Anda di halaman 1dari 4

Soul is The Main of Life

Sebagian besar orang mempertanyakan apakah hati atau jiwa dapat mengatur kehidupan
seseorang menjadi lebih baik, sedangkan letak pikiran seseorang adalah terletak pada akal
pikiran dalam otaknya. Hal inilah yang menjadi dasar bagi sebagian besar orang yang
menuhankan akal dan pikiran diatas segala – galanya dan memandang agama hanyalah sebatas
belenggu bagi seseorang untuk beraktifitas dan melakukan produktivitas hidupnya menjadi lebih
baik.
Salah satu tokoh yang mempertanyakan kesakralan agama itu adalah Karl Marx sekaligus
pencipta paham Marxisme, dia mengatakan bahwa “Religion is the sigh of the oppressed
creature, the heart of a heartless world and the soul of soulness conditions. It is the opium of the
people”. Dia menganggap bahwa agama tidaklah menyelesaikan masalah sedikitpun dikalangan
masyarakat melainkan hal itu hanyalah ilusi dan kepalsuan. Seseorang dapat menyelesaikan
masalahnya melalui usahanya dalam menyelesaikan masalah tersebut, bukan malah berharap
mendapatkan sesuatu yang hanya bersifat ilusi semata. Paham marxisme ini sekaligus menjadi
cikal bakal tumbuhnya paham komunisme yang tidak mempercayai dengan adanya Tuhan.
Dalam islam, hati justru menjadi tempat yang sacral melebihi akal pikiran seseorang
dalam posisi ketuhanan atau kepercayaan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “ Dalam
tubuh manusia ada segumpal daging yang jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Dan jika ia
buruk, maka buruklah pula seluruh tubuhnya, itulah hati”. Hal itu dikarenakan, dalam hati
seseorang terdapat Lathifah Rabbaniah Ruhaniah yakni bisikan Tuhan yang terdapat pada hati
nurani orang yang terdalam. Dalam buku training ESQ (Emotional Spiritual Quotient)
menyebutkan bahwa Lathifah Rabbaniah Ruhaniah disebut juga dengan God Spot yang selalu
memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik yang timbul dari bisikan pada hati
nuraninya. Hal ini seperti seseorang yang pernah berbohong, dalam hati kecilnya mungkin dia
akan berkata, “jujurlah! Kau takkan terjebak dalam situasi seperti ini, bukan?” dorongan dan
bisikan untuk melakukan kebaikan itulah yang dinamakan dengan God Spot.
Sesungguhnya dalam setiap manusia pada hakikatnya adalah fitrah atau kesucian,
sebagaimana sabda Nabi, Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: “Setiap anak dilahirkan di
atas fitrah. Namun kedua orangtuanya-lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
Hal ini juga dijelaskan dalam QS. Rum Ayat 30 :
Yang artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
Sejatinya, setiap manusia adalah makhluk yang baik sehingga mereka mempelajari
tentang sesuatu yang mereka dapat dari orang tua dan lingkungan mereka. Hal inilah yang
membentuk sebuah kepercayaan sehingga mempengaruhi karakter yang mereka bawa hingga
mereka dewasa.
Bisikan – bisikan kebaikan atau God Spot ini akan selalu menyertai setiap manusia dalam
mengambil keputusannya, hanya saja bisikan ini akan terbelenggu oleh 7 belenggu seseorang
yang perlahan dapat menutup mata batinnya dari bisikan kebaikan ini sehingga pada akhirnya,
hati mereka mati dan terbiasa mengabaikan bisikan kebaikan ini. 7 belenggu itu adalah
Prasangka negative, prinsip hidup, pengalaman buruk, kepentingan pribadi dan kelompok yang
salah, sudut pandang subjective, pembandingan diri dengan orang lain, dan fanatisme yang
berlebihan terhadap sesuatu.
Jika seseorang telah dapat menyingkirkan 7 belenggu tersebut dalam hidupnya, dia dapat
mencapai zero mind menuju God Spot. Zero mind adalh kondisi dimana seseorang telah
mencapai tingkat tertinggi keikhlasan, kesabaran dan kepasrahannya pada Sang Tuhan mengenai
kehidupan yang dijalaninya. Karena tingkat tertinggi keimanan seseorang adalah saat dia telah
menerapkan keikhlasan dalam hidupnya dan mengembalikan segala sesuatu kepada-Nya.
Dibalik jiwa yang baik terdapat pikiran yang jernih untuk membuat seluruh pekerjaan dan
tanggung jawab seseorang menjadi lebih baik. Mungkin sebagian orang berpikir bahwa dengan
tidak beragama pun seseorang dapat mengejar cita – citanya dengan baik. Disisi lain, mereka
mungkin mendapatkan keuntungan materi yang mereka inginkan, tapia da kekosongan atau
kehambaran yang mereka rasakan dalam lubuk hati mereka yang terdalam sehingga mereka tidak
mengerti untuk apa seluruh pencapaiaan yang telah mereka dapatkan tetapi mereka tidak
merasakan indahnya kebahagiaan dalam hidup mereka. Itulah fungsi dari keseimbangan yang
dilakukan dalam God Spot dengan kehidupan kita sehari – hari.
Dengan mensucikan jiwa dan batin ini membuat seseorang dapat mencapai apa yang
ditargetkannya dalam hidup dengan baik dan mencapai kepuasan yang diinginkannya hal ini
dibuktikan dengan kisah Sultan Muhammad Al-Fatih atau disebut juga dengan Sultan Mehmed II
yang berhasil menaklukkan Konstantinopel sebagai pusat peradaban bangsa Romawi Timur.
Konstantinopel terkenal dengan kota terbesar dan termakmur di Eropa. Pertahanannya juga
sangat kuat dan tidak sembarang orang yang dapat menembus benteng pertahanan onstantinopel,
kecuali orang – orang hebat yang benar – benar terpilih dan sangat cerdas.
Tentang penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed II ini telah disebutkan oleh
Nabi Muhammad SAW dalam sabda beliau yang berbunyi “Kota Konstantinopel akan jatuh ke
tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang
berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR Ahmad bin Hanval Al
Musnad). Hal ini tidaklah dipungkiri bahwa kehebatan Sultan Mehmed II telah sesuai untuk
dinobatkan sebagai sebaik – baik pimpinan, karena diusianya yang masih belia sebagai
pemimpin yakni berusia 25 tahun, beliau memimpim bala tentaranya untuk menaklukkan
Konstantinopel. Semula, pemikirannya dianggap aneh dan dianggap gila, namun karena
keberanian, kejeniusan dan kemantapan tekadnya, beliau akhirnya dapat membuktikan bahwa
beliau mampu menaklukkan Konstantinopel dengan pemikirannya itu.
Sebelum penaklukan tersebut dimulainya, beliau mempelajari penyebab kegagalan yang
dilakukan oleh pasukan terdahulu yang juga berusaha menaklukkan Konstantinopel sehingga,
beliau mendapatkan titik kelemahan benteng Konstantinopel yaitu di daerah Selat Golden Horn.
Beliau memasuki daerah KOnstantinopel dengan membawa serta kapal – kapal mereka melalui
perbukitan Galata menuju selat tersebut. Awalnya, strategi tersebut dianggap mustahil oleh
Sebagian tentara beliau tetapi kemudian strategi aneh itulah yang mengantarkan Sultan Mehmed
II menjadi penakluk pertama Konstantinopel dalm sejarah.
Terlepas dari kejeniusannya tersebut, sebenarnya ada dorongan kematangan jiwa yang
terefleksi dalam diri Sultan Mahmed sendiri yakni sehari sebelum beliau beranjak menuju
Konstantinopel, beliau Bersama bala tentaranya berpuasa dan melakukan sholat tahajud Bersama
memohon pertolongan pada Allah SWT untuk menaklukkan Konstantinopel. Alhasil, Sultan
Mahmed II dan pasukannya berhasil menaklukkan Konstantinopel dan menjadi sebaik – baik
pemimpin dan pasukan sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW tentang penakluk
Konstantinopel.
Terus taat dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah adalah salah satu cara untuk
menyeimbangkan hidup menjadi lebih baik. Di tengah kesibukan pekerjaan, seseorang dituntut
untuk memberikan yang terbaik. Dalam keseimbangan jiwa inilah seseorang dapat bekerja
dengan lebih baik karena dituntun oleh dorongan rohani dan rahmat dari Tuhan. Hal ini juga
didukung dengan ketaatan kita untuk terus mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW “Barang siapa yang berbuat dosa, maka akal akan
meninggalkannya dan tidak akan Kembali kepadanya selama – lamanya” (HR. Al-Fattani)

Anda mungkin juga menyukai