Disusun oleh :
1306 07451
2017
i
ii
iii
KATA PENGGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya
kami dapat melaksanakan Kerja Praktek selama 30 hari kerja di PT. Supratik Suryamas
serta dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek dengan baik. Kerja Praktek ini merupakan
salah satu syarat akademis yang wajib dipenuhi oleh mahasiswa Program Studi Teknik
Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta serta sebagai bukti
pertanggungjawaban terhadap kegiatan Kerja Praktek yang telah dilaksanakan. Tujuan
dilaksanakannya Kerja Praktek yaitu untuk memperkenalkan dunia kerja yang
sesungguhnya kepada mahasiswa, sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa untuk
menghadapi dunia kerja kelak. Pada pelakanaan serta penyusunan laporan Kerja Praktek,
kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yakni:
1. Ibu Ririn Diar Astanti, ST.MT.D.eng selaku Dosen Pembimbing
2. Ibu Windha selaku pembimbing lapangan.
3. Bapak Shinta selaku staff personalia PT. Supratik Suryamas
4. Ibu Waras dan Mba Indri selaku staff PPIC yang memberikan bantuan selama
pelaksanaan Kerja Praktek.
5. Bapak Bagio yang telah memberi masukan serta bantuan selama pelaksanaan
Kerja Praktek.
6. Seluruh karyawan PT. Supratik Suryamas yang telah membantu selama
pelaksanaan Kerja Praktek.
7. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi dan doa.
8. Pihak-pihak yang telah membantu selama pelaksanaan Kerja Praktek hingga
terselesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Kerja Praktek ini masih memiliki banyak
kekurangan. Penulis berharap agar Laporan Kerja Praktek ini dapat berguna untuk semua
pihak terkait.
Yogyakarta, 16 Maret 2017
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................................................... ii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK .......................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................................................... x
v
BAB 5 PENUTUP ......................................................................................................................................... 66
5.1. Kesimpulan............................................................................................................................................. 66
5.2. Saran ......................................................................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................67
LAMPIRAN....................................................................................................................................................... 68
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
1. Melatih kedisiplinan.
2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan dalam
perusahaan.
3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan menjalankan
bisnis.
5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di perusahaan.
6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja Praktek ini akan dilaksanakan terhitung mulai tanggal 19 Juni 2017 sampai dengan 31
Juli 2017 di PT. Supratik Suryamas yang terletak di Jalan magelang KM 12 Durenan /
Tridadi Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah.
Selama pelaksanaan kerja praktek, penulis ditempatkan pada departemen Inventory Control
selama 30 hari kerja. Penulis terlibat langsung dalam bekerja sebagai pegawai lainnya di
departemen material sesuai dengan tugas dan arahan yang di berikan.
2
BAB 2
Pada awal beridrinya, aktifitas produksi perusahaan ini didukung lebih kurang 40 mesin
dongkrak. Berkat kesungguhan manajemen serta kinerja baik para karyawan, produk-produk
perusahaan plastik super star terus mendapatakan sambutan pasar yang memuaskan.
Guna memenuhi permintaan pasar pula, upaya meningkatkan kualitas serta kapasitas
produksi terus dilakukan. Pada tahun 1984, Perusahaan Plastik Super Star mulai
menggunakan mesin-mesin berteknologi otomatis. Seiring dengan hal tersebut, sisi
manajerial terus di benahi demi pencapaian efisiensi tinggi.
Pada tahun 1992, Perusahaan Plastik Super Star berubah menjadi perseroan terbatas
dengan nama PT. Supratik Suryamas dan menempati lokasi baru yang lebih representatif di
Jalan Magelang km 12, tepatnya di desa Durenan, Tridadi, Sleman, Yogyakarta. Dengan
nama dan lokasi baru, pengembangan di segala bidang terus ditambahkan, sementara
wilayah pemasaran pun di perluas dan dikembangkan.
Kini, PT. Supratik Suryamas dengan jam terbang tinggi serta reputasi yang baik, didukung
peralatan berteknologi tinggi. Serta sumber daya yang mumpuni telah semakin mantap dan
meyakinkan dalam melayani apa yang dibutuhkan pelangan.
3
2.2. Struktur Organisasi
Sebagai suatu proses manajemen, proses pengorganisasian akan meliputi rangkaian
kegiatan yang bermula pada orientasi terhadap tujuan yang direncanakan untuk dicapai dan
berakhir pada saat krangka (struktur) organisasi yang dibuat telah dilengkapi dengan
prosedur, metode kerja, kewenangan, personalia dan fasilitas yang dibutuhkan
(Wignjosoebroto, 2003).
Tugas dan tanggung jawab masing-masing Departemen yang terdapat di PT. Supratik
Suryamas adalah sebagai berikut :
a. Direksi
Direksi Bertanggung jawab untuk :
a) Mengawasi jalannya perusahaan serta membuat keputusan-keputusan penting bagi
perusahaan.
b) Menjalin hubungan dengan pihak ekstern, merumuskan strategi dan seluruh
pelaksanaan kegiatan berdasarkan kebijakan yang telah ditentukan.
b. PPIC
Departemen PPIC di bagi menjadi 2 PPC dan IC, PPC bertanggung jawab untuk :
a) Memimpin dan bertanggung jawab untuk kegiatan pekerjaan di Bagian PPIC dan
Bagian Gudang. Job aktivitas di PPIC termasuk pengendalian persediaan,
pengendalian produksi perencanaan, dan kontrol pengiriman. Job aktivitas di gudang,
termasuk bahan yang masuk, penyimpanan, penyediaan, dan pengiriman.
b) Membuat rencana kegiatan tahunan dan penganggaran untuk basis Departemen PPIC
pada rencana bisnis perusahaan.
c) Membuat laporan kegiatan, program pengurangan biaya, perbaikan terus-menerus,
dan pengembangan sumber daya manusia di departemen PPC.
4
Memastikan bahwa mesin produksi dan alat-alat pendukungnya serta kelistrikan selalu
berfungsi dengan baik dan optimal serta memastikan kegiatan perawatan mesin
dilaksanakan sesuai jadwal dan prosedur.
2) Tanggung Jawab Dan Tugas
a) Merencanakan, mengkoordinir, mengontrol kegiatan pemeliharaan mesin produksi,
membuat laporan pada mesin yang rusak, dan mengevaluasikan kegiatan
b) maintenance mesin produksi dan utility.
c) Memastikan kegiatan perawatan berkala telah dilakukan sesuai jadwal.
d) Memastikan mesin produksi dan alat kerja selalu berfungsi dengan baik dan dalam
kondisi layak operasional.
e) Mengupayakan efektifitas dan efisiensi di bagian maintenance.
3) Wewenang
a) Menentukan penempatan dan pemberian tugas pada operator maintenance.
b) Menentukan spare-part mesin-mesin produksi yang akan digunakan untuk
berproduksi.
c) Mengevaluasi kinerja staff, mengajukan permintaan pembelian dan training.
b. Shift Leader
1) Fungsi dasar
Mengatur kinerja operator/staff selama shift yang menjadi tanggung jawabnya dan
memastikan selama shiftnya tersebut semua alat dapat bekerja dengan normal dan
optimal.
2) Tanggung jawab dan tugas
a) Bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Maintenance
b) Berkoordinasi dengan bagian terkait agar semua alat kerja dan pendukung bisa
berfungsi dengan baik dan layak operasional.
c) Membantu Kepala Bagian Maintenance mengontrol kegiatan perawatan alat kerja
dan pendukung lainnya.
d) Menerima laporan kerusakan alat kerja dan pendukung dari produksi dan
melakukan tindak lanjut.
e) Memberikan ide-ide inovatif, kreatif, solutif dan meningkatkan kompetensi skill yang
dimiliki
3) Wewenang
a) Mengajukan permintaan sparepart.
b) Mengatur kinerja staff di shiftnya.
c) Mengajukan permintaan training.
c. Staff Ulility
5
1) Fungsi Dasar
Melaksanakan tugas perbaikan dan perawatan yang diberikan oleh Shift Leader.
2) Tanggung jawab dan tugas
a) Mengerjakan tugas, membuat laporan kepada pimpinan, melakukan perawatan dan
perbaikan sesuai jadwal dan mencatatnya dalam ceklist yang diberikan oleh shift
leader.
b) Menggunakan, merawat, dan menjaga alat-alat bantu teknik.
c) Mengembalikan alat-alat saat sudah selesai mengerjakan tugas.
d) Memberikan ide-ide inovatif, kreatif, solutif, meningkatkan kompetetensi dan skill
yang dimiliki.
3) Wewenang
a. Mengajukan permintaan sparepart.
b. Mengajukan permintaan training.
Berikut ini adalah bagan struktur organisasi pada PT. Supratik Suryamas bisa dilhat pada
gambar 2.2.
6
7
GAMBAR 2.2. STRUKTUR ORGANISASI PT. SUPRATIK SURYAMAS
2.3. Manajemen Perusahaan.
Sub bab ini akan membahas mengenai tinjauan sekilas mengenai perusahaan seperti Visi-
Misi perusahaan, Nilai Perusahaan, Ketenagakerjaan, Pemasaran, Fasilitas Perusahaan,
dan tinjauan lainnya dari perusahaan.
8
botol plastik melakukan inspeksi 100% terhadap semua produk sebelum dan
sesudah instalasi agar kualitas produk benar-benar baik. Inspeksi dilakukan dengan
dua cara yakni secara visual (kasat mata) dan inspeksi tidak merusak (non
destructive test).
o PT. Supratik Suryamas selalu membuat produk yang bersaing demi kepuasan
pelanggan melalui pemenuhan persyaratan, perbaikan yang berkelanjutan dan
usaha-usaha efisiensi yang tepat.
b. Kebijakan Lingkungan
PT. Supratik Suryamas berkomitmen untuk menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan
dalam proses produksinya. Hal ini dilakukan dengan memilah sampah scrap (sisa material)
berdasarkan jenis materialnya. Serta memiliki tempat penyimpanan B3 (benda berbahaya
dan beracun) secara khusus agar tidakmencemari lingkungan. Adapun hal lainnya seperti :
i. Melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap sistem manajemen lingkungan
dengan meminimalkan aspek-aspek yang menimbulkan pencemaran lingkungan serta
mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan.
ii. Menetapkan tujuan dan sasaran lingkungan yang terkait dengan aspek lingkungan
yang berdampak penting, pembatasan pemakaian material yang mengandung bahan-
bahan berbahaya (Restriction of Hazardous Substances), serta efisiensi penggunaan
energi.
iii. Pemenuhan terhadap semua peraturan, perundang-undangan lingkungan dan
ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan serta
melakukan evaluasi kepatuhan terhadap peraturan tersebut.
c. 5R/5P/5S, meliputi:
i. Ringkas/Pemilahan/Seiri, dengan memisahkan barang-barang yang diperlukan
dengan barang-barang yang tidak diperlukan, uang tidak diperlukan disingkirkan.
ii. Rapi/Penataan/Seiton, dengan menempatkan barang-barang secara teratur sehingga
mudah dilihat.
iii. Resik/Pembersihan/Seiso, dengan membersihkan ruang kerja dari segala macam
kerugian.
iv. Rawat/Pemantapan/Seiketsu, menjaga tempat kerja agar tetap Ringkas, Rapi dan
Resik.
v. Rajin/Pembiasaan/Shitsuke, selalu menaati peraturan dan ketentuan yang berlaku di
perusahaan.
9
2.3.3. Ketenagakerjaan
a. Sumber Daya Manusia
Manusia adalah salah satu elemen dalam perusahaan. Tanpa adanya manusia, proses
bisnis suatu perusahaan tidak akan mungkin berjalan. Manusia yang memiliki potensi dan
kemampuan sesuai dengan kebutuhan sangat dibutuhkan sebagai sumber daya
perusahaan. PT. Supratik Suryamas memiliki 284 karyawan terhitung hingga bulan Juli 2017
ini. PT. Supratik Suryamas hanya menerapkan sistem karyawan tetap. Untuk operator yang
ada di lantai produksi diterapkan sistem kontrak dengan karyawan tersebut. Sehingga status
karyawan tersebut akan habis masa berlakunya jika masa kontrak yang telah disepakati
sudah habis.
b. Prosedur Perekruitan Karyawan
Sebelum seorang karyawan diterima di PT. Supratik Suryamas calon karyawan tersebut
harus mengikuti prosedur perekruitan karyawan yang ada. Berikut ini merupakan prosedur
perekruitan karyawan yang terbagi menjadi beberapa tahap, antara lain adalah sebagai
berikut:
i. Tahap seleksi administrasi yaitu melalui surat lamaran yang masuk.
ii. Tahap pemanggilan calon karyawan.
iii. Tahap interview dengan Human Resource.
iv. Tahap interview dengan departemen yang dituju.
v. Final interview dengan Human Resource.
c. Pembagian Jam Kerja dan fasilitas karyawan atau bisa dilihat pada tabel 2.1. dan tabel
2.2.
Untuk pembagian jumlah hari kerja, dapat dilihat dibawah ini:
I. Hari kerja : Senin - Sabtu
II. Hari libur : Minggu dan Hari Libur Nasional (non produksi)
III. Jam Kerja
1. Hari Senin – minggu :
a. Untuk bagian produksi (senin – minggu) :
I. Shift 1: 06:00 – 14:00 WIB
II. Shift 2: 14:00 – 22:00 WIB
III. Shift 3: 22:00 – 06:00 WIB
b. Untuk kantor (senin – jumat) : 08:00 – 16:00 WIB
2. Hari Sabtu:
a. Untuk bagian produksi (tetap)
I. Shift 1: 06:00 – 14:00 WIB
II. Shift 2: 14:00 – 22:00 WIB
10
III. Shift 3: 22:00 – 06:00 WIB
b. Untuk kantor : 08:00 – 13:00 WIB
3. Jam istirahat bagian produksi (senin – minggu) dan kantor (senin – sabtu)
a. Bagian produksi
i. Shift 1 : 10:00 – 11:00
ii. Shift 2 : 18:00 – 19:00
iii. Shift 3 : 02:00 - 03:00
b. Bagian kantor (Hari Sabtu tidak ada istirahat)
Jam operasional produksi pada PT. Supratik Suryamas adalah selama 24 jam. Hal ini berarti
pabrik ini tergolong ke dalam continous production. Hal itu mengakibatkan terjadinya
pembagian shift untuk operasional produksi. Ada 3 shift untuk produksi, yaitu meliputi:
I. Shift 1, bekerja dari pukul 06:00 – 14:00 WIB.
II. Shift 2, bekerja dari pukul 14:00 – 22:00 WIB
III. Shift 3, bekerja dari pukul 22:00 – 06:00 WIB
Dengan kebutuhan 3 shift tersebut, maka PT. Supratik Suryamas harus difasilitasi karyawan
dalam jumlah yang banyak untuk memenuhi kebutuhan. Pada PT. Supratik Suryamas ini,
sistem lembur diberlakukan apabila suatu lantai produksi belum menyelesaikan target
produksi ketika sudah dekat dengan duedate. Ketika kondisi normal, tidak diberlakukan
sistem lembur. Fasilitas yang di terima karyawan THR, Jaminan kesehatan, mushola, kantin,
toilet umum, area parkir, gaji bulanan.
2.3.3. Pemasaran
11
Pemasaran merupakan proses akhir siklus yang terjadi dalam usaha manufaktur. Kebutuhan
dan jenis produk yang diperlukan oleh konsumen dapat diketahui dari hasil pemasaran dan
memungkinkan untuk pengembangan produk baru jika memang waktunya sudah diperlukan.
Pada awalnya calon pembeli sudah cukup percaya akan kemampuan perusahaan, maka
pemasaran produk PT. Supratik Suryamas tidak banyak memiliki hambatan. Pemasaran
produk botol plastik PT. Supratik Suryamas sudah mulai luar negeri, Perusahaan juga
menerima pesanan dari dalam negeri walaupun pesanan yang diterima hanya untuk
membantu perusahaan lainnya.
Konsumen PT. Supratik Suryamas meliputi perusahaan asing yaitu ekspor langsung ke
negara Arab. Perusahaan selalu menjaga kualitas produknya dan juga memberikan
pelayanan yang baik kepada para konsumen dengan biaya pengiriman ditanggung oleh
perusahaan. PT. Supratik Suryamas melakukan promosi tidak langsung ke konsumen
dengan menjaga hubungan baik dengan konsumen, selain itu juga perusahaan telah
memiliki link terhadap konsumen yang cukup luas.
Strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT. Supratik Suryamas adalah melalui:
a. Website, produk-produk dari PT. Supratik Suryamas dapat ditemukan pada situs web
milih PT. Supratik Suryamas.
b. Brand building, dengan menggunakan merk-merk khas dari produk-produk PT. Supratik
Suryamas untuk berbagai varian produk. sehingga konsumen lebih familiar dengan
merek tersebut.
c. Sponsorship, dengan menjadi sponsor suatu kegiatan, merk produk akan lebih terkenal
ke kalangan masyarakat luas.
d. Promosi, dengan mempromosikannya kepada customer mengenai produk botol plastik
ini.
mushollah
Tempat generator
3. Terdapat sebuah kantin yang disediakan
oleh PT. Supratik Suryamas yang penjual
atau juru masaknya berasal dari
penduduk sekitar. Kantin menyediakan
makanan dengan harga yang murah,
higienis, dan aman dikonsumsi. Di dalam
kantin tersedia meja dan kursi dengan
Kantin jumlah yang memadai. Kantin juga
menyediakan jasa pembelian makanan
dengan cara dibungkus untuk karyawan
yang ingin makan didalam kantor saja.
13
4. Tempat parkir mobil, motor, kendaraan
lainnya bagi semua karyawan di PT.
Supratik Suryamas.
Tempat parkir
2. Bentuk-bentuk Perawatan
a. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau
cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif). Ruang lingkup
15
pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan,
sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
b. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam
perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti
melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
c. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan
bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus
beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
d. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau
kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan
prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
e. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk
memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
f. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan
atau kerusakan yang tidak terduga.
Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis
pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:
a. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan,
karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya
perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat
cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak
tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
b) Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru,
berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk
melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika
peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara
penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan
yang baru dan siap pakai.
16
3. Prosedur Perawatan di PT. Supratik Suryamas
Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya
cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah
dirancang dengan baik. Perbaikan sebaiknya dilakukan tanpa menganggu kegiatan
produksi. Misalnya perbaikan mesin dilakukan pada saat tidak digunakan atau dengan
pertimbangan bahwa pelaksanaan perbaikan tidak menganggu keseluruhan aktifitas
produksi. Karena itu inspeksi pada umumnya dilakukan pada saat mesin tidak beroperasi.
A. Perawatan setelah terjadi kerusakan.
Perbaikan dilakukan pada mesin ketika mesinnya telah mengalami kerusakan. Kerusakan
pada mesin disebabkan antara lain karena:
1) Proses kerusakan komponen yang tidak dapat diperkirakan dan tidak dpat dicegah.
2) Kerusakan yang terjadi berangsur-angsur dan berkurangnya kekuatan komponen karena
pemakaian/keausan. Kejadian ini dapat diatasi dengan adanya inspeksi yang teratur dan
mengetahui cara pencegahannya.
3) Dalam penanganan perawatan ini, perbaikan dilakukan ketida mesin sedang tidak
berfungsi dan departemen menyetuji adanya perbaikan mesin tersebut. Cara perawatan ini
memakan biaya yang lebih tinggi karena adanya biaya tambahan, membayar operator
produksi yang menganggu, kemungkinan membayar lembur bagi tenaga perawatan yang
melakukan kerja perbaikan. Perawatan ini merupakan perawatan yang tidak direncanakan.
4. Perawatan Preventif.
Perawatan dilakukan dengan jadwal yang teratur, sehingga kadang-kadang disebut sebagai
”perawatan yang direncanakan” atau ”perawatan yang dijadwal”. Fungsi penting dari cara
perawatan jenis ini adalah menjaga kondisi operasional peralatan serta meningkatkan
kehandalannya. Tujuannya adalah menghilangkan penyebab-penyebab kerusakan sebelum
kerusakan terjadi. Perawatan yang terjadwal selalu lebih ekonomis daripada perawatan
yang tidak terjadwal. Pekerjaan perawatan preventif ini dilakukan dengan mengadakan
inspeksi, pelumasan dan pengecekan peralatan seteliti mungkin. Frekuensi inspeksi
ditetapkan menurut tingkat kepentingan mesin, tingkat kerusakan dan kelemahan mesin.
Inspeksi berkala ini sangat membantu pengecekan untuk menemui penyebab-penyebab
yang menimbulkan kerusakan, dan juga untuk mempermudah usaha perbaikannya melalui
tahapan-tahapannya.
17
a. Untuk mencapai tingkat kesiapan industri yang maksimum dengan mencegah kerusakan
dan mengurangi periode waktu perbaikan menjadi seminimum mungkin.
b. Menjaga kondisi mesin sebaik mungkin untuk mempertahankan produk yang berkualitas
tinggi.
c. Memperkecil tingkat kerusakan dan menjaga nama baik industri.
d. Menjamin keselamatan pekerja.
e. Menjaga industri pada tingkat efisiensi produksi yang maksimum.
f. Mencapai esmua tujuan tersebut dengan cara yang sangat ekonomis.
2) Pekerjaan-pekerjaan Dasar Pada Perawatan Preventif
Pekerjaan-pekerjaan dasar pada perawatan preventif adalah: inspeksi, pelumasan,
perencanaan dan penjadwalan, pencatatan dan analisis, latihan bagi tenaga perawatan,
serta penyimpanan suku cadang.
a. Inspeksi.
Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian dalam. Inspeksi
bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi
pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak normal, getaran,
panas, asap dan lain-lain. Sedangkan inspeksi bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan
elemen-elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking,
bantalan dan lain-lain.
Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati, karena terlalu kurangnya
inspeksi dapat menyebabkan mesin kerusakan yang sulit untuk diperbaiki dengan segera.
Sedangkan terlalu sering diadakan inspeksi dapat menyebabkan mesin kehilangan waktu
produktivitasnya. Dengan demikian frekuensi pelaksanaan inspeksi harus benar-benar
ditentukan berdasarkan pengalaman, dan jadwal program untuk inspeksi perlu
dipertimbangkan dengan matang.
Untuk inspeksi mesin dapat dikategorikan menjadi dua macam:
1) Kategori mesin yang penting.
Mesin-mesin dalam kelompok ini sangat besar pengaruhnya terhadap jalannya produksi
secara keseluruhan, sedikit saja terjadi gangguan akan memerlukan waktu yang lama untuk
memperbaikinya. Untuk itu perlu diberikan penekanan yang lebih kepada inspeksi mesin-
mesin tersebut.
2) Kategori mesin biasa.
Frekuensi inspeksi untuk kelompok ini tidak terlalu berpengaruh terhadap jalannya produksi.
b. Pelumasan.
Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan dsb, harus diberi
pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian
18
pelumas yang benar perlu diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang
diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini.
c. Perencanaan dan Penjadwalan.
Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program
perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci menurut spesifikasi yang diperlukan,
seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap setengah tahun,
setiap tahun dan sebagainya.
d. Pencatatan
Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawatan ini
adalah:
1) Buku manual operasi
2) Manual instruksi perawatan
3) Kartu riwayat mesin.
4) Daftar permintaan suku cadang,
5) Kartu inspeksi,
6) Catatan kegiatan harian,
7) Catatan kerusakan, dan lain-lain. Catatan-catatan ini akan banyak membantu dalam
menentukan perencanaan dan keputusan-keputusan yang akan diambil.
Beberapa perawatan mesin yang harus dilakukan di PT. Supratik Suryamas untuk menjaga
mesin tidak rusak dan mengurangi keterlambatan pada proses produksi, berikut diantaranya
1. Perawatan Genset
Perawatan generator dilakukan seminggu sekali yang berfungsi untuk memanaskan
generator. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah tingkat level oli pada generator.
Cara perawatan generator adalah memeriksa temperatur belitan stator, bearing, air
pendingin, kebocoran pendingin minyak, vibrasi, tekanan hidrogen, seal oil pump, dan sikat
arang.
Prosedur perawatan genset yang dilakukan secara kontinyu pada setiap minggunya, berikut
prosedur kerja dalam perawatan genset antara lain :
a. Oli sebaiknya diganti setiap 150 jam kerja, oli juga harus dicek setiap melakukan
pemanasan genset.
b. Filter solar dibersihkan setiap 300 jam kerja dan diganti setiap 600 jam kerja.
c. Proses pembersihan filter oli di bersihkan saat penggantian oli
d. Bila dalam pengoperasian ada gangguan pada mesin segera melakukan pengecekkan
sebelum kerusakan semakin parah.
e. Pengoprasian genset dilakukan dengan baik dan selalu hati-hati dan teliti saat melakukan
pemeliharaan mesin.
20
2. Perawatan Panel Listrik
Kegiatan perawatan panel listrik/ control tenaga listrik dilakukan untuk mencegah adanya
gangguan tenaga listrik pada saat proses produksi berlangsung. Perawatan panel dilakukan
secara rutin selama satu pecan sekali dengan meninjau beberapa parameter yang yang
ada.
Prosedur perawatan panel listrik :
a) Membersihkan seluruh komponen panel dari kotoran.
b) Mengecek fungsi dari berbagai komponen yang ada
c) Merapikan kabel-kabel yang ada.
d) Memberi nama pada setiap NFB yang terpasang.
e) Memastikan kipas pendingin panel berfungsi secara normal.
21
c. Jika sudah diketahui maka langkah berikutnya mencari separepart baru untuk mengganti
kabel yang rusak maupun carbon brush.
d. Mencoba vacuum cleaner dan mengetes selama beberpa jam.
22
Gambar 2.10. Panel Mesin Crusher
23
1) Mengencangkan kembali semua sekrup pada clamping dan carriage
2) Mengecek tekanan pompa hidrolik
3) Mengencangkan kembali semua sekrup pada switch board
4) Mengecek suhu dan tekanan pada accumululator
5) Mengalirkan dan memeriksa level oli dari kompresor udara
d. Perawatan tahunan
1) Mengencangkan kembali semua sekrup heater
2) Mengganti oli hidrolik
3) Membersihkan tangki oli hidrolik
4) Mengganti filter oli hidrolik
5) Membersihkan sistem udara kompresor
6) Membersihkan semua sistem pendingin air
3. Perawatan Mould pada Mesin Inject LS 160
Supaya mold awet, harus dibuat program pemeliharaan. Pemeliharaan rutin membuat umur
mold jadi lebih lama, dan mencegah kerusakan saat produksi, dan akan menghemat waktu,
uang, dan ketidak nyamanan dalam jangka panjang. Jumlah dan frekuensi pemeliharaan
ditentukan oleh beberapa factor :
a) Prosedur perawatan mould :
1) Membersihkan mould dari sisa bahan plastic
2) Melepas mould dari mesin inject
3) Melepas mur dan baut dari mould
4) Memberi pelumas pada mould
5) Memperbaiki mould jika ada kerusakan.
6) Memastikan mould bekerja sesuai dengan fungsinya
b) Mould dapat rusak,karena :
1) Kesalahan operator
2) Tekanan clamping berlebihan
3) Tekanan injeksi yang tinggi
4) Produk yang berlebihan
5) Membuka dan menutup mold secara tiba-tiba
6) Tidak ada pelumasan
7) Ejector yang didorong keluar lebih dari ketentuan, saat mundur terlalu keras (spring
sudah tidak bekerja), gesekan antara ejector pin dan f yang dapat menyebabkan aus.
24
Gambar 2.11. Mould pada Mesin Inject LS 160 C
25
Gambar 2.13. Panel Listrik pada Mesin Inject LS 160
26
8. Pemasangan Sensor Proximity pada Mesin Inject LS 160
Proximity Inductive berfungsi untuk mendeteksi obyek besi/metal. Meskipun terhalang oleh
benda non-metal, sensor akan tetap dapat mendeteksi selama dalam jarak (nilai) normal
sensing atau jangkauannya. Jika sensor mendeteksi adanya besi di area sensingnya, maka
kondisi output sensor akan berubah nilainya.
Mengatur jarak dari permukaan sensor memungkinkan penggunaan sensor lebih stabil
dalam operasi kerjanya, termasuk pengaruh suhu dan tegangan. Posisi objek (standar)
sensing transit ini adalah sekitar 70% sampai 80% dari jarak (nilai) normal sensing.
Nilai output dari Proximity Switch ini ada 3 macam, dan bisa diklasifikasikan juga sebagai
nilai NO (Normally Open) dan NC (Normally Close). Persis seperti fungsi pada tombol, atau
secara spesifik menyerupai fungsi limit switch dalam suatu sistem kerja rangkaian yang
membutuhkan suatu perangkat pembaca dalam sistem kerja kontinue mesin.
9. Pemasangan dan Penggantian Filter Oli.
Untuk mengganti sfilter oli pada mesin inject LS 160, dilakukan setiap 5000 jam, dan untuk
cara menggantinya dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Membuka filter oli, arah putaran untuk membuka berlawanan dengan jarum jam.
b. Menyiapkan filter oli baru, membuka plastik penutup filter oli.
c. Mengoleskan oli pada ring karet sebelum memasangkan filter oli.
d. Memasang dengan arah putaran searah jarum jam hingga permukaan karet ring
menempel di dudukan.
e. Mengencangkan jangan terlalu kencang. cukup antara 1/8 sampai 1/4 putaran saja,
atau dilihat di filter oli tersebut biasanya ada petunjuknya.
27
f. Kemudian isikan oli mesin , lihat petunjuk ukuran oli yang direkomendasikan biasanya
dalam hal penggantian oli bersamaan dengan penggantian filter oli ada
penambahan takaran oli. Untuk ukuran beragam, rata-rata bertambah 20%.
g. Menghidupkan mesin dan memeriksa kebocoran pada filter dan baut pembuangan oli.
28
Gambar 2.17. Cooler LS 160
11. Perawatan Motor Listrik pada Mesin Inject LS 160
Hal yang perlu dilakukan untuk menjaga agar motor listrik ini dapat terus bekerja secara
normal, saya membaginya dalam 2 (dua) hal; pertama preventif maintenence dan
repairation.
a) Preventif maintenence
Jenis perawatan ini diperlukan selama motor listrik masih berjalan artinya masih difungsikan
baik sebagai penggerak pompa, fan atau juga compressor. ada beberapa hal yang dapat
kita lakukan untuk me monitor keadaan motor listrik kita.
1) Current Check
Ketika motor dalam keadaan berjalan kita dapat me monitor keadaan motor dengan
melakukan pengecekan atas arus listrik yang bekerja pada motor. Pastikan arus listrik yang
bekerja pada motor masih dibawah arus maksimal yang tertera pada nameplate motor. atau
juga kita dapat melakukan perhitungan:
Jika arus kerja motor masih dibawah arus maximal yang tertera pada nameplate atau hasil
perhitungan maka motor masih dalam keadaan baik.
2) Insulation resistance Check
Jika motor dalam keadaan mati (standby) kita dapat melakukakan pengecekan berapa
tahanan isolasi yang ada pada motor sekarang dengan menggunakan insulation tester atau
lebih dikenal dengan megger. Ukur tahanan isolasi tiap phasa terhadap ground jika tahanan
isolasinya lebih dari 5 Mega Ohm artinya motor dalam keadaan baik karena jika lebih kecil
dari 1 mega Ohm artinya keadaan lilitan terhadap ground lembab dan bisa mengakibatkan
short ciruit ketika motor dijalankan.
3) Temperature Check
29
Pada nameplate motor selalu tertera insulation class yang menerangkan tentang ketahanan
isolasi motor terhadap suhu kerja. Pengecekan ini bisa kita lakukan dengan visual check
atau akan lebih akurat jika kita menggunakan temperature gun. pengecekan suhu ini
dilakukan untuk memastikan agar motor tidak mengalami overheating saat dijalankan.
b) Repairation
Jika terjadi kerusakan terhadap motor artinya motor tersebut mati total dan tidak dapat
dijalankan. Pada dasarnya sesuai dengan prinsip kerja motor bahwa gerakan pada motor
dihasilkan dari induksi elektromagnetik yang terjadi sehingga jika tidak terjadi putaran hal
pertama yang perku kita periksa adalah apakah lilitan pada motor yang menghasilkan
induksi elektromagnetik itu dalam kondisi baik atau tidak.
30
Gambar 2.19. Temperatur pada Barrel
Temperatur oil high suhu temperatur oli standar oli mesin pada waktu kerja adalah 38 °c s.d
50° c. Apabila temperatur oli di atas 50° c heat exchanger atau pendingin oli aliran airnya
tidak mengalir dengan lancar.Langkah yang diambil adalah bersihkan strainer atau saringan
air pada aluran in setelah selesai mengecek aliran air keluar pada heat exchanger dengan
cara matikan mesin dan tutup kran air in,kemudian lepas selang out di heat exchanger dari
nepel.Kemudian buka kran in bila air mengalir lancar berarti sudah bagus bila kurang lancar
matikan kran dan bongkar heat exchanger dan bersihkan pipa pipa saluran air didalam heat
exchanger menggunakan bor .Bila sudah selesai pasang kembali heat exchanger seperti
semula.Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan tutup heat exchanger jangan
terbalik ,bila terbalik mengakibatkan aliran air tidak sempurna.
c) Mould tidak mau high press kejadian mold tidak mau highpress ini kadang-kadang terjadi
tetapi terkadang salah penanganan.Hal yang pertama dicheck adalah temperature
mold,karena bila temperature mold terlalu tinggi dapat menyebabkan pemuaian pada guide
31
pin mold dan menjadikan seret sehingga mold tidak mau highpress . Penyebabnya mungkin
saliran cooling mampet atau mold menggunakan MTC,bila mold panas karena saluran air
mampet maka saluran air cooling mold harus dibersihkan.Minimal dengan menyemprot
saluran air,apabila mesin menggunakan mtc maka low press dinaikan.Tekanan low press
maksimal adalah 60 kg/cm². Penyebab kedua adalah adanya material asing atau mungkin
produk yang tergencet dalam mold. Jadi setelah dipastikan temperature mold normal baru di
pastikan bahwa mold bersih dari benda asing dan bila memakai slider harus posisi home.
d) Screw tidak mau charging atau mundur,penyebabnya biasanya matrial habis,leher hoper
kepanasan sehingga material beku di leher hoper,screw backpress terlalu tinggi,material
tercampur minyak ,dan bila menggunakan material ps atau as material dalam panas dan
banyak serbuk .Untuk mengatasinya silahkan analisa dan coba kembangkan.
32
3.1. Proses Bisnis Perusahaan
Proses bisnis adalah rangkaian aktivitas dari suatu bagian atau antar bagian yang saling
berhubungan untuk mencapai tujuan bisnis. Proses bisnis sendiri adalah sekumpulan tugas
atau aktivitas untuk mencapai tujuan yang diselesaikan baik secara berurut maupun secara
paralel, oleh manusia atau sistem baik luar atau dalam organisasi. Porses bisnis yang
dijabarkan adalah melalui permintaan Customer yang teridiri dari beberapa departemen
yang terlibat di dalamnya seperti marketing, PPIC, Production, dan QC/QA sehingga
mencapai suatu tujuan bisnis yang diinginkan. Proses bisnis pada PT. Supratik Suryamas
secara umum dapat dilihat dari gambar 3.1.
33
mulai
Menerima
Memesan Produk
order
tidak
Mengirimkan
Menerima Sample
sampel pada ya Lolos uji?
Customer
tidak
Memeriksa
kesalahan
produksi
Memberikan
Menerima hasil
koreksi
koreksi
Model Ok Membuat PO
Merencanakan
Menerima PO Mengirimkan PO SPK Menerima SPK tidak
Menerima produk
Mengirim produk Packaging produk ya
yang dipesan
Menerima
Membuat bukti
bukti transaksi
pelunasan
pelunasan
Selesai
34
3.2. Produk yang Dihasilkan
PT. Supratik Suryamas menghasilkan sangat banyak varian produk, salah satunya produk
Pabrik Kemasan Botol PET & HDPE , Pabrik TOPLES , Pabrik Botol Pupuk / Kimia , Pabrik
Kemasan Obat, Pabrik JERIGEN , Pabrik botol Minyak Goreng/ PET , Plastic BiB Minyak
Goreng. Bisa dilihat pada gambar 3.2.
Berdasarkan proses pengerjaanya, produk plastik dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Thermosetting.
Thermosetting merupakan produk tipis dan dapat langsung digunakan saat dihasilkan.
b. Thermoplast.
Thermoplast merupakan produk yang harus didinginkan terlebih dahulu baru bisa
digunakan.
PT. Supratik Suryamas memproduksi produk thermoplast yang terdiri dari 2 jenis, yaitu :
a. Blow Moulding
Blow moulding adalah proses pengolahan biji plastik (menjadi bentuk sesuai mold) dengan
sistem peniupan.
b. Injection Moulding.
Injection moulding adalah proses pengolahan biji plastik (menjadi bentuk mold) dengan
sistem injeksi (penyuntikan).
35
Suatu proses produksi pasti memerlukan sumbar daya. Sumber daya yang digunakan
merupakan modal utama untuk memulai suatu proses produksi. Sumber daya yang
dibutuhkan dalam proses produksi yaitu meliputi:
a. Material
Material meliputi segala jenis bahan bahan yang diproses oleh manusia dan mesin hingga
menghasilkan suatu produk yang siap dipakai oleh konsumen. Material yang dipakai di PT.
Supratik Suryamas meliputi Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan terdiri dari 3 jenis
dan beberapa Variasi, yaitu :
1. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan mold adalah baja.
2. Bahan baku bagian produksi :
a. Polypropilen (PP)
b. PolyVinilClorida (PVC)
c. Polybutilen Terphalate (PBT)
d. High Density Polyethilene (HDPE) and Low Density Polyethilene (LDPE) untuk Blow
Molding
e. Linear Low Density Polyethilene (LLDP)
f. Haipet, merupakan bahan tambahan yang biasa digunakan untuk bahan campuran.
Pengaruhnya adalah membuat bahan semakin berat, perubahan warna bahan, dan
perbandingan harga dengan bahan dasar.
g. Pewarna, ada tiga macam : Granular, Powder, dan Liquid. Tetapi yang sering
digunakan di PT. Supratik Suryamas hanya pewarna Granular dan Powder.
3. Bahan baku pendukung
Bahan baku ini digunakan untuk mengemas produk yang sudah jadi. Berupa plastik bening,
karton, dan kardus, disesuaikan dengan pesanan konsumen.
b. Manusia
Manusia merupakan komponen utama dan terutama dalam proses produksi, tanpa manusia
suatu proses tidak akan dapat berjalan atau berlangsung. Manusia menjadi sumber dan
tujuan akhir dari suatu produk. Manusia harus merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan semua proses produksi karena di PT. Supratik Suryamas hampir semua
proses dilakukan dan dikendalikan oleh manusia. Manusia berperan sebagai perencana,
operator, quality control, dan teknisi dalam proses produksi di PT. Supratik Suryamas.
c. Metode
Metode adalah cara-cara atau langkah yang digunakan untuk mengolah bahan baku
menjadi bahan jadi. PT. Supratik Suryamas tergolong perusahaan padat karya maka
metode produksi sebagian besar menggunakan tenaga manusia. Pada PT. Supratik
36
Suryamas ada beberapa proses yang menggunakan tenaga mesin namun mesin-mesin
tersebut tetap dalam kendali operator (mesin konvensional).
d. Money (modal/dana)
Dana yang dimaksud adalah uang yang akan dikeluarkan oleh pihak perusahan untuk
membeli bahan baku, biaya riset, membayar tenaga kerja, membayar daya listrik, pajak, dan
lain-lain.
e. Mesin
Mesin sangat dibutuhkan dalam proses produksi. Pada proses produksi yang terjadi di PT.
Supratik Suryamas mesin yang digunakan meliputi mesin inject, mesin SMC 5000, Mesin
Blow PET, dan PET automatic QUINCO, dan masih banyak jenis mesin lainnya.
Proses produksi mesin injection molding dan blow molding di PT. Supratik Suryamas :
1) Pembuatan Mold (cetakan)
Proses ini untuk menyesuaikan bentuk dari produk yang akan dibuat oleh mesin injeksi
sesuai dengan permintaan konsumen.
2) Penggunaan Mesin
Mesin yang digunakan disesuaikan dengan berat produk yang akan dihasilkan, karena tiap
mesin injeksi berbeda tonase nya(berat maksimal barang yang dihasilkan.
3) Penentuan warna
Pewarnaan ditentukan oleh permintaan dari konsumen, proses pewarnaan terjadi pada
bahan baku yang akan digunakan. Jenis pewarna yang digunakan adalah plamaster dan
dairen ditunjukan gambar 3.3.
37
Gambar 3.4. Produk yang akan didaur ulang.
38
Gambar 3.5. Pengaturan Inisialisasi pada mesin inject
7) Pelelehan
Termoplastik (polimer) dalam bentuk butiran atau bubuk ditampung dalam sebuah hopper
kemudian turun ke dalam barrel secara otomatis (karena gaya gravitasi) dimana ia
dilelehkan oleh pemanas yang terdapat di dinding barrel dan oleh gesekan akibat
perputaran sekrup injeksi. plastik yang sudah meleleh diinjeksikan oleh sekrup injeksi (yang
juga berfungsi sebagai plunger) melalui nozzle ke dalam cetakan. Bisa dilihat pada gambar
3.7.
8) Pencetakan
Bahan cair yang sudah meleleh itu akan dihantarkan oleh nozzle ke dalam sebuah mold
(cetakan) yang terdapat pada clamping unit. Pada saat ini juga proses pelelehan pada barrel
terus berlangsung. Bisa dilihat pada gambar 3.8.
39
Gambar 3.8. Proses Pencetakan pada mesin inject moulding
9) Pendinginan
Setelah material memenuhi mold, maka waktu itu juga proses pendinginan dimulai.
Pendinginan dilakukan oleh air yang dilarikan pada pipa-pipa di luar mold.
10) Hasil
Produk yang sudah dingin dan mengeras dikeluarkan dari cetakan oleh pendorong hidrolik
yang tertanam dalam rumah cetakan selanjutnya diambil oleh manusia atau menggunakan
robot. Setelah hasil produk dilepaskan dari mold, maka mold akan tertutup kembali karena
proses pencetakan selanjutnya akan berlangsung. Bisa dilihat pada gambar 3.9.
40
6. Proses Packing
Botol plastik yang sudah lolos seleksi final, masuk ke pengerjaan packing tiap satu pieces
botol plastik dimasukan langsung ke dalam kantong plastik setelah proses produksi,
kemudian masuk ke dalam kotak khusus, artinya masing-masing botol sendiri-sendiri sesuai
permintaan pembeli. Botol plastik yang sudah dimasukan ke dalam kardus (satu kardus
botol kecap berisi 100 pieces) tergantung jenis botol karena setiap kardus berisi produk
yang berbeda-beda. Pada kartu kanban dituliskan jumlah botol plastik, size, warna, dan
nomor P.O. Karton box dibungkus (dilapisi) plastik yang rapat dan untuk menghindari
kemasukan air kemudian diikat kuat-kuat. Karton box yang sudah berisi botol plastik siap
untuk dikirim. Bisa dilihat pada gambar 3.14, hasil pengemasan produk
41
Tabel 3.1. Fasilitas produksi
42
3. Mesin Inject ARBURG 370
M ALLROUNDER. Mesin ini
menghasilkan produk jadi
seperti tutup kecap, tutup
botol pupuk, tutup kecap
atas, tutup jerigen 5 liter,
tutup jerigen merah 5 liter.
43
selebihnya produk jadi.
6. Mesin Blow Moulding pet
menggunakan 2 mesin.
Pertama, memanasi
preform dalam suhu tertentu
pada titik tertentu sehingga
mudah untuk dibentuk
sesuai keinginan. Kedua,
meniup botol agar sesuai
dengan cetakan yang ada.
Produk setengah jadi di
area 4 akan di kirim ke area
Mesin Blow Moulding (Area 6) 5 untuk di cetak menjadi
produk jadi, seperti produk
botol obat, toples, dll. Blow
PET A menghasilkan
produk berupa botol
listerine. Blow PET B
menghasilkan produk
berupa Toples 0,5 L. Blow
PET C menghasilkan
produk berupa Toples
sonice. Blow PET D
menghasilkan produk
berupa botol pupuk
naturindo. Blow PET E
menghasilkan produk
berupa botol obat. Blow
PET H menghasilkan
produk berupa Toples
permen hexos.
44
7. Mesin L PET, QUINKO,
friend FR-IS. Produk
setengah jadi juga di area 4
akan di kirim ke area 6
dengan mesin automatic
dengan produk yang sama
toples 3,5 ml, botol pupuk
250 ml, botol obat coklat 30
ml, 60 ml. WELI
45
9. tempat pengolahan limbah
dengan mengunakan mesin
crusher, jadi produk yang di
reject akan di kumpulkan
dan di bawa ke ruang
crusher untuk di olah
kembali. Setelah itu di bawa
mixer jika di butuhkan
campuran material atau
bisa langsung ke bagian
produksi untuk di proses
kembali.
46
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
Selama melaksanakan kerja praktek, letak ruang yang ditempati oleh mahasiswa kerja
praktek berada dalam satu ruangan dengan bagian PPIC. Ruang ini berada satu ruang
dengan departemen marketing PT.Supratik Suryamas pada lantai 1. Pembimbing
lapanagan adalah Ibu Winda selaku kepala PPIC. mahasiswa kerja praktek melangikuti
proses kerja yang berlangsung dan mengerjakan tugas harian yang diberikan oleh
pembimbing lapangan. Mahasiswa kerja praktek melakukan observasi untuk menentukan
tugas khusus yang akan dilakukan dengan berdiskusi dengan pembimbing lapangan.
Dalam pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa kerja praktek dibimbing dan dibantu oleh
rekan kerja yang berada di bagian PPIC. Berikut adalah rekan kerja yang membimbing
dan membantu :
a. Windha selaku kepala PPIC yang menjelaskan mengenai job description dan system
kerja PPIC secara keseluruhan di perusahaan. Job description yang dikerjakan beliau
adalah melakukan perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan (bahan baku,
pendukung dan kemasan), serta perencanaan kebutuhan formula.
b. Waras selaku admin PPIC yang memiliki tugas utama dalam mengontrol bahan baku,
pendukung, serta kemasan yang tersedia dalam gudang. Selain itu, tugas yang dimiliki
adalah mengontrol masuk dan keluarnya barang dalam gudang.
47
c. Indri selaku admin PPIC yang memiliki tugas utama dalam melakukan pencatatan hasil
produksi, penyusutan hasil produksi, penggunaan sumber daya listrik dan batu bara,
serta downtime mesin produksi
1. Melakukan update stok formula tersedia pada buku secara manual. Referensi data
yang digunakan dalam update stok formula adalah data produksi hari sebelumnya,
jumlah sisa formula campuran serta jumlah formula yang akan dicampur.
2. Melakukan input hasil produksi.
Input dilakukan pada form “rencana produksi mingguan” pada software Microsoft
Excel. Hasil yang diinput pada form adalah hasil produksi plastik pada hari
sebelumnya dengan jumlah dalam batch serta ton. Hasil ini digunakan oleh kepala
PPIC untuk mengetahui jumlah produksi yang masih harus dijadwalkan untuk setiap
jenis pakan sesuai data peramalan penjualan.
3. Melakukan update formula campuran pada software Microsoft Excel. Data yang
diinput pada form “stock campuran” ini adalah jumlah formula campuran pada hari
tersebut yang berasal dari buku update stok formula, serta data pemakaian formula
campuran tersedia yang berasal dari penjumlahan penggunaan formula dalam
produksi.
4. mbantu melakukan perencanaan produksi pakan harian pada form
“perencanaan produksi pakan Gresik” dengan software Microsoft Excel.
5. Melakukan rekap data FFIF (realisasi autodosing) untuk material plastik. Data FFIF
digunakan dalam audit sertifikasi yang diikuti oleh PT.Supratik Suryamas. Data diinput
pada form dengan meggunakan software Microsoft Excel.
6. Melakukan perhitungan safety stock, reorder point dan reorder quantity untuk
persediaan kemasan.
48
Selama kerja praktek berlangsung, mahasiswa kerja praktek diberikan wewenang oleh
perusahaan yaitu sebagai berikut :
1. Dapat menggunakan komputer yang ada pada bagian PPIC untuk keperlan kerja
yang diberikan oleh pembimbing lapangan.
2. Dapat mengambil data dan dokumen yang diperlukan dalam mahasiswa kerja
praktekan laporan kerja praktek dengan ijin dari pembimbing lapangan.
5. Dapat mengamati proses produksi yang berlangsung pada bagian produksi secara
langsung.
6. Dapat menggunakan peralatan APD yang dimiliki oleh perusahaan ketika mengikuti
kegiatan dalam perusahaan.
8. Dapat melakukan tanya jawab pada pembimbing lapangan serta staff setiap
departemen yang ada dengan ijin manager yang berkaitan.
49
3. Melakukan update formula campuran pada software Microsoft Excel. Data yang diinput
pada form “stock campuran” ini adalah jumlah formula campuran pada hari tersebut
yang berasal dari buku update stok formula, serta data pemakaian formula campuran
tersedia yang berasal dari penjumlahan penggunaan formula dalam produksi.
4. Membantu melakukan perencanaan produksi pakan harian pada form
“perencanaan produksi pakan Gresik” dengan software Microsoft Excel.
5. Melakukan rekap data FFIF untuk material plastik. Data FFIF digunakan dalam audit
sertifikasi yang diikuti oleh PT.Supratik Suryamas. Data diinput pada form dengan
meggunakan software Microsoft Excel.
6. Mengamati proses produksi di lantai atau area produksi
7. Mengamati proses inspeksi produk di lantai produksi.
8. Mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Keselamatan dan Kesehatan kerja
seperti simulasi pada bagian teknik, gudang serta kantor.
9. Melakukan tanya jawab pada pembimbing lapangan serta staff setiap departemen
yang ada dengan ijin manager yang berkaitan.
50
metodologi yang digunakan mahasiswa kerja praktek selama melaksanakan
kerja praktek:
mulai
A
Pengumpulan data
Melaksanakan tugas harian kerja
praktek dan observasi masalah
selesai
Melakukan tinjauan
pustaka
Laporan rencana produksi dibuat dalam periode mingguan serta harian. Rencana
produksi mingguan ini diltentukan berdasarkan breakdown forecast bulanan dari
marketing serta laporan stock harian produk. Jumlah ini berdasarkan breakdown forecast
penjualan bulanan. Dalam perencanaan ini, bila stock tidak tersedia untuk memenuhi
forecast permintaan selama 1 minggu maka PPIC melakukan penjadwalan produksi pada
jenis pakan stockout. Kemudian berdasarkan perencanaan penjawalan mingguan,
dilakukan breakdown untuk menentukan rencana produksi harian. Open periode
penjadwalan produksi dimulai pada hari kamis kemudian bekahir pada hari rabu minggu
selanjutnya. Pada penjadwalan produksi plastik harian, perencanaan juga didasari oleh
pertimbangan jenis material
51
yang digunakan karena satu material dapat diproduksi menjadi beberapa jenis produk
plastik. Misalnya material PP Trilene Hi 10 Ho dapat diproduksi menjadi sendok,garpu
dengan jenis PP Trilene Hi 10 Ho dan PP Masplene 5402. Jika material tidak tersedia
namun terdapat permintaan pakan urgent maka PPIC akan mengajukan permintaan
material ke departemen QC. Prioritas dalam penjadwalan produksi pakan ini adalah :
a. Jumlah tertinggi dari peramalan penjualan dalam 1 minggu yang telah ditambah
dengan buffer 20%.
b. Tingkat kesulitan produksi produk plastik. Jenis produk plastik yang diproduksi pada
PT.Supratik Suryamas adalah sendok,garpu,case tetes mata,jerigen minyak
goreng,botol kecap,dan stoples. Semakin banyak atau beragam jenis produk plastik
yang akan diproduksi maka tingkat kesulitan produksi produk plastik akan meningkat.
PPIC akan memproduksi produk plastik dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah.
c. Jenis produk plastik yang diproduksi berdasarkan material yang sama.
Namun, karena penjualan produk plastik juga dipengaruhi oleh musim maka PPIC dapat
menggunakan kebijakannya dalam menentukan penjadwalan produksi produk plastik
sehingga dimungkinkan terjadi perubahan jumlah produksi yang tidak sesuai dengan
forecast penjualan. Form yang digunakan dalam proses perencanaan produksi produk
plastik harian serta mingguan dapat dilihat dalam lampiran.
Dalam form rencana produksi mingguan, kolom rencana produksi diisi dengan jumlah
hasil produksi rill setiap hari dalam batch atau per pack. Input dilakukan setiap pagi
dengan referensi dokumen hasil produksi harian. Kemudian, akan diketahui jumlah
kekurangan kirim untuk setiap jenis dalam periode satu minggu dan dua minggu.
52
LAPORAN MUTASI BAHAN BAKU PLASTIC
53
I. mengamati update formula campuran harian pada buku formula dan form formula di
software Microsoft Excel
II. Pada tahap ini PPIC melakukan perhitungan sisa stock bahan baku setelah alokasi
menjadi formula.
Dalam melaksanakan perencanaan kebutuhan dan permintaan pembelian bahan baku dan
pembantu, PPIC melakukan pembuatan forecast penjualan dengan production in batch
kemudian menyerahkan ke departemen Purchasing untuk selanjutnya dibuatkan proyeksi
bahan baku selama 3 bulan ke depan. Kemudian PPIC akan menerima proyeksi kebutuhan
bahan baku yang telah di setujui oleh bagian purchasing (QC). Perencanaan kebutuhan
bahan baku dan pendukung dilakukan secara periodic yaitu 1 minggu sekali. Data lain yang
dibutuhkan untuk merencanakan kebutuhan adalah formula yang diberikan oleh purchasing
pada departement quality control. Formula ini selalu berubah-ubah dan bersifat rahasia
meskipun digunakan dalam memproduksi jenis produk plastik yang sama.
Dalam mengontrol persediaan, tidak ada ketentuan kapan tingkat persediaan dipenuhi.
Pertimbangan pemenuhan level persedian didasari oleh perkiraan bahwa stock tidak
dapat mencukupi kebutuhan selama 2 minggu kedepan. Oleh karena itu, pada kerja
praktek ini mahasiswa kerja praktek akan melakukan perhitungan safety stock, reorder
point serta reorder quantity yang bisa dijadikan pertimbangan perusahaan dalam
mengelola persediaan material.
54
4.4.2.Landasan Teori
a.Safety stock
Safety stock adalah persedian yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya stockout
(kekurangan persediaan). Stockout berasal dari beberapa faktor seperti fluktuasi
permintaan pelanggan, akurasi perkiraan dan variabilitas lead untuk bahan baku atau
manufaktur. Dalam menentukan safety stock terdapat beberapa teknik yang biasanya
hanya berdasarkan perkiraan dan perasaan, ataupun berdasarkan penentuan proporsi
level persediaan contohnya 10 % ataupun 20 %. Teknik yang digunakan ini memiliki
banyak kelemahan seperti dapat meningkatkan stockout dan meningkatkan biaya
persedian. Penggunaan perhitungan secara matematis dibutuhkan untuk menentukan
tingkat level safety stock pada perusahaan sehingga tidak hanya mencegah terjadinya
stockout persediaan namun dapat menimimasi biaya persediaan yang dikeluarkan.
Penentuan safety stock tidak dimaksudkan untuk menghilangkan semua stockout yang
ada, namun menimasi terjadinya stockout yang ada dengan merancang tingkat keyakinan
yang digunakan. Misalnya, ketika merancang safety stock dengan tingkat keyakinan 95%,
diharapkan bahwa 50% dapat memenuhi dengan adanya safety stock, dan 45% dalam
keadaan safety stock cukup. Namun sekitar 5% dalam siklus pemenuhan ketersediaan
dimungkinkan terjadi stockout.
55
Gambar 4.2. Grafik Safety stock
Jika dalam sistem persediaan hanya terjadi variasi pada tingkat permintaan yang
didapatkan dari data historical, perhitungan safety stock diperlukan untuk
memberikan untuk mencapai tingkat safety stock tertentu dengan cara
mengalikan standar deviasi dari variablity permintaan dengan Z-skor dan dengan
akar dari lead time.
Dimana :
Z = Z – Score
Pada kasus ini, terjadi variasi pada lead time permintaan. Sehingga diperlukan
perhitungan standar deviasi pada lead time. Selain itu data lain yang digunakan
adalah rata-rata permintaan. Persamaan safety stock pada kasus ini adalah :
Jika tingkat persediaan dipengaruhi oleh variasi pada permintaan serta variasi
pada lead time, maka persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
(4.3)
b. Reorder Point (ROP)
Reorder point adalah tingkat jumlah sisa persediaan yang digunakan untuk titik
dalam keputusan pemenuhan tingkat persediaan. Dengan perhitungan ini
diharapkan dapat meminimasi jumlah total persediaan di tangan serta
meminimasi terjadinya stockout yang dapat disebabkan oleh lead time
pemesanan.Titik reorder point ini berbeda-beda untuk setiap item. Sehingga
dimungkinkan waktu pemenuhan persediaan antar item berbeda.
57
Reorder quantity merupakan kuantiti yang sebaiknya dipesan ketika level
persediaan telah mencapai reorder point. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung reorder quantity adalah sebagai berikut :
a. HD Titanevene 5401 GA
NO BULAN JUMLAH
1 JAN 7537
2 FEB 9466
3 MAR 3141
4 APR 6282
5 MEI 6069
6 JUN 7916
7 JUL 8825
8 AUG 8710
9 SEP 12443
10 OKT 5057
11 NOV 11982
12 DES 9828
TOTAL 97256
\
Rata-rata :
58
Standard deviasi : 2718.85
Lead time : 0.25 per bulan atau 4 kali dalam satu bulan
= 2246 unit
= 4269 unit
ROQ
= 7481 unit
b. LD Petline C 150 Y]
NO BULAN JUMLAH
1 JAN 8629
2 FEB 9136
3 MAR 6820
4 APR 8191
5 MEI 1675
6 JUN 4301
7 JUL 2571
8 AUG 3667
9 SEP 3799
59
Tabel 4.2. Lanjutan
NO BULAN JUMLAH
10 OKT 2000
11 NOV 2117
12 DES 1434
TOTAL 54340
54340 = 4180
Rata-rata :
12
Standard deviasi : 2888.74
Lead time : 0.25 per bulan atau 4 kali dalam satu bulan
= 2383 unit
= 3515 unit
ROQ
= 3515 ( 4 x 12 )
52
= 7481 unit
c. PP Trilene Hi 10 Ho
60
Tabel 4.3. Lanjutan
NO BULAN JUMLAH
3 MAR 954
4 APR 1975
5 MEI 758
6 JUN 1123
7 JUL 800
8 AUG 1560
9 SEP 580
10 OKT 1210
11 NOV 596
12 DES 0
TOTAL 10923
10923 = 910
Rata-rata :
12
Standard deviasi : 546.26
Lead time : 0.25 per bulan atau 4 kali dalam satu bulan
= 451 unit
= 678 unit
ROQ
61
= 840 unit
d. LD Petline C 150 Y
69715 = 4180
Rata-rata :
12
Standard deviasi : 2698.96
Lead time : 0.25 per bulan atau 4 kali dalam satu bulan
62
Safety stock = Z x SDD
= 3679 unit
ROQ
= 5363 unit
63
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
c. Hasil safety stock, reorder point, serta reorder quantity setiap tipe material
berdasarkan hasil perhitungan untuk masing-masing jenis produk dapat
dilihat pada Tabel 4.20, Tabel 4.21, dan Tabel 4.22.
64
b. Gudang
65
DAFTAR PUSTAKA
66
67