengatakan, penologi adalah ilmu tentang pidana dan pemidanaannya atau ilmu
pengetahuan tentang memperlakukan dan memidana pelaku kejahatan
Teori retributif dalam penalogi adalah teori yang menganggap bahwa pidana harus sepadan
dengan kesalahan yang dilakukan oleh pelaku kejahatan. Teori ini berpendapat bahwa tujuan
dari pidana adalah untuk membalas dendam atas tindakan kriminal yang dilakukan oleh
pelaku kejahatan. Dalam teori retributif, hukuman dianggap sebagai bentuk balas dendam
yang harus diberikan kepada pelaku kejahatan sebagai bentuk pembalasan atas tindakan
kriminal yang dilakukan
Dalam sistem pemidanaan Indonesia, teori retributif masih menjadi dasar dalam
memberikan hukuman kepada pelaku kejahatan. Namun, saat ini terdapat juga teori-teori
lain seperti teori restoratif dan teori integratif yang mulai diterapkan dalam sistem
pemidanaan Indonesia
4.Karl O Cristiansen mengidentifikasi lema (5) ciri pokok dari teori retributive sebutkan.
Karl O Cristiansen Mengidentifikasi lima cirri pokok dari teori retributif, yaitu
1. Tujuan pemidanaan hanyalah sebagai pembalasan
2. Pembalasan adalah tujuan utama dan didalamnya tidak mengandung sarana-sarana untuk
tujuan lain seperti kesejahteraan masyarakat
3. Kesalahan moral sebagai satu-satunya sayart untuk pemidanaan
4. Pidana harus sesuai dengan kesalahan dengan pelaku
5. Pidana melihat kebelakang, ia sebagai pencelaan yang murni dan bertujuan tidak untuk
memperbaiki, mendidik dan meresosialisasi pelaku
5.Jelasakan 2 perbedaan pandang teori tentang pemidanaan yaitu teori teori Retributif Murni dan
Teori Retributif tidak Murni.
Teori Retributif Murni dan Teori Retributif Tidak Murni adalah dua pandangan teori tentang
pemidanaan. Teori Retributif Murni memandang bahwa pidana harus sepadan dengan
kesalahan. Sementara itu, Teori Retributif Tidak Murni memandang bahwa pidana tidak
harus sepadan dengan kesalahan. Teori Retributif Tidak Murni terpecah menjadi dua yaitu
Teori Retributif Terbatas dan Teori Retributif Tidak Terbatas. Teori Retributif Terbatas
memandang bahwa pidana tidak harus sepadan dengan kesalahan, sedangkan Teori
Retributif Tidak Terbatas memandang bahwa pidana harus sepadan dengan kesalahan tetapi
juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kepentingan masyarakat dan kepentingan
negara
6. Apa yang dimaksud dengan : a ) tujan preventif, b) Tujuan Deterrence . c ) Tujuan Reformati .
Jelaskan.
1. Pidana hanya tidak bersifat sementara, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk
mengubah sikap dan tingkah laku yang salah.
2. Kualitas pekerjaan disesuaikan dengan kesalahan yang dilakukan.
3. Perlakuan harus manusiawi dan tidak merendahkan martabat manusia.
4. Perlakuan harus memperhatikan keamanan dan ketertiban.
5. Perlakuan harus memperhatikan kesehatan fisik dan mental narapidana
Lembaga Pemasyarakatan (LP) merupakan sub sistem yang paling akhir yang langsung
berhadapan dengan narapidana untuk melaksanakan pembinaan, mempunyai posisi yang
strategis dalam mewujudkan tujuan akhir dari Sistem Peradilan Pidana 1. Lembaga
Pemasyarakatan sebagai wadah pembinaan narapidana yang berdasarkan sistem
pemasyaraktan berupaya untuk mewujudkan pemidanaan yang integratif yaitu membina dan
mengembalikan kesatuan hidup masyarakat yang baik dan berguna.Sistem pemasyarakatan
sendiri merupakan sebuah sistem perlakuan terhadap Tahanan, Anak, dan Warga Binaan
dilaksanakan melalui fungsi Pemasyarakatan yang meliputi Pelayanan, Pembinaan,
Pembimbingan Kemasyarakatan, Perawatan, Pengamanan, dan Pengamatan dengan
menjunjung tinggi penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia