NAMA: RIYANTI
KELAS: XII KIMIA INDUSTRI
KABUPATEN DHARMASRAYA
TAHUN 2023
i
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
Nama : Riyanti
NISN 0067294606
Disetujui Oleh :
Diketahui:
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
SMK N 1 KOTO BESAR
Nama : Riyanti
NISN 0067294606
Diketahui:
Manager PT Damasraya Sawit Lestari Pembimbing Prakerin
Disahkan
Andison,S.Si., M.Pd.
NIP . 197706212006041003
iii
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat dan karunia Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri yang dilaksanakan di PT
Damasraya Sawit Lestari selama ±3 bulan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
COVER
4.1Teori ............................................................................................................. 34
4.2 Neraca Massa ............................................................................................. 43
v
4.3 Prosedur Kerja ........................................................................................... 44
4.4 Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 46
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Bagian-bagian Alat Berserta Fungsi Dan Gambar Alat ........................ 35
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Flowchart Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO .........6
viii
Gambar 2.18 Vacuum Dryer ...........................................................................14
ix
Gambar 3.12 Kolam Limbah no 5 ( Anaerob Pond 3) ...................................27
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.2.1 Visi
1.1.2.2Misi
a. Mensejahterakan masyarakat sekitar pada umumnya dan
mensejahterakan karyawan pada khususnya.
a. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya memproduksi minyak sawit.
b. Meningkatkan nilai moral dan spiritual karyawan.
c. Menjadikan karyawan sebagai aset perusahaan.
d. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia secara
berkesinambungan melalui pelatihan yang releven di bidangnya
masing-masing sehingga setiap individu menjadi provesional dan zero
accident dalam pekerjaannya.
1
e. Peningkatan pengelolaan limbah dan lingkungan,keselamatan dan
kesehatan kerja, dan menghemat energi melalui pengembangan
teknologi.
f. Menerapkan sistem manajemen yang terbaik pada semua proses bisnis
perusahaan.
2
Gambar 1.2 Tenera
3
1.3 Produk dan Pemasaran
1.3.1Produk
1. CPO (Crude Palm Oil)
Minyak sawit mentah atau CPO merupakan minyak kelapa sawit
mentah yang mengalami proses ekstraksi dan belum mengalami
pemurniaan.
2. Palm Kernel
Palm Kernel atau inti kelapa sawit adalah biji yang merupakan
endosperma (cangkang pelindung inti) dan embrio (inti) dengan
mengandung minyak berkualitas tinggi. Kernel dihasilkan dari proses
pemisahan daging buah selama proses pengolahan kelapa sawit
berlangsung.
Kotoran (DIRT) 7 8
1.3.2 Pemasaran
PT DSL mendistribusikan CPO dan Palm Kernel yang telah
dihasilkan berdasarkan kontrak kerja antara kedua belah pihak yang
bersangkutan. Selama kontrak kerja tersebut berlangsung maka proses
pengiriman akan terus berlangsung
4
1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
5
BAB II
DESKRIPSI PROSES
S
t
Penuangan Sterilizer e Lori
Scrapper Bunch
diputar 180oC T=120-140oCa
Conveyor
m
t=85-90 menit
Threser Digester
Press Sand Trap Tank
k=23-26 rpm T=80-90oC
Nut
Janjang Kosong N P
u Pasir a
CST t s
Centrifuge COT Vibrating Screen
T=90-95oC i
r
Air A Dipasarkan
i
r
Boiler
6
2.2 Uraian Proses Industri
2.2.1 Proses Pengolahan CPO
2.2.1.1Pendaftaran Surat DO (Delivery Order)
Merupakan tahap pertama pendaftaran dan pendataan mobil
pengangkut TBS (Tandan Buah Sawit) sebelum dilakukan
penimbangan.
2.2.1.2 Penimbangan
2.2.1.3Sortasi
7
2.2.1.4Loading Ramp dan Lori
8
1) Melunakan brondolan, sehinga mempermudah pemisahan antara
daging dan biji.
2.2.1.6.1Penuangan
Merupakan tempat penuangan Tandan Buah Masak (TBM) yang
telah mengalami proses perebusan di dalam sterilizer selama 85-90
menit. Lori yang berisi TBM yang telah masuk ke thipler akan
diputar 180°.
9
Gambar 2.8 Scrapper Bunch Conveyor
2.2.1.6.4 Threser
Threser berfungsi untuk memisahkan buah dari tandannya.
Tandan akan jatuh ke horizontal empty bunch kemudian menuju ke
incline bunch conveyor untuk membawa janjang kosong ke
incenerator yang kemudian akan menjadi abu, sedangkan buah yang
telah dipisah dari tandannya akan ditampung ke under threser
conveyor yang akan membawa buah ke bottom cros conveyor menuju
fruit elevator. Dari fruit elevator akan ditranfer ke distributing
conveyor untuk menuju ke Digester. Perontokan menggunakan
prinsip bantingan dengan kecepatan putaran 23-26 rpm.
10
Gambar 2.10 Digester
2.2.1.8 Press
Berfungsi untuk memisahkan minyak, fiber dan nut. Press
menghasilkan 2 keluaran yaitu cairan (CPO) dan padatan (kernel).
Cairan masuk ke stasiun clary dan padatan masuk ke stasiun kernel
melalui CBC (Cake Braker Conveyor).
11
2.2.1.9.2 Vibrating Screen
Vibrating Screen adalah ayakan bergetar yang berfungsi untuk
menyaring/memisahkan kotoran yang terbawa dalam minyak, minyak
yang sudah terpisah dari kotoran akan masuk ke tangki COT (Crude
Oil Tank).
12
Gambar 2.15 Crude Sludge Tank
2.2.1.9.5 Centrifuge
Centrifuge merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk
memisahkan antara minyak, lumpur dan air dengan memanfaatkan
teori centrifugal yang berhubungan erat dengan massa jenis.
13
yang didasarkan pada mutu standar yang terdapat di PT DSL. (Team DSL,
2020).
2.2.1.9.9 Despatch
Despatch adalah tempat penyaluran minyak dari BST yang
akan ditampung oleh mobil tangki yang akan dipasarkan berdasarkan
kontrak kerja perusahaan.
14
2.2.2 Proses Pengolahan Inti Kernel
15
Gambar 2.23 Nut Silo
2.2.2.4 Ripple Mill
Ripple Mill berfungsi untuk memecah nut agar inti dan
cangkang dapat dipisahkan. Efesiensi ripple mil yang baik adalah 96-
98%. Kemudian nut utuh akan menuju ke kernel claybath, sedangkan
nut halus akan menuju ke LTDS 1 & 2.
a. LTDS 1
Berfungsi untuk memisahkan cangkang dari kernel
b. LTDS 2
Apabila masih terdapat cangkang dari kernel pada
LTDS 1 maka dilakukan LTDS 2
16
Gambar 2.25 LTDS 1&2.
2.2.2.6 Kernel Claybath
17
Gambar 2.27 Dryer Silo
2.2.2.8 Bunker Kernel Silo
Bunker Kernel Silo merupakan tempat penampungan akhir
kernel sebelum dipasarkan ke beberapa perusahaan yang terkait
dengan kontrak kerja dengan PT DSL.
18
11 Bottom Cros Conveyor Alat transportasi membawa buah dari
bottom cros conveyor menuju ke fruit
elevator.
12 Fruit elevator Sebagai alat transportasi yang
selanjutnya membawa buah menuju
distributing conveyor.
13 Distributing conveyor Alat transportasi yang akan membawa buah
menuju ke digester.
14 Digester Sebagai tempat pelumatan buah dengan
bantuan pisau di dalam nya yang digunakan
mencincang buah dengan kecepatan 20-25
rpm.
15 Press Sebagai tempat pemisahan antara minyak,
fiber, nut. Kemudian minyak akan menuju
ke stasiun permunian sedangkan nut akan
menuju ke stasiun kernel dengan bantuan
cake breaker conveyor
16 Sand Trap Tank Berfungsi memisahkan sludge/pasir dari
minyak. Kemudian minyak akan dialirkan
menuju vibrating screen.
17 Vibrating Screen Ayakan bergetar yang berfungsi untuk
menyaring/memisahkan kotoran yang
terbawa dalam minyak.
19
26 Cake Banker Conveyor Alat transportasi yang membawa hasil
keluaran padatan press menuju ke stasiun
kernel yang kemudian berfungsi
memisahkan antara fiber dan nut.
27 Depericarper Berfungsi sebagai tempat nut sebelum di
lanjutkan ke nut polishing drum.
28 Nut Polishing drum Berfungsi untuk melicinkan permukaan nut
dari ekor serat yang masih menempel
sehingga mempermudah pemecahan di
ripple mil.
29 Greating nut Berfungsi untuk memisahkan antara nut
besar dan kecil.
30 Nut Silo Sebagai tempat penampungan sementara
nut yang telah melalui proses nut polishing
drum sebelum menuju ke ripple mil.
31 Ripple mill Berfungsi untuk memecah nut agar inti dan
cangkang dapat dipisahkan.
32 Light Tenera Dry Berfungsi memisahkan cangkang atau fiber
Separating 1 halus dari kernel.
33 Light Tenera Dry Berfungsi memisahkan cangkang dari
Separating 2 kernel setelah melalui LTDS 1 yang masih
terikut pada kernel.
34 Kernel Claybath Digunakan untuk pemisahan inti dan
cangkang secara basah dengan penambahan
bahan kimia yaitu berupa larutan CaCO3
(Calsium Carbonat).
20
BAB III
UNIT UTILITAS
3.1 Unit Pengolahan Air
Air Sungai
Water Basin
21
Secara kasat mata sungai Aur terlihat berwarna jernih dan tidak
berbau. Selain dari sungai Aur, manajemen juga mengambil air
Sungai Siat. Secara fisik sungai Siat berwarna kecoklatan, sehingga
untuk menggunakan air tersebut harus diolah terlebih dahulu. (Team
Teknik Anam Koto Grup, 2012)
22
3.1.4 Waterbasin
Air yang sudah melalui clarifier akan dialirkan ke waterbasin
untuk proses pengendapan.
23
Gambar 3.6 Anti Skala
Bakteri Aerob
Sungai
24
3.2.1 Kolam limbah no 1 (Cooling Pond)
Kolam pendingin (cooling pond) merupakan kolam
penampungan pertama limbah cair. Mempunyai pH yang rendah yaitu
4-4,5. Kolam limbah no 1 ini berfungsi sebagai kolam pendingin
limbah cair yang berasal dari pabrik yang terkumpul di bak fit
mempunyai suhu 60-80°C yang kemudian akan masuk ke dalam
kolam limbah no 1 sehingga suhu akan turun menjadi 40°C.
25
3.2.3 Kolam limbah no 3 (Anaerob Pond 1)
Kolam limbah no 3 berasal dari aliran kolam limbah no 2
dengan pH 7. Bakteri anaerob merupakan bakteri yang dapat hidup
tanpa ada nya oksigen (O2) yang biasa nya terletak di bagian dasar
kolam. Pada kolam limbah no 3 memiliki pH yang sudah cukup
tinggi karena berasal dari sirkulasi dari kolam nomor 6. Sirkulasi
tersebut bertujuan untuk mengurangi sekam sehingga pada saat
dialirkan ke kolam limbah no 4 tidak terdapat sekam lagi. Pada kolam
ini terdapat rangkaian paraller yang berfungsi agar pH dan suhu
kolam tetap konstan. (Team DSL,2012).
26
3.2.5 Kolam limbah no 5 (Anaerob Pond 3)
Merupakan kolam yang memiliki bakteri anaerob yang
hidup di dalam nya dan berasal dari umpan kolam no 2 dengan pH
8.
27
Gambar 3.14 Kolam limbah no 7 (Aerob Pond 2)
28
3.3 Unit Laboratorium
29
2) Bahan
a. Minyak CPO
b. Indikator PP (Phenoftalein)
c. IPA (Isopropyl Alcohol)
d. NaOH ( Natrium Hidroksida)
e. KHP (Kalium Hydrogen Phatalat)
f. Aquadest
2. Langkah-langkah
1) Cara pembuatan larutan NaOH 0,1 N
a. Timbang NaOH sebanyak 4 gram
b. Larutkan dalam 1 liter aquadest
c. Homogenkan
d. Setelah homogen, masukan ke dalam buret
2) Cara kalibrasi Larutan NaOH
a. Timbang larutan KHP sebanyak 0, 3 gram
b. Tambahkan 25 ml aquadest
c. Tambahkan indikator pp dan kemudian panaskan diatas hot plate
sampai homogen
d. Titrasi dengan larutan NaOH yang telah di buat tadi sampai warna
pink seulas
e. Catat volume yang didapatkan
RUMUS :
30
f. Panaskan pada hot plate tunggu sampai larut
Tabel 3.1 Data analisis Free Fatty Acid (FFA) Crude Palm Oil (CPO)
NO Keterangan Satuan
1. Sampel yang tertimbang 5,0897 gram
2. Normalitas NaOH yang dipakai 0.0987 N
3. Volume titrasi 8,5 ml
4. FFA yang didapat 4,21 N
31
3) Langkah-langkah
1) Cara kerja analisa mositure CPO
a. Timbang beaker glass 150 ml kosong terlebih dahulu,
catat volume yang didapat
NO Keterangan Satuan
1. Beaker glass kosong 119,9914 gram
2. Sampel yang tertimbang 20,1892 gram
3. Beaker glass dan sampel 140,1154 gram
sesudah dipanaskan
4. Moisture yang didapat 0, 32 %
32
2) Bahan
a. Kernel
2. Langkah-langkah
NO Keterangan Satuan
1. Sampel yang tertimbang 10.0047 gram
2. Persen yang didapat 5, 34 %
2) Hasil uji coba
33
BAB IV TUGAS KHUSUS
34
1. Melunak kan brondolan, supaya mempermudah pemisahan
daging dan biji.
35
6. Sefety valve Berfungsi sebagai tempat
pembuangan steam apabila
terjadi over yang berkerja
secara otomatis.
36
4.1.3 Tekanan
4.1.4 Waktu
37
Gambar 4.2 Panel pada sterilizer
3. Buka pintu masuk sterilizer dengan panel yang ada disisi pintu
masuk sterilizer.
1) Tekan tombol un lock untuk membuka kunci pada pintu
sterilizer.
2) Tekan tombol open untuk buka pintu masuk pada sterilizer, pintu sterilizer
akan terbuka perlahan dengan arah menyamping.
3) Kemudian tekan tombol down untuk menurunkan tangga yang
terhubung ke stasiun perebusan.
38
1) Proses deaerasi yaitu pelepasan udara dalam sterilizer. Selama proses
ini tombol akan diatur sebagai berikut:
a. Tombol inlet dan condensate dibuka guna untuk membantu
membuang angin yang terperangkap didalam sterilizer ketika
membuka pintu.
b. Sedangkan tombol exhaust di tutup.
39
c. Pada peak 3 atau disebut juga dengan holding yaitu penahanan steam
pada TBS dengan tekanan 2,7-2,8 barr. Tombol akan di atur sebagai
berikut.
a) inlet di buka.
b) Sedangkan tombol condensate dan exhaust ditutup.
Setelah itu akan terjadi proses pembuangan condensate
sebelum proses pembuangan (buang 3) atau disebut dengan
blowdown dimana uap perebusan akan keluar dari corong blowdown.
Tombol diatur sebagai berikut.
40
7. Jika TBS sudah selesai direbus biarkan tekanan habis hingga 0,0
barr.
10. Jika lori yang berisi TBS yang telah direbus keluar, lori yang
berisi TBS baru telah masuk tutup pintu sterilizer untuk dilakukan
perebusan kembali.
4.1.6 Shutdown
Shutdown adalah bagaimana cara mematikan alat apabila telah
selesai digunakan. Shutdown pada stasiun perebusan di PT DSL
sebagai berikut:
2. Setelah itu lori yang berisi TBS yang telah direbus pada
perebusan akhir akan tetap berada di dalam stasiun perebusan dan
akan dikeluarkan apabila operasi kerja dilakukan kembali.
Dimana ini sesuai dengan aturan Standar Operasi Perusahaan
(SOP).
41
4.1.7 Prinsip Kerja
1.Pemuatan TBS
TBS yang baru dipanen dimuat ke dalam sterilizer menggunakan
lori. TBS biasanya dimuat dalam jumlah besar untuk diproses secara
kontinyu..
2.Pemanasan dan Sterilisasi
TBS dalam sterilizer dipanaskan dengan uap yang diinjeksikan.
Kombinasi antara suhu tinggi dan uap yang jenuh membantu membunuh
mikroorganisme dan enzim yang ada dalam TBS.
3.Waktu Pemaparan
TBS dipaparkan pada suhu dan kelembaban yang tinggi selama
periode tertentu, biasanya sekitar 90-120 menit. Waktu pemaparan ini
penting untuk memastikan bahwa semua mikroorganisme dan enzim
yang ada dalam TBS terinaktivasi.
4.Tekanan
42
Tabel 4.2 Spasifikasi sterilizer
NO Spasifikasi Keterangan
1 Suhu 120-140oC
4 Kapasitas 6 lori
6 Tipe Horizontal
7 Bahan Bejana
4.2 NeracaMassa
Steam
7,446 kg
Losses ?
Tabel 4.3 Neraca Massa
Komponen TBS(M1) Steam(M2) TBM(M3) Losses(M4)
43
4.3 Prosedur Kerja Analisis Losses Empty Bunch
4.3.1 Pembahasan
44
2 Bahan
1) n-hexane
2) Air
3) Sampel
4.3.3 Langkah-langkah
1. Cara kerja analisis losses yang dilakukan
1) Janjang kosong yang telah di ambil di potong menjadi 2 bagian terlebih
dahulu, kemudian ambil 1 bagian dan belah kembali menjadi 2 bagian,
ambil 1 bagian kemudian belah bagian tengahnya untuk sampel yang
akan di analisis. Ini sesuai dengan Standar Operasi Perusahaan (SOP)
di PT DSL.
2) Masukan tisu dalam timble dan timbang timble tersebut, catat berat di
dapat sebagai berat timble
8) Rangkai alat yang akan digunakan untuk ekstraksi, jangan lupa timble
yang berisi sampel masukan ke dalam soxhlet, hidupkan heating
mantle. Ekstraksi sampel selama 3 jam.
45
11) Setelah 1,5 jam keluarkan dari oven dan biarkan hingga dingin.
4.4.1 Hasil
Hasil analisis losses empty bunch dapat dilihat pada grafik di bawah
ini
0
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari
4.4.2 Pembahasan
Dari hasil analisis losses empty bunch yang telah dilakukan
selama 10 hari di PT DSL didapatkan losses tertinggi pada hari ke 4 yaitu
0, 47 %, sedangkan losses terendah pada hari ke 10 yaitu 0, 25 %,
sehingga rata-rata yang didapat adalah 0, 32 %.
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
adalah 0,5%.
3. Losses tertinggi pada hari ke 4 yaitu 0,47%
4. Losses terrendah pada hari ke 10 yaitu 0,25%
5.2 Saran
2. Analisis sampel dengan baik dan benar agar mendapatkan hasil yang
bagus.
47
DAFTAR PUSTAKA
Team DSL. 2012. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup. Koto Baru : PT Damasraya Sawit
Lestari.
Team Teknik Anam Koto Grup. 2012. Kajian Pembuangan Air Limbah pada
Sungai Kegiatan Instalasi Pengelolaan Air Limbah. Koto Baru : PT
Damasraya Sawit Lestari.
Irvan dkk. 2020. Analisis Kadar Air, kadar kotoran dan asam lemak bebas.
Aceh : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
https://journal.arraniry.ac.id/index.php/lingkar/article/download/847/5
60/. Diakses pada tanggal 30 mei 2023, pukul 20.09 WIB.
Nurrahman, Arif dkk. 2021. Kehilangan Minyak (Oil Losses) pada Proses
Produksi. Jambi : Fakultas Teknik Universitas Batanghari jambi.
http://daurling.unbari.ac.id/index.php/darling/article/download/89/5.
Diakses pada tanggal 06 juli 2023, pukul 13.57 WIB.
Putri, Rara Jannety. 2021. Analisa Mutu dan Kehilangan pada Produksi Kernel.
Jambi : Falkultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.
https://repository.unja.ac.id/25030/1/Karya%20Ilmiah%20Rara%20Jannety
%20Putri%20%28F0A018004%29.pdf. Diakses pada tanggal 05 juli 2023,
pukul 10.21 WIB.
48
Suhartanto, Eka dkk. 2023. Analisis Pengoptimalan Pengutipan Kehilangan
Minyak (Oil Losses) di Janjang Kosong dengan metode Pencacahan
Menggunakan Alat Bunch Press. Yogyakarta : Fakultas Teknologi
Pertanian INSTIPER Yogyakarta.
https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/download/33
9/369. Diakses pada tanggal 06 juli 2023, pukul 15.04 WIB.
49
LAMPIRAN
1. Unit Laboratorium
1.1Perhitungan Free Fatty Acid (FFA) Crude Palm Oil (CPO)
21,47712
= 5,0897
= 4,21 N
1.2 Perhitungan Moisture Crude Palm Oil (CPO)
W1+W2+W3
% = x 100 %
W2
0,0652 gram
= x 100%
20,1892 gram
= 0,32 %
Keterangan :
W1: berat breaker glass kosong (gram)
LA-1
1. Tugas Khusus
Data prosedur kerja analisis losses empty bunch
Tanggal
NO Keterangan
19 20 22 23 24
1 Timble 3, 7901 gram 4, 4656 gram 3, 8082 gram 4, 4663 gram 4, 8080 gram
2 Timble + Wet sampel 20, 9076 gram 18, 5798 gram 15, 1474 gram 15, 0715 gram 15, 185 gram
3 wet sample 17, 1175 gram 14, 1142 gram 11, 3392 gram 10, 6052 gram 10, 3770 gram
4 Timble + Dry sampel 6, 8294 gram 8, 4084 gram 7, 0199 gram 7, 9833 gram 7, 4708 gram
5 Dry sampel 3, 0393 gram 3, 9428 gram 3, 2117 gram 3, 517 gram 2, 6628 gram
6 Container 104, 5497 gram 104, 4322 gram 104, 3885 gram 104, 3968 gram 104, 5223 gram
7 Container + Oil 104, 5717 gram 104, 6601 gram 104, 5705 gram 104, 6330 gram 104, 6874 gram
8 Oil 0, 222 gram 0, 2279 gram 0, 182 gram 0, 2362 gram 0, 1651 gram
9 Oil /Wet sampel 1, 30 % 1, 61 % 1, 61 % 2, 23 % 1, 59 %
10 Oil /Dry sampel 7, 30 % 5, 78 % 5, 66 % 6, 72 % 6, 20 %
11 Dry sampel/Wet sampel 17, 76 % 27, 93 % 28, 32 % 33, 16 % 25, 66 %
12 Moisture 82, 24 % 72, 07 % 71, 68 % 66, 84 % 74, 34 %
Tanggal
NO Keterangan
25 26 27 29 30
1 Timble 4 5965 gram 4, 7645 gram 4, 3837 gram 3, 9152 gram 3, 9580 gram
2 Timble + Wet sampel 18, 5212 gram 15, 9234 gram 16, 7790 gram 15, 6191 gram 18, 5094 gram
3 wet sample 13, 9247 gram 11, 1589 gram 12, 3953 gram 11, 7034 gram 14, 5514 gram
4 Timble + Dry sampel 8, 4153 gram 7, 7716 gram 8, 1993 gram 6, 2854 gram 7, 4711 gram
5 Dry sampel 3, 8188 gram 3, 0071 gram 3, 8156 gram 2,3702 gram 3, 5131 gram
6 Container 104, 3866 gram 104, 3937 gram 104, 3881 gram 104, 4521 gram 104, 3565 gram
7 Container + Oil 104,5708 gram 104, 5744 gram 104, 6223 gram 104, 6070 gram 104, 5388 gram
8 Oil 0,1842 gram 0, 1807 gram 0, 2342 gram 0, 1549 gram 0, 1823 gram
9 Oil /Wet sampel 1, 32 % 1, 62 % 1, 89 % 1, 32 % 1,25%
10 Oil /Dry sampel 4, 82 % 6, 00 % 6, 13 % 6, 54 % 2, 44 %
11 Dry sampel/Wet sampel 27, 42 % 26, 94 % 30, 78 % 20, 25 % 24, 14 %
12 Moisture 72, 58 % 73, 06 % 69, 22 % 79, 75 % 75, 86 %
1. Wet sampel
3. Oil
𝑜𝑖𝑙
Rumus = x 100%
𝑤𝑒𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
5. Oil/Dry sampel
𝑜𝑖𝑙
Rumus = x 100%
𝐷𝑟𝑦 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
LA-1
6. Dry sampel/Wet sampel
𝐷𝑟𝑦 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Rumus = x 100%
𝑊𝑒𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
7. Moisture
Rumus : 100 - hasil dry sampel/wet sampel = %
Keterangan :
Rumus : Sampel x 20 % = %
1. 30 x 20 % = 0, 26 %
2. 1, 61 x 20 % = 0, 32 %
3. 1, 61 x 20 % = 0, 32 %
4. 2, 23 x 20 % = 0, 47 %
5. 1, 59 x 20 % = 0, 32 %
6. 1, 32 x 20 % = 0, 26 %
7. 1, 62 x 20 % = 0, 32 %
8. 1, 89 x 20 % = 0, 38 %
9. 1, 32 x 20 % = 0, 26 %
10. 1, 25 x 20 % = 0, 25 %
LA-1
5
Lampiran 2 : Dokumentasi PRAKERIN
NO Gambar Keterangan
1. Menimbang FFA CPO
6. Menimbang moisture PK
LA-1
7