KABUPATEN DHARMASRAYA
TAHUN 2023
I
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
SMK N 1 KOTO BESAR
Disetujui,
Ketua Jurusan Guru pembimbing
Disahkan Oleh:
Kepala SMK N 1 KOTO BESAR
i
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat dan Karunia Allah SWT saya dapat menyelesaikan
laporan Praktik Kerja Industri yang dilaksanakan di PT Kencana Sawit Indonesia
selama kurang lebih 3 bulan .
Adapun maksud dari penulisan laporan kerja praktik ini adalah dalam hal
memenuhi syarat untuk melengkapi sebagai persyaratan dari pelaksanaan praktik
kerja industri di SMK N 1 Koto Besar di PT. Kencana Sawit Indonesia . Laporan
kerja praktik ini disusun dengan kerja keras penulis dan pihak-pihak yang turut
berperan didalamnya.Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih banyak kepada :
1. Sang pencipta Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuni-Nya
serta segala pemberian-Nya yang tidak terhingga harganya.
2. Kepada kedua orang tua saya Bapak dan Ibu yang telah mendoakan dan
memberikan semangat selama saya melakukan prakerin.
3. Bapak Andison ,S.Si.,M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMK N 1 Koto Besar.
4. Ibu Annisa Rahmatan Lillahi Putri, S.T, selaku ketua jurusan SMK N 1 Koto
Besar.
5. Bapak Nofri Setiawan, S.Pd.,Gr, selaku pembimbing prakerin dari SMK N
1 Koto Besar.
6. Bapak Yoga Purna Prasetya, selaku MILL Manager pabrik kelapa sawit PT.
Kencana Sawit Indonesia yang telah memberikan izin kepada saya untuk
melakukan praktik Kerja Industri.
7. Bapak Hadi Santoso, selaku supervisor produksi dan pembimbing lapangan
yang telah memberikan banyak informasi dalam dunia kerja ,memberikan
data-data yang mendukung laporan prakerin ini.
8. Seluruh staff dan karyawan yang telah banyak membantu selama
pelaksanaan Praktik Kerja Industri di PT Kencana Sawit Indonesia.
9. Bapak/Ibu guru dan karyawan/karyawati SMK N 1 Koto Besar.
10. Seterusnya kepada teman-teman dan semua pihak yang telah terkait dalam
penyelesaian laporan ini.
ii
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan ini dan untuk itu penulis
mengharapkan kritikkan serta saran yang bersifat membangun guna perbaikan
laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Della Erawati
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 55
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... 56
Lampiran 1: Agenda Harian .................................................................... 56
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan ........................................................ 58
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 2.28 Polishing Drum ........................................................................... 28
Gambar 2.29 Nut Silo atau Nut Bin ................................................................... 29
Gambar 2.30 Rippel Mill .................................................................................. 30
Gambar 2.31 Light Tenera Dry Separatin (LTDS) ............................................ 30
Gambar 2.32 Hydrocylone ................................................................................ 31
Gambar 2.33 Claybath...................................................................................... 32
Gambar 2.34 Kernel Silo .................................................................................. 32
Gambar 2.35 Bulk Silo...................................................................................... 34
Gambar 3.1 Stasiun Water Treatment Plant ...................................................... 36
Gambar 3.2 Waduk........................................................................................... 37
Gambar 3.3 Clarifier Tank................................................................................ 38
Gambar 3.4 Water Basin 1................................................................................ 38
Gambar 3.5 Sand Filter .................................................................................... 39
Gambar 3.6 Water Basin 2................................................................................ 39
Gambar 3.7 Water Tower Tank ......................................................................... 40
Gambar 3.8 Softener Tank ................................................................................ 41
Gambar 3.9 Feed Water Tank ........................................................................... 41
Gambar 3.10 Thermal Daerator ....................................................................... 42
Gambar 3.11 Boiler .......................................................................................... 43
Gambar 3.12 Unit Turbin ................................................................................. 44
Gambar 3.13 Mesin Genset .............................................................................. 44
Gambar 3.14 Empty Bunch ............................................................................... 45
Gambar 3.15 Serabut (fiber) ............................................................................. 46
Gambar 3.16 Cangkang (shell) ......................................................................... 46
Gambar 3.17 Solid............................................................................................ 46
Gambar 3.18 Abu boiler ................................................................................... 47
Gambar 3.19 Kolom II (Mixing pond) .............................................................. 48
Gambar 3.20 Anaerob Kolom Pond .................................................................. 48
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1.1 Identitas Perusahaan
Tabel 1.1 Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : PT KENCANA SAWIT INDONESIA
Jenis Badan Hukum : Perseroan Terbatas
Alamat Perusahaan : Nagari Talao Sei Kunyit, Kec. Sangir Balai
Janggo, Kab. Solok Selatan, Provinsi Sumatra
barat.
Nomer Telephon 02129380777
:
Status Permodalan Penanaman Modal Asing
Bidang Usaha : Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit
Penanggung jawab : Jeprol Osinggang (AGM)
SK. Doc AMDAL : No.40/AMDAL/RKL-RPL/BA/XII/1998 Izin
: Terkait SK AMDAL
Lokasi No. 593.5/08/BKPMD/1991
Izin LA : No. 660.410-2014
: Izin Penyimpanan sementara LB3(PKS) :
No. 660.289 tahun 2014 Izin
Penyimpanan sementara LB3(PKS) : No.
660.289 tahun 2014
Izin Penyimpanan Sementara LB3
(Kebun) : No.660/20/KLH/III-tahun
2012
Izin lingkungan Terhadap Kegiatan
Pemanfaatan : Keputusan Bupati Solok
Selatan
Gas Mathena : 660.448/2105
2
4. Sebelah Barat dengan perkebunan kelapa sawit PT Sumatra Jaya
Agro Lestari (SJAL).
Secara administrasi pemerintah kegiatan perkebunan dan pabrik
pengolahan kelapa sawit PT Kencana Sawit Indonesia terletak pada
Nagari Sungai Kunyit dan Nagari Talao Sungai Kunyit Kecamatan
Sangir Balai Janggo Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatra Barat.
Dalam pemilihan lokasi PT Kencana Sawit Indonesia yang
berada di Kabupaten Solok Selatan di pengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu:
2. Misi Perusahaan
3
Doktrin “GOOD COORPORATE GOVERNANCE” demi menjamin
kepentingan seluruh “STAKEHOLDER”.
4
dengan baik. Bahan penujang ini disimpan pada gudang chemical
yang dapat diambil dan digunakan bila diperlukan.
5
1.3.2 Pemasaran
6
1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Manager
Yoga Purna Prasetya
Supervisor Kepala
produksi laboratorium
Hadi Santoso Hari Indrawan
Asisten supervisor
Anggota Anggota
produksi
Antonius Umbu Lero Putri Mayang Sari Eni Derita Puspa
7
BAB II
DESKRIPSI PROSES
Pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama pengolahan Tandan Buah
Segar (TBS) dipabrik, yaitu minyak kelapa sawit (CPO) yang merupakan hasil
pengolahan daging buah dan minyak inti sawit (PKO) yang dihasilkan dari ekstraksi
inti sawit.
Bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) harus menjalani beberapa proses
pengolahan untuk mendapatkan hasil CPO yang berkualitas baik. Proses terbagi
menjadi beberapa stasiun kerja antara lain sebagai beriku :
8
2.2 Uraian Proses Industri
2.2.1 Stasiun Penerimaan TBS
2.2.2.2 Penyortiran
Sebelum TBS dimasukan kedalam loading ramp maka
terlebih dahulu dilakukan penyotiran terhadap TBS dengan tujuan
untuk mendapatkan rendemen dan mutu yang baik dari TBS yang
akan diolah. Penyotiran dilakukan dengan memilih TBS yang
masak dan yang hampir masak. TBS yang belum masak akan
mempengaruhi rendemen minyak dan Asam Lemak Bebas (ALB)
yang dihasilkan, dimana TBS yang belum masak menghasilkan
rendemen yang sedikit asam lemak bebas yang rendah, sehingga
9
menyebabkan kerugian pada perusahaan. Adapun kandungan
asam lemak bebas yang diingikan antara 3-5 %. Ada 4 jenis buah
sawit yaitu:
1. Tenera Masak
Ciri-cirinya yaitu memiliki warna orange kemerahan,
berkulit tebal, bercangkang tipis dengan kandungan minyak
21%.
2. Tenera Mengkal
Ciri-cirinya yaitu memiliki warna kuning pucat, berkulit
tebal, bercangkang tipis dengan kandungan minyak 9%.
3. Dura Masak
Ciri-cirinya yaitu memiliki kulit orange kemerahan
berkulit tipis, bercangkang tebal dengan kandungan minyak
17% .
10
4. Dura Mengkal
Ciri-cirinya memiliki warna kuning pucat, berkulit tipis,
bercangkang tebal dengan kandungan minyak 13%.
Buah mentah
Tidak ada brondolan dan buah masih
kehitaman
11
Buah mengkal TBS < 5 kg maka brondolan < 5
brondol
TBS > 5 kg maka brondolan < 10
brondol
12
sistem yang mempunyai maksud segala sesuatu buah yang diterima
diawal harus dikeluarkan paling awal juga.
13
sawit tidak rontok brondolan dari janjangnya. Kapasitas dari sterilizer
itu sendiri untuk satu kali rebusan 45 ton/jam dengan menggunakan
besar tekanan maksimal yaitu 3 bar. Sedangkan suhu yang digunakan
dalam proses berlangsung sekitar 125 C.
14
2.2.4 Stasiun Tipper
Pada stasiun ini TBS yang telah direbus pada stasiun sterillizer
akan dikelaurkan dan ditarik oleh wing (alat penarikan lori) untuk
dipindahkan dengan bantuan transfer carriage ke tippler. PT Kencana
sawit Indonesia POM memiliki alat Tippler satu unit yang berfungsi
sebagai tempat putaran penuangan lori yang berisi TBS untuk dibawa
menuju ke tahap berikutnya.
15
2.2.5 Perontokan Buah (Thresher)
16
2.2.6 Stasiun Pengepresan
2.2.6.1 Pelumatan buah atau digester
17
4. Daging buah tidak boleh teremas terlalu lumat menjadi bubur,
harus tampak struktur serabut dari daging buah.
18
pengolahan lebih lanjut. Hal-hal yang diperlukan untuk
mengoptimalkan kerja mesin press:
a. Mengoptimalkan penambahan air yang bersuhu 90-95°C.
b. Mengecek kondisi keseluruhan peralatan press dalam keadaan
baik.
c. Sinkronisasi antara screw press dengan press hidrolik.
Komposisi dari crude oil yang dihasilkan dari proses press adalah:
a. Oil : 36-42%
b. Water : 20-22%
c. Sludge : 40-45%
19
beberapa mesin pemisah dan pemurnian minyak dari sludge (lumpur),
air, pasir dan lain-lain yang terdapat pada Dillution Palm Oil (DPO).
Tujuan utama dari proses klarifikasi adalah untuk menghasilkan
CPO sesuai dengan standar dan mendapatkan ekstraksi yang maksimal
dengan melaksanakan kontrol yang optimal untuk memperkecil
kehilangan minyak dan pemakaian biaya yang serendah mungkin.
Pada stasiun ini minyak kasar mendapat perlakuan pemanasan,
pemisahan dari air dan lumpur (sludge) sehingga menjadi minyak
murni. Dari proses yang dilalui sampai menjadi minyak terdiri dari :
Fungsi dari alat ini adalah untuk menyaring CPO dari serabut-
serabut yang terbawa bersama CPO pada saat pengepressan dan
tidak ikut mengendap pada Sand Trap Tank yang akan dapat
mengganggu proses pemisahan minyak. Sistem kerja alat ini yaitu
dengan adanya getaran yang dihasilkan dari motoran listrik,
20
getaran yang kurang akan mengakibatkan pemisahan atau
penyaringan tidak efektif, penyaringan dengan gaya getar ini
menggunakan sistem penyaringan dua tingkat atau dua kali tahap
penyaringan yang ukuran mess yang digunakan 30 dan 40. Minyak
yang telah tersaring akan diteruskan ke COT (Crude Oil Tank)
sedangkan fiber atau serabut-serabut yang tidak melewati akan
diteruskan oleh fruit bottom conveyor ke proses press kembali.
21
2.2.7.4 CST (Continous Settling Tank)
22
berikutnya yaitu Decanter. Kapasitas dari sludge tank ini adalah 45
MT dengan suhu 85-90 °C.
2.2.7.5.2 Decanter
23
dan suhu 80-900C gaya sentrifugal yang terdiri dari air, pasir,
yang berasal dari sand cyclone untuk dilakukan pengutipan
kembali minyak yang terkandung didalamnya. Pemisahan ini
dilakukan dengan perepan perbedaan berat jenis pada dua
kecepatan scroll dan bowl decanter. Dalam proses ini juga
dibantu oleh hot water yang bertujuan agar sludge yang akan di
proses pada decanter tidak terlalu kental.
24
2.2.7.5.3 Fat-fit
Fat-fit merupakan tempat penampungan cairan dan
lumpur yang masih mengandung minyak yang berasal dari
decanter, stasiun perebusan dan klarifkasi untuk diendapkan
dan dipompakan ke tempat penyaringan yaitu CST sedangkan
yang tidak mengandung apapun akan dialirkan ke tempat
pengolahan limbah untuk diolah lebih lanjut.
25
2.2.7.5.5 Vacuum Dryer
26
PT Kencana Sawit Indonesia POM memiliki tiga buah
Storage Tank dengan masing-masing kapasitas 2000, 2000, dan
1500 ton dengan diberi steam bersuhu 50-55 °C agar viskositas
dari CPO tetap terjaga.
27
2.2.8.2 Fiber Cyclone (Depericarper)
Alat ini berfungsi untuk memisahkan antara fiber dengan nut,
alat ini bekerja dengan adanya hisapan angin yang dihasilkan fan.
Prinsip kerjanya yaitu benda yang ringan seperti fiber dihisap oleh
angin menuju Cyclone dan selanjutnya ditransfer ke fiber dan shell
scapper conveyor untuk dibawa ke boiler sebagai bahan bakar.
Sedangkan benda yang berat yaitu berupa nut, batu dan sampah
kasar akan jatuh kedalam Polishing Drum.
28
2.2.8.4 Nut Silo atau Nut Bin
29
dan shell akan dibawa menuju LTDS dengan bantuan creaked mix
conveyor dan conveyor mix elevator.
30
2.2.8.7 Hydrocyclone
2.2.8.8 Claybath
Claybath merupakan alat pemisahan inti dengan shell
berdsarkan perbedaan berat jenis. Pemisahan ini sama hal dengan
pemisahan dengan menggunakan hydrocyclone. Pada PT Kecana
Sawit Indonesia menggunakan kedua alat pemisahan tersebut
dengan tujuan inti atau kernel yang diingankan benar – benar bersih
dari kotoran ataupun pecahan shell. Pemisahan menggunakan
claybath menggunakan bahan tambahan yaitu CaCO3, dimana shell
yang memiliki berat jenis yang berat akan tenggelam sedangkan
kernel akan terapung. Kernel dan shell kemudian dilanjutkan pada
vibrating screen untuk dipisahkan sesuai dengan jalurnya, inti akan
dibawa oleh ke kernel silo dengan bantuan wet kernel elevator dan
diteruskan ke kernel distributing conveyor sedangkan shell dibawa
menuju penampungan shell dengan shell conveyor.
31
Gambar 2.33 Claybath
32
dijual dan diangkut dengan mobil. Kapasitas dari Bulk silo ini
adalah 300 ton.
33
9 Digester untuk mengaduk buah sehingga daging buah sawit
dapat dipisahkan dari biji dan serabut yang akhirnya
menjadi lumat.
25 Wet Nut Alat yang berfungsi untuk membawa nut yang telah
Conveyor dipoles menuju ke nut transport fan dan nut silo
26 Nut Transport Alat pengantar nut menuju nut silo dengan cara
Fan menghisapnya melalui nut cyclone
34
27 Nut Silo Tempat penampungan nut, hal ini dilakukan untuk
mengurangi kadar air sehingga lebih mudah di
pecahkan dan inti (kernel) mudah lepas dari
cangkangnya.
28 Ripple Mill Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk di pecah
sehingga terpisah dari cangkangnya.
35
BAB III
UNIT UTILITAS
Adapun proses Water Treatmant Plant yang ada pada PT Kencana Sawit
Indonesia POM sebagai berikut :
3.1.1 Waduk
Air yang digunakan pada untuk water treatment plant yaitu air
sungai jujuan yang memiliki pH dan fe yang rendah, tetapi hardness
dan slica yang tinggi. Air akan dialirkan dengan bantuan submersible
36
pump ke waduk yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air dan
pengendapan lumpur. Jika menggunakan air sumur bor maka akan
memperbesar biaya yang dikeluarkan dan juga kadar fe dan pH yang
tinggi akan menyebabkan pipa pada boiler akan cepat berkarat dan
dapat menyebabkan penyumbatan dan kebocoran sehingga boiler tidak
akan dapat bekerja dengan baik.
37
Gambar 3.3 Clarifier Tank
38
mengalir ke bawah melewati pasir sehingga hasilnya air akan lebih saat
keluarnya. Kotoran dan lumpur yang nempel pada permukaan pasir
akan dibuang dengan dilakukannya back wash dengan cara
mengalirakan air dari bawah sehingga kotoran yang ada pada pasir akan
bersih dan dibuang ke selokan. Back wash ini dilakukan 1 kali dalam
sehari untuk menjaga kualitas air yang kan disaring selanjutnya.
39
coolin turbin dan keperluan proses lainnya. Tank ke tiga (water
untreated) berisi air kotoran yang berasal dari proses – proses yang
telah terjadi yang digunakan untuk keperluan pencucian dan
sebagainya. Kapasitas dari water tower tank ini 100 m3.
40
Gambar 3.8 Softener Tank
Air yang bersal dari feed water tank akan dialirkan menuju
thermal daerator. Thermal daerator bertujuan untuk penghilangan dari
sisa-sisa gas sepeti CO2 dan O2 yang membentuk asam carbonat
(H2CO3) dengan cara memberikan panasan berupa steam yang
diinjeksikan kedalam air yang berlawanan arah dengan aliran air.
Temperatur yang digunakan untuk menghilangkan gas-gas tersebut
41
berkisar 98-103oC. Hal tersebut dilakukan agar ketel boiler terhindar
dari korosi, dan terjadinya pembentukan kerak.
42
Gambar 3.11 Boiler (ketel Uap)
43
Pressure vessel) sebelum di alirkan ke tiap – tiap unit proses yang
membutuhkan steam. Steam yang masuk kedalam turbin 20 bar tidak
boleh lebih jika berlebih BPV juga dilengkapi dengan safety valve yang
berfungsi sebagai mengeluarkan steam yang telah melebihi kapasitas.
44
yang kedap akan gas sehingga biogas yang ada akan terperangkap dan
diolah lebih lanjut.
3.2.1.2 Serabut(Fiber)
Serabut kelapa sawit adalah limbah sawit yang dihasilkan
dari pengolahan pemerasan buah sawit pada saat proses press.
45
Gambar 3.15 Serabut (Fiber)
3.2.1.4 Solid
Solid merupakan limbah pada pabrik yang berasal dari
stasiun klarifikasi, solid dihasilkan dari sludge yang telah terpisah
dengan minyak melalui mesin decanter. Solid dikumpulkan
sementara di TDS solid decenter.
46
3.2.1.5 Abu boiler
Abu boiler merupakan limbah padat sebagai sisa
pembakaran dari serat atau ampas dan cangkang kelapa sawit di
dalam boiler. Abu yang berasal dari depan melalui pintu ruang
bakar umumnya berupa kerak, sedangkan abu yang dikeluarkan
dari belakang boiler merupakan tangkapan dari dust collector.
Massa janis yang lebih besar akan menjadi abu dikeluarkan
melalui Air lock.
47
dengan sludgenya. Kolam II mempunyai kapasitas 5400 M2
dengan pH 6 – 6,5 dan kandungan oil tidak ada lagi.
48
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara menghidupkan, mematikan serta
Prinsip kerja screw press.
Cara yang paling umum dipakai untuk mengekstraksi minyak kasar dari
buah kelapa sawit yang telah mengalami pelumatan adalah dengan
menggunakan pengempaan (pressing). Fungsi dari Screw Press adalah untuk
mempres berondolan yang telah dicincang dan dilumat dari digester untuk
mendapatkan minyak kasar (crude oil) , nut dan fiber.
Alat ini terdapat 2 buah ulir (screw) yang berputar dengan berlawanan arah
yang saling berhadapan dengan menggunakan arah putaran kedalam, dengan
tekanan kempa di atur oleh 2 buah cone yang berada pada bagian ujung
pengempaan, dimana cone ini berfungsi untuk menekan brondolan hasil
lumatan dari screew press agar ampas yang keluar tidak basah, sistem kerja
dari cone yaitu dapat digerakkan maju mundur secara hidrolis. Mesin press ini
dioperasikan dengan tekanan 75-80 bar yang sudah di setting otomatis sesuai
dengan ketentuan dari perusahaan dan juga untuk penyetingan daya tekan
mesin press ini tergantungan terhadap keausan screw press yaitu pada tekanan
40-50 bar dalam kondisi normal dan 70-80 bar jika kondisi screw sudah mulai
aus. Dalam screw press juga terdapat lobang–lobang atau nozzel yang
berfungsi sebagai tempat keluaran minyak kasar atau crude oil.
49
Dimana minyak-minyak yang sudah terpisah dari daging buah sawit akan
dialirkan pada talang minyak atau Oil Gutter yang dibantu oleh air panas
dengan temperature 90-95oC agar crude oil yang keluar tidak terlalu viskositas
yang tinggi sehingga hal tersebut dapat membantu mencegah penyumbatan
pada nozzel dan membantu mengalirkan crude oil menuju Sand Trap Tank
untuk pengendapan pasir, sedangkan fibre beserta nut (cake) yang keluar dari
mesin press ini akan dibawa oleh cake breaker conveyor menuju stasiun kernel
untuk pengolahan lebih lanjut. Hal-hal yang diperlukan untuk mengoptimalkan
kerja mesin press yaitu:
50
7. Amati umpan digester, jika volume digester kurang dari ¾ segera stop
press sampai volume terisi minimal ¾ dapat di operasikan kembali.
8. Jangan biarkan fibre press cake menumpuk dan berserakan.
2. OFF kan press, tarik hidrolic cone dan OFF kan hidrolic pack.
4.6 Data
Berkurangnya produktivitas pengolahan kelapa sawit diakibatkan dari
kehilangan minyak (losses) yang terikut dalam ampas press dimana standar
yang ditetapkan oleh perusahaan adalah 4,50 %.
Berikut data oil losess pada press fiber yang diperoleh dengan
menggunakan nirfoss.
Tabel 4.1 Data Oil Losess pada Press Fiber
4.7 Pembahasan
Dari hasil prakerin selama kurang lebih 3 bulan di PT Kencana Sawit
Indonesia POM, dapat dilihat bahwa proses pengempaan atau penggepresan
adalah salah satu proses penting di industri kelapa sawit karena pada proses ini
51
menggunakan alat screw press yang berfungsi memeras daging buah kelapa
sawit yang telah di cincang dan dilumatkan pada proses digester, untuk
menghasilkan minyak kasar (crude oil) dengan oil losses yang seminimal
mungkin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan yakni 4,50
%, serta menghasilkan nut dan kernel yang selanjutnya akan di olah ke stasiun
selanjutnya.
Dari data oil losses pada press fiber menggunakan nirfoss di dapatkan hasil
pada hari rabu didapat rata-rata 4,45% , pada hari kamis didapat rata-rata
3,82%, sedangkan pada hari jum’at didapat rata-rata 3,79% dimana dari data
rata-rata tersebut sudah sesuai dengan standar perusahaan. Tetapi jika dilihat
dari data tersebut oil losses pada hari rabu lebih tinggi dibandingkan hari kamis
dan hari jum’at, dikarenakan tekanan pada screw press kurang optimal
menyebabkan proses penggepresan kurang maksimal , sehingga masih ada
minyak yang terikut pada press fiber.
52
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Berikut ini saran yang ingin disampaikan kepada perusahaan dan untuk
penulis yaitu sebagai berikut;
1. Selalu utamakan K3 saat melakukan kegiatan maupun saat bekerja,
karena pabrik merupakan area berbahaya, oleh karena itu selalu
gunakan APD lengkap selama masih berada diarea pabrik dan pasti kan
selalu berhati-hati.
53
2. Bekerja serta operasikan alat sesuai dengan SOP yang telah ditentukan
oleh perusahaan.
3. Sebelum memulai aktivitas kerja pastikan lingkungan kerja bersih, serta
pastikan alat-alat siap untuk digunakan.
4. Pastikan alat-alat pabrik rutin dirawat.
54
DAFTAR PUSTAKA
Agus S, Nurul Iman S dan Angky P. Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan
Kapasitas Olah 30 ton/jam di PT. BIO Nusantara Teknologi Bengkulu,
Teknosia, 2016.
Hutasoit, Candra. 2021. Laporan Praktek Kerja Lapangan II, Sumatera Utara: PT.
TASIK RAJA ANGLO EASTERN PLANTATION.
55
DAFTAR LAMPIRAN
56
57
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan
58