Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PERUSAHAAN TENTANG HIGIENE INDUSTRI

PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA BAGI PARAMEDIS

JUMAT, 23 JUNI 2023

DISUSUN OLEH :

Ketua : Agus Herdiyanto

Sekretaris : Afrizal Putra

Anggota : Angga Maresha


Evi Listianingsih
Nisrina Antikawati
Rudiansa
Tisya Afrilia
Viola Okta Yusenda
Wiwie MC Sitohang
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan laporan kunjungan perusahaan Via online sebagaimana mestinya. Laporan
disusun untuk melengkapi rangkaian kegiatan Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja yang
dilaksanakan pada periode 19 – 23 Juni 2023. Laporan ini memaparkan mengenai Higiene Industri
pada perusahaan PT. Solusi Bangun Andalas

Dalam usaha penyelesaian laporan ini, kami banyak memperoleh bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini kami
ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati kami menerima semua saran dan kritikan yang membangun guna
perbaikan kedepannya.

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.1.1 PT Solusi Andalas ......................................................................................................... 1
1.1.2 Struktur Organisasi (P2K3) .......................................................................................... 2
1.1.3 Proses Produksi .............................................................................................................. 2
1.1.4 Visi dan Misi .................................................................................................................. 3
1.2 Tujuan Kegiatan ................................................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 5


2.1 Hiegine Industri ..................................................................................................................... 5
2.2 Lingkungan Kerja ................................................................................................................. 5
2.3 Faktor Lingkungan Kerja ..................................................................................................... 5
2.4 Perinsip Dasar Penerapan Higiene Industri Di Tempat Kerja ........................................... 6
2.4..1 Faktor Fisika ............................................................................................................... 7
2.4..2 Faktor Kimia .............................................................................................................. 7
2.4..3 Faktor Biologi ............................................................................................................. 8
2.4.4 Faktor Ergonomi ........................................................................................................ 8

BAB 3 ANALISIA .............................................................................................................................. 9


3.1 Faktor Fisik ........................................................................................................................... 9
3.2 Faktor Kimia ....................................................................................................................... 10
3.3 Faktor Biologi ..................................................................................................................... 10
3.4 Faktor Personal Protektif Equipment .............................................................................. 11

3.2 Tabel 3.1 Tabel identitas Resiko dan Bahaya ........................................................................... 12

BAB 4 PENUTUP ............................................................................................................................ 14


4.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 14
4.2 Saran ................................................................................................................................. 14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 PT. Solusi Bangun Andalas

Perkembangan pabrik semen ini mulai dirintis oleh sebuah perusahaan swasta nasional yaitu
PT. Rencong Aceh Semen dengan melakukan studi kelayakan sejak tahun 1976 sampai dengan 1979.
PT. Rencong Aceh Semen bekerja sama dengan dua perusahaan asing yaitu Blue Circle Industries Ltd
dari inggris dan Cementia Holding A.G dari Swiss mengadakan usaha patungan untuk mendirikan
sebuah pabrik semen di Aceh.

Setelah mendapat persetujuan dari Presiden Republik Indonesia, H.M Soeharto pada bulan
Februari 1980 (Surat persetujuan no. B-3/Pres/2/1980 tanggal 23 Februari 1980), maka tanggal 11
April 1980 didirikan PT. Semen Andalas Indonesia dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun
dengan ketiga perusahaan tersebut sebagai sponsor utama. Lokasi pabrik di Lhoknga kurang lebih 17
km ke selatan dari Banda Aceh ke arah Meulaboh.

Perkembangan fisik pabrik ini berlangsung selama 38 bulan dan pada tanggal 2 Agustus 1983
pabrik ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia sebagai pabrik semen yang kedelapan di
Indonesia. Namun, pada saat sekarang Blue Cirle tidak lagi sebagai sponsor, diganti dengan Lafarge
dari perancis sebagai pemegang saham terbanyak pada PT. Semen Andalas Indonesia.

Kemudian pada tahun 2019 PT. Lafarge Cement Indonesia berganti nama PT. Solusi Bangun
Indonesia (SBI) dan memiliki anak perusahaan bermana PT. Solusi Bangun Andalas yang mulai
beroperasi pada tanggal 11 Februari 2019. PT. Solusi Bangun Andalas (SBA) adalah unit
pergantongan semen terbesar di Indonesia dan termasuk bagian dari Semen Indonesia Group (SIG).
Perusahaan ini terletak di Jl. Ujung Baru Pelabuhan Belawan. Perusahaan ini merupakan perusahaan
yang memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan terdepan dengan kinerja terbaik dalam industri
yang bergerak di bidang pengemasan untuk pengadaan bahan material bangunan.

Hasil produksi yang dihasilkan PT. Solusi Bangun Andalas yaitu Semen Andalas dengan
penghasilan sebanyak 1,6 juta ton semen tiap tahunnya. PT. SBA mempunya lima terminal
pemasaran, diantaranya: Aceh Besar, Lhokseumawe, Medan, Pulau Batam dan Dumai
.
1
2.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
(P2K3)

PT. Solusi Bangun Andalas memiliki struktur organisasi perusahaan dan Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sebagai badan pembantu di tempat kerja yang
merupakan wadah kerja sama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama
saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
(Permenaker No. 04 tahun 1987). Berikut struktur organisasi PT. Solusi Bangun Andalas:

2.1.1. Gambar Sturktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi P2K3 diketuai oleh Alwin Husaini selaku Direktur Utama yang memiliki peran
pengambil keputusan tertinggi, Sekretaris P2K3 yaitu Hakiki Hadi yang sudah memiliki sertifikat
Ahli K3 Umum lalu anggota dari wakil perusahaan dan wakil tenaga kerja, berikut struktur P2K3
dapat dilihat pada Gambar 2.1.2 berikut ini :

2
Gambar 2.1.2 Struktur Pembina Keselamatan Kesehatan Kerja

PT. SBA memiliki jumlah karyawan sebanyak 111 karyawan yang terdiri dari Reporting, Analisis dan
Support, Kontraktor dan Security. Pekerjaan ini dibagi menjadi dua shift kerja.Perusahaan ini memiliki
panjang dan kedalaman dermaga sekitar 120 m & 6,5 m. Produk yang dipasarkan berupa Andalas 40kg
PCC, 50kg OPC, dan Curah Padang 40kg PCC dan Curah.

Adapun visi dan misi PT. Solusi Bangun Andalas yaitu sebagai berikut:
Visi Perusahaan :
Menjadi pemimpin sejati di bidang bahan bangunan dengan cara menjadi yang terbaik melalui
pertumbuhan yang cepat dengan memberikan nilai tambah dan mencapai kepemimpinan pasar global
di dalam usaha lokal melaui prinisi pengelolaan “Multi Lokal”.

2.1.2 Proses Produksi


Proses pembuatan semen di PT. SBA s e c a r a u m u m a l u r p e m b u a t a n n ya secara proses
kering dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Persiapan Bahan Baku
2. Penggilingan Bahan Baku

3
3. Pemanasan, Pembakaran BahanBaku dan Pendinginan Material
4. P e ng g i l i n g a n K l i n k e r d i S e m e n Mill Menjadi Hasil Produk
5. Pengantongan Produk

2.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan
Menjadi pemimpin sejati di bidan bahan bangunan. Dengancara menjadi yang terbaik melalui
pertumbuhan yang cepat dengan memberikan nilai tambah dan mencapai kepemimpinan pasar
global

Misi Perusahaan:
Menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi pembangunan berkesinambungan untuk masyarakat
dan ramah lingkungan.
Lebih memprioritaskan masyarakat sekitar untuk memperoleh pekerjaan-pekerjaan kontrak yang
sesuai dengan kompetensinya.
Melindungi lingkungan hidup dan membantu kebutuhan masyarakat sekitar dalam hal
pendidikan, kesehatan, pengembangan ekonomi, serta sosial dan keagamaan, yang sangat
penting.

4
2.2 Tujuan Kegiatan

2.2.1 Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja bagi paramedis

2.2.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui dan memahami implemestasi K3 dan higine produksi di perusahaan


b. Sebagai antisipasi dan evaluasi terhadap faktor2 penyebab rasa tidak nyaman dan gangguan
di tempat kerja.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Higiene Industri

Secara umum Higiene industri didefinisikan sebagai ilmu dan seni dalam melakukan antisipasi,
rekognisi, evaluasi, dan pengendalian terhadap faktor-faktor lingkungan atau stresses, yang timbul
di atau dari tempat kerja, yang dapat menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan kesejahteraan
atau ketidaknyamananbagi pekerja maupun warga masyarakat. Secara khusus higiene perusahaan
fokus pada upaya pengenalan/identifikasi, penilaian/pengujian, pemantauan faktor lingkungan
tenaga kerja.

2.2 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah lingkungan tempat berlangsungnya proses produksi yang


mengandungberbagai sumber bahaya dan mengancam keselamatan dan kesehatan pekerjanya.
DalamUndang-undang (UU) no.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja adalah agar
dilakukannya pencegahandan pengendalian suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinaratau radiasi, suara, dan getaran. Secara luas, UU ini mengamanahkan
agar dilakukannya pencegahandan pengendalian Penyakit Akibat Kerja (PAK).

2.3 Prinsip Dasar Penerapan Higiene Industri di Tempat Kerja

Untuk penerapan higiene industri di tempat kerja suatu industri. Higiene industri memiliki
tigaaspek utama yaitu:
1. Pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja
2. Penilaian/evaluasi terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja
3. Pengendalian terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja.
Dalam memahami dasar gambaran higiene industri kita perlu mengetahui garis besar
dasarpemikiran tentang ketiga prinsip dasar penerapan higiene industri di tempat kerja
dalamlingkungankerja suatu industri.

6
2.4 Faktor Lingkungan Kerja

Berdasarkan dengan Permenakertrans No. PER. 01/MEN/1976, seorang dokter


perusahaandituntut untuk memiliki pengetahuan tentang ilmu higiene industri. Faktor-faktor
sumber bahayayang dapat diidentifikasi dalam lingkup higiene industri adalah faktor fisik, faktor
kimia, danfaktorbiologi, faktor fisiologi/ergonomi, dan faktor psikologi.

2.4.1 Faktor Fisika

a. Bising
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalamtingkat
danwaktu dan tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamananlingkungan.
1.Kebisingan terus-menerus : dihasilkan oleh mesin-mesin yang berputar
2.Kebisingan terputus-putus : seperti suara pesawat terbang di udara
3.Kebisingan menghenta : seperti suara dentuman meriam, bom meledak.
b. Getaran
Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-
balikdarikedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan
motor sehinggapengaruhnya bersifat mekanis. Terpaparnya pekerja terhadap getaran dapat
mengakibatkanpengaruhnegatif pada tubuh manusia baik bersifat mekanik, biologik, fisik dan
psikis.Dampakgetaranterhadap tubuh manusia sangat tergantung pada jenis getaran.Jenis
getaran yang terjadi sebagaifaktor fisika :
1.Getaran seluruh tubuh : Mempunyai frekuensi 1-80 Hz
2.Vibrasi segmental : Dapat memapari tubuh pekerja seperti lengan dan tangan.
Getaranini mempunyai frekuensi 5 – 1500

2.4.2 Faktor Kimia


merupakan potensi bahaya yang berasal dari bahan kimia dalam bentuk gas, cair dan padat
yangmempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak dan korosif.

7
2.4.3 Faktor Biologi
Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja yang bersifat biologi, disebabkanolehmakhluk
hidup meliputi hewan, tumbuhan, dan produknya serta mikroorganisme yangdapat menyebabkan
penyakit akibat kerja.

2.4.4 Faktor Ergonomi


Ergonomi berfungsi untuk menyerasikan alat, cara, proses dan lingkungan kerja terhadapkemampuan,
kebolehan dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungankerjayangsehat, aman,
nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya. Pendekatan ergonomi bersifatkonseptual dan
kuratif. 2.4.5 Faktor Psikologis Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja, disebabkan
oleh hubunganantarpersonal di Tempat Kerja, peran dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.

8
BAB III
ANALISIS

Kunjungan perusahaan yang dilakukan secara online pada PT Solusi Bangun Andalas pada hari
Rabu, tanggal 21 Juni 2023 pukul 15.15 – 16.15 WIB. PT Solusi Bangun Andalas merupakan
perusahaan yang memproses pengemasan (packaging) semen yang berlokasi di Belawan, Sumatera
Utara.
Semen tersebut berasal dari luar daerah yang diangkut menggunakan kapal. Kemudian setelah
semen tiba dari kapal pengangkut lalu dipompa menuju ke silo melalui pipa conveying selanjutnya
material semen diturunkan melalui bucket menuju screw screen untuk proses penyaringan. Kemudian
material semen dialirkan melalui airslide menuju packer dan selanjutnya dikemas dengan kantong
semen hingga akhirnya diturunkan melalui belt conveyor ke truk yang telah standby untuk dibawa ke
panglong.
Penulis akan membahas seputar Higiene Industri pada PT Solusi Bangun Andalas dengan
mengamati adanya sumber-sumber bahaya lingkungan kerja adalah sebagai berikut:

3.1 Faktor Fisika

1. Kebisingan
Hasil pengamatan pada PT Solusi Bangun Andalas ditemukan adanya potensi terjadinya
kebisingan pada mesin di area produksi. Oleh karena itu, perlunya memakai alat pelindung dari
kebisingan. Para pegawai di perusahaan tersebut sudah menggunakan alat pelindung suara
dalam bentuk ear plug. Selanjutnya, perlu adanya pemeriksaan Audiometri secara berkala pada
para pegawai dan perlu dilakukannya pengukuran tingkat kebisingan agar tingkat kebisingan
tidak melebihi nilai ambang batas.
2. Pencahayaan
Sistem pencahayaan pada PT Solusi Bangun Andalas menggunakan sumber cahaya buatan
berupa lampu neon berwarna putih. Secara keseluruhan sudah cukup baik, namun sebagai
evaluasi dalam pecahayaan perlu adanya pengontrolan dan pemeliharaan secara berkala agar
tidak mengganggu aktifitas dalam produksi di perusahaan.
3. Getaran
Penggunaan mesin forklift di lingkungan perusahaan dalapat menyebabkan getaran pada

9
pegawai. Secara umum sudah cukup baik, pegawai yang bertugas mengoperasikan forklift
sudah menggunakan alat pelindung diri yang sesuai standar untuk menghidari risiko yang
ditimbulkan dari efek getaran.
4. Suhu
Pada PT solusi Bangun Andalas Medan tampaknya sudah menggunakan parameter suhu untuk
mendeteksi suhu dalam pabrik sehingga dapat mengurangi resiko bahaya seperti heat stress
dan dehidrasi namun untuk pengendaliannya dengan menyediakan air minum yang memadai
dan mengatur jam kerja.

3.2 Faktor Kimia

1. Debu
PT Solusi Banguun Andalas merupakan perusahaan pengemasan material semen. Partikel semen
yang berukuran kecil dapat mengganggu saluran pernafasan jika pegawai tidak menggunakan alat
pelindung diri yang sesuai standart. Pada perusahaan ini, para pegawai sudah menggunakan alat
pelindung diri berupa masker respirator. Selanjutnya, perlu adanya pemeriksaan spirometry pada
saat Medical Check Up untuk menilai kondisi paru-paru pada para pegawai

3.3 Faktor Biologi


Faktor Biologi Adalah factor yang dapat mempengaruhi aktifitas tenaga kerja yang bersifat
bologi yang disebabkan oleh makhluk hidup meliputi hewan tumbuhan dan produknya serta
mikroorganisme yang dapat menyebab kan penyakit akibat kerja.
PT. Solusi Bangun Andalas memiliki banyak ruangan tertutup didalam lingkungan pabrik
sehingga penyebaran faktor biologi dapat berkembang dengan cepat contohnya virus TBC,
covid-19 dan Hepatitis B untuk itu meskipun PT sudah menerapkan penggunaan Masker dan
APD lainnya pada pekerja perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala untuk mengurungi
faktor resiko tertular penyakit.
Pengendalian faktor biologi pada tenaga kerja bisa berupa :
1. Imunisasi
2. Sanitasi dan hygiene perorangan
3. Alat pelindung diri

10
Sedangkan untuk pengendalian faktor biologi pada tempat kerja bias berupa :
1. Desinfeksi
2. Perbaikan system ventilasi

3.4 Personal Protektif Equipment (Alat Pelindung Diri)

Berdasarkan pengamatan secara online, pada PT Solusi Bangun Andalas sudah menerapkan
standart penggunaan alat pelindung diri yaitu dengan menggunakan:
1. Pakaian kerja (wearpack)
2. Safety shoes
3. Safety helmet
4. Googles
5. Ear plug
6. Masker respirator

11
Tabel 3.1. Tabel Identifikasi Resiko dan Bahaya

NO Tempat Identitas Resiko Analisis Resiko Saran

1 Ruang Pengemasan Kebisingan Tuli Akibat Kerja 1. Penggunaan ear plug atau ear
muff
2. Dilakukan pemeriksaan tingkat
kebisingan secara berkala.
3. Pemeriksaan audiometri secara
berkala bagi pekerja yang
terpapar.
4. Pengaturan jam kerja tidak
melebihi 8 jam dalam 1 hari
atau 40 jam dalam 1 minggu
2 Ruang Pengemasan Pencahayaan Gangguan Akibat Penglihatan Kerja 1. Lampu pada bagian gudang dan
packaging dapat diganti dengan
watt yang lebih tinggi dan lebih
terang.
2. Dilakukan pemeriksaan secara
berkala dengan menggunakan
luxmeter, diharapkan ruangan-
ruangan kerja tetap
mendapatkan pencahayaan yang
sesuai

3 Gudang Getaran Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 1. Menggunakan APD yang


sesuai standard
2. Pemeriksaan MCU rutin tiap
tahun
4 Ruang pengemasan dan Debu Penyakit di saluran pernafasan (Asma, 1. Menggunakan masker N95 /
gudang PPOK) respirator
2. Pemeriksaan spirometry secara
berkala
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan di PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS dapat disimpulkanbahwa :

1. Faktor fisik
• Pencahayaan : Menggunakan sumber sinar matahari dan sumber buatan sebagai
sumber penerangan. Secara umum penerangan pada bagian kantor belum dievaluasi dengan
baik dan belum dilakukan pengukuran dengan luxmeter secara berkala.
• Bising : Dari pengamatan video, pekerja saat bekerja tidak terlihat memakai
APD yang seharusnya digunakan.

2. Faktor Kimia
Bahan kimia adalah bahan atau zat kimia yang digunakan proses produksi Semen
sangatlah berdampak sehingga perlu menggunakan APD dan bahan kimia teruji dan aman
serta dilakukan Medical Chek Up Rutin guna mencegah dampak penyakit akibat kerja.

3. Faktor Biologi
Perlu ditingkatkan pencegahan guna menghindari hal-hal yang dapat terjadi akibat faktor
biologi, yaitu melakukan pengendalian, yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja.
Seperti menggunakan APD lengkap dan menerapkan serta mentaati SMK3.

4. Faktor Ergonomi
Berdasarkan pengamatan penulis di Perusahaan, ditemukan Faktor Ergonomi
yangmempengaruhi kesehatan pekerja Packaging walau pun memiliki Resiko Ringan

4.2 Saran

Dari hasil pengamatan video, yang kami lakukan, maka kami ajukan beberapa saran yaitu :
1. Memberi penyuluhan berkalatentang Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja terutama
terkait faktor yang dibahas di atas kepada tenaga kerja mengenai pemaparan faktor tersebut
dan dampak kesehatan yang dapat di timbulkan.
2. Peningkatan pengawasan, pelatihan dan penerapan sistem manajemen keselamat dan kesehatan
kerja (SMK3), serta higiene industri, dengan
14 melakukan identifikasi hazard danpengendalian
hazard.
3. Penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas sanitasi yang bersih dan aman bagi para perkerja
(seperti penyediaan tempat sampah di setiap lokasi produksi, sterilisasi secara berkala terhadap
alat-alat produksi yang digunakan).

15

Anda mungkin juga menyukai