PENDAHULUAN
penjara, pidana mati, pencabutan hak dan juga merampas harta benda milik
pelaku tindak pidana. Menurut Pasal 10 KUHP, jenis pidana yang dapat
tambahan. Pidana pokok terdiri dari pidana mati, penjara, kurungan dan
karena pelanggaran hukum dalam hal ini hukum yang dilanggar harus
penegakan hukum ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu pertama,
sistem hukum pidana yang berlaku, untuk itu dalam pelaksanaannya harus
mengacu pada hak asasi manusia mengingat para narapidana memiliki hak-
1
Barda Nawawi Arief, 1986, Penetapan Pidana Penjara Dalam Perundang- undangan dalam
Rangka Usaha Penanggulangan Kejahatan, Bandung: Gramedia, hal. 35
1
2
hak dasar yang harus dilindungi, salah satunya hak untuk hidup bebas atau
(Bahasa Jawa) yang berarti tobat, jadi penjara berarti dibuat supaya menjadi
jera atau tobat. Sebelum bangsa kita mengenal istilah “Penjara” kita mengenal
istilah “Bui” atau “Buen” (Bahasa Jawa), yaitu suatu tempat atau bangunan
penjahat-penjahat lain.2
adanya Teori Pembalasan, Teori Tujuan dan Teori Gabungan. Van Bemmelen
2
RA. Koesnoen, 1961, Politik Penjara Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, Hal. 27
3
Andi Hamzah, 1993, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita, hal.
32.
3
4
Andi Hamzah, 1994, Azas- azas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 25
4
Pengurangan masa pidana itu diberikan pada hari kemerdekaan dan hari raya
luar biasa seperti narapidana tindak pidana korupsi, terorisme, narkoba dan
Presiden Nomor 174 Tahun 1999, Remisi adalah pengurangan masa pidana
yang diberikan kepada narapidana dan anak pidana yang berkelakuan baik
Pemerintah No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan
manusia. Dalam hukum pidana, perkembangan itu terjadi antara lain dengan
(aliran) klasik, aliran modern, aliran neo klasik dan aliran perlindungan
masyarakat.5
dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Hal ini ditegaskan
5
Roeslan Saleh, 1983, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana Dua Pengertian
Dasar Dalam Hukum Pidana, Jakarta: Aksara Baru, hal.2.
6
pendekatan yang hampir sama dengan nilai dan pendekatan yang terdapat
6
Romli Atmasasmita,et.al, 2005, Reformasi Hukum, Hak Azasi Manusia & Penegakan Hukum,
Bandung: Mandar Maju, hal.4.
7
Ibid .
8
Ibid, hal.11.
7
mengenai dampak remisi terhadap para napi dengan hukuman di atas 5 (lima)
tahun
Agar penelitian ini tidak keluar dari pokok batasan yang telah penulis
dampak remisi terhadap para napi dengan hukuman di atas 5 tahun yang
II A Semarang.
narapidana.
narapidana.
1. Manfaat Teoritis
pelaksanaan remisi
2. Manfaat Praktis
D. Kerangka Pemikiran
lembaga Pemasyarakatan.
mendapatkan remisi. Pemberian remisi ini tidak dibedakan atas jenis tindak
pidana yang dilakukan, akan tetapi didasarkan pada perilaku mereka selama
9
Burhan Ashofa, Metodologi Penelitian Hukum, Rineka Cipta: Jakarta, 1996, Hal. 6
10
Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Metode Pendekatan
10
Soleman B.Taneko, 1993, Pokok-pokok Studi Hukum Dalam Masyarakat, Jakarta: RajaGrafindo
Persada, hal.108.
11
Muslan Abdurrahman, 2009, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Malang: UMM-Press,
hal.94.
11
3. Lokasi Penelitian
4. Sumber data
12
M.Syamsudin, 2007, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Jakarta: RajaGrafindo Persada,
hal.101.
12
pemasyarakatan.
sebagainya.
digunakan:
13
S Nasution, 2001, Metode Research (Penelitian Hukum), Jakarta: Bina Aksara, hal.113.
13
Pada tahap ini analisis data yang dilakukan adalah analisis data
lapangan, maka antara pengumpulan data dan analisis data tidak menjadi
berbentuk siklus.14
dengan kenyataan empirik yang ada dilapangan yaitu hasil data yang
PELAJAR, hal.387.
14
F. Sistematika Skripsi
penulisan hukum ini, dapat dibagi 4 (empat) bab dengan sistematika sebagai
berikut:
berisikan uraian dasar teori dari skripsi ini yang meliputi Tinjauan umum
remisi..